Fairy Tail © Hiro Mashima

"Ketika kamu menjadi bagian dari hidup mereka… Seorang Mage dari Fairy Tail Guild"


*Flash*

"Voice-sama! Voice-sama dimana kau?!"

"Voice-sama!"

"Ja—jangan tinggalkan aku sendiri!"

"Vo—Voice-sama!"

"Jangan tinggalkan aku—kaa-san…"

Kamu tiba-tiba saja tersentak dan terbangun dari tidurmu. Nafasmu terengah-engah dan keringat mengucur deras dari pelipismu. Mimpi ini telah menghantui tidurmu selama bertahun-tahun.

Voicesynyous. Naga betina yang membesarkanmu dari usia 3 tahun sampai 10 tahun. Di hari yang kelam itu, tiba-tiba saja orangtua angkatmu menghilang. Tanpa jejak, tanpa suara tanpa tanda-tanda apapun. Yang bisa kamu lakukan hanya menangis sambil mencari-carinya kala itu.

Kamu berusaha untuk melupakan mimpi itu. Kamu membuka selimutmu, berniat untuk pergi ke kamar mandi. Akan tetapi raungan seseorang membuatmu menoleh dan terdiam. Disampingmu, tengah terlelap seekor kucing berwarna pink. Mastermu mengatakan kalau dia adalah sejenis exceed.

Exceed yang setia menemanimu selama 10 tahun sejak sepeninggal Voicesynyous.

"Hime…" kamu mengelus exceed kesayanganmu itu. Kamu tidak berniat membangunkannya dan segera mungkin membilas badanmu dengan air hangat.

*Flash*

"Apa kau tersesat?"

"Na—Naga?!"

"Kenapa kau terkejut bodoh?"

"Bi—bisa bicara!"

"Ah. Dasar anak bodoh!"

"A—aku tidak bodoh naga jelek!"

"Kau lebih jelek, dasar jelek!"

Kamu mematikan keran showermu. Membalut badanmu dengan handuk tebal dan keluar dari kamar mandi. Kamu terkejut ketika melihat Hime sudah menyiapkan 2 cangkir teh hangat untuk kalian santap.

"Terimakasih Hime," kamu tersenyum padanya dan kemudian meraih makhluk mungil itu untuk kamu peluk.

"Yaa~! Apakah kita akan kembali ke Guild sekarang?" tanya Hime padamu. Kamu menurunkan dia dan berpikir sejenak.

"Hmmmm…misi kita sudah selesai. Mungkin kita harus pulang hari ini," kamu tersenyum riang pada Hime yang juga menunjukkan ekspresi yang tak kalah gembiranya.

"Asik! Aku bisa bertemu dengan orang-orang aneh itu! Cepatlah~"

Kamu mengangguk penuh semangat. Setelah kamu keluar dari penginapan yang kamu sewa. Kamu melanjutkan perjalananmu menuju kota Magnolia. Rumahmu yang sebenarnya.

Penginapanmu tidak terlalu jauh dari kota Magnolia. Kamu memilih untuk berjalan kaki dan Hime memilih untuk hinggap di kepalamu. Sepanjang jalan kamu dan Hime bercerita tentang banyak hal yang menggelikan juga menakutkan.

Tiba-tiba saja angin membawa beberapa helai koran menabrak wajahmu. Kamu kaget tak karuan karena tiba-tiba saja ditabrak oleh benda tersebut.

"A—Apa ini?"

Kamu mengambil koran tersebut dan membacanya. Matamu membelalak seiring kamu membacanya.

"Astaga."

Kamu menggelengkan kepalamu kemudian melepas koran itu begitu saja sehingga ia harus terbang terbawa angin kembali.

"Natsu melalap habis Harujion Port? Anak itu…"

Kamu mempercepat langkahmu menuju Guild. Hime yang tadinya berada di atasmu kini sudah tertidur lelap di pelukanmu. Kamu menyadari kalau Hime tidur, kamu memilih berlari.

"Van—Van-chan?!"

"Selamat datang!"

"Bagaimana kabarmu?"

"Wah~ Hime tertidur!"

"A—aku baik-baik saja semuaaa~!" balasmu sambil terus berlari. Kamu tidak bisa berhenti untuk membalas satu-persatu. Kamu ingin segera pulang dan bertemu dengan semuanya.

Ketika kamu ingin masuk, tiba-tiba saja kamu mengurungkan niatmu dan bersembunyi dibalik pintu masuk.

"Master Makarov sedang ceramah…"

Terdengar suara Mastermu yang sepertinya sedang memarahi para Mage yang kembali berbuat ulah pada misi-misi yang mereka jalani.

