Kling.

Sakura yang sebelumnya sedang tiduran dengan posisi tengkurap mendadak mengangkat kepalanya ke arah objek yang ada di atas meja belajar disamping kasurnya. Nada kecil cukup membuatnya tertarik untuk menghampiri sumber suara tersebut dan meninggalkan buku bacaan yang sedang ia pegang.

One person has added you

Chit Chat adalah sebuah aplikasi obrolan yang sedang meledak di banyak negara termasuk negara Jepang. Dan sekolah Sakura tentu saja tidak luput dari tren tersebut. Semua yang menggunakan ponsel berjenis android tidak akan membiarkan Chit Chat terlewati begitu saja tanpa terpasang di dalamnya.

Sakura ingin gaul, tentu saja. Semua teman-temannya membicarakan aplikasi tersebut dan Sakura berhasil memasuki garis peradaban modern dalam media sosial internet bernama Chit Chat.

Ia pernah membayangkan kalau suatu hari nanti pemuda yang dikenal dingin dan pendiam itu akan memintanya untuk bertukar kontak. Hanya membayangkan saja hatinya sudah menjerit bahagia. Ayolah... Sakura berbicara tentang pemuda pendiam pindahan dari Suna Gakure yang jarang sekali menunjukkan ekspresi. Pemuda itu bahkan tidak pernah terlihat bersosialisasi dengan perempuan di kelasnya.

Hi. Boleh kita bertukar kontak?

T-tentu saja!

Membayangkan ia memintanya untuk bertukar kontak? Ino tertawa terbahak dan Hinata yang biasanya menanggapi segala sesuatu hal dengan senyuman itu sampai menahan tawanya saat Sakura mengutarakan imajinasinya di depan mereka berdua.

Mustahil? Chotto matte!

Yang perlu dipertanyakan terlebih dahulu adalah, apa pemuda itu juga mempunyai akun di aplikasi tersebut? Dia kan laki-laki pendiam, tak banyak bicara seperti seorang karakter hikkikomori pekerja seni dari fandom sebelah. Nay nay nay. Orang yang anti sosial di dunia nyata biasanya aktif bahkan cenderung hiperaktif di dunia maya. Yup. Biasanya seperti itu.

Sakura menatap layar gadget yang sedang ia pegang. Matanya membaca barisan kata yang tertera di dalamnya. Seseorang telah meminta persetujuan untuk bertukar kontak dengan gadis berambut merah muda itu. Satu alisnya naik.

Inuzuka Kiba has added you.

Mulut Sakura membulat seperti bentuk O. Ada perasaan kecewa karena sejenak ia berpikir kalau Uchiha Sasuke yang akan muncul di notifikasi.

Sejenak Sakura heran kenapa anak itu bisa tau ID user nya. Oh. ia baru ingat tadi siang sebelum kelas berakhir, pemuda dengan gigi taring yang menyembul keluar itu sempat meminta ID-nya karena mereka berada dalam satu grup.

Agar aku bisa menghubungimu dengan mudah. Ucapan pemuda Inuzuka itu terngiang di telinganya.

Setelah menekan opsi accept, Sakura kembali meletakan gadgetnya di atas meja dan ia berniat untuk melanjutkan bacaan yang sempat tertunda ketika bunyi lain menghentikan niatannya itu.

Siapa lagi?

Ia raih ponsel pintarnya dan melihat isi dari notifikasi yang baru saja masuk.

Sakura tercengang. Bagaimana bisa?

Rock Lee has added you.

Oh. Ia ingat kalau siswa beralis tebal itu juga satu kelompok dengan dirinya. Walaupun Sakura cukup risih pada tingkah laku agresif yang laki-laki itu berikan padanya, bagaimanapun, dia, Rock Lee cukup baik dan sangat menghormati perempuan. Walau Sakura sering merasa risihnya dari pada rasa hormatnya. Manusia.

Kling.

Ghhh… Bibirnya ia gigit pelan. Demi tuhan, ia sedang tidak ingin memegang ponsel pintarnya. Ia juga manusia biasa, butuh istirahat dan merasa kelelahan!

Gadis bermarga Haruno itu kembali mengambil ponselnya dan menatap layar di depan matanya.

Klik.

Bola mata berwarna hijau segar itu membesar. Bibirnya bergetar menahan lengkungan di kedua sudutnya. Hatinya berdegup kencang seakan menggetarkan seluruh badannya.

"GYAAAAAA!"

"Ada apa, Sakura?" Mebuki berteriak dari lantai bawah dan tak mendapatkan tanggapan apapun selain suara jarum jam yang berjalan.

Sekali lagi. Matanya menatap kembali layar gadget dengan tatapan terharu.

Asli.

Ini asli.

Pipi kanannya memerah dengan menyisakan rasa sakit setelah ia mencubit benda kenyal itu, memastikan jika Sakura sedang tidak bermimpi.

