Assalammu'alaikum minna. Saya datang lagi dengan membawakan sebuah fic baru lagi. #ditampol karena fic multi-chap lain belom selesai. XD

Yah, kali ini saya membawakan fic yang berbeda dan benar-benar dari fic beda yang biasanya. XD

Ray: ngomong apa sih? #bingung

Cyber: tanya kan pada rumput yang bergoyang.

Icy: Toumitsu-sama ngomong apa yah? #duduk ditengah padang rumput. XD

Cyber: waduh, beneran dilakuin. XD

#abaikan tiga orang sinting diatas. XD

Ahh, iya. Saya harap fic ini bisa sedikit menghibur para pembaca.

Tolong dimaafkan jika ficnya ancur yah. Maklumi aja karena saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan juga dikarenakan kecerobohan saya. XD

Baiklah, minna. Selamat Membaca.

.

.

.

.

.


Vocaloid & Utauloid ©Crypton Future Media, Yamaha Corp, Etc.

Our Future In The Present Time ©Cyber Keju-ma.

Rate T.

GaJe,OOC, Typo(s) berserakan, Sulit dimengerti, De eL eL.

Don't Like?, Don't Read!


.

.

.

.

.

Crypton Mansion. Ini adalah tempat khusus yang disediakan oleh Crypton Academy untuk para siswanya yang ingin tinggal berpisah dari keluargarnya. Seluruh siswa yang ada disini adalah siswa yang ingin memulai hidup mandiri karena rata-rata dari penghuni mansion ini tidak ingin terlalu merepotkan orang tuanya.

"MINNA! BANGUN! INI SUDAH PAGI!" terdengar teriakan keras dari mansion itu yang mampu membangunkan semua penghuninya dari mempi indahnya.

Ahh, ternyata seperti inilah suasana Crypton Mansion di setiap harinya. Terlihat ramai. Sebaiknya kita perhatikan sedikit bagaimana keseharian mereka semua.

.

.

.

.

.

Kini di ruang keluarga mansion itu, terlihatlah beberapa orang sudah berkumpul. Yah, meskipun mereka semua hanyalah sahabat, tapi mereka semua terlihat seperti satu keluarga besar yang bahagia. Terlihat dari mereka yang sedang berbincang-bincang sambil beberapa kali tertawa kecil.

"Ne, Rin-chan. Dimana Len? Kenapa dia kelihatan?" ucap seorang gadis berambut hijau tosca dengan ikatan twintail kepada seseorang yang berada disana.

"Hmm, aku tidak tahu, Miku-chan. Mungkin dia masih tidur," jawab gadis berambut honey blonde pendek sebahu dengan sebuah pita putih besar dikepalanya. Dia adalah gadis yang dipanggil Rin tadi.

"Selalu saja begitu. Lebih baik dia mati saja," ucap seorang gadis berambut putih panjang yang juga ada disana.

"Ohohohoh. Tei-neechan, jangan kesal begitu," ucap Rin kepada gadis berambut putih tadi yang dia panggil Tei.

"Rin, sudah aku bilang berapa kali. Jangan panggil aku dengan sebutan aneh itu. Aku bukan kakakmu," ucap Tei kepada Rin.

"Yah, tapi kau akan menjadi kakakku tidak lama lagi," ucap Rin dengan senyuman jahil diwajahnya.

"Eh, apa maksudmu?" tanya Tei bingung.

"Yang Rin-chan maksud adalah Len. Hihihihihi," jawab Miku yang mulai ikut-ikutan.

"A–apa? Ka–kau pikir aku mau dengan dia, hah? Aku tidak sudi," ucap Tei sambil memalingkan wajahnya yang sedikit memerah.

"Ohohoho, kau lihat itu Rin-chan? Respon yang cepat," ucap Miku kepada Rin.

"Dan lagi, wajahnya memerah," ucap Rin yang senyumnya sudah makin melebar.

"Aku yakin mereka mempunyai hubungan yang disembunyikan," ucap Miku lagi.

"Kau benar, Miku-chan," ucap Rin.

"Uh, kaliannn..." ucap Tei yang sudah mulai kesal karena sedari tadi digoda terus-menerus. Dia sudah bersiap untuk menghabisi dua gadis yang ada didepannya.

"Ohohoho. Kau lihat itu, Rin-chan? Dia marah," ucap Miku.

"Sebaiknya kita lari," ucap Rin yang langsung menyeret Miku untuk lari dari Tei.

"BERHENTI KALIAN!" teriak Tei sambil mulai berlari mengejar Rin dan Miku.

"Ahh, mereka itu. Selalu saja seperti ini setiap pagi," ucap seorang gadis berambut pink yang baru saja keluar dari dapur.

"Sebaiknya biarkan saja mereka, Luka. Mereka terlihat senang," ucap serang lagi yang ternyata ada disebelah gadis yang dipanggil Luka tadi.

