Discleamer Of Masashi Kishimoto
.
Title : My Lovely Pretty Cat
Rate : T-M
Genre : Fantasy, Romance, Drama, Friendship
.
.
.
Summary : Kehidupan seorang Uchiha Sasuke, pria dingin namun di gilai oleh para siswi di sekolahnya berubah drastis sejak seorang gadis misterius bernama Sakura tidur di sampingnya ./"A-apa yang kau lakukan disini? Telanjang? D-d-d-dan... Apa itu?!"
.
Happy Reading^^
.
.
...
"Sasuke-kun.." Suara jernih itu mengalun lembut di telinga lelaki berambut raven yang tengah memejamkan mata itu. Kecupan kecil dari seorang gadis manis berambut indigo kembali mendarat di pipi Sasuke.
Mata yang sedari tadi terpejam itu terbuka. Menampilkan iris Onix yang sekelam malam. Sasuke terus memandangi sepasang iris Lavender milik seorang gadis di depannya.
Perlahan tapi pasti, Sasuke mulai mendekatkan wajahnya ke arah gadis tersebut.
Lima belas centimeter...
Sepuluh centimeter...
Lima centimeter...
Kedua bibir itu hampir bertemu...
"Sasuke-kun.. Bangun~"
.
.
.
.
.
.
.
"Sasuke.. Bangun~"
Sasuke kembali mendengar gadis itu memanggilnya. Namun ia merasa ada yang aneh dengan suara kali ini. Entah kenapa suara itu terasa berat, berbeda dengan suara yang sebelumnya. Sasuke membuka matanya. Dan seketika Onix nya melotot kaget.
Namun bukan kali ini bukan wajah seorang gadis manis yang tengah tersenyum ke padanya, melainkan wajah seorang pria dengan garis diwajahnya.
Wajah pria itu hanya berjarak beberapa centimeter dari wajahnya.
BUG
.
.
.
.
.
.
.
Suasanya di meja makan keluarga Uchiha itu berlangsung dengan khidmat (?).
Mikoto menyadari ada yang janggal dengan wajah putra sulungnya. Bukan-bukan. bukan garis berbentuk kriput yang di lihat Mikoto, melainkan lebam di pipi kanan putranya.
"Itachi. Ada apa dengan pipimu?" Tanya Mikoto heran bercampur cemas.
Pertanyaan Mikoto barusan mengalihkan perhatian anggota keluarga Uchiha di meja makan.
Itachi menghentikan kegiatan sarapannya dan mengangkat bahu. "Bukan apa-apa. Tanya saja padanya" jawabnya seraya meneruskan kegiatannya yang terhenti dan menunjuk pria berambut raven di sebelahnya.
Mikoto menautkan kedua alisnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini lebam di pipi Itachi sering muncul setiap ia menyuruhnya untuk membangunkan Sasuke. Mikoto menatap putra bungsunya.
"Jangan menyalahkan orang lain. Salah sendiri membuatku kaget." desis Sasuke
"Habiss... Aku penasaran dengan bibir mu yang selalu maju jika sedang bermimpi~" balas Itachi.
"Diam kau Keriput!" Sasuke memandang tajam Itachi.
"Dari pada kau, bokong ayam!" balas Itachi yang tak terima garis di wajahnya di samakan dengan keriput.
"A-App-!"
"Ekhem!"
Ucapan Sasuke terpotong karena deheman dari sang kepala keluarga.
"Sarapanlah dengan tenang!" perintah Fugaku tegas.
Akhinya suasanya khidmat pun kembali berlanjut di ruang makan itu.
.
.
.
.
.
"Kyaaa! Sasuke-kun!"
"Kau selalu keren Sasuke-kun!"
"Sasu-koi~ jadilah pacarku!"
"Kyaaa! Rambut bokong ayam mu selalu terlihat keren~"
Ctak
Perempatan siku muncul di kening Sasuke.
.
.
.
.
.
SREG
Bunyi pintu kelas yang di geser mengalihkan perhatian beberapa orang di kelas.
"Yo. Teme!" sapa pria berambut blonde dengan cengiran rubahnya.