.

.

.

.

.

"GYAAAAAAAAA!"

Malam itu, ada dua kejadian yang masing-masing memberikan efek berbeda pada kedua makhluk hidup bernama manusia di prefektur Akiyama di komplek perumahan Konoha. Tepatnya di rumah keluarga Haruno.

Pertama, Mebuki yang dinasehati oleh Tsunade-san karena anak gadis keluarga Haruno yang bernama Sakura berteriak keras. Kedua, tersangka yang berteriak keras tadi tengah berbahagia dengan posisi menggelepar di atas lantai dingin seperti ikan mujaer kepanasan sampai ia tak sadar bahwa kini, ibunya sedang berdiri di daun pintu bersiap untuk memukul pantat anak gadis yang telah membuatnya malu di hadapan Senju Tsunade.

Sakit di pantatnya sangat tidak seberapa dibandingkan dengan kebahagian yang ia rasakan saat sebuah status di news feed nya muncul setelah sebelumnya ia memencet opsi bertuliskan accept.

Sasuke U. is now your contact.

Sudah dipastikan, malam ini Sakura akan bermimpi indah.

Tentu saja dengan gadget yang dibawanya tidur.

Black Chit Chat. Ice Fhaa.

Uchiha Sasuke – Haruno Sakura

Rate T

Romance / Humor (maybe) / Fluffy manis pahit asam asin hambar *ditabok

Hanya fict ringan.

History 1.

-INOOO-BUTAAA! LIHAAAT!

Ino mengernyit melihat barisan huruf kapital dan mengklik tautan gambar, mendownload file yang dikirim sahabat pinknya itu.

Sasuke U. is now your contact.

Foto itu berisi screenshot-an Chit Chat milik Sakura. Ino melotot.

Yamanaka Ino:

-Kau beri sihir apa sampai dia mau menerima undangan darimu, Saki?!

Sakura tertawa sombong. Ia melangkah tanpa memperhatikan jalanan di depannya. Matanya terfokus pada layar gadget sedangkan jari-jarinya sibuk mengetik di atas keytouch.

Haruno Sakura:

-Hohoho. Kau pikir aku yang mengirim invitation?

Yamanaka Ino:

-Demi apa?! Jangan bilang… JIDAAAAT!

Sakura bisa membayangkan raut wajah cantik Ino yang terkejut tak mempercayai jika yang mengirim undangan adalah laki-laki pendiam itu. Ia terus berjalan sambil mengetik cepat tanpa memedulikan koridor yang dipenuhi oleh siswa Konoha Gakuen.

Sepatu dengan ujung berwarna biru di depannya berhenti. Sakura yang menundukkan kepalanya menengadah mencoba mencari sosok wajah pemilik sepatu tersebut. Ia ingin pingsan.

Bentuk matanya tajam dan bolanya hitam pekat. Kancing paling atas itu terbuka menampakkan leher yang putih bersih. Sakura meneguk ludah.

"O-oh…Gomen,"

"…"

Sakura bergeser ke kanan memberikan ruang untuk pemuda di depannya. Ia masih enggan untuk meneruskan langkahnya sebelum pemuda itu benar-benar melewati tubuh kecil miliknya.

Haruno Sakura:

O. MY. GOD. INOOOO! JANTUNGKU MELEDAK!

Ino yang menerima pesan tersebut menatapnya horror lalu mematikan ponsel yang ia pegang. Pandangannya tertuju pada pemuda yang sedang berjalan ke arahnya, lalu ia tersenyum menyapa.

"Kenapa?" Sai bertanya.

"Huh? Apa?"

"Senyummu…aneh,"

"Hanya perasaanmu saja, Sai sayang," Ia lalu menggaet tangan kanan Sai dan berlalu masuk menuju kelasnya, tidak berniat untuk membalas kembali obrolannya dengan gadis yang kini sedang memasang raut muka dengan merah tercetak.

"Ngomong-ngomong, apa Uchiha Sasuke punya Chit Chat, sayang?"

"Kau ingin berselingkuh dengannya?"

Ino memukul pantat Sai. "Mana ada. Hahahaha,"

Ice Fhaa. Black Chit Chat.

Ia memainkan ponselnya tanpa henti. Memutar ke sana dan ke sini. Sakura bingung dan merasa jantungnya berdetak, bertalu-talu. Pudding yang ia bawa dari pendingin dibiarkan begitu saja. Fokusnya tertuju pada layar gadget yang menampilkan profil Uchiha Sasuke dengan display picture kucing.

Kucing?

Sakura mengernyit.

"Sasuke-kun menyukai kucing? Kenapa kucing?" Ia bertanya pada langit-langit kamarnya. Tak ada jawaban. Tentu saja. Ia sudah gila bertanya dan mengharapkan jawaban dari benda mati.

