Title: Endless Journey –Family Complex–

Pairing: Sugita - Nakamura; Ono Daisuke - Kamiya Hiroshi; Yasumoto Hiroki – Yusa Kouji; Kajita – Okamoto Nobuhiko;

Warning: OOC, AU

Summary: Yasumoto Hiroki, seorang pemilik perusahaan alat medis dan pemilik salah satu rumah sakit swasta di Jepang, menikah dengan Kouji, Anak kedua dari pemilik perusahaan obat, di German. Memiliki 2 anak kandung, Yasumoto Hiroshi(19) dan Yasumoto Tomokazu(16), dan 1 anak angkat, Kajita(15). Tapi diluar dugaan, Hiroki memiliki 1 anak lagi di Jerman...

Disclaimer: Cerita ini hanya fiktif belaka yang keluar dari imajinasi liar seorang fangirl


"Pagi.."

"ah, pagi Tomokazu-kun. Sarapan sudah siap."

kaget, Tomokazu segera mengangkat wajahnya ke arah sumber suara

"O..Ono san?!"

"Osu! Kenapa? kau terlihat kaget?"

"ke..kenapa Ono-san ada disini? masak didapur lagi.." tanya Tomokazu dengan takjub.

"aah.. itu karena Hiroshi hanya bisa masak nabe, jadi aku yang membuatkan sarapan." jawab Ono sambil meletakan gelas berisi susu keatas meja.

"nah, bisa tolong kau bangunkan Kajita-kun dan Nakamura-kun?" pinta Ono sambil berjalan kembali ke dapur untuk mencuci tangan.

"O..ou.." jawab Tomokazu sambil berlalu.

"Oi Daisuke, untuk apa kau pagi-pagi datang kesini? sudah kubilang kan aku bisa masak sendiri?" ucap Hiroshi yang muncul tiba-tiba dari arah ruang tamu.

"Aku hanya khawatir Hiroshi-san memilih untuk membeli roti setengah harga di kombini kalau tidak ada yang menyiapkan sarapan." jawab Ono dengan penuh senyum.

"ugh.."

"Oh iya, bagaimana dengan Papa Angen? kudengar sudah tiga hari ia tidak pulang untuk mencari Mama kalian.."

"ha.. itu.. sepertinya dia pergi ke Jerman.." jawab Hiroshi sambil menarik kursi dan duduk didepan Ono.

"Jerman? jauh sekali.."

"mama memang kadang suka bercanda, tapi kali ini sudah keterlaluan. Masa dia bilang ingin menjemput Ibu baru kami di Jerman?! ada ada saja.. ha.."

"eh? Ibu baru? orang tua kalian bercerai? atau.. ah.. aku sama sekali tidak tau kalau papa Angen ternyata tipe yang seperti.."

"TENTU SAJA TIDAK!" Potong Hiroshi dengan kasar.

"..ah, maaf.." merasa bersalah, Hiroshi segera meminta maaf sambil menundukan kepala.

Ono hanya tersenyum lembut melihat Hiroshi yang seperti ini. wajar saja, sebagai anak pertama ia pasti sangat stress menghadapi hal seperti ini.

"semoga, semua akan baik-baik saja ya.. Hiroshi.." dengan lembut Ono menyentuh jemari Hiroshi, seolah memberikan kekuatan

"ung.."

Tomokazu melangkahkan kakinya menuju kamar tamu yang saat ini sedang dihuni oleh Nakamura. Nakamura adalah sahabat Tomokazu sejak kecil. Karena orang tuanya sibuk, ia sering dititipkan dirumah ini.

"Ojamashimasu.." ujar Tomokazu setelah mengetuk pintu kamar Nakamura. Di dalam, terlihat Nakamura sedang memakai dasi dan telah memakai seragam lengkap.

"Oh, Tomokazu? Ada apa? kau belum siap-siap?" tanya Nakamura yang masih terfokus pada dasinya.

"kukira kau belum bangun.." jawab Tomokazu sambil melangkah masuk kemudian duduk diatas kasur Nakamura.

"Jangan tidur lagi, bodoh! Nanti kita bisa terlambat ke Sekolah.."

"iyaaaaa…" jawab Tomokazu dengan setengah malas. Sedikit kesal, Nakamura mendorong Tomokazu keluar dari kamarnya. "Aa.. sudah sana kau ganti baju! kalau terlambat bisa ga.."

'brugh'

tiba-tiba ada seonggok mahluk yang menghalangi jalan mereka.

"Uwa..! kau tidak apa-apa Tomokazu? Oi Kajita… kau.. juga baik-baik saja?" terlihat kedua mahluk tersebut terjatuh dan mengerang kesakitan.

"Kajitaaa.. jangan berdiri didepan pintu.. ugh.." erang Tomokazu

"Baru saja aku mau menjemput kalian berdua.." ujar cowok botak didepan mereka.

"lho, Tomokazu-san? belum pakai seragam?" lanjut kajita.

"aah.. Iya.. iyaaa.. aku pakai seragam dulu! kalian, duluan sana ke ruang makan! sarapan sudah siap!" teriak sugita sambil bergegas kembali kekamar.

"eh? Paman sudah pulang kah?" tanya Nakamura.

"mungkin..? rasanya agak mustahil apabila Hiroshi-san yang memasak sarapan.. dia pasti memilih untuk membeli roti setengah harga ke kombini.." jawab Kajita sambil menuruni tangga.

"Jerman? jauh sekali.."

terdengar suara yang agak asing di telinga Nakamura dan Kajita dari arah ruang makan.

"siapa?" tanya Nakamura pada Kajita. "eer.. tidak tahu." jawab kajita sambil melangkah perlahan lalu mengintip.

"mama memang kadang suka bercanda, tapi kali ini sudah keterlaluan. Masa dia bilang ingin menjemput Ibu baru kami di Jerman?! ada ada saja.. ha.. "

kaget, Kajita dan Nakamura pun saling berpandangan dalam diam.

"eh? Ibu baru? orang tua kalian bercerai? atau.. ah.. aku sama sekali tidak tau kalau papa Angen ternyata tipe yang seperti.."

"TENTU SAJA TIDAK!"

"eh? a..apa yang sebenarnya sedang terjadi? ada apa dengan paman dan.." tanya Nakamura dengan wajah panik dan terbata-bata. "a.. aku tidak tahu.." jawab Kajita ikutan panik.

"ba..bagaimana sih! kamu kan anak angkat disini.. harusnya kamu tahu..!"

"eeh.. tapi.. aku benar-benar tidak tahu.."

"tidak tahu soal apa?" tiba-tiba muncul Tomokazu di belakang mereka. Kaget, Nakamura dan Kajita segera berbalik dan menatap Tomokazu. "To..Tomokazu.."

"kalian sedang bicara apa?" tanya Tomokazu, heran.