Fate/Stay Light
Utopia Di Padang Emas
"Kulihat seberkas cahaya putih menyilaukan,…ini…apakah utopia?"
"kurasakan tubuhku begitu ringan dan juga melayang, tapi…tunggu dulu bukankah diriku sudah mati, bukankah aku sudah – sudah, ah memikirkannya kepalaku terasa sakit…"
"uh, seingatku aku dibawa Bediviere ke hutan dan diletakkanya disebuah pohon oak karena terluka parah, dan sekarang…ah mungkin aku sudah mati. Ya benar aku sudah mati"
No…
"tapi aku mendengar suara aneh…"
No…n…aaa…
"benar aku mendengarnya, tapi dimana?"
"Nona…nona, anda sudah sadar?"
Kulihat seorang gadis yang mirip sekali dengan…dengan mo, MORDRED!segera tubuhku pun dengan sigap menjauh dari tempat tidur.
"nona, tidak apa – apa. Dan anda sudah sadar, syukurlah…"kutatap bocah yang ada didepanku dengan tatapan waspada, ia mengingatkanku dengan Putra Morgana De Lay. Benar ia sangat mirip dan juga suaranya pun persis.
"mordred, bagaimana kau menemukanku? Dan tempat apa ini?"tanyaku penuh waspada sambil mengeluarkan pedang Exaliburku.
"tu…tu…tunggu nona, sa – saya bisa jelaskan semuannya. Da – dan saya bukan mo – modred nona"jawabnya.
"haaa?"akupun hanya bisa terpana melihat gadis itu mundur dan juga bersujud minta ampun didepanku, dan lebih parah lagi ia menangis berlebihan tak seperti sifat mordred yang biasa yang aku kenal. Dan lagi ia mengaku bukan mordred, heh…kurasa gadis ini memang mencoba menipuku.
"jangan kau kira aku akan tertipu denganmu lagi mordred, walau bagaimana pun juga aku ini adalah ayahmu. Jadi aku tahu semua rencana dan siasat busukmu itu"
"a – ayah? tu – tunggu nona, aku mohon dengarkan aku. Namaku adalah Red, orang – orang biasa menyebutku Red Mongrel. Mungkin anda salah paham dan mengira saya ini putra anda yang bernama mordred itu"
"jika kau benar apa dengan apa yang kau ungkapkan, maka buktikanlah…"ujarku sambil mengacungkan pedang.
"kalau begitu baiklah nona, akan kubuktikan"segera saja bocah itu dengan perlahan mendekatiku dan juga menyerahkan sebuah kalung yang berbandulkan mutiara merah yang indah dan juga bercahaya.
"lihatlah, ini adalah peninggalan dari kakekku. Ia adalah seorang tabib dan juga seorang penjual bunga untuk obat maupun sebagai hiasan. Sekarang aku tinggal seorang diri dan juga hidup sebatang kara. Tidak punya orang tua maupun saudara, hanya sendiri. Jadi mana mungkin aku memiliki seorang ayah sepertimu yang notabe seorang wanita sedangkan aku sudah yatim piatu sejak kecil dan tidak mengenal siapa orang tuaku"ungkapnya sambil meneteskan air mata.
Melihat dan mendengarnya aku pun merasa bersalah karena menuduhnya, kulenyapkan pedangku dan mulai mendekatinya.
"bocah, jika kau memang bukan mordred. Lalu dimana aku ini, dan dari mana engkau bisa menemukanku…?"kutatap bocah yang tubuhnya tak lebih dari pundakku itu dengan lembut.
"hiks…hiks…a – anda, berada didesa amprielle, tepatnya berada diwilayah utara didalam kerajaan Uruk, Babylonia…"ungkap gadis itu yang langsung membuatku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku.
…..
"jadi benar kalau aku berada di masa pemerintahan raja Gilgamesh?"tanyaku sambil duduk didekat perapian dengan minuman jahe yang gadis itu suguhkan.
"benar, nona. jika berkenan anda ini siapa dan dari mana? Melihat pakaian dan juga zirah yang anda pakai. Sepertinya anda bukan dari wilayah kerajaan ini?"tanyanya yang to the point, sama seperti sifat mordred.