"Hmm, kau benar Teto. Sebaiknya kita lanjut memasak," ucap Luka yang kembali masuk ke dapur.

"Baiklah, Luka," ucap Teto yang juga ikut masuk ke dapur.

"BISAKAH KALIAN TIDAK BERISIK HAH?! KALIAN ITU SANGAT MENGGANGGU. INI HARI MINGGU. DAN JANGAN MENGGANGGU ORANG LAIN," teriak seorang pemuda yang baru saja keluar dari ruangannya karena merasa terganggu dengan Rin, Miku, dan Tei yang tengah bermain kejar-kejaran.

Mendengar teriakan itu, seketika Rin, Miku, dan Tei mengehentikan aksi kejar-kejaran mereka dan melihat siapa orang yang berteriak tadi. Mereka melihat seorang pemuda berambut honey blonde dengan ikatan ponytail kecil keluar dari ruangannya.

Mengetahui siapa yang berteriak, seketika Tei menjadi kesal dan langsung menghampiri pemuda itu. Dia benar-benar kesal karena orang itu sendiri berisik. Bangun di pagi hari tiba-tiba sudah berteriak. Itukan juga sangat mengganggu.

"Apa maksudmu itu, hah? Kau pikir kau tidak berisik di pagi hari seperti ini sudah berteriak seperti orang gila?" tanya Tei kesal pada pemuda itu.

"Gawat! Tei dan Len bertengkar lagi," ucap Miku panik.

"SELAMATKAN DIRI KALIAN!" teriak Rin yang tiba-tiba langsung menyeret Miku untuk bersembunyi.

Dan teriakan Rin mampu membuat penghuni mansion yang lain juga melakukakan hal yang sama dengan Rin. Yaitu bersembunyi, karena mereka sudah tahu apa yang Rin maksudkan.

"Kau yang sangat menggangu. Tidak bisakah kau berhenti bersikap kekanak-kanakan, hah?" tanya Len yang juga kesal.

"Kau yang bersikap kekanak-kanakkan. Kau pikir siapa disini yang bangunnya paling lama? Kau tahu, selama ini kau selalu dibangunkan di pagi hari. Jika tidak aku yakin kau sudah terlambat ke sekolah," ucap Tei yang semakin kesal.

Len mengepalkan tangannya. 4 buah sudut siku-siku berwarna merah muncul di keningnya. Dia dan gadis ini selalu bertengkar setiap kali bertemu. Mereka tidak pernah bisa akur sejak pertama kali bertemu.

"Kau pikir kau sudah hebat dengan bangun pagi setiap hari, hah? Kau harusnya sadar, percuma saja jika kau bangun pagi setiap harinya tapi otakmu itu bodoh," ucap Len.

Kini giliran Tei yang memunculkan 4 buah sudut siku-siku berwarna merah di keningnya. Dia juga mengepalkan tangannya.

"MINNA! AKU SUDAH SELESAI MEMBERSIHKAN HALAMAN!" teriak seseorang yang baru saja masuk keadalam mansion dengan rambut biru pendek sebahu dan juga memakai syal biru yang senada dengan rambutnya.

"PERGI DAN MATI SAJA SANA KAU!" teriak Len dan Tei bersamaan membalas teriakan orang tadi.

Seketika orang itu langsung berlari keluar dari mansion itu untuk menyelamatkan dirinya. Ternyata orang tadi juga takut kepada Len dan Tei yang sedang bertengkar.

"MINNA! MASAKAN SUDAH SIAP!" teriak Teto yang baru saja keluar dari dapur.

"MATI SAJA KAU DITENDANG KUDA!" teriak Len dan Tei bersamaan sambil menatap tajam kearah Teto.

"Ehh, ano. Gomene," ucap Teto yang langsung berlari masuk lagi kedapur.

Meskipun Len dan Tei tidak bisa akur, namun sepertinya untuk beberapa momen mereka bisa terlihat kompak. yah, seperti meneriaki orang.

"Sudahlah, aku tidak mau membuang waktuku," ucap Len yang kembali masuk kedalam ruangannya dan membanting pintu ruangannya.

Seketika Tei kaget karena Len berani membanting pintu di depannya. Amarahnya sudah memuncak. Sama sekali tidak ada sopan santunya pemuda aneh itu.

"KAU! KAU TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN YAH MEMBANTING PINTU DI DEPAN SORANG WANITA, HAH?" teriak Tei dengan penuh amarah.

"DIAM KAU GADIS BODOH! MATI SAJA KAU DISENGAT LEBAH!" teriak Len dari dalam kamar.

"KAU! MATI SAJA KAU DIPATOK AYAM!" teriak Tei dari luar ruangan Len dan kemudian langsung pergi dari ruangan Len.

