"The Halved"

Main Cast :

[Park Chanyeol x Byun Baekhyun]

Genre : school life, lovefriend, romance, hurt

WARNING!

Rate : M

Yaoi, Boys Love, Boy x Boy

OOC, Typo(s), Not According to EYD, etc.

.

^^Happy Reading^^

.

.

Chapter 1

"Byun Baekhyun-ssi, apa kau murid baru itu?"

"I-iya pak.."

"Kau sudah membaca semua perarturan didalam asrama bukan?" Baekhyun menganggukkan kepala sebagai tanda mengiyakan. "Bagus berarti aku sudah tidak perlu menjelaskan lagi apa saja larangan yang tidak harus dilakukan. Ini kunci kamarmu, kuharap kau betah tinggal disini" kata kepala asrama itu sambil menyerahkan sebuah kunci pada Baekhyun lalu matanya beralih menatap sosok pemuda lain yang sejak tadi berdiri malas disamping kanannya.

"Chanyeol-ah, aku senang akhirnya kau memutuskan untuk tinggal di asrama. Orang tuamu mempercayakan padaku untuk menjagamu agar kau tidak berkeliaran lagi setiap malam" kepala Kang sebutan akrab semua penghuni asrama itu menunjukkan senyuman senangnya pada pemuda yang kini masih terlihat acuh dan cuek tanpa peduli dengan orang yang sedang bicara didepannya. Tidak sopan sekali –pikir Baekhyun.

"Dan ini kunci kamarmu" kepala Kang menyerahkan kunci itu lalu disambar cepat oleh Chanyeol tetapi sebelum itu terjadi dia menggenggamnya lagi dan menjauhkan tangannya sehingga membuat Chanyeol seperti menggapai udara kosong. Baekhyun sedikit terkikik kecil ketika melihat wajah geram lelaki disampingnya yang merasa dipermainkan. "Apa yang kau tertawakan?" Baekhyun pura-pura melihat sekeliling ketika Chanyeol menatapnya tajam.

Kepala Kang hanya menggelengkan kepala melihat interaksi dua manusia didepannya. Dia melanjutkan lagi pidatonya yang tertunda yang tadi sempat digunakan untuk menjahili Chanyeol sesaat. "Ingat Chanyeol disini bukan rumahmu jadi kau tidak bisa melakukan semaumu dan seenakmu sendiri. Ada jam malam dan peraturan yang harus kau patuhi.

Mengingat kau sebagai putra donatur penting sekolah tidak mempengaruhiku untuk harus mengistimewahkanmu, di tempat ini semua memiliki hak yang sama. Aku tidak akan segan untuk menghukummu bila kau melakukan kesalahan, meskipun disekolah kau memiliki kekuatan berkuasa tetapi disini akulah penanggung jawab yang mengendalikanmu" ada nada remeh disela kata yang diucapkan kepala Kang, dan itu membuat kuping Chanyeol tiba-tiba gatal mendengar pak tua itu berbicara terlalu lama. Tangannya aktif mengorek-ngorek telinga sebagai tanda dia bosan dan jenuh.

"Berapa lama lagi kau akan ceramah, aku lelah dan mengantuk ingin segera tidur. Jadi cepat berikan aku kuncinya"

"Benar-benar tidak sopan, semoga aku tidak akan sekamar dengannya" sayangnya gumaman Baekhyun terlalu berisik untuk ukuran ruangan sempit yang hanya diisi tiga pria disana. Chanyeol akan membalas omongan lelaki pendek ini tetapi kekehan seseorang menghentikan niatnya. Itu kepala Kang dengan selera humor rendah menertawakan hal yang sama sekali tidak ada lucu baginya.

"Kau sungguh lucu Baekhyun-ssi" Baekhyun yang kepergok sedang melontarkan pikirannya tersenyum canggung pada kedua orang disana, dia merutuki mulutnya yang tidak bisa diam itu. "-tapi sayangnya kalian berdua memang akan tinggal diruangan yang sama, jadi aku berharap kalian bisa lebih dekat dan saling membantu satu sama lain" kepala Kang menyelesaikan ucapannya bersamaan menunjukkan kunci kamar Chanyeol yang memiliki nomor yang sama dengan milik Baekhyun, 614.