"hn, namaku adalah Saber. Dan aku juga lupa siapa aku sebenarnya dan hanya nama itu yang aku ingat"jawabku yang langsung membuatnya bingung.
"begitukah, kalau begitu anda boleh tinggal selama yang anda mau disini. Jika anda sudah meningat semuanya anda boleh tinggal maupun pergi, jadi sebaiknya anda memulihkan dan mementingkan kesehatan anda dulu. Dan, maaf. Saya tidak bisa menjanjikan apa – apa digubuk kecil ini"ungkapnya sambil menunduk.
"hn, itu tidak usah kau pikirkan gadis muda. Aku sudah sangat berterima kasih kau mau menerimaku dan juga menyembuhkan lukaku. Dan sebagai gantinya aku akan membantumu dalam hal berniaga, sehingga kau tidak kelelahan lagi"ungkapku sambil mendekatinya.
"dan lagi, dari tadi aku melihatmu. Kenapa kau selalu menyembunyikan wajahmu itu, apa aku terlihat menakutkan hm?"
"bu – bukan begitu, ma – maksudku, anda tidaklah, me – menakutkan hanya saja"
"hanya saja?"
"anda begitu berbeda dari orang yang saya kenal, anda begitu cantik sekaligus memiliki aura yang berbeda. Aura anda sama seperti yang mulia Gilgamesh, hanya saja aura anda melambangkan sifat positif yang kuat" ungkapnya sambil menatapku.
"benarkah, hm. Jadi memang benar kau itu berbakat dalam hal sihir, kalau begitu aku juga akan membantumu agar potensi yang kau miliki itu bisa meningkat dan juga berguna"
"ti – tidak, jangan nona. kami dilarang menggunakan sihir, kecuali itu permintaan langsung dari raja. Menggunakan sihir disini berarti menentang raja nona, jadi biarlah itu tetap menjadi rahasia"pinta gadis itu.
"kalau begitu baiklah, mulai saat ini kita akan menjadi teman dan juga patner. Lalu haruskah aku mulai sekarang?"
"ya, mulailah anda menganti pakaian anda dengan pakaian itu. Saya akan menyiapkan yang lainnya"ujarna sambil beranjak namun…
"tunggu, bolehkah aku memanggilmu Red. Kurasa itu cocok dengan dirimu"
"ya, dan mulai sekarang saya juga akan memanggil anda nona Saber"
"ya, nama yang bagus"ujar saber tersenyum.
Mereka berdua pun saling berjabat tangan dan membentuk benang takdir yang tak terlihat, jalan utopia yang dilaluinya sekarang adalah pintu menuju utopia yang sebenarnya ia impikan selama ini dan ia bebas memili keputusannya tanpa terkekang oleh masa lalu yang menadikannya tumbal.
Kerajaan Uruk
Ruang Kerajaan
PRANGGG…!
"bodoh, kalian semua bodoh dan tidak berguna. Bagaimana bisa, kalian para magis dan tabib tidak bisa menyembuhkan Sahabatku hah!"ucap seorang raja berambut emas dan juga bermata ruby.
"ma – maafkan kami yang mulia, kami sudah berusaha meminta kepada para dewa untuk menjabut kutukan itu, namun apa daya kami hanya bisa berdoa agar Beliau sembuh dari kutukannya"ungkap salah satu magis.
"ck, kurang ajar mereka. Jika aku tahu siapa yang berani mengusikku dan juga sahabatku, maka hukumannya adalah MATI tak terkecuali Mereka"ungkapnya penuh penekanan.
KRIIIEEETTT…
"pe – permisi ya – ya – yang mulia, tuan Enkidu sudah mulai sadar dan – "sebelum pelayan itu meneruskan pria berambut emas itupun segera berlari hingga menabrak bahunya dan tanpa menghiraukan yang lainnya.
Didalam sebuah ruangan…
"gil – gilgames? Uhuk – uhuk, kau kah itu?"ucap seorang pria yang memiliki rambut panjang nan indah bewarna hijau.
