Destiny
Author : Xiluhan821
Genre : Romace, Drama And Comedy
Cast : Oh Sehun, Xi Luhan, Park Chanyeol, Byun Baekhyu, Kim Jong In and Do Kyungsoo
Rating : M *pinginnya XD*
Hari ini adalah jadwal Sehun dan eommanya untuk mengunjungi panti asuhan yang biasa mereka kunjungi. Seperti biasa Sehun sangat tidak berminat jika datang ke tempat ini, dia tetap datang pun hanya karena permintaan sang ibu. Sehun sendiri termasuk tipe anak yang cuek dan egois dan manja tapi jika itu berkaitan dengan sang ibu, dia akan melunturkan semuanya dan mengikuti apa yang diinginkan oleh sang ibu. Walaupun sangat terlihat jika Sehun tidak menyukainya.
Sehun sangat tidak menyukai jika ia dan sang ibu harus berkunjung ke tempat seperti ini karena menurutnya perhatian dan kasih sayang sang ibu akan terbagi. Sang ibu akan terlihat lebih peduli dan terlihat sangat bahagia jika ia sedang bersama dengan anak-anak itu.
Dan kini disinilah seorang Oh Sehun. Di tempat dimana ia biasanya menunggu sang ibu menyelesaikan semua urusannya. Di taman belakang panti asuhan itu Sehun sedang bermain sendirian dengan bola sepak yang ia tendang-tendang dari tadi. Saking bosannya, Sehun menendang kemana saja bola itu sampai menhilang dibalik semak-semak.
"Aissh.. Kenapa harus sampai sejauh itu sih" kesal Sehun karena kini bolanya berada cukup jauh dari tempatnya kini.
Sehun berjalan malas menuju semak-semak itu dan samar-samar ia mendengar suara isakan.
"Hiks..Hikss.."
Sehun yang mendengar itu berusaha tidak perduli dan mengacukan suara itu dia hanya mengira jika pedengarannya yang salah.
"Hiks..Hikss..Hikss"
Tapi semakin dekat Sehun dengan semak-semak itu suara isakan itu malah semakin kencang.
"Hiks..Hiks..Eommaa.."
Bahkan suaranya menjadi saangat jelas.
Sehun yang sudah hampir dekatpun langsung berlari kecil dan langsung melihat kebalik semak-semak itu. Dia melupakan niat awalnya untuk mengambil bolanya dan lebih memusatkan perhatiannya pada sumber suara itu.
"Hikss.. Eomma.. Lulu tidak mau disini, Lulu mau pulang eomma, appa. Jemput Lulu.. Hikks Hikss.."
Dan betapa terkejutnya Sehun karena kini ia melihat seorang anak laki-laki sedang duduk sambil memeluk kedua kakinya yang ia lipat dan menyembunyikan kepalanya di pertengahan lututnya.
"Lulu mau pulang.. Hiks .. Sakit eomma, appa.. kepala Lulu sakiit hiks hiks.."
Sehun yang awalnya tidak mau mengganggu anak itupun langsung menghampiri anak itu.
'kenapa dia disini? Kenapa dia menangis? Apa dia terkerna bolaku tadi?' pertanyaan itulah yang kini ada di pikiran Sehun saat melihat anak itu menangis.
"Hey. Apa kau kena bolaku?" tanya Sehun pada anak itu.
"Hikks.. Eommaaa.." isak anak itu semakin kencang dan Sehun yang mendengarnyapun menjadi semakin panik.
"Hey. Maafkan aku, jika kau memang terkena bolaku. Lagi pula siapa suruh kau berada di balik semak-semak ini, orang yang diluarkan tidak tau jika kau ada disini" kata Sehun pada anak itu.
"Hiks..Hikss..Eomma..Appa" ucap anak itu sambil menangis.
"Kenapa kau malah semakin menangis? Jawab aku. Kau punya mulutkan!" bentak Sehun.
"Dan siapa suruh kau menendang bola kesini? Hah" ucap anak itu kesal dengan apa yang diucapkan Sehun padanya.
"Dan siapa suruh kau malah ada disini, jika kau ingin menangis jangan disini. Hufh"
"Hikss.. Eommaa..Appa" rengek anak itu karena merasa sudah tidak tau lagi bagaimana membalas ucap Sehun padanya.