"Keputusan macam apa itu, seingatku aku meminta ruangan pribadi yang mana artinya tidak ada namanya teman sekamar apalagi dengan lelaki pendek seperti ini. Tidak akan pernah" sergah Chanyeol tidak terima dengan keputusan sepihak itu. Baekhyun langsung menolehkan wajahnya seketika Chanyeol menyebutnya pendek. Ejekan macam apa itu? kesalnya dalam hati. Brengsek sekali lelaki ini.

"Tidak ada penolakan. Ibumu sendiri yang meminta ini, kalau tidak mau kau bisa protes padanya" final sudah ucapan yang diberikan kepala Kang pada Chanyeol hingga membuat laki-laki itu bungkam seketika.

Sial.

.

.

-Cklek-

Pintu kamar itu terbuka lebar ketika tangan mungil itu mendorongnya hingga menempel pada dinding. Baekhyun menatap kagum pada desain ruangan yang begitu apik dan rapi itu. Dia masih berdiri mematung didepan pintu tanpa sadar dan membuat pemuda tinggi diibelakangnya mendecak sebal.

"Minggir!Kau menghalangi jalanku pendek" Chanyeol dengan kurang ajarnya mendorong punggung Baekhyun yang hampir terjungkal kalau saja dia tidak cepat melakukan antisipasi dini. Baekhyun menatap jengkel pada Chanyeol tersangka utama yang kini malah duduk santai disalah satu sofa tanpa rasa bersalah.

Baekhyun ingin marah dan mengucapkan sumpah serapah pada makhluk didepannya ini. Sudah sombong, menyebalkan, seenaknya dan sekarang mengatainya pendek lagi. Sabar Baekhyun. Sabar. Jangan sampai tersulut emosi ingat kau datang kesini tidak mencari musuh tetapi ilmu, biarkan saja lelaki ini.

"Sekolah terbaik apanya kalau kamar asrama sempit seperti ini" lelaki tinggi itu mulai mengeluarkan ocehan mencelanya dengan mata yang masih berkeliling menilai. Chanyeol mengambil benda persegi disaku celananya dan terlihat sedang menelpon seseorang. Baekhyun berjalan acuh tak peduli dan segera membereskan barang-barangnya.

Dia sudah mendaratkan pantatnya pada salah satu sisi ranjang tapi secara terpaksa harus terangkat kembali ketika tangan seseorang menarik lengannya dengan kuat. Itu chanyeol pemuda yang sekarang menatapnya tajam dengan sebelah tangan lainnya menggenggam telpon. "Apa yang kau lakukan?" Baekhyun mulai bertanya karena tidak mengerti.

"Siapa menyuruhmu untuk duduk diranjangku" Baekhyun melotot, sejak kapan lelaki ini mengklaim ranjang ini adalah miliknya. Bicara saja belum sudah mengatur kepemilikan. Oh iya Baekhyun lupa dia sedang berhadapan dengan putra donatur kaya sekolah yang sombong dan seenaknya itu –HELL

"Aku tidak berani tidur disamping jendela" kata Baekhyun jujur tanpa beban.

Kamar ini memiliki dua ranjang berdampingan yang terpisah oleh nakas meja lampu tidur bagian tengah. Dua meja belajar lengkap dengan komputer terletak berdampingan tepat menghadap jendela. Dan dibelakang meja belajar itu barulah ranjang berjejer rapi. Ranjang sebelah barat menghadap lemari besar dan disebelahnya pintu kamar mandi. Sedangkan ranjang sisi sebelah timur dekat dengan sebuah sofa lebar dan meja kecil mirip ruang tamu mini yang dekat dengan pintu masuk. Ada sekat kecil diantaranya yaitu rak-rak buku sehingga sedikit menutupi pandangan langsung dengan ranjang.

"Cih, kau ini laki-laki bagaimana bisa takut pada hal semacam itu" Baekhyun akan membalas ucapan Chanyeol sebelum dering telpon mengganggu situasi. Pemuda itu mengangkatnya dan menyuruh Baekhyun diam sebentar. Seharusnya dia tidak peduli tapi kenapa Baekhyun patuh saja diperintah. Bodoh.

"Taruh saja didepan nanti akan ada yang mengambilnya" Chanyeol dengan cepat mematikan sambungannya tanpa salam perpisahan dengan sepihak. "Barangku sebentar lagi akan datang jadi aku putuskan peraturannya sekarang. Ranjang ini milikku kau tidur di sebelah sana" tunjuk Chanyeol pada ranjang sebelahnya.

