Johnny Seo seorang ceo mudah yang sangat terkenal karena pengusaha muda yang bisa terbilang sangat suskse. Walaupun dia hanya melanjutkan perusahaan dari sang ayah tapi Johnny memberikan hasil yang signifikan dari ceo sebelumnya. Bahkan setelah sudah hampir menjabat tujuh tahun menjadi ceo di perusahaan ayahnya, dia sudah bisa membuka cabang di beberapa negara.

JCC Company menjadi salah satu perusahan yang terbesar di dunia. Bahkan hampir setengah dari penanaman saham berasal dari orang asing.

Biar pun Johnny sibuk dengan pekerjaan dia tetap memiliki seorang kekasih yang sangat ia sayangi. Dia menjalin kasih dengan kekasihnya yang bernama Kim Doyoung 4 tahun belakangan. Bukan rahasia publik lagi kalau seorang Johnny Seo mendapat kekasih yang sangat manis seperti Doyoung. Tak jarang pula Johnny membawa Doyoung keacara penting seperti pernikahan rekan kerjanya, sekedar acara makan malam dengan para perusahaan, pesta pembukaan suatu proyek yang dibuat Johnny dan acara cara besar maupun acara kecil lainnya.

Doyoung namja manis yang mempunyai cafe yang berada di beberapa cabang di kota yang ada di Korea selatan. Jika Johnny pengusaha muda sukses maka Doyoung pembisnis muda yang sukses. Dari pada memilih meneruskan perusahaan milik ayahnya, Doyoung lebih memilih membuka sebuah cafe yang sudah ia bangun sejak lulus kuliahnya.

Banyak publik yang iri dengan mereka berdua. Dua sejolin yang sudah sukses di usia mereka yang bahkan belum menginjak kepala tiga tapi sudah menghasilkan banyak uang tanpa mengharapkan harta dari orang tua mereka.

Yah, setidaknya itulah yang orang – orang liat. Tapi ada sisi kelam dimana semua orang tidak dapat melihatnya. Sisi dimana dua sejolin lebih banyak menderita dengan tidak direstuinya oleh orang tua mereka berdua tanpa alasan. Namun, semua itu tak menggoyahkan mereka berdua untuk terus maju melangkah lebih jauh dan membuktikan kepada ayah mereka kalau mereka adalah pasangan yang sangat cocok melebihi kecocokan romeo dan juliet.

Siang ini Doyoung berada di cafenya. Doyoung memang tidak setiap hari berada di cafenya, tapi hari ini ia sangat ingin berdiam diri di cafenya dari pada berada di rumahnya.

Jam sudah menunjukan pukul tiga sore dan Doyoung langsung menyambar ponselnya yang sedari tadi ia letakkan tak jauh dari dirinya. Mencari satu nomor dengan nama yang ia kenal lalu menekan gambar gagang telepon yang ada di sebelah nama tersebut. Mendekatkan ponsel ketelinganya menunggu seseorang disana mengangkat telponnya.

Sesekali ia mengetuk jarinya dan menggigit bibirnya dengan gugup.

Apa ada rapat? Batinnya.

Saat akan mematikan sambungannya disaat itu juga seseorang di sana menyapanya.

"halo, ada apa Doyoung?" kata Johnny.

"hm... tidak ada_" jeda Doyoung "kau sibuk hyung?" lanjutnya.

"tidak juga".

"boleh aku datang ke kantormu?" tanya Doyoung.

"kenapa kau meminta izin huh? Biasa kau langsung datang kekantorku bahkan disaat aku sedang ada rapat" kata Johnny sambil tertawa.

"hanya_" lagi Doyoung menjeda kalimatnya "hanya ingin".

"datanglah kemari, aku tau kau sedang bosan".

"baiklah, tunggu aku 10... ahh tidak 20 menit lagi aku akan datang".

"baik tuan".

"sampai jumpa".

"aku juga mencintaimu".

Doyoung langsung mematikan sambungannya dengan Johnny. Langsung menyambar kunci mobilnya dan mantel yang tergantung rapi di sudut ruangan. Doyoung menaiki tangga menuju keatas. Yup! Ruang kerja Doyoung berada di bawah tanah. Doyoung lebih suka berada di ruangan tertutup dari pada harus melihat padatnya kota Seoul.

Setelah sampai diatas dia langsung melihat betapa padat dengan pengunjung cafenya ini. Pelayannya sibuk berjalan mondar – mandir mengantas makanan yang telah dipesan. Doyoung melangkahkan kakinya kearah dapur. Tak kalah sibuk dengan di depan ternyata di bagian belakang lebih sibuk dan sedikit berantakan.

