Meskipun sudah duduk dikursi peringkat 4, kekhawatiran Jaehwan masih belum hilang.
Ia tidak peduli dengan Boa yang tengah mengumumkan pemenang diantara Daniel dan Jihoon.
Jaehwan hanya menatap satu sosok yang membuat jantungnya serasa ingin meloncat keluar dari tempatnya.
Jung Sewoon
Cukup sisakan satu kursi peringkat 11 untuk Sewoon, Jaehwan tidak akan menuntut apapun setelahnya.
Harapan muncul. Sewoon terpilih sebagai salah satu kandidat peringkat 11.
Tapi saingannya terlalu berat. Sungwoon, Dongho, dan Jonghyun.
Apakah Sewoon mampu mengalahkan tiga orang itu? Kemungkinannya terlalu kecil.
Tapi Sewoon hampir melakukannya.
'Sewoon,kumohon'gumam Jaehwan.
Hanya satu diantara Sewoon dan Sungwoon.
Ketakutan Jaehwan menjadi kenyataan.
Sewoon tidak bisa debut sebagai member Wanna One. Sewoon tidak bisa debut bersama 10 trainee lainnya. Sewoon, tidak bisa debut bersamanya.
Tapi, Sewoon tak menunjukkan kesedihan. Ia malah menyemangati trainee lain yang tak terpilih sama seperti dirinya.
Padahal dilihat dari sudut mana pun, posisi Sewoon adalah yang paling menyakitkan.
Peringkat 12. Sangat tipis. Terlalu dekat.
Hanya tinggal selangkah dan Sewoon gagal.
Jaehwan tahu, senyuman yang ditunjukkan Sewoon adalah gambaran kekecewaannya.
Hanya saja Sewoon menerima semua itu dengan sabar.
Jung Sewoon terlalu baik untuk dilewatkan.
Mereka berjanji untuk debut dan berdiri dipanggung yang sama. Tapi, bisa apa mereka ketika Tuhan tak menghendakinya?
"Kita akan bertemu lagi, aku janji"
Sewoon menepuk pundak Jaehwan yang berdiri disampingnya menahan airmata.
Sama seperti Minhyun yang sedih tiga member Nu'est tidak debut bersamanya, Jaehwan merasakan hal yang sama.
Ketika Jihoon-Jinyoung dan Seungwoo-Daniel bisa debut bersama, Jaehwan iri.
Ia juga ingin melakukannya. Berdiri dipanggung bersama kekasihnya.
"Ahh, ini benar-benar menyedihkan"gumamnya.
"Hyung,kita bisa bertemu kalau jadwal kosong. Jangan bersikap seolah kita berpisah selamanya. Guanlin-Seonho, Samuel-Daehwi, dan Woojin-Hyungseob saja tersenyum. Masa' kau menangis. Ayolah kau seharusnya tersenyum karna berhasil."
Jaehwan tertawa mendengar kalimat terakhir yang ia yakini Sewoon copy dari Jonghyun.
Tidak. Bukan hanya perkataan.
Jaehwan pikir perilaku mereka juga sama.
Tersenyum dalam kesedihan. Bisakah Jaehwan mengatakan mereka munafik?
"Mereka menggunakan topeng yang entah setebal apa, aku tidak ingin tahu." Jaehwan tersenyum kecut.
"Hyung,kau tahu?" Sewoon menundukkan kepala. Menahan airmata yang menggenangi kelopak mata.
"Seharusnya akulah yang menangis. Karna aku tidak hanya kehilangan kesempatan untuk debut,tapi juga kehilangan kesempatan untuk terus bersamamu"
"Hei"
Jaehwan merengkuh Sewoon dalam pelukannya. Dielusnya pelan punggung sang kekasih yang bergetar.
Bahunya pun kini telah basah, tapi Jaehwan tak peduli.
"Seperti yang kau katakan, kita akan terus bersama."ucapnya menenangkan.
"Hiks...aku takut"
Jaehwan mengecup pelan kepala Sewoon. "Ada aku. Hyung akan tetap disini. Bersamamu, selalu disampingmu. Kim Jaehwan ini,tidak akan berpaling. Aku berjanji"
