Crazy Room Mate

Chapter one

Pair : Luka x Kaito

Genre : Romance/Friendship

Vocaloid © Yamaha but this story is mine.

Untuk yang ketiga kalinya aku pindah sekolah dalam satu semester. Gila bukan? Hahaha..

Kali ini aku akan pindah ke Crypton High School. Memang bukan sekolah yang sangat elit seperti sekolah-sekolahku sebelumnya, tetapi sepertinya disana damai.

Aku lelah jika harus pindah-pindah sekolah terus karena tidak cocok dengan anak-anaknya dan bermasalah. Padahal bukan aku yang memulai..

"Luka, kau yakin bisa mengatasinya sendiri? Apa perlu mama menyewakan seorang maid untuk membantumu nanti?", tanya mamaku yang sedang menyetir.

"Tidak apa ma.. Aku pasti bisa melakukan semuanya semampuku..", jawabku mantab.

Akiu memang tidak bisa tinggal di rumah lagi. Crypton adalah sekolah sekaligus asrama. Cara pengajarannya unik, bahkan jam-jam belajarnya beda dengan sekolah-sekolah lainnya.

"Kita sudah sampai. Ayo turun.."

Aku segera turun sambil membawa koper dan barang-barangku.

"Bisa membawa sendiri?"

"Tentu saja. Ini sangat sedikit ma. Aku bisa membawanya sendiri sampai di kamarku..", jawabku mantab.

"Baiklah. Kalau begitu mama tinggal dulu ya. Berjuanglah di sekolah barumu ini!"

Aku mengangguk, dan lalu memasuki pintu asrama ini.

Aku sudah mendapatkan nomor kamarku, bahkan barang-barang yang diperlukan sudah dipersiapkan sebelumnya. Satu kamar diisi dengan dua orang. Siapa ya kira-kira yang akan sekamar denganku? Apakah orang baik?

Aku mencari kamar nomor 115. Saat aku berjalan, banyak sekali anak laki-laki di asrama ini. Apakah laki-laki boleh masuk kemari? Ternyata asrama tidak seketat yang aku bayangkan..

Aku melewati beberapa kamar. Dan aku sedikit terkejut. Bahkan anak laki-laki boleh memasuki kamar perempuan?

Mereka memang terlihat belajar dan bermain. Tidak melakukan hal yang aneh-aneh.

Berhenti memikirkan itu, akhirnya aku berjalan lagi mencari kamarku yang tak kunjung ketemu.

"Dimana ya?"

Aku melihat kamar nomor 117, dan 115 pasti tidak jauh dari sini!

Aku kembali jalan dan akhirnya menemukan kamarku. Aku langsung memasukinya..

Kulihat tidak ada orang sama sekali, bahkan di kamar mandi.

Sebelah kanan terdapat ranjang dengan sprei biru, kursi biru dan barang-barang yang serba biru di tata rapi. Pasti teman sekamarku adalah wanita yang rapi.

Aku meletakkan barang-barangku di sebelah kiri. Memasang sprei pink, mengatur beberapa boneka, dan buku-buku juga kuatur dalam lemari buku.

Aku mengamati kamar ini lagi. Cukup elit untuk kamar asrama. Ada kamar mandi, dapur, tv, kulkas, bahkan jendela yang menunjukkan pemandangan indah keluar.

Aku membuka koperku dan menaruh baju-baju dalam lemari.

"Klek"

Kudengar pintu dibuka. Dan itu pasti teman sekamarku.

Kulihat dari bawah.. Dia memakai sneakers, celana jeans, tinggi, hem putih, membawa plastik kecil belanjaan, berambut biru, dan..

Laki-laki!

"Se-sedang apa kau disini?", tanyaku panik ketika ada seorang laki-laki yang memasuki kamarku.

Dia memandangiku sambil menggigit es krimnya.

"Aku? Ini kamarku~", jawabnya santai dan menuju kulkas untuk menaruh barang belanjaannya.

Apa yang terjadi? Aku sekamar dengan anak laki-laki? Mustahil!

"Bohong!"

"Hei mana mungkin aku bohong? Kau tau kan kita hanya bisa masuk ke kamar menggunakan ID card? Apakah ID card ku berbohong?", katanya sambil memperlihatkan ID cardnya.

Memang benar. Tetapi apakah tidak salah? Aku sekamar dengan anak laki-laki? Yang benar saja!

"Kau membaca lembaran formulir sebelum masuk atau tidak sih? Sudah jelas dikatakan UNTUK MENGHINDARI MASALAH SESAMA TEMAN SEKAMAR YANG BIASA DIDAPATKAN OLEH SESAMA JENIS, KAMI MENGATUR AGAR TEMAN SESAMA KAMAR BEDA JENIS KELAMIN! HAL INI JUGA UNTUK MENGURANGI PERMINTAAN PINDAH-PINDAH KAMAR PARA SISWA-SISWI YANG BERMASALAH DENGAN TEMAN SEKAMARNYA!", katanya dengan sangat amat jelas.