"Hn." Sasuke membalas sapaan tadi dengan gumaman.
Pria tampan berwajah datar itu duduk di tempatnya dan memandang keluar jendela. Earphone terpasang di telinganya.
SREG
Pintu kelas kembali di geser. Namun kali ini yang masuk adalah seorang siswa tampan berambut coklat panjang bersama seorang gadis berambut indigo. Gadis itu terlihat malu-malu.
"O-Ohayo... Naruto-kun... Sasuke-kun.." sapanya malu-malu pada pria duduk di kursi di belakangnya.
"Hn/Ohayo, Hinata-chan." gumam Sasuke dan Naruto dengan cengiran rubahnya.
Blush
Wajah Hinata seketika memerah. Gadis itu langsung menundukan wajahnya.
Seorang guru dengan masker yang menutupi wajahnya memasuki kelas. Padahal bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.
"Ohayo. Maaf terlambat, aku tadi tersesat di jalan yang bernama kehidupan..." Jelas Kakashi sambil menggaruk belakang kepalanya.
Para murid di kelas itu memutar matanya bosan. 'Alasan!' pikir mereka kompak.
"Sekarang buka buku IPA paket kalian halaman 22 dan mulai mengerjakan soal!" perintah Kakashi.
Seluruh penghuni kelas langsung membuka buku paketnya masing-masing dan mulau mengerjakan soal yang ada disana. Begitu pula dengan Kakashi, hanya saja yang ia buka itu buku misterius bersampul oranye.
.
.
.
.
Atap sekolah
"Ahh~ Kakashi-Sensei selalu memberi soal-soal yang sulit.." Keluh seorang siswa berambut blonde pada pemuda di sampingnya.
"Hn. Soal-soal itu tak kan di mengerti oleh otak bodohmu itu." ucap Sasuke.
"Kau benar." Naruto mengangguk. Sasuke menyeringai.
"Otak bodohku memang tak-
Ctak
-tunggu dulu. Apa maksudmu teme!" Bentak Naruto dengan Sapphire yang berkilat tajam.
"Dobe!" dengus Sasuke.
Ctak
Sasuke kembali memasangkan earphone ke telinganya seakan mengetahui yang akan terjadi selanjutnya.
"TEMEE!"
.
.
.
.
"Kudengar ayah dan ibumu akan berangkat ke Paris?" tanya Naruto yang sudah kembali tenang.
"Hn." Gumam Sasuke.
"Jangan hanya hn-hn saja! Setidaknya jawab yang jelas!" kata Naruto jengkel.
"Iya-iya. Mereka akan berangkat nanti malam." Ucap Sasuke malas.
"Sekali-sekali tersenyumlah pada para gadis yang meneriakimu!"
"Itu bunuh diri namanya."
"Ahahaha... Kau lucu teme." Naruto tertawa.
Wajah Sasuke semakin datar. Naruto yang melihatnya menghentikan tawanya.
Drrtt Drrtt
HandPhone Naruto bergetar. Senyum kecil terpasang di wajah tampannya.
"Yosh! Aku pergi dulu teme!" Naruto mulai melangkah menjauh.
Selepas kepergian Naruto-
Bug
-Sasuke menendang pagar di depannya.
"Ittai.." Ringisnya.
.
.
.
.
.
Cairan bening kembali menetes dari sudut mata ber iris Lavender itu. Ia memegang dadanya yang terasa sakit melihat pemuda berambut blonde tengah bercanda dengan gadis berambut pirang.
"Naruto-kun..." ucapnya lirih sambil berjalan pergi.
.
.
.
Sepasang iris Onix itu memandang tak suka pada dua orang blonde yang tengah bercanda. Ia mengalihkan pandangannya ke arah seorang gadis berambut Indigo yang kembali menangis sambil memegangi dadanya. Pandangan Onix itu berubah sendu.
Pria bermata Onix itu pun melangkahkan kakinya menjauh saat gadis berambut Indigo itu pergi.
.
.
.
.
.
.
