Disclaimer : Naruto milik Masahi Kishimoto


Normal POV

Tahun 1998, terjadi perampokan dan pembunuhan didalam keluarga Haruno, rumah itu dimasuki oleh 5 prampok yang mengambil seluruh harta keluarga Haruno, bahkan mereka membunuh kepala keluarga dan istrinya. Tapi mereka meninggalkan anak kecil berambut pink hidup, jelas saja karena gadis kecil itu sedang bersekolah pada hari dimana orang tuanya telah dibunuh, perampok itu mengambil seluruh uang, perhiasan dan barang-barang berharga disana, sebenarnya Haruno adalah keluarga yang sederhana, tapi cukup dohormati oleh sekitarnya karena memiliki etika yang sangat baik.

Sakura POV

"La~la~la~la~la" aku berjalan sambil melompat-lompat menuju rumahku yang sangat hangat, karena aku memiliki ibu yang cantik dan ayah yang hebat dan ditambah lagi, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-6, jadi aku sangat senang menantikan kejutan dari mereka, mereka selalu membuat kejutan untukku setiap tahunnya. Ya, tahun inipun mereka memberikan kejutan yang sangat besar untukku.

'Aku pulaaaaang." Seperti biasa, aku mengucapkan salamku dengan wajah tersenyum terbaikku, dan biasanya ibu akan berlari dari tempat dia berada dan memelukku, tapi kenapa sekarang sepi, dan, barang-barang rumahku berantakan.

"Ayah? Ibu?" panggilku dengan langkah perlahan mencari sosok mereka, aku cukup takut menemukan sesuatu yang menakutkan, seperti, ternyata mereka berkelahi atau sebagainya. Tapi ketika aku berjalan menuju ruang tamu, aku menemukan hal yang lebih menakutkan.

"KYAAAAAAAAAAAAAAA!" aku teriak melihat kedua orang tuaku berlumuran darah dengan leher tertancap pisau, dan teriakanku sukses membuat tetangga-tetanggaku menghampiriku dan sukses membuatku terjatuh karena lemas.

"Sakuraa!, Sakura apa kau didalam?" tanya seorang paman yang rumahnya disebelahku,

Ingin sekali rasanya aku berlari kearah pintu dan membukanya, tapi kakiku tidak bisa bergerak, terlalu lemas. "Sakura, aku masuk ya, ada apa?" tanya paman itu.

Ketika aku melihat sosok paman dipintu, aku menangis keras, lututku lemas, tubuhku gemetar, pandanganku terhadap paman itu sangat ngeblur karena air mataku yang penuh, aku melihat paman itu mendekatkiku, dan melihat apa yang kulihat.

"Huaaaa." Teriak paman sambil memeluk dan menutup mataku. "K, kenapa begini, Sakura ikut denganku, aku akan menelepon polisi." Kata paman itu sambil menggendongku kerumahnya, paman itu memberi tahu keluarganya bahwa orang tuaku telah dibunuh. Saat itu semua diurus oleh paman tersebut, dia memang baik, dulu saja dia pernah menolongku sembunyi dari ibu yang sedang marah karena aku tidak menghabiskan paprika ku. Dan entah sejak kapan aku tertidur dikamar istri paman itu, mungkin bisa dibilang lebih tepatnya aku pingsan tidak sadarkan diri karena shock yang terlalu berat.

Saat saat kubuka mataku.

"Sakura." Panggil seseorang dengan suara yang lembut. Orang itu adalah istri paman itu, dia memakai pakaian tradisional berwarna hitam.

"Bibi, aku…" aku mencoba untuk mengingatnya.

"Kau tidak sadarkan diri dari kemarin, ya tuhan Sakura ku cemas sekali." Kata Bibi itu dengan wajah khawatir, setelah aku mengumpulkan memoriku dan melihat pakaian bibi itu, aku tersadar, ya… pemakaman orang tuaku.

"Sakura, apa kau mau mengganti bajumu?" tanya bibi dengan lembut.

Aku menggelengkan kepalaku, entah kenapa tidak ada satupun kata yang bisa keluar dari mulutku, pandanganku kosong, bahkan air mata tidak bisa keluar.