Merasa keadaan sudah tenang, para penghuni mansion itu sedikit mengintip untuk melihat keadaan di depan ruangan Len. Ternyata sudah aman. Dan mereka semua segera kembali beraktivitas seperti biasanya.

.

.

.

.

.

"Jadi disini yah?" ucap seorang laki-laki kecil berambut putih pendek dengan mata berwarna merah Ruby yang berumur sekitar 6 tahun ketika tiba di depan gerbang Crypton Mansion.

"Kau yakin tidak apa-apa, Rei?" tanya seorang perempuan kecil yang juga berambut putih namun panjang dengan bola mata bewarna biru Safir dan juga berumur sekitar 6 tahun yang sedari tadi ada dibelakang laki-laki yang dia panggil Rei tadi sambil terus memegang baju laki-laki itu.

Jika dilihat-lihat, sepertinya kedua anak berumur 6 tahun itu sepertinya kembar. Tapi siapa mereka sebenarnya?

"Kau tidak usah takut Rie. Kita harus melakukannya untuk bertemu dengan mereka," ucap Rei kepada perempuan yang ada dibelakangnya yang dia panggil Rie tadi.

"Ba-baiklah," ucap Rie sedikit takut-takut.

"Ohh, apa yang kalian lakukan disana?" tanya seorang pemuda berambut biru pendek dan memekai syal berwarna biru sambil berlari menuju gerbang depan Crypton Mansion setelah melihat ada dua orang anak kecil didepan sana. Sepertinya dia pemuda yang tadi diteriaki oleh Len dan Tei.

"Bisakah kau sampai 'kan surat ini?" ucap Rei kepada pemuda itu setelah pemuda itu sampai dihadapan mereka sambil menunjukkan sepucuk surat di tangannya.

"Tentu," ucap pemuda itu sambil mengambil surat yang yang ada ditangan Rei. "Oh, yah. Namaku adalah Shion Kaito. Ngomong-ngomong aku boleh tahu nama kalian?" tanya pemuda itu yang diketahui bernama Kaito sambil tersenyum kepada dua anak kecil tersebut.

"Ohh, Kaito oji-chan. Namaku adalah Rei. Dan yang dibelakangku adalah Rie," ucap Rei sambil menunjuk orang yang sedari tadi ada dibelakangnya.

"Ehh, jangan panggil aku begitu. Aku ini masih muda," ucap Kaito sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Rei, kau harusnya ingat kita sekarang berada dimana," bisik Rie kepada Rei.

"Ahh, maaf Rie. Aku lupa," balas Rei sambil tersenyum tak bedosa.

"Kalian mau masuk?" tanya Kaito kepada Rei dan Rie.

"Ahh, tidak perlu. Kami harus pergi," ucap Rei yang kemudian langsung pergi meninggalkan mansion itu dan diikuti oleh Rie dibelakangnya.

"Ya sudah lah," ucap Kaito sambil menggelangkan kepalanya. Dia kemudian melihat sepucuk surat yang ada ditangannya. Awalnya dia ingin membaca, namun setelah dia melihat nama orang yang dituju disana, dia langsung mengurungkan niatnya.

.

.

.

.

.

Kini semua penghuni Crypton Mansion tengah berkumpul di ruangan keluarga untuk bersantai. Mereka benar-benar terlihat seperti keluarga besar yang bahagia.

"Oh yah Len. Tadi ada dua anak kecil yang datang. Lalu dia menitipkan surat ini kepadaku," ucap Kaito sambil menunjukan sepucuk surat kepada Len yang tengah duduk bersantai sambil membaca sebuah buku.

"Siapa mereka?" tanya Len yang menghentikan aktivitas membacanya dan kemudian mengambil surat yang ada ditangan Kaito.

"Aku tidak tahu. Tapi tadi mereka memberitahukan nama mereka adalah Rei dan Rie," ucap Kaito sambil mengangkat kedua bahunya. "Sebaiknya jangan kau baca bersama saja. Karena surat itu bukan hanya ditujukan padamu," lanjut Kaito.

"MINNA! MENGAHDAP KESINI SEBENTAR!" teriak Len memberi instruksi kepada semua yang berkumpul dan langsung dituruti oleh semua penghuni.

"Yang aku maksud bersama orang lain yang juga ditujukan," ucap Kaito sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Baiklah, aku mendapatkan surat. Karena surat ini bukan hanya ditujukan padaku, kalian boleh mengetahuinya juga," ucap Len yang langusung dijawab dengan anggukan kompak oleh semua penghuni.

"Jadi surat itu untuk kau dan siapa?" tanya seorang pemuda berambut ungu panjang dan diikat ala samurai.

"Surat ini ditujukan kepada aku dan–" ucap Len sambil melihat nama yang tertera di amplop surat itu."SUKONE REI?!" teriaknya kaget setelah membca nama yang tertera disana.

