My Sweet Sensei
Rated : T
Pair : Sakura H. & Kakashi H.
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Warning : AU, OOC, Typo,dll
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
My Sweet Sensei © Hikari Uchiha Hatake
……………………………………………………………………………………………………………………….....
Summary :
Sakura sudah lama menyukai Kakashi-sensei. Hanya saja,Kakashi tidak pernah menunjukkan ketertarikan apapun padanya. Apa Kakashi akan tetap diam saat mengetahui Sakura akan dijodohkan?
……………………………………………………………………………………………………………………
Langkah-langkah kecil yang dibuat gadis itu tidak menghentikan tatapan setiap pria untuk menatapnya. Sementara gadis-gadis menatapnya dengan iri dan dengki. Namun ia tak mempedulikan semua itu. Bukan salahnya dilahirkan sesempurna Dewi Aphrodite kan? Rambut merah muda yang halus, kulit yang putih mulus, bibir yang merekah indah, mata emerald yang cantik, otak yang cerdas dan keluarga yang kaya raya.
Mata emeraldnya berbinar saat mendapati seorang pria dengan rambut perak sedang berjalan sambil membuka-buka buku setebal 5 inchi. Ia langsung mempercepat langkahnya untuk menghampiri pria itu.
"Ohayo,Kakashi sensei!" Sakura menyapa pria yang tak lain adalah gurunya itu. Kakashi sedikit terkejut oleh kehadiran Sakura yang begitu tiba-tiba, matanya mengamati Sakura sesaat, "Oh, Ohayo…". Setelah mengucapkan kalimat singkat itu, ia langsung berjalan meninggalkan murid perempuan yang paling populer di sekolahnya itu.
"Tunggu, sensei! Aaah, sombong sekali sih!" Sakura menggerutu sambil mengentak-entakkan kakinya ke lantai. Sementara Kakashi sudah pergi menjauh, tidak menggubris tingkah laku Sakura sama sekali. Mungkin karena ia sudah terbiasa dengan hal itu.
Sakura hanya bisa menatap punggung Kakashi yang semakin lama semakin menjauh. 'Kenapa Sensei tidak pernah memperhatikanku sama sekali?' Sakura merutuk dalam hatinya dan berjalan gontai ke arah kelasnya.
~OoO~
"Sudah kubilang kan? Kakashi sensei tidak akan tertarik pada gadis yang tingkah lakunya kekanak-kanakkan sepertimu, Sakura!" Ino memberikan pendapatnya setelah mendengar cerita Sakura mengenai kejadian tadi pagi.
Sakura menatap Ino kesal, "Kau ini… Bukannya memberiku semangat, malah mematahkan semangatku…"
"Ah, aku sudah bosan menyemangatimu! Sudah nyaris setengah tahun kau mengejar-ngejar Kakashi sensei, tapi belum ada perkembangan apapun! Hubungan kalian tetap saja hanya sebatas guru dan murid!" Ino memutar bola matanya bosan.
Temari dan Tenten mengangguk setuju. " Padahal sekolah ini kan tidak melarang hubungan guru dan murid… Shizune senpai saja sudah berpacaran dengan Genma sensei sejak dulu…" Tenten berkelakar.
"Iya, Shikamaru saja sekarang sedang dekat dengan Kurenai sensei…" Temari berujar, wajahnya tampak muram. Maklum, Shikamaru adalah mantan pacarnya.
"Temari…" Ino mengusap-usap punggung Temari, berusaha menghapus kesedihan Temari.
Sakura hanya menghela napas lelah. Semua yang dikatakan teman-temannya memang benar. Kakashi sensei tidak tertarik padanya. Sekeras apapun ia berusaha menarik perhatian pria yang dicintainya itu, tak pernah membuahkan hasil. Mungkin ia takkan pernah bisa memiliki Kakashi sensei.
"Sakura, lupakan Kakashi sensei. Bukankah ada banyak pria lain yang menyukaimu? Ada Naruto, Lee, Gaara dan mungkin mantan pacarmu, Sasuke?" Ino menyarankan.
Mata Sakura beralih pada pria berambut raven biru kelam dan mata onyx yang sedang mendengarkan lagu dengan iPod biru miliknya. Sasuke memang mantan pacar Sakura setahun yang lalu. Mereka putus karena hal yang cukup sepele. Sakura memang masih sering berkomuniksi dengan Sasuke, tapi hanya sebatas teman biasa.
"Tidak, Ino. Aku tidak mencintainya lagi. Lagipula, Sasuke tidak berminat pacaran dengan siapapun saat ini. Dia sedang serius belajar, dia bilang Ayahnya berniat memasukkannya di Oto University" Sakura menjelaskan, ia mengalihkan pandangannya pada Ino.