Bahkan karena terlalu sibuk beberapa chef yang sibuk kesana – kemari tidak menyapa Doyoung atau Doyoung sudah tidak terlihat lagi oleh mereka? sampai kepala chef yang sadar kehadiran Doyoung yang mencolok menghampiri Doyoung.

"Doyoung ada apa kedapur?".

"emang aku tidak boleh ke sini".

"bukan seperti itu hanya... ini di jam padat dan kau datang ke sini_".

"jadi kau bilang aku mengganggu aktifitasmu?".

"tidak bukan begitu".

"kembalilah lagi kerja, aku bisa menyiapkannya sendiri. Kita punya stok kue kan?".

"masih ada di kulkas Doyoung".

"baiklah".

"kau yakin bisa?".

"aku bisa sendiri Kun".

"baiklah, kotaknya ada di gudang penyimpanan bahan".

"baikalah aku tau".

Doyoung pergi meninggalkan Kun. Gudang yang dipikiran kalian bukanlah gudang yang suram dengan penerangan redup dan banyak tikus yang berkeliaran kesana – kemari. Kun sebagai kepala chef cukup rapi dan selalu tidak akan meninggalkan noda atau pun bahan yang berserak saat mereka akan selesai bekerja. Jika kau beristirahat di gudang ini juga pasti akan sangat betah, begitulah pikir Doyoung setiap kali masuk kedalam gudang penyimpanan makanan di cafe ini.

Setelah keluar dari gudang Doyoung berjalan kearah kulkas dan melihat beberapa kue yang ada di dalam sana. Sampai matanya tertuju pada chees cake dan macaroon.

Sejujurnya Doyoung tidak pernah menyiapkan ini sendirian, dia akan selalu meminta bantuan Kun untuk menyiapkannya. Tapi melihat Kun kewalahan di dapur tidak mau merepotkannya. Tapi Doyoung tetap lah Doyoung yang tidak bisa menyiapkannya dengan sendiri.

"maaf, bisa kau panggilkan Kun?" kata Doyoung kesalah satu pelayan yang lewat.

"tentu tuan tunggu sebentar" pelayan itu langsung pergi kearah dapur.

Setelah menunggu lama akhirnya Kun datang.

Doyoung tersenyum sambil menyodorkan kotak kue kearah Kun.

"padahal tadi ada yang bilang bisa sendiri" sindir Kun.

"heheh... maafkan aku oke" kata Doyoung yang sibuk cengengesan

Doyoung terlambat dari waktu yang ia janjikan kepada Johnny. Salahkan Seoul yang tiba – tiba padat di jam segini padahal tidak ada apapun yang meghambat. Apa jam segini para karyawan kantor sudah bisa pulang? Tidakkah ini terlalu awal. Entahlah, Doyoung tidak mau ambil pusing.

Setelah memarkirkan mobilnya di basment dengan rapi, Doyoung langsung mengambil kotak kue yang ia letakkan di bangku sebelah lalu berjalan keluar. Sambil merapatkan mantelnya Doyoung sedikit berlari untuk cepat – cepat masuk kedalam karena udara hari ini benar – benar sangat dingin.

Saat sudah didalam lift Doyoung langsung menekan angka 27 pada tombol di lift. Doyoung mengeluarkan ponselnya sesekali melihat apakah ada pesan masuk dari Johnny atau pesan penting lainnya yang ia dapatkan, tapi tidak ada sama sekali. Pintu terbuka dengan masuknya beberapa karyawan kantor kedalam lift.

"oh kau berkunjung?" tanya Yuta yang berada di sebelah Doyoung.

"iya yuta".

Mereka sudah sampai di lantai 27 langsung keluar dari lift. Di lantai 27 memang tidak banyak karyawan yang berlalu – lalang karena hanya ada departemen keuangan saja dan ruang rapat.

Doyoung sudah sampai di depan pintu ruangan Johnny langsung masuk kedalam. Johnny masih sibuk dengan beberapa mapnya yang bisa Doyoung lihat menumpuk diatas meja Johnny.

Doyoung berdehem dengan keras lalu mengetuk pintu Johnny. Johnny langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu dimana sudah berdiri seorang pemuda bertubuh munyil.

"kau sudah datang?" johnny berdiri lalu berjalan mendekat kearah Doyoung.

"maaf aku terlambat" Doyoung mengangkat tangan kirinya lalu melihat sebuah arloji ditangannya yang sudah menunjukan hampir jam 4 pm.

"tidak masalah, ku kira kau tidak jadi datang" Johnny langsung menarik Doyoung kearah sofa yang ada di ruangannya.