"Kenapa harus kau yang memutuskan? Ini juga kamarku. Aku tidak mau, aku ingin tidur diranjang ini" Baekhyun tetap bersikukuh dengan pilihannya, jika Chanyeol bisa memilih kenapa tidak dengannya. Majayo.

"Hey kau itu murid baru disini jadi jangan banyak tingkah"

"Kau juga masih baru disini jadi tidak usah sok berkuasa, ingat kata kepala Kang semua memiliki hak yang sama"

Baekhyun dan Chanyeol saling menatap tajam seakan ada aliran listrik yang keluar dari mata keduanya. "Ok kita putuskan dengan batu kertas gunting, bagaimana?" Chanyeol memberikan usul, sebenarnya dia bukan tipe pengalah atau pencari solusi. Semua kemauannya harus terpenuhi dan tak terbantahkan. Tapi entah kenapa semua kekuatannya menghilang dan lenyap semenjak dia memasuki gedung asrama ini. Seperti semua orang tak peduli dengan statusnya sebagai orang terhormat yang penting.

Baekhyun memicingkan matanya curiga. "Kenapa kau sangat ingin tidur di ranjang ini, apa kau juga takut tidur dekat jendela?" mata sipitnya melebar tak percaya dengan spekulasi yang baru saja dia ucapkan. Tentu saja itu pasti alasannya. Baekhyun tertawa dengan tebakannya ketika mata pemuda tinggi itu melotot tak terima.

"Aish mengaku saja aku tahu kau juga takut hal semacam itu" Baekhyun menyentuh kemeja Chanyeol bagian dada dengan menusuk-nusuknya menggunakan jari telunjuk. Chanyeol berusaha menghindari jari telunjuk itu tetapi Baekhyun semakin mendekat mengejar dadanya. Setelah Chanyeol terpojok pada dinding barulah Baekhyun berhenti dan menatap lelaki itu sambil menaik turunkan alisnya menggoda. "Perkataanku benarkan?"

Chanyeol menatap horor Baekhyun. "Apakah kau sejenis dengan mereka?" bukannya mengakui kelemahannya Chanyeol malah memberinya pertanyaan yang aneh. Oh mau mengalihkan pembicaraan rupanya. Tidak bisa!

"Kenapa tidak mengaku saja, sampai mencoba mengalihkan topik pembicaraan"

"Mengaku apa? Yang harusnya melakukan itu kau"

"Kau tidak dengar, aku sudah mengakuinya tadi" Baekhyun memutar bola matanya malas.

"JADI KAU BENAR SEORANG GAY!" Chanyeol seketika itu juga menjauhkan tubuhnya dari jangkauan Baekhyun. Menatap waspada lelaki mungil yang baru saja mencoba menggodanya. Chanyeol bergidik membayangkan bagaimana kisah hidupnya nanti jika terjebak dengan hal semacam itu. Cukup disekolahnya saja okey.

"Tentu sa- APA KAU BILANG?!" kini gantian Baekhyun yang menatap horor Chanyeol. Apa maksudnya itu? darimana lelaki kelebihan hormon ini membuat pernyataan seenak jidatnya.

"AHA, KAU BARU SAJA MENGAKUINYA. KAU GAY DAN SEKARANG BERUSAHA MENGGODAKU. ASTAGA.." Chanyeol mendesah frustasi, itulah mengapa dia bersikeras ingin memiliki kamar pribadi sendiri daripada harus berbagi dengan orang lain apalagi jika mereka GAY. Tolong garis bawahi itu.

"APA! KAPAN AKU BILANG AKU GAY. JANGAN ASAL BICARA, SIAPA YANG MENGGODAMU HAH" Baekhyun tidak terima dengan semua perkataan Chanyeol yang tiba-tiba menghinanya. Ini sudah sangat keterlaluan, jika kata pendek bisa dikatagorikan ejekan ringan maka Baekhyun tidak masalah tetapi mengatainya Gay sama saja dengan pencemaran nama baik. Heol.

"Tidak usah mengelak, lalu apa artinya tadi kau yang berusaha memojokkanku kalau bukan ingin menggodaku" Chanyeol tersenyum miring menandakan bahwa dia yakin lelaki pendek ini tidak bisa menjawabnya. Baekhyun sendiri sudah berasap amarahnya terbakar mendengar segala penuturan Chanyeol yang sudah kelewatan, tapi dia tetap berpikir tenang. Membalas Chanyeol dengan berteriak emosi sangat tidak efektif untuk memberinya serangan balik, mungkin sesuatu yang halus dan menusuk bisa menyadarkannya.