"Oto University? Universitas paling bergengsi untuk bisnis di Negara Hi? Memang hebat ya seorang Uchiha…" Tenten berdecak kagum.
Sakura mengalihkan pandangannya dari teman-temannya yang masih asyik membicarakan Sasuke Uchiha. Mata emeraldnya bertemu dengan sepasang mata onyx lain, yang sedang memasuki kelas dengan bersahaja. Mata emerald meredup. Kakashi sensei memasuki kelasnya pagi ini.
Dan ia tetap guru Sakura pagi ini.
~OoO~
Bel pulang sekolah berbunyi kencang, membuyarkan lamunan Sakura. Sepanjang hari ini ia sama sekali tidak memperhatikan pelajaran dan malah melamun. Sakura membereskan peralatan sekolahnya saat Kakashi menghampirinya. Ya, Kakashi sensei!
"Sakura, apa kau sakit? Tidak biasanya kau menjadi pendiam di kelas…" Kakashi berujar, sambil memandang Sakura yang bahkan tidak menatapnya sama sekali.
"Aku tidak apa-apa… Sayonara, sensei" Sakura langsung menaruh tasnya di bahu kanannya dan berjalan pergi meninggalkan Kakashi, tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.
Kakashi hanya mengernyit bingung dan mengangkat bahu tidak mengerti. " Ada apa dengan anak itu? Dia sedikit berbeda dari biasanya hari ini…" Kakashi bergumam sendiri, kakinya melangkah menuju ruang guru.
Ruang guru tampak lebih ramai dari biasanya, sepertinya Anko baru saja menyebarkan gossip baru di anatara kalangan guru. Kakashi menghela napas, betapa tidak dewasanya para guru ini. Bergosip di waktu pulang? Seperti anak remaja saja.
Kakashi langsung menghampiri meja guru miliknya. Ia meraih map berisi nilai-nilai tes murid saat Anko menepuk bahunya. Mengajaknya bergosip.
"Anko, aku sedang sibuk…" Kakashi berusaha tidak mempedulikan Anko. Tapi sepertinya Anko tidak menyerah. Ia berusaha membuat kontak mata dengan Kakashi, hanya agar Kakashi mau mendengar gossip barunya.
Kakashi menyerah dan menatap Anko, " Apa?"
Anko tersenyum lebar, " Ini mengenai muridmu lho, Kakashi…"
Kakashi sedikit kaget mendengar perkataan Anko, " Muridku? Apa maksudmu?"
"Iya, kudengar dari beberapa orangtua murid, mereka diundang ke acara pertunangan salah satu muridmu, tampaknya seperti sebuah perjodohan di telingaku… Karena ini terlalu mendadak dan mereka bahkan ti…" Celotehan Anko terpotong oleh satu kata dari Kakashi.
"Siapa?"
Anko menggigit bibirnya, sedikit cemas memberitahu Kakashi.
"Sakura Haruno…"
Nama yang disebutkan Anko sukses membuat Kakashi menjatuhkan map yang dipegangnya ke lantai. Matanya membulat sempurna. Anko menatap Kakashi cemas.
"Gomen ne, sebenarnya aku tidak mau memberitahukan hal ini padamu… Aku tahu kau menyukai muridmu itu… Hanya saja, kurasa menyembunyikannya darimu juga tidak benar…" Anko mendesah. Matanya masih menatap Kakashi yang terpaku di tempat.
"Salahmu juga sih, dia sudah mengejar-ngejarmu selama setengah tahun, dan kau masih pada pendirianmu… Menunggunya lulus baru menyatakan cintamu padanya… Itu kan konyol, dia baru kelas 2 SMA…" Anko menceramahi Kakashi.
Kakashi tertawa pelan, hanya saja tawanya terdengar dipaksakan. Matanya masih menunjukkan betapa berita itu membuatnya terpukul. Gadis yang selama ini menjadi gadis pujaannya akan bertunangan. Apakah itu penyebab Sakura menjadi pendiam hari ini?
Tapi Kakashi sendiri menyalahkan dirinya sendiri yang selalu bersikap cuek pada gadis itu. Salah satu bukti pendiriannya yang tegas untuk tidak macam-macam pada gadis yang tujuh tahun lebih muda darinya. Yang mengetahui perasaan Kakashi pada Sakura hanya Anko dan Genma. Genma sendiri kurang setuju dengan cara yang diambil Kakashi. Ia memilih langsung memacari Shizune daripada menunggu Shizune lulus, Shizune sendiri akan lulus sebentar lagi.