"Aissh.. Eomma, Appa. Itu saja yang kau ucapkan dari tadi! Jika kau memang memiliki orangtua kenapa kau malah menangis menyedihkan disini. Hah?!" bentak Sehun pada anak itu karena sedari tadi ia tidak menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang dia ajukan pada anak itu.
"Hiks hiks hiks kau jahat!" ucap anak itu semakin terisak.
"Aduuuh. Apa aku salah?" tanya Sehun dengan polosnya
"IYA! KENAPA KAU MASIH BERTANYA?!"
"Maaf- lagian suruh siapa kau tidak menjawab pertanyaan ku" guman Sehun tapi masih bisa didengar oleh anak itu.
"Hiks hiks hikss"
"apa kau terkena bola ku?" tanya Sehun lagi
"Ya. Iya aku terkena bola sialanmu itu. Kau tau itu sangat menyakitkan. Aish" ucap anak
"Hehe oke mian mian. Aku tidak sengaja, lagi pula biasanya tidak ada orang bodoh yang mau duduk ditempat seperti ini" kekeh Sehun
"Kau bilang aku bodoh ?"
"Aku tidak mengatakannya" jawab Sehun polos
"Ah sudah lah. Aku akan semakin sakit jika meladeni orang dodoh seperti mu" jawab anak itu sambil mengelus-elus bagian kepalanya yang tadi terkenya bola.
"Apa sangat sakit?" tanya Sehun yang kini tangannya sudah berada pada bagia kepala anak itu. Dan yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa terdiam.
"Maafkan aku. Aku tidak tau jika kau ada disini, lagi pula aku sudah sering kesini dan melakukan kegiatan ini tapi aku tidak pernah mendapat inseden seperti ini. Eh maksud ku, aku tidak pernah melihatmu hehe" ucap Sehun semakin mengelus kepala anak itu dan membuat anak itu semakin merasa nyaman dengan elusan Sehun padanya.
"Jangan menyentuhku!" ucap anak itu dengan angkuhnya.
"Aku kan hanya ingin mengobatimu. Maafkan aku"
"Sudahlah" ucap anak itu sembari berdiri dan langsung berlari meninggalkan Sehun seorang diri disana.
"Hei kenapa kau meninggalkan ku?" tanya Sehun sembari berteriak.
"Kau menyebalkan. Kau idiot" balas anak itu
"Aku hanya idiot untukmu. Hehe" goda Sehun
"GILA"
"Hei boleh aku tau siapa namamu?" tanya Sehun lagi
"Ayolah ~ "
"Luhan. Xi luhan" jawab anak itu dan langsung mengilang dibalik dinding besar itu.
"Luhan. Nama yang bagus" guman Sehun
Ya. Anak itu bernama Luhan, seorang anak berumur 8 tahun yang kini harus menerima kenyataan bahwa ia harus menlanjutkan hidupnya dengan tinggal di panti asuhan. Luhan adalah seorang anak dari pengusaha terkenal asal China dengan seorang wanita asli korea yang beberapa waktu lalu mengalami kecelakaan maut yang merenggut kedua orang tuanya, Luhan pun belum yakin dengan kabar yang diberitahukan padanya jika kedua orangtunya meninggal karena kecelakaan itu karena sampai kini jasad kedua orangtuanya tidak ditemukan. Sehingga penyidik menyatakan jika kedua orangtuanya pasti sudah tiada karena tidak mungkin manusia bisa bertahan selama beberapa hari di laut lepas.
Sebenarnya Luhan memiliki keluarga, baik keluarga sang ayah maupun sang ibu. Tapi karena keluarga ibunya yang licik dan picik, mereka berniat jika semua harta yang dimiliki oleh ibu Luhan harus jatuh pada mereka dan tidak boleh pada Luhan. Mereka berfikir jika Luhan masih terlalu kecil dan tidak mungkin bisa menanggung itu sehingga mereka memutuskan untuk membuang Luhan dan menyimpannya di sebuh panti asuhan yang cukup terpencil. Berbeda dengan keluarga sang ibu, keluaga ayah Luhan tidak tau menau dengan semua rencana yang dilakukan oleh keluarga ibunya, mereka tidak tau jika Luhan dibuang. Mereka diberitahu jika Luhan juga itu menghilang dan dinyatakan meninggal bersamaan dengan kedua orangtuanya. Dan harta sang ayah tidak jatuh pada keluarag ibunya melainkan tetap jatuh pada Luhan tapi karena Luhan dinyatakan meninggal juga berarti otomatis semua harta sang ayah jatuh pada keluarganya. Jika keluarga sang ibu membuangnya, berbeda dengan keluarga sang ayah yang tetap mencarinya walaupun sampai kini tidak membuahkan hasil.