Aku memang tidak membacanya. Tetapi, tidak masuk akal sekali? Laki-laki dan perempuan, ditempatkan dalam satu kamar?

"Aku tidak membaca.. Tetapi, SEKOLAH INI BENAR-BENAR GILA!", teriakku shock dengan keadaan sekolah ini.

Apa yang harus kulakukan sekarang? Apakah aku harus pindah dari sekolah gila ini lagi?

"Gila kenapa? Tenang saja, tidak akan ada hal-hal yang menakutkan. Walaupun sekamar lawan jenis, tetapi entah bagaimana caranya pihak sekolah tetap mengawasi tiap ruangan. Ada yang pernah tertangkap hampir melakukan.. Errrr, ya kau pasti tau sendiri..", jelas pemuda berambut biru itu.

Benarkah? Dan kenapa aku sekamar dengan manusia biru yang terlihat menyebalkan ini?

Ckckck sial sekali diriku..

Aku melihat kebawah lantai. Kuambil spidol, dan kubuat garis di tengahnya, pemisah tempat kami masing-masing.

"Aku disini, kau disana. Jangan melewati garis ini!", kataku sadis.

Dia hanya diam. Wajahnya selalu datar..

"Bagaimana caranya ke dapur? Bagaimana aku menggunakan TV? Bagaimana ke kamar mandi? Dan.."

"Cukup! Baiklah, aku bisa bertoleransi. Lewati saja batasnya untuk hal-hal tersebut. Ingat!", jawabku.

"Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...", dan kemudian dia 'sengaja' berjalan diatas garis itu. Dasar laki-laki aneh!

-Skip Time-

Kaito POV

Aku terbangun tiga puluh menit lebih telat daripada biasanya. Tidak biasa aku sampai bangun telat begini.. Tetapi, masih ada satu jam setengah untuk masuk kelas. Aku memilik untuk bermalas-malasan sejenak di tempat tidur.

Aku merasa tidak sendiri seperti biasanya.

Ah aku lupa jika ada pendatang baru berambut merah muda yang tidur di sisi kiri.

Mengingat-ingat kejadian kemarin lucu juga. Kenapa dia tidak membaca lembaran sebelum masuk kemari coba? Bahkan sampai batas diantara kami itu, dapat pikiran darimana coba? Dasar konyol..

Kulihat di sebelah kiri. Sudah kosong dengan meninggalkan ranjang yang berantakan.

Tas sekolah, beberapa buku sudah dibawa, bahkan sepertinya sepatunya sudah tidak ada.

Dasar.. Anak baru.. Dikiranya semua jam masuk sekolah di kota ini sama ya? Hahaha.

Akhirnya aku bangun. Merapikan tempat tidurku dan mematikan lampu tidur.

Kulirik ranjang pink di sebelahku.

"Hahahha... Yang wanita siapa sih..", aku berjalan kearah ranjangnya dan merapikannya. Bahkan buku-buku yang berserakkan di mejanya, menarikku untuk merapikannya.

Aku melihat sebuah buku bersampul merah jambu.

"Megurine Luka..."

Setelah itu aku mengambil bajuku dan berjalan kearah kamar mandi.

"Eits.. Aku melewati batas~", kataku santai. Aku memang lupa sih~

Setelah mandi dan berganti baju, aku memasak makanan sebentar untuk sarapan.

Apa gadis itu sudah sarapan ya? Sayang sekali dia tidak merasakan enaknya masakanku~

Sudah ada dua orang di kamar ini. Namun aku tetap saja makan sendirian pagi-pagi. Dengan porsi yang banyak untuk satu orang.

Setelah selesai dan mencuci piring, aku kembali ke sisi kanan yang merupakan tempatku. Kuambil buku seperlunya saja karena aku tidak ingin memberatkan tasku.

Kulihat di sisi kiri, buku hitam putih yang merupakan pelajaran kimia tidak dibawa oleh gadis yang bernama Megurine Luka itu. Apa dia keberatan karena buku itu memang paling tebal daripada buku yang lain? Padahal yang kutau, hari ini semua kelas ada pelajaran kimia?

Aku tersenyum. Benar-benar anak baru yang ceroboh. Guru kimia kali ini berbeda dengan di sekolahmu sebelumnya.. Aku mengambil buku itu dan kemudian berjalan keluar kamar..

Normal POV

Luka sudah duduk di kelas sejak dua jam yang lalu, dan sekarang isi kelas masih tidak sampai setengahnya. Wajar sebenarnya, karena dia sendiri yang datang terlalu pagi..

