DRRTT—DRRTT…
"Baiklah, besok, kencan pertama, tapi aku yang menentukan tempatnya"—from Hime-ku
Aku tak percaya ini! Sebuah keajaiban di tengah keredupan hidup! Bak oasis yang menyilaukan di tengah teriknya panas gurun. Ini tak mengada-ngada, bukan ilusi bukan tipu daya. Aku membacanya berulang kali, dan setiap huruf di pesan singkat yang baru saja kuterima ini tak ada yang bergerak maupun menghilang. Pastinya, masih terpajang rapi sampai terdapat tulisan '5 minute ago' di layar kotak ponselku. Aku tak percaya ini!
Wait-wait!… —PLAK. Oke, panasnya pipi kiriku akibat 'tamparan pengecekan' saat ini adalah pertanda bahwa aku masih belum terlelap di alam mimpi.
Oke, oke , oke!
Aku mulai gugup! Oh tidak, pasti aku sudah terlihat gugup dan kikuk dari awal. Kurasa kegugupanku ini malah lebih mirip orang gila. Bukan gila sungguhan. Tak apa jika dianggap gila sementara. Karena, AKU GILA! Baiklah, kita mulai dari awal saja. Yah, dari awal kurasa lebih baik. Tapi, sebelum itu, kupikir bakal lebih baik jika aku membalas pesan dari Hime tercintaku dulu.
"Baiklah. Kau yang menentukan, dimanapun itu, kita akan pergi besok. Sepulang sekolah, aku bisa menjemputmu di rumah, atau kita bisa langsung ke tempat setelah bel pulang berbunyi"
To Hime-ku. Send. Klik. All right!
Baiklah. Setelah notif pesan terkirim terbaca oleh indra penglihatanku, dadaku yang berdegup tak karuan berangsur tenang dan semakin tenang. Jari-jariku yang terasa keran plus kesemutan pun mulai terasa membaik. Dengan begini akal jernihku sepertinya telah kembali—yang artinya aku sudah bisa memperkenalkan diri.
Namaku Uzumaki Naruto. Perkenalan singkat saja. Aku adalah seorang remaja yang tengah kasmaran level bulldozer—ehem!—seorang remaja berusia 17 tahun yang masih mengenyam pendidikan di salah satu SMU di kota Konoha. Aku adalah anak tunggal dari pasangan suami istri yaitu ayah dan ibuku (reader: you don't say!). Banyak hal yang kusuka, banyak juga hal yang tak kusuka.
Singkat banget! Ayolah, rasa gugup yang menyerangku masih tersisa saat ini. Sukar rasanya mencari kalimat perkenalan yang baik. Tapi selagi menunggu balasan dari Hime, aku bisa menceritakan sedikit lagi hal tentang diriku, kurasa.
Karena banyak hal yang kusuka, akan memakan sangat banyak kata jika jika kuceritakan semuanya. Pasti words-nya akan kepanjangan dan akan membuat reader merasa jengah hanya untuk melirik. Jadi, biar kusebut seadanya saja. Contohnya ramen, kucing, warna oranye, ramen dengan banyak naruto, acara tv pahlawan bertopeng, ramen instan terbaru, manga karangan Masashi Kishimoto, ramen dengan banyak potongan daging, dan yang paling kusuka dari semuanya adalah Hime-ku. Hime-ku, dia adalah yang terbaik dari yang terbaik.
Jika aku punya banyak hal yang kusuka, begitu juga hal yang tidak kusuka atau kubenci. Memang sulit menyebutkannya. Selain karena memang rasanya enggan, kalau dipikir-pikir lagi, hal yang kubenci sepertinya sedikit. Tapi… tak apalah—biar kusebut diantaranya saja, contoh: anjing, ramen instan kadaluwarsa, dompet tak berisi, ramen instan yang harganya mahal, film horor, sehari tanpa ramen. Dan, yang paling angker dari semuanya adalaaahh—
DRRTT—DRRTT…
"Kita pergi ke taman kupu-kupu di pusat kota. Jemput aku di rumah saja. Ini janji, loh"—Hime-ku
Tubuhku menegang dan tersentak tanpa sadar. Hal yang paling angker baru saja kubaca. Bukan paling angker sebenarnya, tapi yang paling super duper ultimate angker. Kali ini aku bergidik ngeri. Jika kuselesaikan kalimatku yang sebelumnya, pastilah kalian akan mengerti. Ini memang terdengar lucu, tapi reaksi tubuhku ini bukan lelucon.
Biarkan aku menambahkan sedikit saja tentang perkalanku yang tertinggal. Aku, Uzumaki Naruto, seorang remaja laki-laki penuh karisma adalah seorang yang memiliki Lepidopterophobia, ketakutan berlebih terhadap kupu-kupu.