"Chanyeol-ssi aku tau kau pria bermartabat tapi kenapa kata-katamu seperti seorang gelandangan yang tidak tau tempat dengan mudah mengatai orang lain yang baru dikenalnya. Tidak adakah rasa malu pada ucapanmu" Baekhyun bersendekap menghadap lelaki tinggi itu dengan berani tanpa rasa gentar atau takut sedikitpun.

"KAU-"

Tok tok tok...

Sial. Siapa orang yang berani mengganggu ucapannya kali ini. Chanyeol berjalan membuka pintu kamar terburu dan akan bersiap menyemburnya dengan sumpah serapah jika saja-

"Hai.."

-sesosok cantik dan lembut menyapanya anggun. Chanyeol segera berdehem menormalkan suaranya yang sempat meninggi beberapa menit lalu. "Ada perlu apa kau kemari?" ini bukan nada ketus atau semacamnya, Chanyeol menggunakan intonasi yang terdengar sangat bersahabat di telinga Baekhyun daripada sebelumnya saat berbicara dengannya. Gosh.

"Aku mendengar kau pindah ke asrama hari ini dan kebetulan aku melihat salah satu anak menenteng barangmu jadi sekalian saja aku bawa kesini" sosok itu masih tersenyum cantik dari awal pintu terbuka sampai dia masuk dengan lancang melewati pemiliknya yang masih terdiam di ambang pintu.

Jangan berpikir negatif, tentu saja ini asrama khusus laki-laki jadi hanya bisa dimasuki oleh kaum adam saja. Sosok cantik itu dia memang pria untuk ukuran jenis kelamin tetapi parasnya benar-benar bisa menipu pandangan lapar manusia bejad homoseksual diluaran sana. Rambut panjang sebahunya, wajah mungil, kulit putih bersih, dan badan yang kecil itu membuat seorang laki-laki bernama lengkap Byun Baekhyun terkesima sekali tatap mata.

"Oh kupikir kau tinggal sendiri rupanya ada orang lain disini, Annyeonghaseyo.. Choi Minki imnida" lelaki cantik itu akhirnya memperkenalkan namanya, dia berjalan mendekati Baekhyun sembari mengajak bersalaman. Senyum cantik masih terpatri diwajahnya tapi Baekhyun tak kunjung menyambut uluran tangannya malah memandanginya aneh. Ah dia tau sebabnya..

"Hey aku laki-laki asal kau tahu, jangan memandangku dengan wajah kagum seperti itu" Minki terkekeh melihat Baekhyun yang gelagapan seperti ketahuan mencuri barang. Baekhyun yang mengerti segera menjabat tangan lembut itu dan segera mengenalkan diri. "Annyeonghaseyo Minki-ssi, Byun Baekhyun imnida bangapseumnida" balas Baekhyun sopan dan tawa renyah mengakhiri perpisahan kedua tangan itu. "Panggil saja aku Ren, sepertinya aku seumuran denganmu" lalu jemari cantik itu sedikit mencubit pipi gembil Baekhyun sebagai hadiah terakhir perkenalan.

"Jangan lakukan itu padanya Ren, kau bisa dimakan dia nantinya" Chanyeol yang tersadar dengan lamunannya sedari tadi hanya terdiam mendengar celotehan dua makhluk tak lebih tinggi darinya segera menghalangi pandangan Ren dari tatapan memuja Baekhyun yang dianggap sebagai tatapan lapar.

"Apa maksudmu?" Ren yang tidak mengerti pada kata-kata Chanyeol bertanya dengan bingung.

"Dia Gay dan baru saja menggodaku tadi" jawab Chanyeol enteng tanpa perasaan. Baekhyun yang mendengarnya langsung menendang tulang kering Chanyeol sampai sang korban mengaduh kesakitan memegangi kakinya.

"Sudah kubilang aku tidak menggodamu Chanyeol-ssi dan aku bukanlah GAY!" setelah mengucapkan itu Baekhyun berjalan keluar kamar tergesa dengan perasaan yang diliputi amarah karena terhina.

"Aku tidak pernah melihatmu seketerlaluan ini Chanyeol" Ren berlari keluar kamar mengejar Baekhyun. Sementara Chanyeol sendiri masih terdiam ditempat tak bergerak sedikitpun. Bahkan rasa sakit di kakinya sudah tidak dia perhatikan lagi.