"Kalau begitu, ayo kita berdoa, semua sudah menunggu." Ajak bibi memegang tanganku dengan lembut, akupun mengikutinya, aku berjalan bersama bibi ke upacara pemakaman ayah dan ibuku. Aku mendengar bisikan-bisikan dari semua orang yang mengasihaniku.

"Itu anaknya..masih kecil sekali"

"Ya ampun, kasihan sekali."

Ketika sampai didepan foto mereka, aku duduk dan memandangi foto mereka, aku mengmbil fotoku bersama mereka yang berada didekat situ dan memeluknya, entah kenapa aku tidak bisa mengeluarkan air mataku, ingin rasanya aku menangis sekencang-kencangnya, tapi aku tidak mau mereka tambah mengasihaniku.

Normal POV.

Orang-orang yang berada disektiar Sakura terus berbisik mengasihani Sakura dan itu membuat Sakura muak. Dan beberapa saat kemudian. Datanglah satu keluarga dengan mobil yang mewah, keluarga tu terdiri dari seorang suami, istri, dan 2 anak laki-laki. Orang-orang sekitar heboh melihat mobil mewah tersebut, kehebohan mereka membuat Sakura menyadari kalau ada seseorang disampingnya sedang berdiri, pria itu tinggi besar dan berambut hitam.

Sakura POV

Saat sedang memeluk foto keluargaku, aku merasa ada seseorang yang mendekatiku, ketika aku menoleh, orang itu tinggi besar dan berambut hitam. Dan tiba-tiba orang itu memelukku, dia memelukku dengan erat sambil menangis. Aku tidak mengerti, siapa dia? Aku bahkan tidak kenal dengannya tapi dia menangis, seolah mewakili diriku.

"Sakura…" panggil orang itu, bagaimana dia bisa tahu namaku."aku janji akan merawatmu dengan baik, aku janji." Lanjut kata orang itu.

'merawatku?' aku makin bingung, memang aku tidak mempunyai kenalan lagi selain paman sebelah rumahku, tapi kalau tiba-tiba ada orang asing yang datang menghampiriku dan berkat akan merawatku. Apa bisa dipercaya?

Aku tidak menjawabnya, karena aku seperti lupa bagaimana caranya berbicara.

"Aku Fugaku Uchiha, aku sahabat ayahmu." Kata orang itu memperkenalkan diri.

'Ah, sahabat ayah?' aku berfikir, dulu memang ayah pernah menceritakan tentang sahabatnya, tapi aku tidak tahu bagaimana wajahnya.

Fugaku POV

Aku menuruni mobilku dan bergegas untuk menemuinya, aku tahu saat ini dia pasti sedang menangis terhisak-hisak karena telah kehilangan kedua orang tuanya, tapi sesampainya aku melihat dirinya yang mungil dan rapuh itu, aku sangat kaget, Karena dia tidak mengeluarkan air mata sama sekali, apakah dia setegar itu? Akupun mendekatinya dan langsung memeluknya, ketika aku memeluknya sangat terasa bahwa dirinya sangat rapuh, dan aku memandang matanya lalu memperkenalkan diriku, ketika aku memandang matanya, ternyata dia tidak menangis bukan karena tegar, tapi karena dia seperti berubah menjadi patung.

"Sakura, mulai sekarang kau akan aku rawat seperti anakku sendiri, aku sudah berjanji pada ayahmu." Kata Fugaku memegang pundak Sakura yang ini perkenalkan istriku dan kedua anakku.

"Hai Sakura, aku Mikoto, ini Itachi dan ini adiknya Sasuke." Kata Mikoto memperkenalkan dirinya, tapi aku melihat Sakura yang ekspresinya sangat datar.

Sakura POV

Dia memperkenalkan keluarganya padaku, katanya mulai sekarang dia akan merawatku seperti anaknya sendiri karena dia sudah berjanji pada ayahku, janji apa yang dia buat kepada ayahku? Ingin sekali aku bertanya, tapi aku tidak bisa berkata apa-apa. Ingin sekali aku menyapa kebaikan mereka dengan senyuman andalanku, tapi aku lupa bagaimana caranya.