"Pertama Gray!"

"Huh?"

"Kerja bagus karena telah membersihkan organisasi penyelundupan tapi kau berjalan di sekitar kota dengan keadaan telanjang dan melarikan diri setelah mencuri pakaian yang sedang di jemur," jelas Makarov yang membuat kamu terkikik geli.

"Ta—tapi bukannya akan lebih parah jika aku telanjang?"

"Kalau begitu ya jangan telanjang," tambah Elfman, membuatmu semakin tertawa geli. Tapi tawamu sekejap hilang ketika Hime meraung-raung keberisikan.

"Maaf Hime~"

Makarov kembali melihat laporan yang lainnya. Ia beralih pandang menuju Elfman.

"Elfman! Kau mempunyai misi untuk mengawal VIP tapi kau menyerangnya ketika bertugas."

"Dia bilang 'Lelaki adalah tentang pendidikan' jadi aku—" Elfman menggaruk-garuk dagunya yang tidak gatal. Ia kehabisan alasan untuk ia berikan pada Makarov.

Makarov kembali bergeleng-geleng dan mulai menyebutkan satu-persatu member Guild yang bermasalah. Dari mulai Cana yang minum-minum tapi Council yang bayar, lalu Loke yang ngeflirt cucu anggota Council, dan Natsulah yang paling terparah.

Makarov benar-benar depresi sepertinya. Tapi kamu hanya bisa mendengarkan dengan atensi penuh tak lupa senyum-senyum kecil kamu kembangkan sesekali.

"Guys, Council marah padaku tiap waktu tapi—"

"—lupakan tentang member Council," Makarov membakar kertas laporan tersebut, melemparkannya pada Natsu yang dengan cepat segera memakan kertas itu. Kamu tersenyum mendengarnya.

"Kekuatan untuk mengatasi masalah adalah lahir dari masalah. Magic bukanlah sebuah keajaiban. Ketika semangat mengalir pada kita dan ketika semangat di alam menyatu, mereka akan membentuk sebuah perwujudan. Kalian butuh mental yang kuat dan konsentrasi untuk itu. Maksudku, tuangkan semua yang kalian punya adalah keajaiban. Kalau kalian tetap khawatir pada mata yang mengawasi kalian, kalian tidak akan berkembang. Jadi—jangan takut pada orang-orang Council yang bodoh."

"Lakukan apa yang menurut kalian benar! Itulah jalan Fairy Tail!"

Dan setelah itu semuanya bersorak riang. Mereka tertawa bersama, mabuk bersama, makan bersama, berkelahi bersama. 3 tahun kamu meninggalkan Guild karena Decade Quest dan sekarang kembali, tak ada satupun yang berubah. Semangat kekeluargaan itu masih mengental hingga kini.

"Tadaima!"

Kamu berteriak keras dari ambang pintu. Membuat semua pasang mata disana berhenti beraktifitas hanya untuk menoleh padamu. Ketika melihat wajahmu mereka tertawa lebar.

"Okaerinasai Van-chan!"

"Yoo! Van-chan!"

"Van-chan kembali!"

Mereka kembali berpesta fora setelah menyambutmu. Kamu berjalan menuju bar, ada Mirajane dan Master Makarov disana. Mira melambai-lambai padamu dan kamu juga membalasnya. Hime yang tertidur, kini terbangun akibat suara bising yang luar biasa. Ia segera meloncat dan menghampiri Happy setelah ia tersadar.

"Vanessa Synyster. Selamat datang kembali," sapa Master padamu.

"Master~!" kamu segera mengunyeng-unyeng Master Makarov sampai lelaki paru baya itu teriak minta tolong dan itu malah membuat member yang lain tertawa geli.

"Astaga kau ini. Bagaimana dengan misi mu?"

"Err—itu ya? Sukses kok," jawabmu dengan nada yang agak ragu.

"Err?"

"A—ah? Se—sebenarnya misi itu sudah selesai dari 1 tahun yang lalu, tapi aku ingin cuti sebelum ambil quest yang lain," kamu menyengir lebar. Lagi-lagi Makarov hanya menggeleng-gelengkan kepalanya atas apa yang kalian semua lakukan.

"Ara-ara~"

"Miraaa! Ternyata benar ya kau sudah berubah?!" kamu terkejut melihat Mirajane yang sangat berbeda dari 3 tahun yang lalu. Walaupun kamu sedang bermisi, tetapi 2 tahun yang lalu kamu dihubungi Warren melalui lachrima vision dan mengabarkan kalau Lisanna Strauss telah meninggal. Kamu tak menyangka Mirajane akan berubah total semenjak kepergian si bungsu tersebut.

