Autor's note:

-Mengandung Boy Love aka Shounen-ai

-Pairing GaaraNaru \\(^o^)//

-Cerita ini hanya sebagai parody dan humor, jadi anggap saja Matsuri menyayangi Gaara hanya sebagai atasan.

-Komentar, kritik dan saran yang membangun sangat dinantikan

-Happy reading

XxXxX

Keterangan:

"Speak" berbicara

'Mind' berfikir dalam hati

XxXxX

Summary:

Bagaimana jadinya bila Shy-seme berpacaran dengan Hyperactive-uke dan diganggu oleh Kazekage-compleks? Spesial for GaaNaru day. Naruto vs Matsuri.

XxXxX

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO SENSEI

HYPERACTIVE UKE VS KAZEKAGE COMPLEX © LOVELY LUCIFER

XxXxX

Love may take long, but it will always take you to where you belong. Just hold on and enjoy the journey. No need to hurry, because your heart will know, when it's finally home

-anonymous –

XxXxX

Benci Ramen

Matsuri benci sekali pada pemuda pirang di depannya. Sungguh. Bukan hanya karena sang Kazekage jatuh cinta dan memilih bocah idiot itu sebagai pacarnya. Bukan. Er... sebenarnya itu juga sih. Tapi bukan hanya itu. Kebenciannya juga karena dia seorang maniak ramen dan suka menyiksa Matsuri dengan cara merengek pada atasannya yang selanjutnya akan memerintahnya lari tunggang-langgang mencari penjual ramen terdekat.

Matsuri heran, kenapa Kazekage mau saja diperintah bocah bernama Naruto itu. Bukannya dia pemimpin Suna, pengendali pasir pula. Biarpun desas-desus yang Matsuri dengar mengatakan kalau pemuda pirang ini seorang Jinchuuriki, tapi dia yakin Kazekagenya tidak akan kalah kalau mereka adu kuat, ehm, bertarung maksudnya.

Lagi pula pemuda pirang ini juga berisik. Teriakannya selalu mampu mendengingkan telinga siapapun. Lihat saja kelakuaanya hari ini. Ketika timnya yang beranggotakan pemuda rambut ayam dan pemuda tak berpupil melapor pada Kazekage. Naruto mengomel-ngomel tidak jelas tentang Suna yang panas dan dua rekannya yang berpacaran. Cih, apa-apaan itu. Kalau tidak mau panas, kenapa tidak mengambil misi ke Kutub saja? Main salju bersama polar bear. Ini Suna bung, negeri pasir. Tentu saja panas.

"Mereka berdua itu seolah menganggapku tidak ada. Aku disuruh memakai Kagebushin dan pergi jauh-jauh mencari jejak Akatsuki. Sementara mereka enak-enakan duduk di pohon sambil bermesraan. Pokoknya aku tidak mau lagi menjalankan misi bersama Sasu-teme dan Neji. Tidak mau!"

Nah kan, lihat saja, Matsuri benci sekali kalau Naruto sudah mulai menggembungkan pipi begitu.

"Kami tidak duduk-duduk bermesraan. Aku menggunakan Byakugan dan Sasuke menggunakan Saringan, kami sedang memeriksa keadaan," si pemuda berambut cokelat indah dan tak berpupil membantah.

"Bohong. Pokoknya aku mual melihat kalian bergandengan tangan dan memberi tatapan penuh cinta begitu,"

Dasar aneh, namanya juga orang pacaran, masa jalan jauh-jauhan dan saling memberi death-glare, benar-benar bocah idiot.

"Diamlah Dobe, penentuan anggota misi bukan atas kehendak pribadi. Proteslah pada Hogake-sama kalau kau berani," si pemuda berambut ayam mendelik marah.

"Tapi seharusnya kalian memikirkan perasaanku sedikit, jangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan,"

"Kami tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hanya mensyukuri keadaan saja,"

Naruto langsung memasang tampang mengenaskan, "Huee jahat. Kau lihat Gaara. Mereka menyebalkan sekali 'kan?"