.

.

Baekhyun terus berjalan tanpa memperhatikan kedepan hingga menabrak pundak seseorang dengan tak sengaja. Baekhyun sadar segera meminta maaf dan mencoba membantu orang tersebut yang terjatuh karenanya. Tetapi tangannya malah ditarik dan jatuh terjembab diatas orang tersebut. Baekhyun tentu saja kaget dan melototkan matanya ketika mencium bau alkohol pada mulut laki-laki itu. Dia mabuk dan sekarang sedang mengunci gerakan kaki Baekhyun. Sial sekali.

"A-apa yang ingin kau lakukan aku ini laki-laki sama sepertimu?"

"Wajahmu sangat cantik, bolehkah aku menyentuhmu manis" laki-laki itu sudah mulai kurang ajar dengan menggerayangi tubuh Baekhyun. Tetapi tubuhnya dengan tiba-tiba tertarik kembali ke atas dan secepat itu pula terdengar bunyi hantam dari sebelahnya. Baekhyun menatap tak percaya, Ren laki-laki cantik yang baru ditemuinya tadi dengan segala keanggunan dan kelembutannya memukul ganas pemuda mabuk yang hampir menciumnya.

"Kau tak apa?" Ren memegang pundak Baekhyun yang kelihatan masih belum sadar akan keterkejutannya. Baekhyun menoleh lalu tersenyum tipis sambil membuat gesture 'aku baik-baik saja tidak perlu khawatirkan aku' Ren yang cepat menangkap maksud tersebut ikutan lega setelahnya dia melihat kebawah dengan berang menendang kaki laki-laki yang tergeletak itu.

"Cepat bangun Kwok Aron dan minta maaflah pada Baekhyun dia bukan seorang Gay sepertimu" Baekhyun terkejut sekali lagi, dia menatap dalam lelaki disampingnya ini. Kenapa dengan mudahnya mengatai seseorang seperti itu?

Aron kini sudah merubah posisinya menjadi berdiri menghadap dua lelaki yang lebih pendek darinya. Dia sudah sadar sepenuhnya setelah pukulan kuat itu mendarat pada pelipisnya. Matanya yang awalnya memandang lelaki cantik yang berdiri disebelah kiri beralih memandang lelaki lain yang tak dikenal berdiri disebelah kanannya.

"Maafkan aku, tadi aku sedikit mabuk jadi tidak bisa mengontrol diriku ketika kau berada diatasku" pemuda itu menundukkan kepalanya sebagai permintan maaf. Baekhyun sendiri sudah merasa baikan dan dia tidak mempermasalahkannya lagi. "Tapi sangat disayangkan wajah secantik kalian terjebak pada dunia munafik yang disebut kenormalan itu" Aron tertawa remeh dan sedikit menyentuh dagu kecil Ren tapi langsung ditepisnya dengan kasar.

"Ayo Baekhyun-ssi kita pergi dari sini" Ren menarik tangan Baekhyun cepat dan membawanya menjauhi tempat itu. Baekhyun yang pada dasarnya masih anak baru tentu saja menurut dan tidak tau harus berbuat apa kecuali mengikuti kemana Ren membawanya.

"Menarik sekali, dua lelaki cantik yang mengaku normal" Aron meringis sedikit kala merasakan denyut nyeri disekitar pelipis dan sudut bibirnya. Lumayan juga pukulan Ren terhadapnya. Dia berjalan gontai tapi tiba-tiba berhenti ketika netranya menatap seseorang yang berjalan santai menuruni tangga. Itu Park Chanyeol. Sedang apa dia di asrama? Wow pangeran sekolah terjebak di lubang gelap rupanya. Aron tersenyum miring lalu kembali melanjutkan langkahnya.

...

Mereka sampai pada koridor asrama lantai satu dan berusaha mendudukkan diri pada salah satu kursi yang disediakan disana. Malam ini pukul 8 dan dua jam lagi pintu gerbang asrama akan terkunci sebagai aturan tetap jam malam.

"Baekhyun-ssi apa kau anak baru disini?" suara lembut itu menyapa gendang telinga orang yang dituju disebelahnya. Baekhyun menganggukkan kepala sebagai jawaban pasti.