"aku disini teman, aku disini. Kau tidak perlu khawatir, semuanya akan baik – baik saja"ungkap pria berambut emas yang bernama Gilgamesh.
"uhuk – uhuk, tadi uhuk aku bermimpi tentang petualangan kita dulu uhuk. Dimana kita selalu bertarung dengan para monster dan juga menghadapi bahaya"jelas enkidu sambil menatap sahabatnya.
"ya, aku juga ingat dimana kau dan aku saling bergelut dengan anjing kampong itu"lanjut Gilgamesh.
"namun, aku uhuk uhuk melihat siluet tempat yang aneh uhuk uhuk uhuk"enkidu pun terbatuk –batuk hingga keluar darah di ujung bibirnya yang membuat Gilgamesh khawatir namun ditahan oleh enkidu.
"sudah, aku tidak apa – apa. Kau tidak usah terlalu berlebihan, eherm, jadi aku bermimpi hal yang aneh sahabatku. Uhuk uhuk, kulihat sebuah danau yang indah yang belum pernah aku lihat sebelunya. Uhuk uhuk di – danau itu aku melihat dua orang wanita asing yang bercakap – cakap kemudian salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah cahaya putih yang menyilaukan, uhuk uhuk uhuk, cahaya itu begitu menghangatkan dan juga indah. Wanita yang mengeluakan cahay itu pun menatapku, kulihat siluetnya begitu cantik sekaligus anggun dengan rambut dan mata yang indah. Uhuk uhuk uhuk…namun, yang membutku terpana bukanlah sosok wanita itu. Melainkan wanita yang satunya. Ia memiliki aura yang begitu bersih dan suci yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, sosoknya yang misterius dan juga rambut emasnya yang tergerai membuatnya begitu indah walau dari belakang…uhuk uhuk uhuk, aku terus menatapnya hingga aku tidak sadar bahwa itu semua tiba – tiba lenyap dan langsung membuatku terkaget hingga membuatku harus terbangun."jelas enkidu membuat Gilgamesh mengerutkan dahinya.
Ia tahu bahwa penyakit yang diderita sahabtnya itu adalah kutukan dari dewa yang tidak suka dengannya, namun ia tidak mengetahui siapa dewa tersebut. Selain itu mimpi yang dialami sahabatnya mungkin sebuah pertanda akan datangnya sesuatu yang besar melihat yang dijelaskan oleh enkidu tadi.
"gil – uhuk ku – kurasa mimpiku itu akan mendatangkan sesuatu yang tidak kita ketahui, sebaiknya kau memperketat penjagaan istana. Mungkin para dewa ingin menghukum kita lagi melalui perantara aku gil – uhuk dan uhuk uhuk keselamatan rakyat lebih penting dari yang lainnya kau mengerti"pinta enkidu sambil memajamkan mata.
"hm, baiklah enkidu. Kalau begitu beristirahatlah sahabatku, aku akan segera memperketat istana seperti pintam tadi. Semoga kau sehat dan juga diberkahi."kata Gilgamesh sambil meninggalkan enkidu untuk beristirahat.
"kau juga sahabatku…"jawab enkidu lirih.
Didesa…
Kediaman Red
Aku sengaja menyembunyikan identitasku sebagai raja, agar tidak ada yang tahu siapa aku sebenarnya. Terlebih lagi aku datang dari masa yang berbeda dan juga masa yang aku lalui saat ini adalah masa dimana raja dari pahlawan, Gilgamesh memimpin wilayah uruk. Cih, mengingat namanya saja membuatku muak. Jangan sampai ia mengetahui kalau aku terlempar ke masalalunya dan membuatnya lebih terlihat menyebalkan.
Kuedarkan pandanganku disebuah ruangan kamar kecil nan rapi, walaupun begitu sangat sederhana isinya. Berbeda sekali disaat aku berada di istana britani. Peralatannya juga begitu aneh dan juga sedikit primitive jika dilihat oleh orang sepertiku. Aku bisa menebak kalau gadis yang mirip sekali putraku itu adalah seorang penjual bunga dan juga tanaman hias melihat disetiap tempat terdapat pot – pot yang terbuat dari tanah liat berhiaskan ukiran disisi meja.