"Jadi… Dia akan bertunangan? Kau tahu dengan siapa ia akan bertunangan?" Kakashi bergumam pada Anko.
"Mmm, kudengar… Ia akan bertunangan dengan putra bungsu Uchiha…." Anko berbicara sangat pelan, berharap Kakashi tidak mendengar apa yang diucapkannya.
"Sasuke?" Kakashi menundukkan kepalanya dalam-dalam.
~Ooo~
"Apa Kaa-san? Bertunangan? Kenapa begitu tiba-tiba?" Sakura masih menatap Kaa-sannya tak percaya. Baru saja ia pulang dari sekolah dan langsung diberi kabar yang tidak mengenakkan seperti ini.
"Gomen ne, Sakura… Sebenarnya ini rencana yang sudah dibuat sejak Otou-san meninggal. Kakakmu, Sasori sedang sibuk dengan urusan perusahaan… Dan Kaa-san sudah sakit-sakitan seperti ini… Kalau Kaa-san meninggal, siapa yang merawatmu dan Sasori? Kaa-san sangat cemas…"
"Kaa-san! Jangan bicara seperti itu!" Sakura menelungkupkan wajahnya di lengan Kaa-san yang berbaring di ranjang.
"Kaa-san sangat mempercayai keluarga Uchiha, mereka sudah banyak membantu kita mengelola perusahaan, lagipula kau dan Sasori juga sudah mengenal baik keluarga Uchiha… Jadi, Kaa-san memutuskan untuk menjodohkanmu dengan Sasuke…"
Mata emerald Sakura membelalak mendengar ucapan Kaa-san. "Sa..Sasuke?"
"Ya, Sasuke… Bukankah kau berpacaran dengannya? Mikoto sudah bertanya padanya dan dia setuju bertunangan denganmu…"
"Apa, Kaa-san? Dia setuju?" Sakura nyaris terkena serangan jantun mendengar ucapan Kaa-san. Kepalanya mendadak pusing mendengar ucapan Kaa-sannya. Mendadak ponselnya bergetar di sakunya, tanda ada telepon masuk.
Sasori-nii calling…
"Moshi-moshi, Sasori-nii… Jelaskan padaku! Eh? Tu..Tunggu, Sasori-nii!" Sakura menghela napas kecewa saat Sasori memutuskan sambungan telepon.
"Ada apa, Sakura?" Kaa-san bertanya, raut wajahnya amat cemas.
"Sasori-nii mengajakku bertemu dengan Itachi-nii dan Sasuke…" Sakura menjelaskan dengan pelan, matanya menampakkan kesedihan dan ketidakrelaan.
Sayang, Kaa-sannya tidak peka melhat perubahan raut wajahnya. "Baguslah! Ayo cepat kau ganti baju! Pakai baju yang paling bagus!" Kaa-sannya begitu antusias terhadap rencana yang dibuat Sasori.
Sakura mendesah, dan mengikuti langkah Kaa-san menuju lemari pakaian.
~OoO~
Sakura melangkah hati-hati, kakinya berpijak pada high heels setinggi 7 cm yang dikenakannya. Rambut merah mudanya sedikit bergelombang setelah di blow up, pipinya tampak merona pink cantik. Pakaian yang dikenakannya adalah mini dress berwarna hijau cerah dengan bolero berwarna putih yang nampak serasi di tubuhnya. Mata emeraldnya mencari sosok Sasori-nii di restoran paling mewah di Konoha ini.
"Sakura!" Suara lantang Sasori-nii terdengar di telinganya. Ia menoleh dan mendapati Sasori nii melambai padanya, dengan Itachi dan Sasuke di sampingnya.
Sakura melangkah ke tempat Sasori-nii, Itachi dan Sasuke. Mata emeraldnya berusaha menghindari kontak dengan mata onyx Sasuke. Entah kenapa, ia merasa sedang dipermainkan oleh Sasuke. 'Bisa-bisanya ia menyetujui pertunangan konyol ini!' Sakura menggerutu dalam hatinya.
"Kau cantik sekali hari ini, Sakura-chan.." Itachi-nii memuji penampilan Sakura, sambil melirik Sasuke yang menatap tajam Itachi-nii.
"Arigato, Itachi-nii…" Sakura berusaha bersikap sesopan mungkin pada Itachi-nii.
Sasuke mengernyit tidak suka melihat Itachi bersikap akrab pada Sakura. Mata onyx nya melotot pada Itachi sekilas, tanpa disadari Sakura dan Sasori tentunya.
"Sakura…, sebenarnya nii-san mengajakmu kesini untuk membahas beberapa hal…" Sasori membuka pembicaraan dengan nada serius, matanya menatap Sakura yang terlihat jengkel padanya.
