Disclamer : Tite Kubo
Warning : AU, OOc, gaje, yaoi, IchiHitsu, dll..
Sebuah Perasaan
Normal Pov
"Dasar duren rasa jeruk!"
"Kau sendiri si kuntet berambut seperti kakek-kakek!"
"Apa katamu? Coba bilang sekali lagi stroberi!"
"Ku bilang kuntet seperti kakek-kakek dan aku ini bukan storberi kakek sihir!"
Seperti itu lha ke adaan kelas XI-B, jika ke dua orang ini bertemu, pasti selalu saja terdengar suara aduan mulut dari mereka. Biasanya Ichigo lha yang memulai duluan. Awalnya itu semua di mulai ketika Ichigo satu kelas dengan Toshiro, ketika sudah beberapa bulan mereka menjadi teman satu kelas, Ichigo mulai memanggil Toshiro dengan berbagai macam julukan. Toshiro hanya bisa bersabar ketika ia disebut dengan berbagai macam julukan dari Ichigo, tapi tentu saja'kan manusia itu memiliki batas kesabaran? Hingga akhirnya Toshiro selalu membalas semua julukan dari Ichigo sampai sekarang.
"Ya ampun, pagi-pagi begini kalian sudah bertengkar, pagi hari yang tenang ini berubah menjadi pagi yang ricuh karena teriakan kalian." Ucap Renji sambil memasuki kelas.
"Tapi dia yang memulai semua ini!" Toshiro menunjuk hidung Ichigo, orang yang ditunjuk tak menerimanya.
"Ha...? Bukannya kau yang tadi mulai duluan!" Ichigo berusaha membela dirinya.
"Hei, jelas-jelas kau yang memulainya duluan duren!"
"Apa maksudmu?! Tadi pagi kau yang memulainya ketika aku baru saja memasuki kelas!"
"STOP...!" Renji melerai ke dua orang itu yang sepertinya akan mulai beradu fisik jika tak dihentikan. "Jika kalian ingin ribut, lebih baik dilapangan sana! Di kelas kalian hanya membuat berisik!"
Ichigo dan Toshiro segera kembali ke bangku mereka masing-masing yang bersebelahan sambil mengirimkan deathglare ke satu sama lain. Renji hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku temannya. Suasana kelas kembali menjadi hening, itu karena masih belum ada murid yang datang kecuali mereka bertiga karena saat itu masih pagi. Untuk mencair'kan suasana, Renji mencari sebuah topik untuk dibicarakan.
"H-Hei, kalau tak salah hari ini ada test matematika'kan, kalian sudah belajar?"
"Hn...? Test matematika ya..? Liat saja, si duren itu akan aku kalah'kan." Ejek Toshiro, ia segera mengambil buku matematikanya dari dalam tas dan mulai mengerjakan beberapa latihan soal.
"Mimpimu terlalu tinggi, 'bocah'." Ichigo menekankan ucapan terakhirnya. Ichigo juga tak mau kalah, ia segera mengeluarkan buku soal matematika dan mengerjakan latihan-latihan soal yang sulit.
"Ya ampun, dalam pelajaran'pun mereka masih tetap bertengkar." batin Renji.
"Hoi, bocah, kau pasti tak akan bisa mengerjakan saol-soal itu." Toshiro segera menoleh ke arah Ichigo dengan tatapan tajam.
"Ha..? Kau pikir kau lebih hebat, stroberi busuk." Seringai Toshiro.
"Bagaimana jika kita taruhan, jika nilaiku lebih tinggi darimu, kau harus mengaku kalah dan mengucapkan ke seluruh kelas bahwa "aku ini tidak ada apa-apanya di banding Kurosaki Ichigo." dan jika aku yang kalah, aku akan berhenti menghinamu. Bagaimana?"
"Baik'lah aku setuju dengan taruhan itu."
Tentu saja taruhan ini mempertaruhkan harga diri, tapi Toshiro sudah yakin dapat mengalahkan Ichigo.
Byakuya segera memasuki kelas XI-B dengan membawa hasil test matematika kemarin, ke adaan kelas menegang.
"Ehem..." Byakuya berdehem, suasana semakin menegang ketika Byakuya membuka sebuah amplop yang berisi hasil test. Ichigo dan Toshiro saling menatap dengan tajam satu sama lain. "Saya sedikit kecewa dengan hasil test kali ini, banyak anak-anak yang nilainya belum mencapai maximal. Saya hanya akan membacakan hasilnya karena ada kelas lain yang belum mengikuti ulangan."
