Fanfic

Rated M (Love, NC. MyungJong Shipper/BlackLemon~ )

.

Kontrol

.

Warn : NC.

(agak geje karena aku membuat ini dengan pikiran : sekali-kali bikin ginian ah :v)

Mata Sungjong mulai melirik Myungsoo yang sedang tiduran di sofa dengan sebuah buku tebal di tangannya. Lelaki itu sudah membaca satu jam penuh dan hampir tak membuat banyak gerakan sama sekali. Ia hanya bergerak untuk membuka selembar halaman tiap beberapa menit sekali, lalu membaca lagi, tanpa suara, seperti tenggelam ke dalam buku.

Sungjong menggembungkan pipinya. Membuat bibirnya mengerucut lucu.

Ia bosan. Dan mulai ingin bermain dengan Myungsoo.

Semalam dirinya dan Myungsoo sudah menyelesaikan game yang kemarin lusa ia beli. Jadi sekarang tidak ada yang bisa dimainkan lagi. Dan salahkan Myungsoo yang ngotot ingin cepat-cepat menyelesaikan game itu. Membuat Sunjong begadang hingga tengah malam. Beruntung sekolahnya sedang libur karena sekolah sedang mempersiapkan pentas seni.

Sungjong melirik Myungsoo lagi, lalu mulai beringsut turun dari ranjangnya.

"Hyuuungg~" Panggilnya. Sengaja dengan nada diseret untuk menarik perhatian Myungsoo.

"Yaa?" Jawab Myungsoo, tak sanggup mengabaikan sikap manja kekasihnya.

Sungjong duduk di lantai. Berhadapan dengan wajah Myungsoo yang tengah tiduran di sofa kamarnya.

"Jangan baca terus." Pinta Sungjong sambil menaruh dagunya di bahu Myungsoo.

"Aku ada test nanti sore. Aku 'kan sudah bilang semalam." Myungsoo menaruh telapak tangannya di puncak kepala Sungjong. Kekasihnya yang sangat manja dan selalu mencoba mencuri perhatiannya. Sangat manis.

"Tapi aku dicuekin." Mata bulat Sungjong tampak memelas. Terlihat lucu dalam jarak sedekat itu dengan Myungsoo.

"Mau bagaimana lagi?"

"Harusnya hyung belajarnya semalam saja."

"Siapa suruh mengajakku main game?"

"Siapa suruh langsung diselesaikan?" Sungjong membuang muka. "Harusnya semalam itu di save dulu, lalu hyung belajar, jadi sekarang bisa main."

"Memangnya kamu ingin main apa lagi? Semalam yang itu belum cukup?" Senyuman Myungsoo melengkung tinggi.

Sungjong memiringkan kepalanya. Mengingat-ingat.

Dan tiba-tiba pipinya memerah.

Semalam, sehabis mematikan game, Myungsoo memutuskan langsung tidur. Tetapi Sungjong yang lebih dulu ke kamar mandi untuk ganti baju, diam-diam membuka kancing atas piyamanya sendiri. Rambutnya sedikit dibasahi dan ia sengaja berbaring dekat-dekat dengan Myungsoo. Membuat Myungsoo berbalik menghadapnya, membuka dua kancing piyama Sungjong dan menghujani leher serta pundak kekasihnya itu dengan ciuman, gigitan, dan dengusan hebat.

"Hehe…" Sungjong nyengir sambil mengusap tengkuknya. Ia yakin ada kissmark Myungsoo di sana.

"Belum cukup." Sambung Sungjong sambil memajukan bibir pink-nya.

"Nanti saja." Myungsoo tersenyum. Lalu mulai membaca bukunya lagi.

Sungjong menggerung singkat sambil menaruh kepalanya di sandaran sofa, bersebelahan dengan kepala Myungsoo. Keningnya menyentuh telinga Myungsoo. Dan ia membuang nafas dengan bosan.

.

Lee Sungjong sudah menjadi kekasih Myungsoo sejak lebih dari setahun lalu. Ia masih kelas dua SMU, sementara Myungsoo sudah kuliah semester tiga.

Sungjong sangat kekanakan, lucu, dan manja. Senang menggelayut pada Myungsoo seperti bayi koala.

Ia juga suka tiba-tiba memeluk Myungsoo dengan banyak alasan. Seperti;

"Aku kedinginan. Dan hyung tampak hangat."

Atau;

"Aku sedang tidak mood. Aku mau peluk…"

Dan;

"Hyung sudah temani aku seharian, sini aku peluk!"

Dan semua itu selalu berhasil membuat Myungsoo gemas. Ia menyayangi kekasihnya yang polos itu.