"Ah pantas saja aku baru melihatmu pertama kali" Ren tertawa mencairkan susana yang sempat kurang harmonis diantara mereka. "Maafkan Chanyeol ya, dia bukan bermaksud menghinamu tadi. Sebenarnya dia orang yang baik dan perhatian" Baekhyun menolehkan wajahnya tak percaya. Baik apanya kalau sikapnya semena-mena begitu batinnya mendumel.

"Hahaha.. wajahmu menggemaskan sekali Baekhyun-ssi. Kau mau mendengar sebuah fakta dariku?" sejak kata-kata keluar dari bibir runcing dari lelaki disampingnya Baekhyun tidak pernah sekalipun mengalihkan pandangannya.

Dan jam malam itu dihabiskan oleh mereka berdua untuk bercerita. Satu yang diketahui Baekhyun dari Ren, dia lelaki baik dan menyenangkan.

.

.

Baekhyun kembali lagi kedalam kamarnya dengan mengendap-endap, mengingatkan sebuah kejadian yang tidak mengenakkan antara dirinya dan Chanyeol beberapa jam lalu. Saat petugas kedisiplinan melakukan ronda malam berkeliling mencari penghuni gedung asrama yang berkeliaran, Baekhyun bergegas memasuki kamar tidurnya.

Perasaannya sekarang tak menentu, bagaimana jika nanti dia bertemu dengan Chanyeol korban penindasannya tadi. Setelah mendengar semua penjelasan dari Ren barulah dia menyadari kalau posisi Chanyeol tidak sepenuhnya salah.

"Ketika aku pertama mengenalnya dia memang seperti itu suka seenaknya, tetapi saat kau sudah mengenalnya lebih jauh dia berbeda dengan kebanyakan laki-laki. Kau beruntung Baekhyun-ssi bisa sekamar dengannya" Baekhyun masih mengingat jelas bagaimana Ren yang memuji Chanyeol dan menceritakan kisah asrama ini.

Awalnya dia terkejut bukan main ketika mengetahui sebuah fakta bahwa kebanyakan anak asrama adalah Gay. Dan selebihnya biseksual hanya sedikit yang mengaku normal termasuk Ren, Chanyeol dan sekarang dirinya. Pantas saja pertama kali dia memasuki gedung ini matanya sering menangkap pasangan mesra boyxboy sedang berangkulan. Dia pikir itu hal wajar sebagai teman tetapi Baekhyun salah mereka lebih dari sebuah teman.

"Apakah kau sejenis dengan mereka?" seharusnya dia bisa menggunakan kalimat yang lebih baik. Cih menyebalkan sekali, beruntung darimananya? Pikir Baekhyun malas.

Lampu kamarnya masih menyala terang dan keadaan didalam masih sama seperti beberapa saat lalu dimana koper dan barang-barang mereka tergeletak sembarangan belum sempat dirapikan. Kepalanya celingak-celinguk mencari pemuda tinggi yang menghuni kamar ini. Sepi. Kemana perginya dia? Di kamar mandi juga tidak ada.

"Orang tuamu mempercayakan padaku untuk menjagamu agar kau tidak berkeliaran lagi setiap malam" Baekhyun mengingat kembali kata-kata kepala Kang sore tadi. Sudah tidak butuh jawaban dimana Chanyeol berada, sebagai lelaki yang paham dia tidak terlalu penasaran. Syukurlah kalau begitu Baekhyun jadi tidak perlu repot lagi untuk sekedar berargumen kotor dengan Chanyeol untuk saat ini.

"Saatnya beres-beres. Yup semangat Byun Baekhyun besok adalah hari pertamamu bersekolah" Baekhyun menyemangati dirinya sendiri dan mulai mengatur semua barang-barangnya. Saat semua sudah selesai kini tinggal merebahkan tubuhnya saja karna sudah sangat malam dan juga matanya sangat mengantuk butuh diistirahatkan.

Dia berjalan mematikan lampu bagian depan yaitu ruang tamu mini setelah mengunci pintu utama lalu kembali lagi ke tempat tidur. Omong-omong tentang ranjang Baekhyun memutuskan untuk mengalah saja. Walau masih takut tapi dia kan namja, jadi setidaknya Baekhyun mulai sekarang harus belajar berani melawan rasa takutnya. Baekhyun tertidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

.

.

"Augh.. berdiri yang tegak Park Chanyeol, asal tahu saja kau sangat berat" seorang pemuda nampak kesusahan membawa pria tiang itu walau dibantu dengan pemuda lainnya.