Matsuri langsung menyiapkan kunainya begitu si idiot lelendotan di lengan atasannya. Dasar pria penggoda, jauhkan tangan nistamu dari Kazekage-ku.

"Kalian bisa kembali ke penginapan,"

Untunglah Kazekage-sama tidak terpengaruh.

"Hyuuga-san, aku ingin laporan tertulisnya paling lambat besok siang,"

Pemuda berambut panjang indah mengangguk.

"Matsuri..."

Suara datar sang Kazekage membuyarkan lamunan gadis berambut cokelat itu.

"Ya Kazekage-sama?"

"Tolong pesan sepuluh mangkuk ramen ekstra bawang secepatnya."

Mata cokelat Matsuri membelak.

Lagi??!

Kalau bukan karena perintah atasannya adalah titah yang tidak boleh dilanggar. Matsuri pasti sudah melempar pemuda pirang itu dengan berkas yang sedang dia susun.

XxXxX

Benci Kopi

"Kazekage-sama, kopi an..." Matsuri menghentikan kalimatnya ketika dia mendapati kalau Naruto sedang duduk di meja kerja Gaara sambil menyuapi pemuda berambut merah itu penuh-penuh dengan Ramen dari mangkuk terakhirnya. Tumpahan kuah Ramen memercik ke segala arah, salah satu tempat yang disingahinya adalah tumpukan berkas yang mesti diperiksa sang Kazekage. Membuat Matsuri hampir menagis saking depresinya. Artinya dia dan atasannya harus lembur lagi.

Lagi pula ada yang tidak benar di sini. Sungguh, dahulu Matsuri benar-benar tidak mengerti kenapa Naruto disebut Ninja Kejutan nomor satu Konoha. Sekarang, setelah masuk ke Kazekage office, gadis berambut cokelat itu paham. Kemampuan Naruto untuk mengubah seseorang benar-benar membuat merinding. Kazekagenya adalah salah satu contohnya, bagaimana mungkin pemuda berwajah dingin bak mafia di depannya ini berubah menjadi anak manis yang mau saja disuapi makan ramen. Padahal, pada Temari-san pun, Gaara-sama tidak pernah bermanja-manja. Tapi pada Naruto, sang Kazekage sukses bertekuk-lutut tanpa membantah. Benar-benar mengejutkan sekaligus mencurigakan. Kalau bukan karena memiliki ilmu pelet, Naruto pasti seorang cenayang.

Matsuri berdehem kencang, berusaha memberitahukan keberadaanya pada dua sejoli yang asyik bermesraan di meja milik negara. Bukannya berniat mengganggu, hanya saja Matsuri berpendapat sang Kazekage dan pacarnya perlu dihentikan. Matsuri belum rela image suci sang atasan yang menurutnya lugu dan pemalu, ternoda oleh Naruto yang mulai mendekati bibir Kazekagenya yang berlumur kuah ramen dengan bibir juga. Adegan itu tidak boleh terjadi di depan matanya. Terserah kalau di belakang. Tapi kalau bisa sih jangan juga.

Biarpun fujoshi terselubung, Matsuri adalah Kazekage-compleks, ituloh sejenis mother-compleks, yang memiliki rasa cinta berlebihan pada atasannya.

"Kazekage-sama, kopi anda sudah siap," Matsuri mengulang ucapannya tanpa memperdulikan tatapan marah Naruto.

"Terimakasih, letakkan saja di..."

"Gaara tidak boleh minum kopi..." rengekan Naruto total menghentikan kalimat Kazekage yang agung.

Tapi Matsuri tak perduli, dia menyebrang Kazekage office dan meletakkan minuman atasannya di meja biasa. Mata cokelatnya menantang pada Naruto yang mengembungkan pipinya.

"Pokoknya tidak boleh. Kalau Gaara minum kopi aku tidak akan mau menciummu selama tiga hari..."

Seketika tubuh Matsuri membeku. Cium? Sebagian dirinya yang beraliran fujoshi bersorak ingin melihat. Tapi sisi lain, yang ditempati Kazekage-compleks meraung murka ingin membunuh si pemuda pirang.

