Disclaimer:

Magi © Shinobu Ohtaka

Cemburu © reycchi

.

Summary:

Karena hanya melihatmu berdua dengannya saja sudah membuatku sakit.

.

Warning:

Canon, OOC, Morgiana's POV, typo(s).

.

Fanfiksi yang dibuat untuk memenuhi request Tan(te) Anggista~

Selamat membaca dan berkomentar!~

.

Cemburu

by reycchi

.

.

.

.

.

Siang itu, aku baru saja menyelesaikan sesi latihan ala Fanalis dengan Tuan Masrur. Bermaksud latihan sendiri, aku melangkahkan kaki menuju dojo yang terletak di lantai dua Istana Sindria.

Sayangnya, aku menyaksikan kejadian yang sama sekali di luar ekspektasiku.

"Ugh! Kau menginjak bunganya!"

Mendengar seruan dari suara yang tidak asing, spontan kepalaku menoleh. Di bawah sana, di taman istana tepatnya, aku dapat melihat dua orang dengan pakaian kerajaan masing-masing tengah berhadapan. Yang gadis sedang duduk dengan wajah hampir menangis sedangkan yang pemuda berdiri dengan wajah bingung.

Alibaba dan Kougyoku.

"Eh? Maaf..." ucap si pemuda bersurai kuning.

Marah, si gadis berambut panjang model telinga kelinci itu membalikkan badannya.

Dari sini, dapat kulihat pemuda itu mengambil beberapa tangkai bunga sambil menyusunnya menjadi sebuah mahkota. Mataku mengilat takjub. Tidak pernah kulihat yang seperti itu sebelumnya, apalagi dibuat oleh tangan laki-laki.

Ah...

Tiba-tiba saja dadaku seolah ditendang angin ribut.

"Ini," si pemuda penyandang marga Saluja itu mengulurkan tangannya yang memegang rangkaian bunga tadi. "Permintaan maaf karena telah merusak bunga-bungamu."

Kougyoku terperangah. Tangan mungilnya yang mulus—jauh berbeda denganku—meraih mahkota tersebut dari tangan Alibaba. Tampak heran, gadis itu bertanya, "Bagaimana kau membuatnya?"

"Etto... begini," Alibaba mengambil beberapa bunga lalu menyusunnya persis seperti tadi. "Yang ini kau selipkan ke sini, lalu yang ini ke sini. Lalu..."

Mengernyit dahiku melihatnya. Serumit itukah membuat mahkota bunga?

"Perlu diikat?" tanya Kougyoku yang ikut mencoba membuat dengan tangannya sendiri.

"Tidak usah," geleng Alibaba sambil kemudian meraih tangan Kougyoku. "Kau salah, harusnya diselipkan ke sini."

Dan aku hanya bisa memerhatikan mereka dari jauh dengan rasa sakit di dada.

Masih, Alibaba membantu Kougyoku membuat mahkotanya sendiri. Tangan Kougyoku seolah boneka kayu, dipandu secara keseluruhan oleh Alibaba.

Heran, mengapa aku merasa sakit?

Apa karena aku tidak mau dipandang sebelah mata oleh Alibaba?

...

Tentu saja karena itu.

Sampai kapanpun, sampai mati kalau perlu, aku akan terus berada di sisi Alibaba. Aku akan mengabdi padanya hingga akhir, menjadi orang yang membela dan menghormatinya.

Dan aku tidak akan sanggup menerima peran itu diambil orang lain.

...

Baiklah.

Aku akan jadi lebih kuat lagi!

.

.

.

.

.

END

.

Aduh, kok agak gejos ginihhhh u_u

Maafkan aku Tan Anggista karena telah mengecewakanmuh~ entah kenapa penyampaian perasaan si Mor jadi hambar gini... kurang mendalami kah?

Review plis... u_u