Ia ingin memulai obrolan. Ingin sekali.

Sakura menggigit ujung jari telunjuknya gemas.

Sapa saja duluan. Dia tipe laki-laki pasif. Kau harus memberinya stimulasi, kau tahu.

Ia teringat usulan Ino tadi di sekolah saat istirahat makan siang. Berbicara aktivitas sekolahnya, Sasuke tidak memberikan reaksi yang berarti pada Sakura saat dirinya memasuki ruang kelas. Mereka belajar seperti biasa. Mendengarkan penjelasan guru, mencatat, makan siang, dan pulang. Sakura ingat saat Sasuke berjalan ke depan dan jarinya dengan lihai menulis di papan tulis, jawaban matematika dengan cepat tanpa hapus sana-sini.

Sakura menggigit bibir. Saat Sasuke berbalik arah untuk kembali ke tempat duduknya, mata mereka sempat bertemu untuk beberapa detik karena Sakura dengan cepat memalingkan pandangannya. Malu.

"AAAAAAA."

"Sakura, berhenti berteriak. Ini sudah malam!"

"Y-ya, bu, ukh…"

Sakura memeluk gulingnya.

"Kenapa tidak kau ganti dengan fotomu sendiri sih, dasar laki-laki cuek," gerutunya.

Jari telunjuk itu ditekan-tekan gemas pada gambar kucing hitam di gadgetnya. Matanya serasa berat. Untung saja ia diberkahi otak yang cerdas untuk mengerjakan tugas Asuma-sensei tadi. Mungkin ia harus segera menutup kelopak matanya dan istirahat agar besok pagi ia tidak bertingkah konyol seperti mengantuk ketika pelajaran berlangsung. Hal itu akan membuat imejnya jelek di mata Sasuke.

~OoO~

Pagi ini Sakura bangun telat. Mimpinya dengan kucing hitam membuat tidurnya nyenyak bagai orang yang koma, dan saat ia terbangun, jam sudah menunjukkan angka delapan kurang dua puluh menit.

Bagus. Ibunya yang setiap pagi menggedor pintu kamar kemana? Sakura merapikan dasi dengan asal.

Kling.

Yamanaka Ino:

-Jidat sayang, kamu dimana? Tumben jam segini belum di kelas, gadis rajin?

Sakura melempar gadgetnya ke atas kasur tanpa membalas pesan dari Ino. Ia tergesa-gesa. Tak ada waktu.

Kling. Drrrt…

Kling.

Kling.

Kling.

"DEMI TUHAN INOOOO!"

Dengan kasar Sakura meraih gadgetnya dan membuka kuncian.

-Ohayou, Haruno-san.

-Hey! Oro-sensei sudah di kelas!

-JIDAT!

-HARUNO SAKURA!

-Jidat kamu telat?

-Wah. Sasuga gadis rajinku.

-Hey

Chottoooo.

Sakura menggerakan ibu jarinya. Men-scroll layar sentuhnya lalu menekan tombol back.

Sakura tidak berkedip untuk beberapa saat.

"I-Ini tidak mungkin."

Ada dua pesan dari pengirim berbeda yang masuk pagi ini. Satu dari Ino dan satu lagi...

-Ohayou, Haruno-san.

Ia cek kembali pada display picturenya. Kucing hitam yang semalam ia pencet-pencet gemas.

Sasuke menyapanya. Menyapanya di aplikasi chit chat itu! Tidak ada yang lebih membahagiakan selain pagi yang cerah ini. Ini awal yang baik demi tuhan!

"Ukh oh… Oke… Tenang, Haruno Sakura. Tenang…"

Sakura bergetar saat menumpukan jarinya di layar dan mengetikan beberapa kata.

-Ohayou, Sasuke-kun.

"Whaa! Aku langsung memakai namanya. Mampus!" Sakura melempar gadgetnya ke atas Kasur. Ia berserah diri.

"Arrrghhh"

Kling.

Mata Sakura menatap tajam lurus pada benda hitam persegi itu. Ia mendekat pelan dan menjulurkan tangannya, meraih gadget.

Kling.

Kling.

Kling.

Eh? Apa Sasuke-kun marah padanya? Sakura gelisah.

Bagaimana ini?! Bagaimana ini?! Bagaimana ini?!

Kling. Kling. Kling. Kling. Kling. KLING. KLING. KLING. KLING. KLING. KLINGGGG

"HARUNO SAKURA CEPAT BANGUN!"

"AAAAARGHHHHH." Sakura menjerit dan Mebuki hampir terjengkang.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lima puluh dan Sakura baru mau mandi.

To Be Continued.

Sometime, reality needs to be written #haeyaah

Fict ringan dan apdet chapter akan ngaret-ngaret entah kapan hari lagi #slapped dan tidak diperkenankan untuk punya harapan kalo ini akan berakhir manis kaya gulak #wosh

Ice.