Saat kamu sedang berbincang-bincang dengan Mirajane, sesosok gadis datang menghampiri kalian berdua.

"Member baru ya?" tanyamu ramah pada gadis berambut pirang tersebut.

"I—iya!" entah kenapa gadis itu tersipu malu saat melihatmu.

"Aku Vanessa Synyster, kau?"

"Lucy—ha—hanya Lucy!" jawab Lucy kaku. Kamu dan Mirajane berpikir kalau Lucy sangat gugup.

"Selamat datang di Fairy Tail, Lucy~"

Kamu berbincang-bincang dengan Lucy dan Mirajane. Mirajane memberi tanda Guild pada telapak tangan kanan atas Lucy. Tanda milikmu sendiri berada di tengah dada, dibawah leher. Tapi kamu tidak seperti Lucy atau Cana yang memakai baju yang terbuka. Saat ini saja kamu memakai tanktop biru dongker dilapisi dengan jaket kulit berwarna hitam. Celana pendek hitam diatas lutut sedikit dan sneaker yang biasa dipakai anak sekolah. Tanda Guild mu memang terekspos dengan jelas tapi kamu bukan tipe yang suka memakai baju serba terbuka.

"Vanessa-san, kalau boleh tau kemampuan Magicmu apa ya?" tanya Lucy padamu ketika ia sudah mendapatkan Guild Marknya.

"A—aku? Bagaimana jika kau dulu," tawarmu yang segera mendapat respon kaget dari Lucy.

"Aku Stellar Spirit Mage, aku menuruni kemampuan ibuku."

Kamu terkejut mendengar jawaban Lucy. Sejenak kamu berpikir kalau Guild ini sudah sempurna. Kekeluargaan yang sempurna, memiliki Dragon Slayer, Mage kelas S ternama dan kedatangan Stellar Spirit Mage. Fairy Tail lengkap sudah.

"Aku adalah seorang Dragon Slayer."

"D—D—Dragon Slayer?!"

"Yap!"

"Sama seperti Natsu?!"

"Yep!"

"Elemenmu apa Vanessa-san?"

Lucy sepertinya bersemangat sekali setelah mendengar pernyataanmu. Kamu terkikik geli melihat ekspresi gadis yang mungkin lebih muda darimu. Usiamu kini menginjak 20 tahun sama seperti Erza dan Mirajane.

"Panggil aku Van-chan, Lucy. Itu lebih mudah. Sejak aku masuk Guild aku menyiarkan kepada mereka kalau aku ingin dipanggil begitu. Dan—aku adalah Holy Dragon Slayer."

"Ho—Holy?"

"Apa ayahku sudah kembali?"

Baru saja ingin menjawab reaksi Lucy, sesosok anak kecil berambut hitam mendatangi Makarov dengan wajah berlinang airmata.

"Kau mengganggu Romeo. Kalau kau adalah anak dari seorang Mage, kau harus mempercai ayahmu, Macao. Pulang dan jadilah anak baik," Makarov menjelaskan. Kamu, Lucy, Mirajane dan Natsu yang ada didepan board quest hanya bisa memandangi pemandangan itu.

"Dia bilang, dia akan kembali dalam 3 hari tapi ini sudah seminggu sejak itu—tolong! Cari dia! Aku khawatir!" Romeo tidak bisa menahan emosinya.

"Tidak! Ayahmu seorang Mage! Kami tidak punya Mage yang tidak bisa mengatasi dirinya sendiri! Pulanglah dan minum susu!"

Romeo terdiam. Tapi dengan cepat ia melompat dan menonjok Makarov tepat di wajahnya.

"Idiot!" dan kemudian anak itu berlari meninggalkan Guild. Kamu mengalihkan pandanganmu pada Natsu yang sepertinya ingin menyusul Romeo setelah ia meremukkan kertas quest.

"Disini sangat keras ya?" Lucy membuka suara. Kamu menghiraukannya, tak mau menjawab. Kamu menenggak minuman yang diberikan oleh Mirajane.

"Master memang seperti itu tetapi dia juga mengkhawatirkan Macao," jelas Mirajane.

"Master, Natsu akan melakukan sesuatu yang buruk."

"Aku bertaruh, ia akan menyelamatkan Macao."

"Anak bodoh…"

"Tak ada yang bisa memutuskan. Biarkan dia."

Kamu dan Mirajane tersenyum. Tak lama Hime mendatangimu karena tiba-tiba Happy meninggalkan dia sendirian. Jelas saja, Happy pasti mengikuti Natsu.

"A—apa yang terjadi padanya? Si Natsu itu?" Lucy bertanya-tanya.