Luhan sendiri belum terbiasa dengan lingkungan barunya kini. Luhan yang terbisa dimanja dengan semua kemewahan yang dia terima kini haus menerima semua kekurangan yang dia alaminya kini, Luhan masih percaya jika kedua orang tuanya masih hidup dan mereka selalu bersama dan tidak pernah melupakan Luhan sedikitpun. Dan itu terbukti dari setiap air mata kerinduan yang Luhan keluarkan setiap tiba-tiba mengingat kedua orangtuanya, Luhan hanya selalu mengingat ucapan sang ibu padanya
"Jika Lulu tiba-tiba menangis dan sangat merindukan eomma dan appa, itu berarti kami berdua sedang memikirkan Lulu" ucap sang ibu padanya dulu. Dan kata-kata itulah yang selalu Luhan yakini sampai kini.
Sudah terhitung hampir 6 bulan Luhan berada di panti asuhan ini. Semenjak datang, Luhan memang sedikit pendiam dan tertutup bahkan tak jarang ia hanya akan berbicara seperlunya saja bahkan pada teman sekamarnya sekalipun. Ya, Luhan sekamar dengan Park Chanyeol yang seumuran dengannya dan Do Kyungsoo yang berbeda dua tahun darinya dan juga Chanyeol. Dan hanya merekalah teman Luhan disini.
Luhan memang terbiasa jika ia tiba-tiba merindukan kedua orangtuanya dan tiba-tiba menangis ia memang akan langsung berlari ke taman belakang panti dan langsung bersemunyi di balik semak-semak dan tempat itu tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Luhan merasa jika ia berada di tempat itu ia menjadi sangat tenang dan damai dan merasa jika ayah dan ibunya juga berada disana bersama dengannya saat itu juga. Tapi ketenangan dan kedamaian Luhan akan mulai terusik dengan kejadian yang baru saja ia alami. Kejadian yang memang sangat konyol, karena Sehun yang membuat semua ketenangan dan kedamaiannya terusik. Dan itu sudah di pastikan.
Luhan merasa kesal dengan apa yang barusaja ia alami, tapi jauh dilubuk hatinya dia senang bertemu dengan Sehun yang dengan tidak sopannya memegang kepalanya dan mengelusnya dengan lembut. Dan itu menurut Luhan seperti elusan kedua orangtuanya padanya, karena elusan itu berhasil membuat Luhan tenang dan merasa nyaman. Sebenarnya Chanyeol dan Kyungsoo pun sering melakukan itu padanya bahkan ibu panti juga. Tapi elusan mereka memang berbeda dengan elusan yang Sehun berikan padanya.
Sehun sendiripun memang sudah memperhatikan Luhan dari saat pertama ia melihat Luhan yang terisak di balik semak-semak itu. Sehun menyadari jika ia mengalami sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Ia merasa ingin memeluk tubuh yang bergetar karena terisak itu, dan saat Sehun melihat wajahnya ia malah langsung terpesona dan seakan langsung terhipnotis dengan sorot mata yang ia lihat. Dan dari saat itu juga sehun langsung menandai Luhan. Karena menurutnya Luhan adalah 'miliknya'. Dan sudah dipastikan juga jika Sehun pasti akan lebih sering berkunjung kepanti ini, baik dengan sang ibu ataupun hanya ia sendiri. Karena menurut Sehun, Luhan yang adalah sosok yang sangat lemah yang harus ia lindungi dan itu berati Luhan harus selalu berada di sampingnya.
Tanpa mereka sadari, mereka sudah terikat dengan takdir yang sangat pelik.
Hallo ini cerita pertama aku. Haha. Aku cuman mau nuangin apa yang ada di pikiran XD. Please review nyaaaa *ngarep* *emang. Hehe* review yang baca itu bener-bener buat penyemangat banget. Please
