levi semakin dekat dengan mikasa bahkan beberapa malam mikasa bermalam dikamar levi. Keadaan itu tentu sangat tidak menyenangkan untuk hanji yang ternyata diam-diam memiliki rasa dengan kopral muda itu.

Melihat sebelum kehadiran mikasa, ada petra yang selalu aja mematuhi setiap perkataannya dan membuatkan kopi yang disuka oleh kopral muda itu dan selalu tersenyum saat melihat kopral muda itu. Dan tentunya saja levi terlihat nyaman dengan semua perlakuan petra yang sangat baik dan perhatian padanya. Namun setelah kematian petra dihadapannya levi terlihat murung dan wajahnya menyiratkan kekecewaan yang dalam. Untuknya semua anggota regunya bukan lah lagi anak buah namun orang-orang dianggapnya sebagai keluarga didalam pasukan pengintai, tapi sekarang orang-orang itu hanya tinggal kenangan karena mereka telah menjalankan tugasnya dengan baik dan semua pengorbanan mereka tidaklah sia-sia.

Saat kepulangan pasukan pengintai kedalam dinding, pria paruh baya menghampiri levi dan bercerita banyak tentang petra dan memberikannya surat yang ternyata itu semua berisi bagaimana perasaan petra kepada kopral muda itu dan petra sangat ingin menjadi pendamping kopral muda itu namun semuanya kini hanya tinggal kenangan. Kematian petra yang sangat tidak diduga dan saat levi mengetahui bagaimana perasaan petra kepadanya semakin dalam luka goresan penyeselan karna dia gagal melindungi orang yang sudah dengan tulusnya menyukainya dan menghormatinya didalam pasukan.

Melihat bagaimana perlakuan levi kepada mikasa sekarang tentu terlihat bagaimana levi tidak ingin kehilangan wanita yang sudah berhasil mengisi hatinya setelah petra. Hal itu sangat menyakitkan karna selama ini walaupun levi berada disamping hanji tapi levi hanya melihat hanji sebagai rekan dalam pasukan, bukanlah seorang wanita yang ini mendapatkan perhatian dan rasa sayangnya.

"mayor hanji, sedang apa anda disini malam-malam ?" Tanya mikasa seraya berjalan menghampiri hanji yang terduduk di taman depan markas pasukan pengintai.

"kau mikasa, sedang apa malam-malam begini tidak diruangan mu ? apa ada hal yang ingin kau kerjakan ?" Tanya hanji dengan datar.

"ahhh anuu ahhh.. mayor ahhh saya saya sedang ah" mikasa tergugup menjawab pertanyaan hanji.

"bukan kah kau ingin keruangan levi ?" hanji menatap mikasa dengan tajam.

"oi, kalian sedang apa ?" suara datar itu terdengar dari belakang mikasa tentunya suara datar itu milik kopral muda yang sangat perfectionis.

Atas kehadiran levi sikap mikasa tetap menghormatinya walaupun mereka memang saling menyukai satu sama lain, dan kini bayangan tentang petra tersirat dipikiran hanji saat melihat sikap mikasa.

" mikasa kau terlihat seperti petra yang sangat …"

Belum selesai hanji berkata levi menarik tangan mikasa dan membawanya pergi begitu saja.

"oi, mata empat sebaiknya kau istirahat karna besok kau harus mendiamkan titan bodoh dan bau itu, cukup mengganggu erungannya tiap malam" suara datar levi yang berhenti dan memandang hanji.

"baiklah " jawab hanji dengan senyum lebar di wajahnya. Yang sebenarnya senyuman menahan rasa sakit di hatinya saat melihat levi menarik mikasa dengan tangannya sendiri.

Sesampainya dikamar levi, mikasa masih mencerna dengan baik kata-kata hanji mengenai dirinya yang sama dengan petra namun dia ragu untuk berdebat dengan levi sekarang.

"ada yang ingin kau Tanya kan pada ku mikasa ?" Tanya revaille sambil berdiri dimejanya dan sedang menyeduh kopi.

