Kamu menghembuskan nafas. Berdiri di depan pintu menuju atap sekolah.
'(Name)
Datanglah ke atap sekolah saat istirahat siang.
Kalau kau tak mau hal aneh terjadi di sekitarmu,datanglah.
Ini tidak akan berbahaya,kok.'
Secarik kertas origami yang telah dilipat jadi burung bangau kertas itulah yang membawamu kesini.
Siapa yang menulisnya?
Terbawa rasa penasaran dan malas akan hal hal aneh yang akan terjadi di sekitarmu, kamu menurutinya. Lagipula, kamu lupa membawa bento dan terlalu malas berdesakan di kantin. Daripada ga ada kerjaan.
Kamu membuka pintu hijau menuju atap sekolah itu, dan merasakan angin yang meniup tubuh dan rambutmu yang diurai.
Dan kamu mendapati segerombolan anak di situ.
"Yo." Sapa pemuda berkulit tan yang duduk di lantai atap sekolah padamu. Aomine daiki, Ace SMA Teiko. Dengan rambut navy-blue dan badannya yang tinggi tegap dan diselimuti daki (/author dicincang fans aomine/). Preman sekolah, kamu tau dia dengan kenakalannya.
Diiringi dengan tatapan kelima orang lain yang ada disitu.
Semuanya—mereka, generasi keajaiban. Orang-orang berambut warna pelangi itu memandangimu.
Apa maksudnya ini?
"Selamat datang di atap sekolah,(name)." Ujar pemuda yang kamu ketahui sebagai Akashi Seijuuro. Ketua osis. Kapten tim basket. Anak tunggal dari Akashi Corporation. Peringkat 1 seangkatan. Multitalent dan terkenal dengan keabsolutannya. 'Mr. Perfect.'
"Tentu aku tau ini ada di atap sekolah." Jawabmu acuh. Akashi hanya tersenyum.
"Ara ara, (name)cchi! Jangan ketus begitu,dong!" Kata pemuda berambut pirang, Si model, Kise Ryota. Fans nya yang segunung, gunung niagara aja kalah (ITU AIR TERJUN) dan wajahnya yang ada di sana-sini majalah dan iklan tentu membuatmu familiar.
"Aku tidak ketus. Aku hanya ingin tahu apa maksud kertas aneh—hey!" Tiba tiba kau merasakan seseorang mengendusmu dari belakang.
Astaga.
Badannya gede banget.
Kayak kolosal titan dari anime sebelah. (Gagitu juga kali)
Memang kamu udah dengar rumor bahwa si manusia kloning titan ini—Murasakibara Atsushi, tingginya 2 meter dan membuatnya susah melewati pintu.
Tapi kamu gak pernah benar benar menghitung, atau bahkan memperkirakan, 2 meter itu setinggi apa.
Astaga sekali lagi.
"Murasakibara-kun jangan membuat (name)-san ketakutan seperti itu. Dia bukan makanan." Kata pemuda bersurai biru langit. Wajahnya expresionless banget.
Tunggu. Sejak kapan Kuroko Tetsuya ada disitu?
"Hng? Habis (name)-chin baunya coklat. Aku ingin memakannya~ dia manis sekali~" kata Murasakibara sambil memakan maiubo-nya.
Lalu kamu ingat bahwa semalam kamu memakai lulur dari Okaa-san yang beraroma coklat.
Tapi kamu gak pernah menyangka kalau lulur coklat akan mengubahmu jadi makanan.
Makanan untuk titan ungu hasil kloning ini.
Kami-sama, memangnya ini Attack on Titan?! Ada raksasa pemakan manusia! (Oke ini OOT,abaikan.)
"Hentikan, Murasakibara." Kata seorang megane berambut hijau yang berdiri sambil menyilangkan tangannya. Sekarang ia membetulkan posisi kacamatanya dengan jari-jari tangan kirinya yang diberi balutan. Bukan,bukan pembalut ditaro tangan. (/author ditabok/).
"Jadi kau tadi mau bilang kertas itu aneh? Aku memilih kertas origami yang dibentuk menjadi burung bangau,karena itu adalah lucky item-mu hari ini,nanodayo." Dia berjalan dari posisinya yang tadi dan mendekat ke arahmu. "Tapi bukan berarti aku peduli padamu,nanodayo." Lanjutnya.
'Benar benar megane aneh dan tsundere. Seperti yang dibicarakan.' Batinmu.
"Terserah kau saja." Kamu masih cuek.
"Hoi,(name)." Panggil Aomine. "Apa kau penasaran kenapa kau dipanggil kemari?"
"Bukan penasaran. Aku memang harus tau apa keperluanku dipanggil kesini." Kamu menjawab, masih acuh.
"Jadi kau memang seperti yang diberitakan ya, (name)cchi!" Kise bangkit dari duduknya dan menghampirimu.
"(Full name). Cewek paling aneh di seantero sekolah. Tidak punya teman, penyendiri, pas-pasan dalam pelajaran dan olahraga, tubuh kurang ideal, dan otaku super dengan segunung komik, action figure,nendoroid, dan anime yang telah kau baca,kau kumpulkan,dan kau tonton." Kali ini kuroko yang berbicara.
"Dan dadamu tidak bagus. Tidak besar dan terlihat turun." Sambung Aomine.
.
.
.
Oh mai gat.
Ya ampun.
Sakit.
Jleb banget itu mah.
'Dada gue ngapain dibawa bawa!' Ucapmu dalam hati dengan wajah memerah. Campuran malu...dan marah.
"Tapi kau yang paling beda di sekolah ini." Kata Akashi.
"Dan satu satunya siswi yang menarik perhatianku, ah, perhatian kami." Lanjutnya.
Kamu sudah tidak sabar. Dengan segala perkataan mereka—kecuali murasakibara yang tetap asyik makan maiubo—yang membolak balikkan hatimu.
"Sebutkan saja apa yang kalian butuhkan dariku. Aku tak punya banyak waktu untuk kalian."
"Oh ya?" Akashi menyeringai. Entah bagaimana itu terlihat sedikit menyeramkan sampai kamu mundur selangkah. "Tapi kau akan menghabiskan banyak waktu dengan kami semua setelah ini, (name)." Akashi mendekatimu.
Kamu mundur untuk memperlebar jarakmu dengan Akashi yang sudah berkurang saat dia mendekatimu. Kamu tidak mengerti perkataannya.
"M-maksudmu apa?" Katamu dengan gagap saat kamu merasa celah untuk mundur sudah habis karena kamu sudah mencapai besi pembatas atap sekolah. Dan jarakmu dengan akashi hanya tinggal beberapa meter.
"Karena kau akan berkencan dengan kami semua." Akashi menyeringai lagi, diikuti dengan senyuman semua orang yang ada disitu. Err—senyuman yang menakutkan. Bahkan midorima melihatmu dengan tatapan tajam sambil tersenyum. Murasakibara pun menghentikan makannya dan melihat kearahmu.
'Aku salah dengar atau sudah tuli?' Pikirmu.
Kayanya sih, nggak dua duanya.