Jeda sebentar, Matsuri harap-harap cemas.

"Bawa kembali saja Matsuri," sang atasan memberi titah mutlak tanpa bisa dibantah.

Matsuri keluar sambil menyumpah-nyumpah dalam hati. Dan gadis itu benar-benar ingin meloncat dari Kazekage tower ketika suara cempeng Naruto menggema sampai ke luar.

"Eh, Kita belum pernah ciuman ya??!"

Naruto... Mati saja kau..!

XxXxX

Benci Kepolosan

"Aku sayang Gaara."

Celetukan datar yang terlontar di saat suasana sepi di Kazekage office total membuat sang pemuda berambut merah mengadahkan kepala dari tumpukan pekerjaannya.

See greens meet Safirs.

"Sayang banget, lebih dari sayangku pada Sasu-teme, Sakura-chan, Iruka-sensei, Kakashi-sensei, Sai-baka, Jiraiya-ojii..." Naruto berucap sambil menekuk satu persatu jarinya, sesekali alis pirangnya mengernyit. "Neji, Lee, Hinata-chan, Kiba, Shino..."

Suara debam menghentikan kalimat Naruto. Matsuri sudah menjatuhkan sebuah arsip tebal ke lantai. Mata cokelatnya menatap geram.

"Naruto-san, apakah anda tidak ada misi?"

"Tidak," Naruto menjawab dengan wajah paling polos. Sesaat Matsuri sempat luluh juga. Wajah inikah yang sudah mengganggu Kazekagenya??! Kawai desuuu. Tapi, aggh... Tidak boleh terpancing...

"Kenapa anda tidak mengunjungi oase saja bersama teman anda?"

"Teman? Sasu-teme dan Neji maksudmu?"

Matsuri mengangguk.

"Tidak ah, mereka sedang sibuk pacaran. Eh tahu tidak Gaara, Neji itu bisa membopong Sasu-teme sekaligus menciumnya sambil melompat dari pohon ke pohon loh," kata Naruto pada pemuda berambut merah yang dari tadi memandangnya saja tanpa berkomentar.

"Sungguh?"

Yang bertanya adalah Matsuri, bukan Gaara.

"Iya. Melompat wus-wus gitu, padahan badan Sasu-teme pasti berat. Wah dia hebat sekali, tidak takut menabrak pohon atau tergelincir,"

"Mungkin karena temanmu itu memiliki Byakkugan dan jago Taijutsu," Matsuri meletakkan jarinya ke dagu dan mencoba mencari alasan paling logis.

"Seharusnya kau belajar pada Neji, aku juga mau loh dibopong sambil dicium begitu..."

Kuas tinta ditangan Matsuri patah jadi dua. Ternyata hanya rencana licik terselubung. Dan celakanya dia terpancing. Dasar sialan...!

Dan meja tak berdosa menjadi pelampiasan si gadis berambut cokelat untuk menjedukkan kepalanya.

XxXxX

Benci Pembuat Onar

Matsuri menguap lebar. Sambil mengerjap-ngerjapkan mata cokelatnya, gadis itu meregangkan pinggangnya yang pegal karena duduk seharian.

"Kau pulanglah, biar aku yang mengurus sisanya," suara sang Kazekage mengalun datar bagai nyanyian nina bobo.

"Tapi Kazekage-sama..." Matsuri berniat menolak, sungguh, tapi dasar kedua tangannya tak tahu sopan santun, dengan seenaknya tangannya malah membereskan barang-barangnya dan menyandang tas kulitnya. Sungguh tangan penghianat.

Gadis itu sudah akan berlalu keluar ketika sesuatu yang berwarna kuning menarik perhatianya. Dia sempat bertanya-tanya tadi, kenapa Kazekage office mendadak sunyi dan bikin mengantuk. Ternyata si pembuat onar sudah KO.