Sasuke POV

Anak ini seumuran denganku, dia telah kehilangan orang tuanya, kalau aku jadi dia, aku pasti gila, tapi dia dari tadi tidak mngucapkan sepatah katapun, padahal ayahku dan ibuku telah memperkenalkan dirinya dengan sopan. Melihat keadaanya yang seperti itu, entah kenapa aku jadi ingin melindunginya.

Normal POV

Setelah upacara selesai, Fugaku membawa Sakura untuk pergi tinggal bersamanya. Sakura hanya terdiam, tidak tahu dia menyetujui keputusan ini atau tidak dia hanya menurut apa yang Fugaku katakana.

"Apa ada barang yang ingin kau bawa?" tanya Mikoto dengan lembut.

"Ah." Sakura berlari ke kamarnya yang berada di lantai 2, dia mengambil sesuatu dari sana dan turun kembali bersama boneka beruang yang besar, Sakura memeluk beruang itu erat-erat. Beruang itu adalah pemberian terakhir dari kedua orang tuanya tahun lalu.

"Hihihihi, kau lucu sekali Sakura." Tawa Mikoto. "Ayo kita berangkat." Ajak Mikoto menggandeng tangan Sakura.

Sebelum Sakura meninggalkan lingkungannya dan memasuki mobil keluarga Uchiha, dia membalikan badannya kearah paman dan bibi yang merawat dia sebelumnya dan membungkukkan badannya sebagai ucapan terima kasih.

"Dia tetap jadi anak yang manis ya." Kata paman tersebut sambil tersneyum dan melambaikan tangannya.

Itachi POV

Kami memasuki mobil kami, ayah duduk didepan karena yang menyetir adalah supir pribadi milik kami, aku, ibu dan adikku Sasuke duduk dibelakang, sementara Sakura dipangku oleh ibuku, dia terus menerus memeluk boneka itu, aku bertanya-tanya pada diriku, bagaimanakah perasannya saat ini, karena wajahnya sangat datar tidak berekspresi, aku membayangkan mungkin akan sangat manis kalau dia tersenyum. Aku melihat kearah adikku Sasuke yang sedang memandang Sakura dengan wajah memerah. Dan saat itu aku tersadar, dia akan menjadi rival terberatku.

Normal POV

Mereka sampai pada kediaman Uchiha, rumah yang sangat besar, terdapat air mancur ditengah-tengah halaman yang sangat luas, pagar yang tinggi dan taman untuk bermain, rumah itu seperti istana, mereka turun dari mobil dan mengantar Sakura pada kamarnya.

Sakura POV

Ketika sampai dikediaman Uchiha, aku merasa rumah itu sangat mewah, itu terlalu besar untukku, bibi Mikoto membawaku ke kamar yang sepertinya sudah disipakan untuk anak perempuan, kamar itu terletak dilantai 2,dan kamarku ada ditengah-tengah antara kamar kakak beradik itu. terlihat dikamar itu cat tembok berwarna pink, kasur berwarna pink, dan banyak boneka yang lucu disitu.

"Nah, Sakura, mulai sekarang ini akan menjadi kamarmu, kamu boleh memakainya sesukamu, karena ini adalah rumahmu." Bibi Mikoto sangat lembut padaku, mengingatkanku pada kelembutan ibuku.

"Aku menyiaokan makan malm dulu yah." Kata bibi Mikoto.

Aku melihat bibi Mikoto berlari. "Biasanya koki yang memasak untuk makan malam, tapi karena kamu datang, ini special jadi ibuku yang membuat makan malamnya." Kata anak bungsu dari uchiha itu, aku hanya melihatnya dan tidak membalas perkataannya.

"Hei, setidaknya kalau ada orang yang berbicara padamu kau harus menanggapinya." Kata Sasuke yang memandangku dengan khawatir.

"Sasuke, biarkan saja dulu, mungkin Sakura ingin sendiri." Kata sang kakak, kakak? Itulah hal yang belum pernah aku rasakan seumur hidupku.