"APA? AKU?" teriak Tei yang juga ikut kaget.

"Mungkin itu surat dari anak mereka yang datang dari masa depan. Ahahahahaha," ucap Rin sambil tertawa tebahak-bahak.

"Kau mungkin benar Rin-chan," ucap Miku yang juga ikut tertawa.

"DIAM! TIDAK AKAN MUNGKIN HAL BODOH SEMACAM ITU!" teriak Len yang berhasil membuat Rin dan Miku diam seketika.

Len membuka surat itu dan mengambil kertas ada yang di dalamnya. Kemudian membacanya.

.

.

Kepada Kagamine Len dan Sukone Tei.

Ahahaha, ini adalah kami. Jangan kaget yah. Bagaimana keadaan kalian berdua? Apakah masih sering bertengkar? Ahh, tidak usah hiraukan itu. Nanti juga kalian akur dengan sendirinya hingga seperti kami.

Oh iya, akan ada dua anak kecil yang datang untuk menemui kalian. Sebenarnya mereka datang untuk liburan. Kami harap kalian mau merawat mereka untuk sementara waktu sampai mereka berdua selesai liburan. Yah, kira-kira sekitar 6 bulan. Mereka sendiri yang ingin datang. Jadi rawat mereka dengan baik yah. Mereka adalah anak kami dan juga anak kalian.

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kalian berdua. Kami adalah kalian dimasa yang akan datang.

.

.

Terlihat Len memunculkan 4 buah sudut siku-siku dikepalanya. Dia kesal setelah membaca surat itu. Apa-apaan ini hah? Ada seseorang yang berani mempermainkan dia ternyata.

"KUSO! APA-APAAN INI HAH?" teriak Len kesal.

"Ehh, surat yang tidak masuk akal," ucap Miku.

TOK! TOK! TOK!

Para penghuni mansion itu melihat kearah pintu kediaman mereka karena terdengar suara ketukan dari arah pintu kediaman mereka. Ternyata mereka kedatangan tamu.

"SEBENTAR!" teriak Kaito sambil berjalan mengahmpiri pintu. Dan setelah dia sampai di depan pintu, dia segera membukanya dan terlihatlah dua anak kecil yang tadi pagi di temui Kaito di depan gerbang mansion mereka.

Semua penghuni masion yang melihat itu seketika terkejut melihat siapa dua anak kecil itu. Mereka terlihat sangat lucu dengan rambut putihnya dan sepertinya mereka anak kembar.

"Siapa mereka sebenarnya?" itulah yang ada di dalam batin mereka setelah melihat dua anak kecil itu.

"Ohh, Rei? Rie? Ada perlu apa?" tanya Kaito pada anak kecil itu.

"Boleh kami masuk?" tanya Rei.

"Tentu. Silahkan," ucap Kaito mempersilahkan mereka masuk.

Rei berjalan memasuki mansion itu dengan diikuti Rie dibelakangnya dan kemudian berhenti tepat di depan para penghuni mansion itu. Sedangkan Rie berhenti di belakang Rei dan kemudian bersembunyi di balik badan Rei. Sepertinya Rie anak yang pemalu.

"Etto, inilah anak yang kutemui tadi pagi," ucap Kaito yang sudah berdiri disamping anak kecil itu sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Penghuni masion itu terdiam melihat dua anak kecil yang ada dihadapan mereka sekarang. Beberapa kali mereka menatap Len dan Tei karena mereka melihat sepertinya anak kembar ini mirip dengan mereka berdua.

"Bo–boleh kami tahu nama kalian?" tanya Rin kepada dua anak kecil itu.

"Namaku Rei dan yang di belakangku adalah Rie," ucap Rei memperkenalkan dirinya dan juga Rie.

"Ka–kalau nama keluarga?" tanya Miku gugup.

"Kagamine. Aku adalah Kagamine Rei dan yang di belakangku adalah Kagamine Rie. Kami berdua datang dari masa depan untuk menemui orang tua kami di saat mereka masih muda. Orang tua kami adalah Kagamine Len dan Suko– ahh, bukan Kagamine Tei," jelas Rei panjang lebar kepada mereka semua.

.

1

.

2

.

3

.

4

.

5

.

"HHHHHHEEEEEEEEEEHHHHHHH~!"

.

.

.

.

.


~To Be Continue~

Chapter 1 selesai juga akhirnya. Huawahahahahaha...

Bagaimana ficnya? Aneh? Yah, memang fic saya aneh.

Ray: sama seperti penulisnya.

Cyber: #habisi Ray. XD

Ahaha, jangan lupakan. Di review fic gaje saya yang satu ini yah.

Hanya ini yang bisa saya sampaikan. Terima kasih.

#Ngilang. XD