Matsuri melihat kalau Naruto tidur di sofa merah atasannya dengan pose mengundang. Kedua kaki pemuda pirang itu tertekuk manis, dengan jaket orange yang sedikit tersingkap. Tapi bukan itu masalahnya. Setan pasti bertengger di bibir merah muda yang setengah terbuka itu. Pasti. Matsuri berani mempertaruhkan jabatannya sebagai bawahan langsung Kazekage. Dia berani dipecat jika atasannya tidak horni seketika sewaktu melihatnya.

"Ehm, Kazekage-sama?"

Atasannya tak menjawab seperti biasa, hanya menoleh tanda mendengarkan.

"Anu, Naruto-san bagaimana?"

Mata see greens Kazekage menatap gundukan kuning dan orange di depannya, "Biar kuurus, kau pulang saja," katanya datar. Pemuda itu tidak bergerak seincipun dari mejanya, matanyapun sudah kembali menekuni pekerjaannya. Tapi Matsuri dapat melihat ketika pasir dari guci yang bersandar di dinding bergerak merapikan jaket sang pacar dan menyorongkan bantal kursi di bawah rambut pirangnya.

"Bagaimana kalau kupanggil Ibiki untuk memindahkan?" tawar Matsuri penuh harap.

Dan gadis itu langsung kaget ketika menyadari kalau mata see greens yang memandangnya berubah seram.

Oh oke, dia salah bicara. Ternyata mantan inang Shukaku inipun masih bisa memberikan death glare walaupun Ichibi telah enyah. Possesive and overprotective huh??!

"Kalau Kankuro-san?"

Pelototan lagi.

"Mungkin kipas Temari-san bisa menerbangkannya kembali ke Konoha tanpa kita perlu kerepotan." Matsuri hanya bergumam pelan-pelan, lebih mengacu pada rencana pribadi daripada usul.

"Aku akan mengurusnya. Selamat malam!" sang atasan sudah memberikan pernyataan mutlak yang tidak bisa dibantah.

Well oke, kita lihat saja besok apa Naruto baik-baik saja.

"Selamat malam Gaara-sama."

XxXxX

Benci Begadang

"Naruto..." Gaara menepuk pundak pemuda berambut pirang di depannya perlahan. Berusaha membangunkannya tanpa tergoda bibirnya yang mengalirkan nafas teratur dengan mengundang.

Tidak ditanggapi.

"Naruto... Kau bisa masuk angin ka..."

Badan mantan Jinchuuriki Shukaku itu berubah sekaku papan. Kalimatnya terhenti seketika.

Tangan berkulit tan yang berbungkus jaket orange di depannya sudah mencapai leher sang Kazekage. Memeluknya dengan mesra. Mata safirnya membuka tanpa niat. Dan yang terpenting, bibirnya yang setengah terbuka sudah mendekat.

"Gaara... Dingin..."

Nafasnya yang beraroma ramen sudah menyapu hidung sang Kazekage. Menegaskan jarak mereka yang tinggal beberapa senti.

Gaara tak bergerak. Bahkan sepertinya pemuda itu menahan nafasnya.

"Huacim..."

Akhirnya sang Kazekage menutup matanya yang ditumpahi bersin.

Pemuda itu menghempas nafasnya, muka pucatnya sudah kembali berwarna. Pelan-pelan Gaara melepaskan jubah Kage-nya dan menyelimutinya pada pemuda pirang yang sudah mendengkur lagi dan bersandar di dadanya.

Sementara di luar sana, Matsuri sudah jatuh tersungkur sambil memaki-maki. Matanya sempat tercolok gagang pintu ketika iner fujoshi-nya bersorak memberi dukungan pada sang Kazekage dan pacarnya. Tapi pengorbanan bergadangnya sia-sia. Tidak ada skandal Kazekage malam ini.

XxXxX

TBC

XxXxX

Last Author's note:

Fict ini saya buat untuk memperingati GaaNaru/NaruGaa day yang jatuh pada tanggal 19 Oktober. Yang mau join bisa publish fict sampai tanggal itu. Keterangan lengkap bisa tanya via review, PM, email, atau add facebook saya yang ada di profil. Atau bisa juga tanya ke kak Aicchan, Wolfie, dan Purinsha.

MIND TO REVIEW?