'Aku bosan menunggu disini. Tidak kenal siapapun juga.. Hahhhhh. Siaall.. Kalau saja aku tau jam masuknya. Pantas saja si rambut biru itu masih enak-enak tidur..', itulah yang ada di pikiran Luka saat ini

"Heii anak baru..", sapa seorang gadis berambut hijau dan dikuncir dua.

"Namaku Hatsune Miku. Emm, panggil saja aku Miku..", katanya sambil mengulurkan tangannya.

Luka membalas uluran tangannya.

"Aku Megurine Luka. Senang bertemu denganmu, Miku..", balas Luka dengan senyum

"Hari ini wali kelas kita tidak akan mengajar. Jadi terpaksa pada jam pelajaran pertama kamu tidak bisa memperkenalkan diri.. Gurunya galak sekali sih..", jelas Miku.

Luka tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku bisa memperkenalkan diriku nanti saja, Miku..", balas Luka.

Kemudian beberapa anak yang lain datang ke kelas dan berkenalan dengan Luka. Sampai akhirnya bel masuk kelas berbunyi, dan seorang guru wanita, tua, dan terlihat galak masuk ke kelas.

Sudah menjadi pengetahuan umum di sekolah jika guru ini tidak peduli dengan adanya murid baru atau apapun, yang dia pedulikan hanya pelajarannya.

"Buka halaman 91.."

Luka membuka tas nya. Dia mencari-cari mana yang buku kimia.

'Sial! Apakah buku hitam putih yang kutinggal di meja tadi?', kata Luka dalam hati.

Luka menjadi takut karena hanya dia satu-satunya anak yang tidak membawa buku di kelas.

"Permisi.. Aku ingin mengembalikan buku milik Megurine Luka yang kemarin kupinjam..", kata seseorang berambut biru.

"Cepatlah. Jangan membuang waktuku", balas guru kimia itu dengan ketus.

Kaito hanya tersenyum dan berjalan kearah Luka. Kemudian dia keluar dan kembali ke kelasnya.

Luka hanya bisa melongo dan kemudian mengikuti pelajaran. Dia bahkan tidak tahu siapa nama laki-laki berambut biru itu.

..

"Luka! Bagaimana bisa bukumu ada di Kaito?", tanya Miku heran setelah pelajaran kimia selesai.

"E-eh? Errr.. Diaa.. Sekamar denganku..", jawab Luka.

"WHAAATTTTT? KAMU SEKAMAR DENGAN ANAK LAKI-LAKI YANG SANGAT FAMOUS ITU? Beruntung sekali dirimu!", teriak Miku.

"Hah? Famous? Kenapa memangnya? Bukannya dia hanyalah orang aneh?", tanya Luka heran.

Miku ikut heran. Baru kali ini ada yang mengatai Kaito sebagai 'orang aneh'.

"Astaga Luka.. Dia sangat famous. Lihatlah.. Sudah tampan, baik, sabar, pintar dalam hal bermain musik, pelajaran, bahkan olahraga. Ramah, hampir semua guru mengenalnya.. Namun, sangat misterius!", kata Miku.

Luka menjadi heran sekaligus kaget. Dia sekamar dengan orang seperti itu? Padahal terlihat sangat aneh di depannya? Luar biasa!

"Kalau saja aku bisa sekamar dengannyaa. Hahaha. Bercanda.. Aku sudah cukup senang bisa sekamar dengan kembaranku. Banyak sekali yang ingin sekamar dengannya, namun kaulah yang mendapatkannya Luka! Kau sangat beruntung!", kata Miku dengan mata yang berbinar-binar.

Luka hanya bisa menggelengkan kepala. Tidak menyangka orang yang sekamarnya ternyata seperti itu, walau baginya tetaplah seorang yang aneh.

..

Kaito selalu pulang awal setelah sekolah jika dia tidak ada kegiatan di sekolah.

"Tadaimaa.."

Ternyata si Luka masih belum pulang, pikir Kaito. Dia meletakkan sepatunya di rak sepatu, menaruh tas nya dan menuju ke dapur.

"Hari ini masak...", kata Kaito sambil melihat-lihat isi kulkas.

Walaupun laki-laki, Kaito terbiasa masak sendiri dan melakukan semua sendirian. Bahkan beberapa masakannya bisa dibilang sangat enak.

Kaito mulai memasak. Dan tidak butuh waktu lama sampai masakannya matang. Kemudian dia meletakkannya di sebuah mangkuk besar. Sambil mempersiapkan dua buah piring dan dua pasang sumpit.

"Belum pulang juga rupanya..", guman Kaito lagi. Dan dia melanjutkan makan siangnya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar.

Kaito mengangkat telponnya. Sambil tersenyum, ia menjawab telepon tersebut dengan berkata 'ya'.

Kemudian meninggalkan sebuah note kecil disamping makanan. Setelah itu memakai jaketnya, dan keluar pergi.

To be continued

Mind to review? :D