Gemerincing armorku membuyarkan lamunanku tentang tempat ini, ah aku ingat kalau aku belum menganti pakaianku ini. jika aku keluar dengan mengunakan pakaian seperti ini jelas saja orang – orang akan curiga dan langsung melaporkan kepihak kerajaan. Aku harus menganti pakaianku ini dengan pakaian pada umumnya dimasa sekarang. Mungkin aku akan sedikit merubahnya dan juga membuat siapa saja tidak akan bisa mengenaliku, terutama si pria menyebalkan itu. Jangan sampai ia mengetahui kalau aku berada di wilayah kerajaannya dan juga aura sihirku sementara akan aku hilangkan, mengingat ia seorang pendeteksi yang handal dan teliti.
.
.
.
.
.
"hari ini bagaimana keadaan temanku, wahai tabib?"
"maafkan saya tuanku, mengenai kesehatan tuan enkidu. Beliau mungkin sudah agak baikan dengan ramuan yang saya racik. Akan tetapi, kutukan yang diberikan para dewa lebih kuat dan saya hanya bisa berdoa agar beliau dapat bertahan"ujar sang tabib.
"cih, baiklah kalau begitu. Kau boleh pergi"titah sang raja.
Sang tabib pun mulai melangkah meninggalkan ruangan dan segera undur diri.
Gilgamesh sang raja uruk, hanya bisa menekan semua amarahnya dan rasa angkuhnya demi sang teman yang terbaring lemah. Semua itu dikarenakan agar sahabat karibnya itu tidak terlalu mencemaskannya.
.
.
.
Sudah beberapa hari ini saber dan juga red bekerja sebagai tukang bunga yang berkeliling dipasar. Banyak orang yang suka dengan bunga – bunga yang dijual oleh mereka berdua. Alasannya bukan karena bunganya yang indah, melainkan hanya untuk melihat sang penjual yang katanya begitu cantik dan juga manis.
"terima kasih banyak sudah mampir"ujar red ramah.
"yah, besok aku akan datang lagi"
"ah baiklah, hati – hati dijalan tuan"
"nona, aku juga ingin beli. Em, nona siapa yang membantumu itu? Dia cantik sekali"
"ah! Dia – dia hanya kerabat jauhku tuan, hehehe."
"oh, belum pernah aku melihat gadis secantik dan semanis dia"
"ahahaha, anda pandai memuji. Ano, saber-san bisakah anda membantu saya disini? Aku sedikit kesulitan membawa ini"pinta red yang sedang membawa beberapa pot bunga.
Saber yang notabe berada tidak jauh dan sedang menyirami bunga pun segera bergerak cepat.
"sini biar aku bawakan"ujar saber mengambil semua pot itu.
"ah – terima kasih saber-san. Bawa pot itu pada orang berbaju merah yang disana ya, dia tadi banyak sekali membeli bunga kita"
"baiklah"
Saber dengan entengnya membawa semua pot itu sendirian, dan langsung bergegas kearah yang dimaksudkan oleh red.
"permisi tuan, apa anda yang memesan pot kami?"Tanya saber.
"ah, I – iya nona. Hehehe maaf merepotkan, jadi nona orang baru ya disini?"
"benar tuan. Saya kerabat dari pemilik kedai bunga itu."
"oh – begitukah. Kalau boleh saya sarankan, sebaiknya anda dan juga adik kecil anda untuk segera pergi dari uruk selagi para pengepul belum mengetahui keberadaan anda"ujarnya.
"memangnya ada apa tuan?"
"anda belum tahu ya? Raja uruk, Gilgamesh sering mengumpulkan para wanita untuk dijadikan pelampiasannya. Entah itu anak kecil, dewasa maupun seorang yang memiliki suami pun. Ia akan mengerahkan para pengepulnya untuk mengambil setuap gadis yang ada."jelasnya.