Stop! Aku tahu itu lucu! Jadi, berhentilah tertawa!
.
.
.
Lepidopterophobia
Disclaimer Masashi Kishimoto
NaruHina
Roman komedi
Henshin48
.
.
.
Hope you enjoy it ^^
::
Lepidopterophobia adalah sebutan untuk seseorang yang punya ketakutan berlebih terhadap kupu-kupu. Lepidopterophobia bisa dibilang adalah phobia yang aneh, salah satu yang aneh dari sekian banyak phobia aneh lainnya. Walau memang kebanyakan orang pasti sependapat bahwa kupu-kupu adalah serangga yang lucu, cantik, indah, atau lain-lain. Percayalah, dimata segelintir orang, kupu-kupu adalah makhluk yang sangat menyeramkan. Tentu saja, tak percaya? Kalian bisa tonton bagaimana keadaan kota Bikini Bottom saat Wormy keluar dan menakut-nakuti seluruh warga kota di salah satu episode Si Spon Kuning.
Phobia ini memang jarang sekali ditemui. Sangat langka, tapi tak selangka phobia terhadap pohon, udara, air, dan lainnya. Jika dilihat faktor penyebabnya, kebanyakan phobia lahir dari pengalaman yang buruk di masa lalu. Misalnya phobia pohon, mungkin karena pernah dihajar oleh Shodaime Hokage. Phobia udara, bisa saja karena pernah dihantan Fuuton: Rasen Shuriken. Atau phobia air, siapa tahu karena pernah tenggelam saat syuting film Titanic. Well… semua memang ada sebabnya, termasuk phobia terhadap kupu-kupu.
Contoh salah satu saja. Ialah Uzumaki Naruto, seorang remaja bengis macam dia saja bisa berteriak histeris jika dihadapkan pada makhluk bersayap cantik itu. Ketakutannya tak main-main, bahkan ia pernah menangis sampai terkencing-kencing saat melihat kupu-kupu, tentunya peristiwa 'unik' itu terjadi saat dirinya belum bisa mengeja tulisan.
Hal ini bermula saat liburan keluarga ketika usia Naruto kecil menginjak 4 tahun. Kala itu keluarga Uzumaki tengah menikmati weekend santai mereka dengan pergi ke taman kupu-kupu Konoha. Tak langsung takut begitu saja, Naruto kecil awalnya menganggap kupu-kupu adalah makhluk kecil biasa. Sampai—
"Kaa-chan, tolong! Kaa-chan, aku takut."—Naruto kecil dengan ajaib masuk ke salah satu tempat penangkaran kupu-kupu besar dengan melewati pagar kawat yang membatasinya. Dan, ia terjebak di sana.
Dasar anak kecil nakal, atau memang karena dorongan alami rasa ingin tahu balita, ibunya yang saat itu baru saja merenggangkan pengawasannya untuk mengobrol bersama sang suami sampai harus dibuat ketakutan setengah hidup. Terlalu paranoid saat melihat Naruto kecil dikerubungi banyak kupu-kupu. Ibunya pikir ia akan dimakan kupu-kupu. Itu lucu, tapi memang begitu. Maklumlah, mempunyai anak pertama yang sangat imut membuatnya begitu.
Dengan aksi cekatan petugas taman, juga do'a penuh permohonan dari sang ibu, Naruto kecil yang sesenggukan berhasil keluar tak lama kemudian. Naruto sangat takut saat itu. Makhluk kecil cantik juga bisa menyeramkan saat menyerangnya dengan agresif karena mendapati rambut kuning menyalanya yang begitu asing. Bahkan dengan belaian lembut sang ibu, Naruto kecil tetap tak mau berhenti sesenggukan sampai mereka meninggalkan tempat itu.
Peristiwa yang sudah lalu bertahun-tahun. Meski begitu, cerita itu masih tetap terdengar lucu saat sang ibu dengan semangat menceritakannya kepada kerabat-kerabat. Memang lucu bagi orang lain, tapi bagi Naruto tidak. Kenangan itu adalah kenangan yang buruk, kenangan yang mengerikan, kenangan yang mencekam, dengan garis bawah. Bahkan hanya dengan mengingatnya saja bisa membuat Naruto susah memjamkan mata. Seperti saat ini.
Ia melirik ke jam dinding persegi yang besuara nyaring. Suasana sunyinya malam membuat jam itu begitu mengganggu indera pendengar. Dentingan jarumnya seperti bom waktu saja. Pasti efek memikirkan peristiwa 13 tahun yang lalu itu. Pasti selalu membuatnya paranoid. Berlebihan, dia selalu membayangkan dan siap siaga jika ada kupu-kupu yang hanya sekedar numpang lewat.
