Vocaloid Go to Indonesia
Len x Miku
Vocaloid Yamaha ©Crypton Future Media.
.
.
.
Dedikasi untuk nekochanflat.
.
.
.
Happy Birthday!
Akhirnya setelah empat tahun kami semua belajar berbahasa Indonesia, hari ini kami akan pergi ke negara kepulauan tersebut.
Namaku Hatsune Miku. Umur 16 tahun, dan mempunyai kakak yang bernama Hatsune Mikuo. Aku memiliki warna rambut toska dan warna mata cerulean. Rambutku di kuncit dua dengan gaya twintail yang menjuntai ke bawah.
Aku adalah salah satu anggota dari Vocaloid. Aku juga mempunyai banyak teman di Vocaloid;
Kagamine Rin. Dia umur 14 tahun, mempunyai saudara kembar yang bernama Kagamine Len, cowok yang tampangnya shota dan lumayan –ahem– kece. Mereka sama-sama mempunyai warna rambut honeyblonde dan warna mata cerulean.
Sifat Rin sangat beda dari sifat saudara kembarnya. Rin lebih ceria dan semangat, sedangkan Len...lumayan agak dingin dan pendiam. Ada gosip tentang sesuatu kalau Rin menyukai Mikuo. Sedangkan Len, dia menyukai Neru. Aku juga tidak tau sih, and I don't care.
Megurine Luka. Dia agak lebih tua dariku. Warna rambutnya berwarna pink dan warna mata cerulean, sama seperti Rin, Len dan diriku. Body nya...lumayan wow. Gosipnya sih, dia suka sama Kamui Gakupo.
Kaito Shion. Wah, dia udah lumayan tua dari diriku. Warna rambutnya biru laut gitu. Dia agak sedikit mesum. Dan gosipnya, Kaito suka sama Sakine Meiko.
Sakine Meiko. Umur? Sama kayak Kaito. Warna rambutnya seperti warna coklat kayu yang masih muda. Body nya...lebih wow dari Luka. Gosipnya, dia suka sama Kaito. Yosh! Pacaran aja sana.
Kamui Gakupo. Umurnya kayak Kaito dan Meiko. Warna rambutnya UNGU! Trus rambutnya itu...bagus banget. Bisa-bisa semua cewek pada iri dengan keindahan rambutnya Gakupo. Udah jelas Gakupo suka sama Luka.
Dan anggota Vocaloid yang lain-nanti saja di deskripsikannya .-.
"Perhatian, perhatian. Penumpang pesawat udara G*ruda Ind*nesia dengan nomor penerbangan HK2711 dengan tujuan Indonesia, harap menuju ke pintu nomor 3. Terima Kasih," suara dari mbak-mbak petugas bandara sudah terdengar. Aku dan anggota Vocaloid yang lain langsung menuju ke pintu nomor 3.
Setelah kami keluar dari tempat tunggu, akhirnya kami langsung menuju ke pesawat.
"Miku-chan..," teriak seseorang dari belakang. Aku pun menoleh kebelakang dan tersenyum kearah orang itu, "Hai, Rin-chan. Kenapa?"
"Kamu dapat tempat duduk di nomor berapa?" tanyanya sambil melihat tiket pesawatku. Anak zaman sekarang mah suka nanyain di nomor berapa kita duduk.
"Di nomor 15C. Emang kenapa ya?"
"Hah? Berarti kamu duduk di sebelah Len-kun dong!? Len-kun duduk di nomor 15B," ucapnya kaget.
Duduk. Di samping. Len? Beneran?
"Oh," jawabku cuek.
Akhirnya kami semua sudah berada di dalam pesawat. Semua tempat duduk di dalam pesawat tersebut sudah terisi penuh. Yah orang-orangnya itu adalah anggota dari Vocaloid. Aku langsung menuju ke tempat dudukku. Lalu menaruh tasku di kabin. Untungnya aku duduk di dekat jendela. Jadi aku bisa melihat pemandangan luar—
"...Hi?" terdengar suara seseorang disampingku. Aku menoleh sedikit ke arah sumber suara dan langsung menoleh ke jendela lagi,
"...Hi."
"A-apa kabar?" tuh orang kepo amat. Yah, bisa dibilang aku memang agak cuek sama tuh orang, "Baik."
"Apa kabarnya Mikuo-kun?" tanya orang itu lagi. Nih orang bikin sumpek bener.
Aku menendang kakinya, "Tanya aja sendiri sama orangnya."
"Miku-chan. Aku kangen," ucapnya dengan nada agak sedikit sedih.
Huh! Gak peduli. Nangis ya nangis aja sana. Jangan di depan orang. Dasar gak punya malu.
Aku menghela nafas lalu berputar untuk menatap wajahnya.
"Huh. Apa?" tanganku sedikit gemeteran. Orang itu menepuk pundakku. Secara reflek, aku menampar tangannya, "Jangan sentuh-sentuh bisa gak? Nganggu orang aja," ketusku.
"Heh, jangan jadi cuek gitu sama gue bisa gak?" pintanya agak kesal. Dia menarik lenganku dan membawanya ke dalam pelukannya.