Mendengar itu saber menjadi syok dan kaget, rivalnya dulu melakukan hal menjijikkan hanya ingin menghilangkan dahaga nafsunya. Terlebih statusnya adalah seorang raja, apa dia sudah tidak waras? Namun, yang menjadi prioritasnya sekarang adalah keselamatan red. Dia tidak akan membiarkan orang tidak waras itu menyemtuh putranya.
"terima kasih atas sarannya tuan, dan terima kasih sudah membeli bunga dan pot kami"kata saber.
"ahahaha – biasa saja nona. Saya memang suka tanaman dari dulu, selain itu ini juga pesanan dari istana"
"istana?"
"benar nona, tuanku enkidu beliau suka sekali tanaman dan juga bunga-bungaan. Semenjak beliau sakit, saya sering disuruh untuk membeli beberapa bunga untuk ditaruh didalam kamarnya"
"enkidu? Siapa dia?"Tanya saber.
"oh tuan enkidu? Dia – "
Sebelum sang pesuruh kerajaan itu menjelaskan red yang dari jauh memanggil saber untuk membantunya. Terlihat juga banyaknya pembeli yang datang.
"ah – saya harus kembli, mengenai penjelasannya mungkin lain kali saja. Kalau begitu saya permisi"ujar saber.
.
.
.
.
.
.
"ahhhhhh ~ aku lelah sekali, hari ini dagangan kita terjual habis"ujar red merenggangkan tubuhnya.
"hehehe, benar sekali. Untuk merayakannya bagaimana kalau besok aku carikan daging rusa untuk kita makan? Biar aku yang memburunya, kau jaga kedai saja bagaimana? Tidak apa-apakan aku tinggal sebentar?"tawar saber.
"waaaahhhhh, benarkah itu? Uuuhhhhh, sudah lama aku tidak makan daging, baiklah saber-san. Lagi pula biasanya aku juga sendiri kok yang menjaga kedai, lagi pula aku juga bisa melindungi diriku kalau terjadi apa-apa"jawab red semangat.
"baiklah, aku pergi dulu"ujar saber meninggalkan red.
.
.
.
.
.
"ARRRRRGGGGGGHHHHH…pelayan cepat ambilkan aku persembahannya, aku sudah tidak bisa menunggu lagi!"teriak sang raja marah.
Para pelayan dibuatnya kocar – kacir mendengar permintaan dari sang raja. Sudah rahasia umum jikala sang raja merasakan hal yang membuatnya stress maupun sedang ada masalah ia selalu meminta persembahan dan itu haruslah terpenuhi dengan apa yang ia minta.
Orang yang berani menentang perintahnya akan mendapat hukuman yang lebih berat dari kematian. Memang benar jika sang raja itu adalah seorang keturunan campuran dari seorang dewi dan juga manusia. Karena itulah kekuatannya begitu luar biasa.
"m…ma – maaf tuanku, gadis dan juga para wanita yang anda minta beberapa waktu lalu, me – mereka telah kabur d – dan yang masih tersisa, me – mereka mem – milih bunuh di- diri tuanku"ujar pelayan yang membuat Gilgamesh bertambah geram.
"BRENGSEK, SIALAN. JIKA MEMANG BEGITU CARI GADIS DAN WANITA YANG LAINNYA BODOH. APA KAU TIDAK PUNYA OTAK HINGGA TIDAK BERIKIR SEPERTI ITU?"
" ta-tapi tuanku, bukankah tuanku enkidu melarang melakukan hal itu la…ARRRRGGGGHHH!"
Sebelum sang pelayan selesai dengan ucapannya, sang raja yang begitu murka pun dengan beringas menghujaninya dengan semua senjata yang ia miliki.
CRASSS!
JLEESSBBB!
Hingga sang pelayan tersebut mati tanpa mengeluarkan kata, dan hanya sebuah kepala yang telah lepas dari badannya dan mengelinding diatas lantai.
"cih, berisik. Enkidu tidak akan tahu kalau aku melakukannya lagi. Selain itu, kalian bersihkan tempat ini. Dan satu hal lagi. Aku mau semua persembahan yang diberikan manusia-manusia busuk itu harus segera terpenuhi sore ini. Dan aku tidak menerima penolakan"titah Gilgamesh meninggalkan ruangan.