Brugh
"A-ah! Gomen, Sasuke-kun.." Hinata segera meminta maaf pada orang yang barusan di tabraknya.
"Hn."
"Gomen.." ucapnya sekali lagi.
Iris Onix milik Sasuke mengamati jejak-jejak petualang -ralat- jejak-jejak air mata di pipi gadis itu.
Iris Lavender Hinata terbelalak kaget saat pria di depannya ini tiba-tiba saja memeluknya.
"Sas-!"
"Menangislah!" potong Sasuke.
Hinata terdiam. Dan perlahan cairan bening kembali turun dari iris Lavendernya.
"hiks...hiks..."
Hinata menenggelamkan wajahnya di dada Sasuke. Dan membasahi kaos seragam Sasuke dengan air matanya.
.
.
.
.
"Sampai jumpa!" Teriak Itachi sambil melambaikan tangannya ke arah mobil yang baru saja pergi.
Sementara Sasuke hanya memandangi kepergian mobil itu dengan datar.
Kedua kakak beradik itu pun memasuki rumah yang tergolong mewah tersebut.
.
.
.
.
"Jangan lupa kunci pintu!" perintah Itachi pada Sasuke yang sedang menaiki tangga. Sasuke berhenti.
"Kau mau kemana?" Onix Sasuke mengamati koper yang dibawa Itachi.
"Menginap." jawab Itachi singkat.
Sasuke hanya mengangguk tanpa menanyakan dimana kakaknya itu akan menginap.
"Kunci saja pintunya dari luar!" Ucap Sasuke sambil kembali melangkah.
"Jangan merindukanku otouto~" Goda Itachi.
"Menjijikan!"
.
.
.
.
Sasuke mengeringkan rambut raven nya yang basah dengan handuk.
Ia lalu menjatuhkan dirinya di atas kasur yang berukuran KingSize. 'Rumah ini kembali sepi.' pikirnya sambil memandangi langit-langit kamarnya. Tak berapa lama, Onix miliknya terpejam.
.
.
.
.
Onix Sasuke kembali terbelalak kaget. Namun kali ini bukan karena wajah Itachi yang dekat dengannya. Melainkan wajah seorang gadis berhelaian pink yang tengah tertidur di sampingnya.
"Aaaaa!" Teriak Sasuke sambil menjauh dari tempat tidur.
"Ngghh~.." gadis berhelaian pink itu melenguh pelan.
Mata yang sedari tadi terpejam itu terbuka. Menampilkan sepasang iris berwarna klorofil cerah. "Ohayo." sapanya dengan suara yang jernih.
"Ohayo apanya! " Ucap Sasuke. "A-Apa yang kau lakukan disini? Telanjang?! D-d-d-dan... apa itu?!" teriak Sasuke menyadari gadis cantik didepannya ini tak memakai sehelai benang pun.
Harus di akui Sasuke bahwa gadis di depannya ini memang cantik dan manis. Iris Emerald gadis itu senada dengan rambut pinknya. Kulit putih porselennya pun terlihat lembut.
Blush
"Tidur. Nyan~" jawab gadis misterius itu polos sambil menggerak-gerakan sesuatu seperti telinga kucing di kepalanya. "Nyan? Wajahmu merah. Nyan~"
Blush Blush
"Cepat tutupi tubuhmu dengan ini!" perintah Sasuke sambil memberikan selimut kepada gadis berambut pink tersebut.
Gadis itu lalu menutupi tubuhnya dengan selimut pemberian Sasuke.
"Siapa kau?" Tanya Sasuke yang menyenderkan punggungnya di tembok sambil bersidekap.
Gadis berambut pink itu mengamati Sasuke dari atas dan bawah dengan iris Emeraldnya.
"Kubilang siapa kau?" Tanya Sasuke sekali lagi.
"Nyan!" Gadis misterius itu tersenyum manis. "Sakura, Nyan. Haruno Sakura~"
To Be Countinue
New Fic. Sebenarnya, fic ini Yuki buat karena tidak bisa tidur. Mohon maaf bila masih ada kekurangannya ya~
Review?
03.55 WIB
Kuningan, 11-01-2016