Sudah setahun bersama Sungjong. Myungsoo tahu pasti sifat-sifat Sungjong. Lelaki tujuh belas tahun itu masih kekanakan, susah diatur, suka seenaknya, dan ingin semua hal berjalan sesuai kehendaknya. Tetapi, ada satu hal yang baru Myungsoo ketahui sejak enam bulan lalu. Yaitu bahwa kekasihnya ini diam-diam, sebenarnya sangat agresif.

Enam bulan lalu adalah pertama kalinya ia dan Sungjong melakukan sex. Meski bukan pertama kalinya melihat tubuh telanjang Sungjong, tetapi kulit putih yang begitu menggoda di sekujur tubuh Sungjong sempat membuat Myungsoo lumayan gugup.

Sebelumnya mereka sering ke sauna bersama. Sungjong selalu malu-malu tiap kali buka baju dan menunjukkan tubuhnya. Sangat lucu.

Tetapi enam bulan lalu, entah kenapa Sungjong bisa tiba-tiba begitu saja menurunkan piyama dari kedua bahunya dan terus bergerak dengan sangat seduktif terhadap Myungsoo.

Ternyata Lee Sungjong agresif jika pada tempatnya. Membuat Myungsoo tertawa geli tiap mengingatnya.

Malahan sekarang Sungjong menjadikan keagresifannya sebagai kebiasaan, tiap kali ingin diserang oleh Myungsoo.

Seperti semalam. Myungsoo ingat bagaimana Sungjong keluar dari kamar mandi dengan rambut sedikit basah dan dada yang lumayan terekspos.

Ada rasa cherry saat Myungsoo melumat bibir kenyal Sungjong.

Jelas sudah! bahwa kekasihnya itu memang merencakan penampilannya agar Myungsoo tergoda untuk menyerangnya. Dan Sungjong sangat berhasil.

Untung mereka sudah sama-sama kelelahan karena main game. Jadi adegan bergelung itu tak berlanjut makin jauh. Dan hanya meninggalkan banyak kissmark dan sisa saliva Myungsoo di sudut-sudut leher Sungjong.

.

.

Myungsoo menoleh saat Sungjong perlahan mendongakkan wajahnya.

Kekasihnya itu bangkit dan berjalan pelan ke kamar mandi.

Tunggu. Apa jangan-jangan Sungjong berniat menggodanya lagi?

Jangan-jangan sebentar lagi ia akan keluar dari kamar mandi dengan lipgloss dan kancing terbuka lagi?!

"S…Sungjongie?!" Panggil Myungsoo sebelum Sungjong menutup pintu dengan gerakan malas.

"Hm?" Sungjong mendongak.

"Mau apa?" Tanya Myungsoo spontan.

"Ha?" Raut Sungjong bingung. Alis tebalnya mengerut. Karena tidak biasanya Myungsoo penasaran.

"Aku… mau lihat leherku." Dan Sungjong menutup pintu dengan malu-malu.

Myungsoo tertawa. 'Melihat leher katanya?'

"Nanti aku kasih lagi ,sayang…" Goda Myungsoo sambil terus tertawa. Ia bangkit untuk duduk, dan menunggu respon Sungjong.

"Banyaak!" Rengek Sungjong dari dalam kamar mandi.

Dan Myungsoo tertawa lagi.

.

Pukul 2 sore.

Sungjong mengalihkan perhatiannya dari televisi, ke arah Myungsoo yang tampak bingung.

"Jaketku." Cetus Myungsoo saat menyadari Sungjong menoleh padanya.

"Di ruang tengah. Aku ambilkan." Sungjong langsung bangkit dari sofa.

"Eh? O..Oke~ Terima kasih." Myungsoo sedikit heran. Ia curiga sesuatu.

Setelah itu Sungjong kembali dengan jaket hitam Myungsoo di tangannya.

Langkah Sungjong lambat-lambat saat menghampiri Myungsoo. "Masih jam dua." Katanya.

"Lalu?" Myungsoo mengulurkan tangan untuk mengambil jaketnya dari Sungjong.

"Kuliahmu 'kan jam tiga! Aku tahu." Sungjong mulai manja. Dan benar saja kecurigaan Myungsoo barusan. Sungjong justru menyembunyikan jaket Myungsoo di balik punggungnya. Ia masih ingin Myungsoo tinggal di rumahnya.

"Aku masih mau ke rumah. Lagipula kamu kenapa sih? Biasanya kau marah kalau aku telat berangkat."

Myungsoo mencoba meraih jaketnya, tapi Sungjong lebih gesit.

"Poppo dulu." Sungjong mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Hah?" Myungsoo heran. Memiringkan kepalanya sambil tersenyum.

Sungjong-nya mulai lagi.

"Jaketnya kusimpan kalau tidak poppo."