.
.
.
.
.
TENG… TENG… TENG… TENG…!
Bunyi suara dari alarm istana yang menandakan aka nada pasukan yang keluar daru istana dalam untuk pergi maupun mendapat sebuah misi untuk sang raja. Dan mereka jamin ini bukanlah misi yang baik. Karena yang keluar adalah pasukan berkuda dengan jubah pengawal khusus milik sang raja yang biasa dijuluki dengan sang pengambil.
Melihat kedatangan itu semua penduduk pun dibuat lari tunggang langgang demi menyelamatkan diri. Sang pengambil biasa akan merampas beberapa wanita dan juga gadis yang masih muda untuk dijadikan persembahan sang raja. Dan favorit sang raja adalah gadis yang masih perawan dan juga cantik. Dilihat dari besarnya kerajaan uruk, tidaklah sulit mencari para gadis tersebut. Bahkan para pelacur yang notabe menggilai sang raja pun dengan rela dibawa untuk dijadikan persembahan. Namun, Gilgamesh bukanlah orang yang menerima para sampah itu dengan Cuma-Cuma. Ia adalah tipe pemaksa dan pemilih, jadi jikalau ada yang ia pilih maka itu adalah hak mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
.
.
.
"cepat cari yang lainnya, setidaknya kita harus membawa lebih dari 5 orang wanita untuk sang raja"
"komandan, lihat. Disana ada seorang gadis yang dengan beraninya melawan pasukan kita"tunjuk sang prajurit.
.
"cih, minggir kalian pasukan tidak berguna. Mentang-mentang kalian pasukan milik raja, seenaknya mengobrak-abrik dagangan orang. Dan dengar ya, aku sedang menunggu seseorang. Jadi kalian pergi saja dari sini"ujar red marah.
"heee? Berani benar gadis tengil ini! Sebaiknya kita persembahkan pada sang raja untuk dijadikannya mainan, jika raja sudah bosan bisa kita buat mainan ini bocah"seringai prajurit itu.
"APA KAU BILANG, BERANINYA KAU MEMANGILKU GADIS TENGIL, lihat saja akan aku habisi kau"ujar red sudah tidak bisa menahannya lagi.
"baiklah sil – "
Sebelum prajurit itu menyelesaikan perkataannya, red dengan cepat menebas* lebernya dan membuat sang prajurit tumbang tanpa kepala yang terpasang. Darah pun berceceran dimana-mana.
"HUH, ITU BALASAN JIKA KAU MENYEBUTKU GADIS. DASAR MANUSIA RENDAH"ujar red.
"SIALAN KAU GADIS TENGIL, TIDAK AKAN KUBIARKAN. KALIAN SEMUA CEPAT TANGKAP DAN RINGKUS DIA"ujar sang komandan dari kejauhan.
"HUH, MAJULAH KALIAN SEMUA. HIAAAAAATTTTT!"
…
~:~::~:~::~:~::~
~::~:~::~:~
~:~::~:~
~:~::~
~:~
Note :
* [red, memiliki pedang magus yg ia simpan pemberian saber. Jadi dia bisa menggunakannya jika keadaan terdesak atau bahaya. Dan kekuatannya itu tersalur langsung dari Mana milik saber]
Baiklah minna-san ane author baru yang gaje bin alay tur narsis abiz #Apaansih -_-
Hmzzzz…. Cerita ini mengandung imajinasi liar nan sulit dimengerti oleh minna-san sekalian, well so. Bagi yang menderita kebaperan dimohon jangan baca ya :v #LOL
Cerita ini bisa mengakibatkan penyakit sulit tidur, gagal move on, typo bertebaran dan juga bahasa abstrak dari ide author yang SWONK maksimal. Jika author HIATUS mendadak mohon dimaafan minna-san.
Baiklah sekian dan terima kasih
Oh ya minna-san review dan kritik serta keluhan bisa kalian sertakan di pojok kanan atas ya, atau terserahlah… ok ane cabut dulu, BYE- BYE! :v