"kau membuat kopi ? bukan kah itu akan membuat mu terjaga sampai subuh, tidak kah kau lelah dan beristirahat saja. "

"karna aku tau akan ada hal banyak yang akan kau bicarakan dengan ku, dan aku harus mencerna baik-baik pertanyaan mu dengan kopi akan membantu ku berkonsentrasi"

"tidak ada yang ingin ku bicarakan, aku lelah aku akan kembali keruangan ku ?

"tidakkah kau tadi ingin keruangan ku ? bukan kah kau sebaiknya bermalam disini ?"

"bila aku bermalam disini, kau akan kembali tidur di sofa itu dan akan membuat mu tidak nyaman."

"kenapa kau tidak mengajak ku untuk tidur bersama dikasur itu ?"

"kau ini !" raut wajah mikasa mulai memerah dan dia memalingkan wajahnya seraya bangun dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

"jika kau keluar dari ruangan ini maka, ku anggap kau masih tidak mempercayai ku, katakana apa yang ada dibenak mu, aku tidak ingin ini menjadi masalah nanti"

"kau, apakah kau memiliki perasaan dengan mayor hanji ? sepertinya dia memiliki perasaan dengan mu ? tidakkah kau menyadari itu ? bahkan perkataannya tentang petra terhadap ku, apakah aku ini hanya kau jadikan pelipur luka mu atas meninggalnya petra ? tidak kah ini menyakitkan dan sungguh memuakan semakin lama" jawab mikasa dengan sambil menatap mata levi.

"kenapa kau berpikir hanji menyukai ku ? dia rekan kerja ku yang aneh dalam pasukan . bukan kah kau tahu bagaimana hanji dan mengenai petra, dia hanya rekan kerja ku dulu sebelum dia meninggal. Dan untuk perasaan memang dulu aku memilikinya namun sudah tidak lah lagi karna kau, dan bila pikiran bodoh mu yang berpikir kau pelipur lara ku, kau salah. Kau adalah orang yang kini mengisi hati ku dan aku tidaklah melihat mu sebagai petra namun kau tetaplah MIKASA bocah bodoh yang ku kenal."

Dan atas semua penjalasan levi, mikasa kini mengerti mengenai posisinya didalam hati levi karna dia tidak ingin kecewa atas apa yang sudah dia pilih yaitu membiarkan levi mengisi hatinya. Dan malam itu terjadi untuk yang kedua kalinya mikasa dan levi bercinta selayaknya pasangan yang sangat mencintai satu sama lain.

Pagi hari di lab. Titan.

"oi, mata empat apakah kau tidak tidur diruangan mu ?"

"oi, selamat pagi levi. Bukan kah kau membenci raungan titan ini dan semalam aku mencoba menemaninya dan mencoba berkomunikasi terkai ketidak nyamanan mu dengan rangannya"

"ichhh, seperti biasa selalu hal aneh yang kau lakukan hanji"

Mendengar namanya dipanggil hati hanji langsung merasakan kebahagiaan karna selama ini levi jarang untuk sekedar memanggil namanya seperti itu. Hanji menawarkan levi kopi yang sedang dipegangnya. Namun karna sifat levi yang clean-freak hanji harus membuatkan yang baru untuk kopral muda itu.

Kini hanji dan levi duduk menyeruput kopi mereka sambil memperhatikan armin dan sasha untuk mencari data dari tita dihadapan mereka.

"mata empat, apa kau menyukai ku ?"

Sontak hanji terdiam kaku da nada bersitan sinar dikacamatanya dan rasanya ingin dia membalas dengen kebohongan yaitu TIDAK.

"iya aku menyukai mu levi heicou !"

"tidak bisa kah kali ini kita berbicara serius mata empat ?"

"aku serius, apa kau merasa terganggu " sekarang hanji menundukan kelapa dan levi kini menatap hanji dengan seluruh kebingungan yang berputar di otaknya.