Di dalam pesawat, adegan romantis gini. Banyak orang juga, lagi pula orangnya semua anggota Vocaloid. Bisa-bisa aku kena bully.
"...Miku-chan. Aku tidak bermaksud untuk menjauhimu selama ini. D-dan, aku minta maaf," katanya sambil membelai rambutku. Pipiku agak merasa sedikit...hangat.
"Oi. Jangan mesra-mesraan di samping single bisa gak?" celetuk salah satu orang yang berada di samping manusia gak jelas ini.
"Kaito-kun, a-aku tidak bermaksud untuk—" ucapan lelaki pemilik rambut honeyblonde itu terhenti, "Tidak apa, Len-kun. Aku juga tidak suka Miku-chan kok. Miku-chan itu milikmu," sambung Kaito sambil tersenyum hangat kearah Len. Len membalas senyuman Kaito.
Aku? Milik Len? Oh astaga. Kenapa dunia semakin kacau sih?
"Pesawat akan segera terbang. Kami sarankan anda untuk memasangkan sabuk pengaman. Cara pemasangan sabuk pengaman dan pelampung darurat akan dilakukan oleh pramugari yang berada di depan anda."
"...Tetaplah di pelukanku, Miku-chan. Aku akan selalu ada untukmu," hidung Len berada di atas kepalaku, dan dia mencium rambutku.
"Cie. Hati-hati loh, entar kissu –ehm, uhuk– Kagamine Len X Hatsune Miku. YOSH," goda orang-orang.
Masa' mereka enggak memperhatikan pramugari itu? Kasian kan si pramugarinya. Dikacangin gitu. Entar kalo pesawatnya jatuh, Vocaloid nggak ada lagi. Bahaya tuh.
Drrrrtt.. Drrrttt..
Pesawat mulai berjalan, mencari ancang-ancang untuk take off.
Aku berdiri untuk melihat keadaan di dalam seluruh pesawat yang aku naiki. Tetapi apesnya, pesawat telah melaju kencang sehingga aku terjatuh ke tangan...
Eh? Tangan?
"Miku-chan. Pake sabuk pengamannya," sahut orang yang berada di sampingku. Aku menoleh kearahnya—
"Kyaaaa! N-ngapain kamu nasehatin orang? Kamu bukan mama aku tau! Kamu juga gak punya hak buat nasehatin aku!" bentakku berusaha melepaskan tangannya dari badanku. Dia memegangku begitu kuat, "Miku-chan. Ikuti nasehatku. Entar kamu kena bahaya, lagi—"
"Aku gak peduli! Kau bukan mamaku! Kau hanya manusia yang umurnya berada di dua tahun di bawah umurku! Dan kau yang seharusnya mengikuti nasehatku!"
"Tapi kau tadi tidak menasehatiku, Miku-chan. Aku juga suka gaya childishmu. Kau imut."
Aku terdiam.
.
.
.
.
Kau imut.
.
.
.
.
"Nona, tolong pasang sabuk pengamannya," ucap salah satu pramugari yang telah berada di samping Kaito. Aku mengangguk paham dan sedikit merasa malu terhadap Len.
Aku langsung memasang sabuk pengamannya lalu menampar tangan Len yang berada di badanku.
"Selamat datang di Indonesia. Terima kasih anda telah memilih pesawat G*ruda Ind*nesia. Kami harap anda menikmati perjalanan kami. Terima kasih dan sampai jumpa di lain hari!" suara dari pramugari terdengar di telingaku.
Aku perlahan membuka mataku dan melihat wajah orang dan ada sedikit rambut honeyblonde. Ah, pasti itu Rin.
"MIKU-CHAN BANGUN YEEEEY!" sorak orang-orang bahagia. Eh? Emang aku tadi ketiduran?
Aku berdiri dari posisi tidurku tadi. Aku menoleh ke arah Len yang wajahnya telah memerah, "Itu muka atau apaan sih?" tanyaku datar.
"...Ini muka. K-kau tadi tidur di pundakku, Miku-chan," jawabnya malu.
TIDUR? DI PUNDAK LEN!?
Ah yang sabar, Miku. Pasti Len cuma bercanda. Sebaiknya aku cepat-cepat keluar dari pesawat.
Aku berlajan menuju pintu pesawat dan keluar.
Step.. step..
"Miku-chan! Kau lupa membawa barangmu yang ada di kabin!" teriak seseorang yang berada di belakangku. Aku melihat ke tanganku, dan ternyata tanganku kosong. Tidak membawa apa-apa. Aku langsung menoleh ke arah orang itu.
Kasihan, dia membawa banyak barang.
Aku langsung berlari menuju ke arah Len, "Makasih ya," ucapku sembari mengambil barangku yang tadinya dibawa Len. Len mengangguk lalu tersenyum hangat, "Sudah kubilang. Aku selalu ada untukmu," pipiku menghangat lagi.
"Yaaa. M-makasih," ucapku lalu pergi meninggalkan Len di belakang.
Setelah sampai di luar bandara...
"INDONESIA! Watashitachi wa anata ni kimasu!"
To be continue.
A/n: Saya pakai Google Translate :)
Saya harap kalian menyukainya, ya! *nebar bunga*