Johnny mengambil kotak kue yang di pegang oleh Doyoung dan meletakkannya diatas meja lalu langsung memeluk Doyoung. Johnny menenggelamkan kepalanya di pundak kecil Doyoung menandakan dia sedang lelah. Doyoung yang mengerti langsung membalas pelukan Johnny dan mengelus punggung lebar Johnny.

"aku membawa kue kesukaanmu" Doyoung memecahkan keheningan.

Johnny langsung mengangkat kembali kepalanya dan memberi jarak sedikit diantara mereka dua. Hanya sedikit. Hidung mereka hampir menyatu yang membuat Doyoung dapat dengan jelas mencium wangi dari parfum yang Johnny pakai.

"kau memang selalu tau segala hal" bisik Johnny.

Doyoung hanya tertawa saat Johnny mulai menggoyangkan hidungnya ke hidung Doyoung.

"hentikan Johnny hyung".

Tangan Doyoung sudah berada di pundak Johnny untuk membuat jarak untuk mereka berdua tapi hasilnya nihil, tenaga Johnny lebih besar dari tenaga Doyoung. Johnny mulai menggelitikin Doyoung di daerah lehernya dan kuping menggunakan hidungnya dan kecupan ringan yang ia beri selama mengerjain Doyoung.

"hyung berhentilah dan cepat selesaikan pekerjaanmu lalu kita makan kuenya".

Akhirnya Johnny berhenti dengan diakhiri mengecup singkat bibir merah muda Doyoung yang selalu terlihat menggoda setiap saat.

"baik tuan" Johnny mencium kening Doyoung sedikit lama dan Doyoung sangat suka itu.

Johnny kembali ketempat duduknya sementara Doyoung duduk diatas sofa sambil membalas pesan seseorang.

"ku pikir secangkir teh dan kue tidak buruk" kata Johnny yang masih fokus pada pekerjaannya.

Doyoung yang sedari tadi masih sibuk dengan ponselnya terkejut dan langsung mengiyakan perkataan Johnny. Dari telpon genggam yang berada di pinggir kiri meja Johnny menekan salah satu tombol yang ada disana dan menyuruh orang yang berada disana untuk mengambilkan dua cangir teh.

Tidak berapa lama seseorang masuk keruangan Johnny membawa nampan yang berisi dua cangkir bening teh kosong dan satu teko bening kecil yang berisi bunga dan daun didalamnya. Yuta ternyata membuat kan mereka Blooming tea.

"aku hanya menyuruhmu membawa dua cangkir teh" kata Johnny sinis.

"aku membawanya" kata Yuta tanpa beban sambil meletakkan dua map baru di meja Johnny.

Setelahnya Yuta mengantar teh ketempat Doyoung yang masih duduk di sofa. Sehabis meletakan cangkir dan teko, Yuta kembali mendekat kearah Johnny.

"jangan lupa acara malam ini" kata Yuta yang melihat jadwal Johnny di sebuah tab yang ia bawa sejak tadi.

"ada lagi kegiatanku selain itu?" tanya Johnny.

"kurasa kau kosong sampai jam delapan malam nanti"

"baiklah. Terimakasih"

Yuta membungkuk sebentar kearah Johnny setelahnya ia meninggalkan ruangan Johnny. Sepeninggalan Yuta, Johnny menutup mapnya dan berjalan ke tempat Doyoung. Johnny mendudukan dirinya disebelah Doyoung.

"sudah selesai?"

"hanya istirahat sebentar"

Johnny meletakkan kepalanya di atas paha Doyoung. Membaringkan tubuhnya dengan nyaman diatas sofa empuknya. Lalu menenggelamkan kepalanya di perut rata Doyoung. Dengan refleks Doyoung mengelus kepala Johnny dengan lembut menghantarkan kenyamanan yang amat sangat pada Johnny.

Johnny agak menjauh dari perut Doyoung. Masih memejamkan matanya menghayati setiap elusan lembut Doyoung di kepalanya.

"nanti malam acara pembukaan proyek klienku, mau datang?".

"tentu".

"tenang saja tidak memakai pakaian formal kok, kau bisa pakai kemeja biasa" kata Johnny yang tau kalau Doyoung kurang suka memkai pakaian formal.

"tapi bukankah itu acara penting?".

"mereka mengadakan acaranya dengan tema outdoor dan santai".

Doyoung hanya ber'o' ria.

"Doyoung".

"iya".

Doyoung menunggu apa yang akan di katakan Johnny. Tapi Johnny tak kunjung mengatakannya.

"ada apa Johnny hyung"

"daddy juga akan datang keacara itu" Johnny membuka matanya namun tidak melihat kearah Doyoung.

Sedangkan Doyoung. Dia langsung menghentikan pergerakan tangannya di kepala Johnny.

~Bersambung~