"Diam kau bodoh, kau ingin kita ketahuan lagi karena keluar malam-malam" pemuda lainnya memperingati pemuda yang baru saja mengeluh keras.

"Kau juga jangan banyak bicara Oh sehun cepat bantu aku memapahnya naik" Kim Jongin pemuda yang saat ini sedang menggelayutkan lengan Chanyeol di lehernya sedikit berkurang bebannya karena Sehun ikut membantunya juga.

"Kenapa lagi dia?"

"Biasa mabuk di bar, setelah selesai melakukan seks dengan seorang wanita dengan kurang ajarnya menyuruhku menjemputnya saat tengah malam begini padahal kau sepupunya" Jongin bersungut saat mengatakan semua itu, sedangkan Sehun sendiri tertawa nyengir melihat penderitaan sahabatnya.

"Dimana sih kamarnya?"

"Mana kutahu, aku saja baru tahu dia pindah ke asrama saat kau menelponku tadi" Sehun berkata jujur, sejak dia mengaku sebagai seorang Gay hubungannya dengan Chanyeol tidak sedekat dulu. Seperti ada jarak tipis diantara mereka. Berbeda dengan Jongin, dia seorang biseksual mungkin saja Chanyeol lebih percaya pada Jongin ketimbang dirinya. Sehun tidak peduli juga, selama tidak mengganggu hubungan asmaranya dia tak masalah.

"Coba kau cari disaku celananya, siapa tau ada" dan benar saat tangan Sehun menggeledah celana denim Chanyeol sebuah kunci terjepit diantara jarinya.

"Kamarnya nomer 614"

"Wah selorong dengan kamar my baby soo, aku jadi tidak sabar ingin tahu apa yang dilakukannya tengah malam begini"

"Tentu saja tidur bodoh" Sehun memutar bola matanya malas. Biseksual apanya kalau yang dikejar-kejar tiap hari lelaki pendek itu. oceh sehun dalam hatinya.

"Siapa tahu kan dia sedang oh ah oh ah" jawab Jongin ngawur. Sehun sudah biasa mendengar kalimat mesum dari Jongin yang setara makanan 4 sehat 5 sempurna baginya.

"Akhirnya sampai juga fyuhh, cepat buka Sehun" mereka sudah sampai didepan kamar Chanyeol dengan penuh perjuangan dan tetesan keringat yang bercucuran. Pemuda mabuk yang mereka anggap menyusahkan itu memang tidak sepenuhnya kehilangan kesadaran, dengan cepat dia merebut kunci di tangan Sehun dan membukanya sendiri. Jalannya sedikit sempoyongan tetapi dia cukup ingat bagaimana cara membuka dan menutup pintu dengan benar. Selesai.

"Brengsek, tau begitu aku membiarkannya mati saja dijalanan" Jongin menggeram marah ketika Chanyeol langsung menutup pintu kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Biarkan saja, mungkin dia sedang frustasi karena harus menetap tinggal di asrama dan tidak bisa berkeliaran bebas lagi"

"Siapa peduli. Kalau bukan karna rasa persahabatan mungkin sudah kudamprat dia sampai babak belur"

"Kita lihat saja kedepannya apakah dia masih sanggup berurusan dengan orang seperti kita"

"Aku tidak yakin Sehun, Chanyeol termasuk orang yang keras kepala"

Mereka berdua memandang pintu kamar 614 itu dengan perasaan yang campur aduk tidak bisa dijelaskan. Dan pada akhirnya memutuskan untuk kembali kedalam kamar masing-masing.

...

Setelah pintu tertutup, Chanyeol menajamkan penglihatannya yang saat ini hanya mampu melihat seberkas cahaya terang lampu di ujung ranjang sebelah barat. Langkah kakinya semakin dipercepat disaat rasa pusing kembali mendera kepalanya, tanpa banyak berpikir lagi dia langsung merebahkan tubuhnya pada ranjang itu dan tertidur pulas.

.

.

TBC


Hola-hola aku datang lagi dengan cerita baru^^

Kali ini aku membawa beberapa bintang tamu populer boyband lain kekeke -kyg Mc aja weh. Cerita ini ckup pasaran dan membosankan jd aku hrap kalian mau mnikmati cb momentnya aja gk ush mikirin

Berharap lanjut? Ripiyu yaa.. aku punya kejutan indah di chapter selanjutnya. hehe. buing..

SALAM CHANBAEK NA-ENA :*:*:*