Aku memasuki kamarku dan menutup pintunya dengan sangat pelan.

Normal POV.

"Apa Sakura masih tidak mau bicara?" tanya Fugaku.

"Iya, malang sekali Sakura, aku tidak menyangka akan begini." Kata Mikoto.

"Belum sempat mengenalkannya secara resmi, tapi mereka sudah pergi." Kata Fugaku."Bagaimana jadinya Sakura kalau dewasa nanti yah kalau dia tetap tidak mau berbicara."

"Kalau soal itu, kita bisa minta tolong pada 2 cowok tampan yang sedang berada bersamanya sekarang." Senyum Mikoto.

"Hahahaha…yaaah, kau benar." Kata Fugaku.

"aku panggil Sakura dulu, makanan sudah siap." Kata Mikoto.

Mikoto berjalan menuju kamar Sakura, dan membuka pintunya pelan-pelan.

"Sakura sayang, apa kamu tidur?" tanya Mikoto.

Sakura yang tadinya sedang tidur-tiduran dengan boneka beruangnya langsung duduk ketika Mikoto membuka pintunya.

"Maaf membuatmu kaget, ayo kita turun kebawah, kita makan malam bersama." Ajak Mikoto.

Sakura menurutinya, ketika Mikoto sedang menggandeng tangan Sakura untuk keluar dari kamarnya, Mikoto memanggil kedua putranya tersebut untuk keluar dari kamar mereka masing-masing.

"Sasuke, Itachi…ayo keluar untuk makan malam." Panggil Mikoto.

Begitu semua telah berkumpul dimeja makan, mereka menyantap makanan mereka. ketika Sakura melahap makanannya.

"Bagaimana Sakura? Apa masakanku enak?" tanya Mikoto lembut.

Sakura tidak menjawabnya dia hanya mengangguk menandakan masakan Mikoto lezat.

"Waahh…suamiku, dia bilang makananku enak." Kata Mikoto senang.

"Bilang apa? Dia hanya mengangguk, dia sama sekali tidak mengucapkan apa-apa." Kata Sasuke ketus, sebenarnya Sasuke tidak mau berbicara seperti itu, itu hanya dia merasa kesal karena Sakura belum juga mau bicara.

"Sasuke! Jaga bicaramu!" tegur Fugaku.

Sasuke terdiam karena menyesal tekah mengatakan itu, Sasuke melirik kearah wajah Sakura dengan tatapan seperti mau minta maaf, Sakura meliriknya kembali dan tidak memberikan repon apa-apa, Sakura kembali menyantap makanannya.

"Sakura, mulai minggu depan, kau akan mauk sekolah konoha academy, kau akan satu sekolah dengan Itachi dan Sasuke. Kau setuju?" tanya Fugaku.

Sakura mengangguk, dan beranjak dari kursinya karena makanannya sudah habis, lalu dia membungkukkan tubuhnya seolah mengucapkan terima kasih atas makanannya, dan berlari kekamarnya.

Sakura POV

Seharusnya aku bilang 'terima kasih makanannya bibi, enak sekali' tapi aku tidak bisa mengatakan itu, aku terlalu takut untuk bicara, karena kalau aku bicara, aku takut yang terucap dari mulutku adalah suara tangisan, aku tidak mau. Paman dan bibi sampai memikirkanku sejauh itu, mereka baik sekali. Aku tidak boleh mengecewakannya, aku harus membuat mereka bangga padaku, dan tidak berfikir telah menyesal merawatku.


haiii..ketemu lagi...ya ya ya...pasti ada yang ngerasa bosen ngeliat aku publish fict mulu...maaf yaah...(nunduk minta maaf)

ini pembukaan, makanya sedikit pendek, aku butuh review dari kalian, layak atau ngganya fict aku yang satu ini untuk dilanjutin...

disini aku belum menyebutkan akan dengan siapa Sakura berpairing...

makanya aku minta voting...dengan Sasuke atau dengan Itachi?

sekali lagi tolong dukung aku yah...

Luv u...^3^