"Pak, jangan dibacakan hasilnya, kumohon." Batin semua murid, kecuali Ichigo dan Toshiro.
"Baiklah, Matsumoto Rangiku dengan nilai 75, tepatnya pas kkm."
"Yes~ pas kkm, gk remed!" batin Rangiku dengan senang.
"Selanjutnya, Madarame Ikkaku." Ikkaku yang mendengar namanya disebut, wajahnya berubah menjadi pucat. "Kau harus lebih banyak belajar, nilaimu sangat jauh dari kkm, 24." satu kelas segera tertawa ketika mendengar nilai Ikkaku.
"Urusai!" teriak Ikkaku dengan kesal.
"Abarai Renji, nilaimu meningkat dari materi yang sebelumnya, kau mendapat nilai 85, selamat." Renji segera berdiri dari bangkunya karena senang dan memukul udara dengan tangan yang mengepal karena senang.
"Dasar sinting." batin satu kelas, kecuali Toshiro dan Ichigo.
"Ayasegawa Yumichika, selamat, nilaimu cukup memuaskan, kau mendapat 84." Yumichika lalu mengibaskan rambutnya.
"Karena belajar dapat membuatku semakin cantik."
"Dasar banci." batin satu kelas.
"Lalu nilai tertinggi dari kelas ini." Seluruh kelas menjadi semakin tegang, , semua mata tertuju kepada Toshiro dan Ichigo, Ichigo dan Toshiro tak mempedulikan semua murid memerhatikan mereka dan hanya saling memandang satu sama lain dengan tatapan yang tajam.
"Kurosaki Ichigo dengan nilai 98 di peringkat pertama dan Hitsugaya Toshiro dengan nilain 97 di peringkat kedua."
Mendengar itu Hitsugaya langsung shock, tubuhnya serasa membeku, Ichigo melirik ke arah Toshiro dan tersenyum penuh kemenangan.
"Jangan lupakan taruhan itu." bisik Ichigo.
Jam istirahat berbunyi, dan Byakuya segera pergi meninggalkan kelas XI-B, semua murid berhamburan keluar kelas. Ketika kelas sudah mulai sepi dan hanya tersisa beberapa murit, Ichigo segera berdiri dari bangkunya dan mendekati Toshiro.
"Cepat ucapkan." Ichigo menyeringai.
"B-Baiklah." Toshiro berdiri dari bangkunya. Toshiro mengambil nafas dalam-dalam. "K-Kurosaki Ichigo itu lebih hebat dari pada aku!" teriak Toshiro. Toshiro segera menjadi pusat perhatian anak-anak yang masih tersisa di kelas itu.
"Ahahahaha!" Ichigo tertawa lepas. Toshiro menundukan kepalanya dalam-dalam menahan malu. "Tadi itu lucu sekali Toshiro!" Ichigo tak bisa berhenti tertawa, ia memegang perutnya yang sakit karena tertawa.
"Tes, tes." suara air yang berjatuhan ke lantai membuat Ichigo berhenti tertawa.
"Eh, T-Toshiro?" Ichigo melihat pria yang berada di depannya menangi dengan menundukan kepalanya. "A-Aku hanya..." Ichigo mencoba meraih pipi Toshiro untuk menghapus air matanya, namun di tepis oleh Toshiro.
"Kau itu adalah manusia paling terkutuk yang pernahku temui, Kurosaki." Toshiro segera berlari ke luar kelas.
Ichigo tak dapat mengatakan apa-apa, tubuhnya seperti membeku. "A-Apa yang telahku lakukan..?" ucap Ichigo shock.
TBC
Cornelia : TBC, apakah yang akan terjadi selanjutnya..?
Toshiro : Ichigo bunuh diri *masih nangis*
Cornelia : Kalo kayak gitu, nanti ceritanya tamat dong *sweatdroup* udah jangan nangis.. *puk-puk Toshiro*
Toshiro : Gw maunya si Ichigo mati! *emosi* mana mungkin gw yang pinter ini dikalahin dia!
Cornelia : Orang yang terlihat bodoh itu dalamnya belum tentu seperti penampilannya... *stil puk2 Toshiro* Tosh, lu yang nutup ya...
Toshiro : Lha, kok gw?!
Cornelia : *hilang*
Toshiro : ... terpaksa gw yang nutup, ok semua, jangan lupa untuk tinggalkan RnR ya, dan tunggu kelanjutan chapter selanjutnnya... *senyum manis*
Cornelia : *foto Toshiro pas lagi senyum* dapet foto yang menarik, nurufufufu... *smirk*
