Prolog

Jimin mengambil secarik kertas yang terjatuh di hadapannya, dengan lancang mata sipitnya membaca sederet kalimat yang berbaris dengan indah di kertas itu.

Lebih memilih orang dari masa lalu yang pernah membuatmu nyaman atau orang baru yang bisa membuat jantung kita berdebar?

Park Jimin mengerutkan dahinya, "Apa-apaan ini?"

Mata sipitnya terus menelusuri deretan kalimat itu,

Bagaimana jika kita sudah memilih orang baru lalu tiba-tiba orang dari masa lalu datang kembali?

"Gila." Ucap lelaki mungil itu kemudian merobek kertas digenggamannya menjadi potongan-potongan yang kecil. Sepertinya ia menyesal telah membaca isi kertas itu.

.

.

.