Ponsel masih menyala tepat di samping surai pirangnya. Berpuluh-puluh menit sudah ia diamkan benda itu untuk memikirkan jawaban yang paling baik. Ya, dia belum menjawab pesan dari Hime-nya, padahal ia sudah berjanji. Rasa bersalah tentu saja ada, namun ketakutan lebih mendominasi saat ia mengingat baru lusa ia berani menyatakan perasaannya pada si Hime. Dan hasilnya, ia diterima tanpa syarat dan ketentuan lain-lain.
Siapa sih si Hime itu? Ah, Naruto terlalu shock atas pesan yang diterimanya beberapa puluh menit yang lalu hingga lupa untuk mengenalkannya. Jadi, biarlah author yang bertindak.
Hime adalah sebutan yang diberikan Naruto kepada gadis pujaannya. Jadi nama Hime yang asli adalah Hyuuga Hinata, dari kelas sebelah, kompleks sebelah, belahan jiwanya (ciyeee). Sebutan Hime bukan tanpa sebab, walau memang sebabnya tidak begitu penting. Alasannya cukup simple, bahkan lebih simple dari simpul sepatu si Spon Kuning. Ya karena Hinata adalah gadis cantik, dengan tanpa ijin, Hinata dijadikan bahan delusi sebagai putri yang sempurna, dengan dirinya sebagai pangeran penunggang kuda putih berjambul pirang.
Itulah asal-muasal sebutan Hime. Memang pantas sih jika disematkan panggilan semacam itu pada Hinata. Gadis itu memang cantik, sangat cantik. Bola mata perak bak mutiara, bibir tipis yang selalu tampak menggoda saat berbicara, rambut halus bak sutra impor, wajah bersih tak tersentuh noda, kulit seputih porselen, juga tubuh yang besar—ehm! Besar di bagian 'itu loh' pastinya. Seorang idola sekolah, tak heran jika Naruto sering men-delusikannya, bahkan bukan cuma Naruto saja.
Sudah setahun lebih Naruto memendam perasaan terpendamnya yang sudah terpendam sejak terpendamnya Le Spatula—CUT!—pertama kali melihat Hinata. Hinata yang sangat populer begitu sulit untuk didekati. Walau begitu Naruto tak pernah menyerah. Singkat cerita, berbagai usaha telah Naruto lakukan, dan baru lusa kemarin ia mendapatkan hasilnya.
Lalu hari ini, setelah berhasil masuk ke hati sang bidadari, Naruto dihadapkan pada dua pilihan yang serupa namun tak sama yang menyudutkan. Pertama, masuk ke kandang singa. Kedua, masuk ke kandang kupu-kupu (hey! Kupu-kupu itu menyeramkan baginya). Jika ia menolak atau membatalkan pergi besok, hubungannya terancam. Jika ia memaksakan untuk ikut ke dalam pikiran Hinata, napasnya terancam.
Baru kali ini Naruto merutuki kebodohannya menolak terapi untuk mengurangi phobianya. Sekarang sudah terlambat, mana bisa ia sembuh dari phobia konyolnya kurang dari 24 jam. Kalau buku menjadi pelayan yang baik kurang dari 20 menit ada, tapi kalau buku yang Naruto butuhkan… mungkin bakal diterbitkan saat AKB48 buka cabang di Arab Saudi (if you know what author mean).
"Sialnya diriku," rutuknya pelan meratapi nasib. Dengan bergerak pelan, jarinya menggelitik lemah mengetik sesuatu di ponselnya. Sudah diputuskan, dia akan mempertaruhkan harga dirinya. Lebih baik daripada harus kehilangan Hime yang terbaik dari yang terbaik.
"Baiklah, semoga cuaca besok cerah"—send. To Hime-ku. Klik.
"Semoga saja besok hujan," gumamnya penuh harap.
TBC
AN: Yo~ salam-salaman biar kenal. Salam hangat, salam manis, atau salam apapun juga boleh. Biar afdol, bayangin aja tangan author sedang menjabat tangan kamu. Iya, kamu. Bayangin aja tangan kita saling bertautan lalu saling bergerak naik turun bersama-sama. :v
Saya author newbie :3 bimbingannya mohon :3 maaf kalo absurd, konyol, atau apalah. Sumpah, tulisan ini cuma iseng, jadi maaf lagi kalo pendek. Chap depan dan chap selanjutnya juga bakal pendek, kayaknya. Hmm… ya segitu aja, see you next time ajalah.
Minggat dari TKP, SALAM, 48!
Bye-bye~
