a/n: please carefully read the warnings written below.

.

.

Destructive Dilemma

Prolog: A Boy and BOOM!

.

.

Kaki-kaki kecilnya bergerak lincah menyusul saudaranya yang masih tengah mengantri untuk mendapat es krim rasa vanilla mereka berdua. Dongyoung, bocah itu, begitu terburu sampai tak sengaja menubruk sosok kecil lainnya yang tengah menggendong ransel besar. Entah karena sial atau bukan, hanya dirinya yang terjatuh akibat tumbukan itu.

Lelaki yang ia tabrak tadi tak mengatakan apa-apa. Tapi Doyoung sempat melihat ada semacam luka bakar cukup besar di pinggang anak itu lewat kaos bergambar superman-nya yang agak terangkat oleh tangannya yang berusaha menjaga keseimbangan. Dongyoung bahkan tak sempat mengucapkan kata maaf karena anak lelaki itu sudah pergi meninggalkan Dongyoung dengan wajah dinginnya.

Apaan, sih? Padahal mereka masih sama-sama bocah.

Sedikit kesal, mata sipitnya terus menatap gusar pada anak lelaki itu sampai punggungnya tak terlihat lagi ditelan kerumunan orang-orang yang berlalu-lalang.

Kalau dipikir-pikir taman ini jauh lebih ramai dari biasanya. Ada apa, ya? Mungkin ia harus menanyai kakaknya setelah ini.

Oh, benar! Bukankah ia berlari karena ingin segera menyusul kakaknya? "Hyuuung!" serunya sembari bangkit dari posisi terjatuhnya seolah menjadi pendorong dari lajunya kemudian.

Dongyoung berhasil menemukan kakak lelakinya tepat ketika sang kakak sudah mendapat dua cone es krim di tangannya. "Vanilla!" Dongyoung berseru tanpa basa-basi merebut salah satu es krim dari tangan kakaknya. Tentu saja sang kakak sedikit mengomel dibuatnya.

"Ayo, ibu sudah menunggu," tukas Donghyun, kakaknya.

Dongyoung mengangguk seperti anak baik. Tangan kirinya menggandeng tangan milik kakaknya sementara yang satu sibuk dengan es krimnya. Beberapa meter berjalan, keduanya kembali bersama ibu mereka. Tidak perlu waktu lama, mereka sudah bergabung kembali dengan sang ibu. Kemudian keluarga kecil itu kembali pulang menaiki mobil mereka yang dikendarai sang ayah. Mereka lalu menjauh dari taman. Terus menjauh dari taman menuju rumah mereka yang hangat.

Lalu...

BOOM!

Suara ledakan memekak telinga sampai membuat ibu Dongyoung menjerit. Refleks kepala Dongyoung dan kakaknya menoleh ke belakang, arah suara ledakan itu.

Mereka menemukan kepulan asap tebal dari arah taman yang mereka datangi tadi.

Kedua kelopak mata Dongyoung mengerjap polos tak mengerti apa-apa.

.

.

Pada sore harinya, televisi ramai memberitakan ledakan di taman yang menewaskan puluhan orang. Diduga ledakan berasal dari sebuah bom rakitan yang dibawa oleh seorang lelaki yang menenteng sebuah ransel besar.

Dongyoung menonton berita di televisi itu bersama ayahnya. Lagi-lagi matanya mengerjap polos tampak familiar dengan foto ransel tidak berbentuk yang diduga sebagai tempat disembunyikannya bom bunuh diri itu.

.

.

Destructive Dilemma

aspartam

NCT © SM Ent.

I gained no commercial profit from writing this fic

Missed typo(s), extremely OOC, crime!AU, alur LAMBAT, highkey mature content including implicit smut bec gaseru tema ginian ga ada anu (heh), probably violence(s) and murder(s), slight pairing(s) you might don't like, slight character(s) you might don't know. BxB and possibly slight GxG and hetero.

Taeyong x Yuta slight!JaeDo fic, I've warned you.

.

.

a/n: Menangis karena diriku malah nambah hutang untuk fic berat. JIWA FIC RINGANKU MACEM HILANG KALAU SAMA TAEYU IH GA LYKE /pls.

Mungkin bakalan jadi ficku yang isinya paling berat, dibilang berat cuma karena bumbu crime-nya, sih. Bumbu, loh, ya. Genre utamanya tetep romance. Tiap chapter bakal membosankan karena aku pake alur super lambat di sini (psst, mungkin bakal jadi fic multichapterku paling panjang juga). So I seriously need additional motivation from you guys TvT

Prolog masih tidak ada apa-apa, so see ya on the first chapter *winks*