"Mengenai pertunangan konyol itu?" Sakura mendengus kesal, ucapannya tadi membuat Sasuke meliriknya sekilas.
"Konyol?" Sasori dan Itachi mengernyit bingung mendengar ucapan Sakura.
"Bukankah seharusnya kau senang, Sakura? Bertunangan dengan kekasihmu, Sasuke…" Sasori menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Itachi bahkan menyikut siku Sasuke yang sedari tadi tidak berkomentar dan hanya menyeruput jus tomatnya.
"Kekasih? Nii-san! Aku dan Sasuke sudah putus sejak setahun yang lalu!" Sakura nyaris kehilangan kesabarannya. Mata emeraldnya beralih pada Sasuke.
"Dan kau! Kenapa kau menyetujui pertunangan ini, hah?"
Sasori dan Itachi meringkuk ketakutan di kursi masing-masing, tidak menyangka Sakura akan sangat marah. Sementara Sasuke hanya melipat kedua tangan di dada. Mata onyx nya bahkan tidak memandang Sakura.
"Hn. Bukankah ini untuk kebaikanmu juga?" Sasuke bergumam. "Pertunangan yang diadakan oleh keluargaku dan keluargamu… semata-mata hanya untuk kebaikanmu'kan? Kau pikir apa untungnya untukku?"
Sakura memandang Sasuke tidak percaya. Bulir-bulir air mata menggenang di kedua matanya. Ia bangkit dengan menenteng tas bawaannya dan melangkah keluar dari restoran.
"Sakura! Sakura!" Sasori berusaha mengejar Sakura, tapi Itachi menahannya.
"Hei, lepaskan baka! Aku mau mengejar adikku!" Sasori berusaha melepaskan tangannya dari Itachi.
"Baka! Percuma saja kau mengejarnya! Dia butuh waktu untuk sendirian sekarang!" Itachi mendengus, ia beralih pada Sasuke.
"Kenapa kau tidak bilang kau dan Sakura sudah putus?" Itachi menatap Sasuke jengkel. Keributan yang mereka buat membuat seisi restoran menatap mereka.
"Kau tidak bertanya…"
~OoO~
"Hiks… Hiks…" Suara tangisan itu terdengar dalam hujan. Seorang gadis berambut pink menangis di samping sebuah telepon umum. Matanya bengkak karena terlalu banyak menangis. Tubuhnya basah kuyup terkena hujan. Beberapa orang yang hilir mudik menatapnya kasihan.
Kakashi adalah salah satu dari orang-orang yang hilir mudik itu. Langit yang gelap menandakan betapa lamanya ia menghabiskan waktu di kedai sake dengan Anko. Frustasi setelah mendengar kabar gadis pujaannya akan bertunangan dengan salah satu anak Fugaku Uchiha.
Matanya menangkap sesosok gadis yang tampak kacau dengan tubuh basah kuyup. Rambut merah muda gadis itu membuat Kakashi terhenyak kaget. Sakura? Ia berlari mendekati gadis itu, dengan sigap melepaskan mantel hitamnya dan memakaikannya di tubuh mungil Sakura. Sakura mendongak dan mendapati sepasang mata dari pria yang sangat dicintainya.
"Ka..Kakashi sensei?" Sakura tidak percaya akan penglihatannya. Mungkin ia terlalu lama berada di bawah hujan hingga membuatnya berhalusinasi.
"Apa yang kau lakukan?" Suara Kakashi yang terdengar sangat cemas itu membuat Sakura yakin ia tidak sedang berhalusinasi.
Detik berikutnya, Sakura telah membenamkan wajahnya di dada bidang Kakashi. Kakashi yang tidak siap menerima pelukan Sakura hanya terdiam. Ia sedikit terkejut mendengar isakan Sakura di dadanya.
"Se…Sensei… Aku tidak...ingin bertunangan dengan Sa… Sasuke…." Kata-kata Sakura terbata-bata karena ia menggigil.
Kakashi memeluk tubuh ringkih Sakura berusaha memberikan kehangatan. Ia merapatkan mantelnya pada tubuh Sakura.
"Kau bisa sakit jika basah kuyup seperti ini, rumahku dekat sini… Kau bisa mengganti pakaianmu di rumahku… Ceritakan semuanya nanti…" Kakashi merangkul Sakura, membimbingnya berjalan melewati rumah-rumah.
"Arigato, Kakashi…" bisik Sakura pelan.
Tsuzuku~
Nekad saia… Love is Pain belum tamat udah buat fic penggantinya… Taiki makin gak keurus… Hohohoho~ Ripyu?