"Hal yang sama juga terjadi pada Natsu. Mungkin dia melihat dirinya sendiri didalam diri Romeo," jelasmu sambil menenggak habis minuman yang tadi.

"Ayah Natsu belum pernah kembali sejak ia pergi. Bukan. Lebih tepatnya orangtua angkat dan ia adalah Naga."

"Na—Naga?! Natsu dibesarkan oleh Naga?!"

"Ah? Lucy kau terkejut? Aku juga dibesarkan oleh Naga…Naga Betina."

Lucy menganga lebar mendengar pernyataanmu dan Mirajane. Lucy sepertinya tidak percaya dengan penjelasan barusan.

"A—aku tidak percaya!"

"Kau tau Lucy, semua Dragon Slayer dibesarkan oleh Naga—percaya atau tidak. Sama seperti Natsu, aku belajar membaca, menulis, kebudayaan dan Magic dari Naga tersebut," kamu tertunduk lemas.

"Dan pada hari yang sama, entah kebetulan atau tidak. Orangtua mereka berdua hilang secara misterius. Dan setelah itu Natsu tidak pernah berhenti untuk mencari—Igneel," Mirajane melanjutkan. Ia mengelus-elus kepalamu dengan lembut.

"Aku dan Natsu ingin sekali bertemu dengan orangtua yang tak bertanggungjawab itu."

"Dia imut kan?" Mirajane memojokkan Lucy.

"Kami—Fairy Tail's Mage semuanya membawa sesuatu—luka, nestapa, kesengsaraan—dan aku juga," Mirajane tertunduk, kini kamu yang sekarang mengelus kepalanya. Kalian berdua tersenyum pada Lucy.

"Kami tidak apa-apa," kata Mira sambil menyeka air matanya yang hendak keluar.

"Lucy, susulah Natsu…temani dia,"


Kamu menghampiri Nab yang dari dulu hingga sekarang masih saja hobi berdiri di depan quest board. Seingatmu, kamu tidak pernah melihat Nab pergi menjalankan misi.

"Nab, apakah Raijinshuu sudah pulang?" tanyamu pada Nab sambil terus melihat-lihat personal quest.

"Belum."

Jawaban yang tidak ingin kamu dengar. Kamu tersenyum dan berterimakasih kepada Nab. Pemuda berbadan besar itu menepuk pundakmu.

"Aku tau apa yang kau rasakan."

Kamu menunduk.

"Ya."

Kemudian meninggalkan Nab yang masih memandangimu dengan tatapan sedih. Tanpa kamu sadari, Master Makarov memperhatikanmu dari tempat ia duduk.


"Mira, aku ambil ini."

Kamu menyerahkan kertas quest pada Mirajane. Mirajane terkejut melihat keputusan yang kamu ambil.

"Kau ingin pergi lagi? Tapi kau baru saja kembali Van-chan. Kau bahkan belum bertemu dengan Erza!" Kamu menggeleng. Kamu memeluk Hime dan berjalan meninggalkan Mirajane.

"Kalau Raijinshuu sudah pulang, kabari aku Mira. Arigatou."

"Ta—tapi!"

Kamu tak memperdulikan lagi suara Mirajane yang memanggil-manggil namamu. Sebelum berangkat menjalankan misi, kamu terlebih dahulu pulang kerumah aslimu di Dormitory Fairy Hills.

Dormitory sedang sepi karena semuanya sedang sibuk bertugas. Kamu membuka kamarmu yang sudah 3 tahun terlantar. Semua barang terselimuti kain putih yang sudah tercemar debu. 3 tahun yang lalu, kamu menutupi semua perabotanmu dengan kain. Kamu dan Hime dengan pelan-pelan menarik satu persatu kain yang ada.

Kamu dan Hime bersin-bersin, membuat kalian berdua tertawa geli satu sama lain.

"Ahh~ senangnya bisa disini lagi!" Hime membaringkan badannya diatas tempat tidur yang sudah kamu bersihkan dan sudah diganti spreinya. Kamu hanya tersenyum mendengarnya.

"Ne Van-chan, apa kita akan pergi lagi besok?"

"Yap!"

"Tapi aku ingin berada disini dulu~"

Hime merajuk. Kamu ingin menurutinya tetapi kamu sudah terlanjur mendaftarkan diri untuk quest tersebut.

"Hmmm…"

"Van-chan~"

"Hime—kita harus berlatih."

Kamu menuju dapur dan meninggalkan Hime yang sepertinya ngambek padamu. Kamu ingin menetap di Guild tapi, entah mengapa kamu merasa kesepian walaupun keadaan Guild tak pernah sepi.

"Maaf Hime—aku—aku ingin menemuinya…"


To Be Continued