"Kalau aku telat kuliah, kau jangan marah ya…"

"Kan cuma sebentar."

"Baiklah. Kemari…" Myungsoo menggerakkan tangannya, meminta Sungjong mendekat.

Dan Sungjong langsung cerah. Ia melompat maju ke arah Myungsoo dan tersenyum dengan tak sabar.

Myungsoo menangkupkan tangannya di kedua sisi wajah Sungjong. Lalu ia menunduk. Melirik bibir Sungjong sejenak, dan menaruh bibirnya di atas permukaan bibir Sungjong.

Ciuman biasa selama beberapa detik.

Myungsoo berniat menarik ciumannya, ketika tiba-tiba Sungjong bergerak. Menarik pundak Myungsoo dan memperdalam ciuman mereka.

Sungjong masih ingin berlama-lama. Dan Myungsoo menurut. Ia membuka bibirnya dan menghisap bibir bawah Sungjong ke dalam belahan bibir tipisnya sendiri.

Sungjong menaruh jaket Myungsoo ke pundaknya, sebelum ia dengan cepat memeluk Myungsoo erat-erat.

Ciumannya terlepas. Sungjong mendesah dan berbisik "Lima belas menit lagi." lalu kembali menempelkan bibirnya pada Myungsoo.

Sungjong terus saja menarik tengkuk Myungsoo dan membuat kekasihnya itu menciumnya makin dalam. Sesekali tangannya meremas ujung rambut Myungsoo. Mendesah dalam-dalam ketika bibirnya menemukan celah.

Myungsoo sendiri tak memiliki keinginan untuk menolak. Kuliahnya masih sekitar satu jam lagi, dan ia tak ingin melewatkan keagresifan Sungjong.

Ia meremas pinggang Sungjong dan membuat namja ramping itu bergerak gelisah.

Myungsoo mengeluarkan lidahnya dengan gerakan seduktif. Dan menyadari itu, Sungjong langsung memberi akses. Perlahan Myungsoo memasukkan lidahnya.

Awalnya Sungjong mengatupkan bibir untuk menikmati lidah Myungsoo diantara bibirnya itu. Namun saat Myungsoo menjejalkan lidahnya semakin dalam, Sungjong terpaksa membuka mulutnya.

Lidah Myungsoo menyodok kerongkongan Sungjong dengan seduktif. Menimbulkan decakan-decakan saliva di antara gerakan rahang mereka. Dan Sungjong mulai kewalahan.

Sungjong merasakan tubuhnya mulai geli. Ia ingin Myungsoo menjejalkan seluruh tubuhnya ke ranjang dan menghilangkan rasa geli yang menjalar ini.

"Hyung~" Sungjong menjauhkan rahangnya dan melepas ciuman panas Myungsoo. "Lima belas menit." Pintanya dengan sayu.

"Kau manja sekali. Aku 'kan mau ada test. Nanti malam aku ke sini lagi. Lagipula cuma lima belas menit, Jongie~ Mana aku puas?"

"Kalau gitu setengah jam." Wajah Sungjong masih memelas. Padahal ia ingin sex dengan Myungsoo sejak semalam. Tapi karena capek main game, terpaksa ia tidur saja. Dan di pagi harinya, Myungsoo justru sibuk baca buku. Membiarkan Sungjong dan seluruh kissmark-nya menunggu lama-lama.

Dan sekarang, Myungsoo sudah mau pergi. Masa mau tunggu sampai malam?!

Setelah ciuman panas barusan, Sungjong sudah terangsang. Dan bayangkan saja jika tubuhnya masih harus menunggu sampai nanti malam!

Sungjong menghentakkan kakinya samar-samar. Apa susahnya buka baju dan mendorong Sungjong ke ranjang sih?

Sungjong 'kan cuma minta sebentar. Biar rasa geli di sekujur tubuhnya sedikit berkurang.

Sementara Myungsoo menatap mata Sungjong bergantian. Masih berpikir.

Dalam hati, sebenarnya Myungsoo mana mau menolak untuk 'menyerang' mahkluk cantik ini. Tapi ia takut kelewatan. Bagaimana kalau ia hilang kontrol? Satu jam lagi ia harus kuliah. Bagaimana kalau ia justru 'tanpa sengaja' memuaskan kekasihnya selama dua jam?

"Hyung mengulur waktu~" Sungjong merengek.

Benar! Putuskan sekarang Kim Myungsoo!

Sungjong kaget saat Myungsoo mengacak rambutnya sendiri. Dan tiba-tiba lelaki itu merenggut jaketnya dari pundak Sungjong.

Sungjong menunduk. Mengira kekasihnya memilih pergi.

Ia tak tahu bahwa Myungsoo hanya ingin menaruh jaketnya di sofa. Lalu Myungsoo kembali pada Sungjong.

Membuat Sungjong kaget. Terutama saat Myungsoo menariknya ke arah ranjang.

.

.

Beberapa kali suara desahan meluncur dari mulut Sungjong yang terbuka. Ia menikmati gerakan yang Myungsoo lakukan pada tubuh bagian bawahnya. Ia berkeringat. Sesekali Sungjong mencoba membetulkan posisinya yang terus merosot karena perbuatan Myungsoo.

Myungsoo menarik pinggangnya lagi. Terasa sakit sejenak. Membuat Sungjong mengerang pelan.

Myungsoo bergerak konstan di dalam rectum Sungjong. Ia merasakan penis Myungsoo yang makin menegang dan basah terus menggesek berulang-ulang dinding rectumnya yang hangat.

Sungjong tengah mendapatkan sex yang ia inginkan. Dan Myungsoo juga sudah mengeluarkan spermanya tadi. Tapi entah kenapa kekasihnya itu belum ada tanda-tanda mau berhenti.

Sungjong melirik ke arah jam dinding. "Hyung?" Panggilnya, di tengah-tengah aktifitas Myungsoo yang menumbuki rectumnya.

"Hyung, bisa berhenti sekarang? Aku mau berhenti sekarang." Sungjong terengah.

Myungsoo tak memjawab. Nafasnya justru memburu makin berat dan cepat. Disusul gerakan Myungsoo yang kian tak beraturan pada tubuhnya.

"Hyuung..g … kuliah…" Sungjong mencoba memberitahu. Tapi ia sendiri kewalahan. Myungsoo mulai membuat tubuhnya bergerak tak menentu. Ia bahkan mencengkeram pinggang Sungjong makin erat.

Myungsoo mengerang tanpa kendali.

Sungjong berkeringat hebat. Sekarang kamarnya benar-benar terasa panas. Myungsoo akan sulit berhenti.

Dan Sungjong harus apa?! Salahnya sendiri karena meminta Myungsoo menyerangnya tanpa berpikir Myungsoo akan menikmatinya hingga sejauh ini.

"Hyung aku mau berhenti…" Sungjong mencoba mengingatkan lagi.

Myungsoo yang sibuk menundukkan wajahnya sejak tadi. Mulai melirik Sungjong dari balik poninya yang berkeringat. Mata tajamnya menyipit. Dan bibir tipisnya terbuka. Myungsoo menjilat bibirnya sendiri. Lalu mendesis ; "Diamlah sayang.."

Sungjon tertegun.

Oke. Istilahnya, Sungjong meleleh.

Kekasihnya sangat tampan bahkan ketika dia melakukan sex terhadap dirinya.

Jika tidak dikejar waktu, Sungjong pasti akan membuka pahanya lebih lebar. Dan meladeni gerakan liar lelaki itu.

Tapi 'kan sekarang…

Oh! Tunggu. Sungjong mendadak punya ide. Untuk membuat Myungsoo berhenti.

Ia menurunkan pahanya, yang sejak tadi terlipat di kedua sisi pinggang Myungsoo, dan menyebabkan akses untuk Myungsoo berkurang.

Dan berhasil! Myungsoo berhenti.

"Hyung lihat jam!" Sungjong menunjuk singkat jam dinding di kamarnya.

Myungsoo mendecih. Perlahan ia bergerak mengeluarkan penisnya yang masih menegang dari dalam hole kesayangannya itu.

"Tadi saja kau pura-pura tidak mau, hyung! Kenapa sekarang tidak mau berhenti!" Sungjong memiringkan tubuhnya. Menghindari tidur telentang karena rectumnya masih berdenyut nyeri.

"Pokoknya nanti malam aku tetap kesini." Myungsoo tersenyum meski wajahnya tampak lelah.

"Mau apa? Aku tidak ada game baru lagi."

"Aku mau lanjutkan. 45 menit terlalu sebentar. Nanti malam aku mau sampai pagi." Myungsoo mengacak rambut Sungjong lalu bergegas ke kamar mandi.

"Yah! Aku besok harus sekolah!"

Ya ampun Sungjong -_-) dikira serius sampe pagi(?)

"Aku mau nanti rambutmu lebih berantakan…" Teriak Myungsoo dari balik pintu kamar mandi.

"Berantakin saja rambutmu sendiri!" Duh!

.

.

End.

.

.

Sungjongie yang agresif~ hmmm.. aku jadi ingin buat sequel :3

Oh ya, Terima kasih buat yang sudah review di fanfic-ku yang berjudul "I Don't Like Love"

Review kalian akan aku balas di "I Don't Like Love Chapter 2" ^^