Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat tengah malam, semua.
Kali ini, saya dadakan publish fanfic. lain. Padahal fanfic. yang pertama ajah belum kelar, heheh ^^"
#Kan,mvreett,banget,tuh :'v
.
Jadi, fanfic. nih saya buat sebab terinspirasi setelah nonton video spin off 'Apa Kata Yaya?' di YT beberapa minggu lalu.
Eeehh, rupanya, pas saya mau tidur tadi,, tiba2 terlintas dah imajin seperti ini ... Jadinya, yah udah deh,, mendingan langsung saya tuangkan ajah dalam sebuah fanfic. ,, daripada ntar keburu hilang nih imajin, sebab tekanan nak hadapi Exam di hari Isnin, heheh ^^"
#wess,wess,ojocurcoL
.
Oh ya! Soal OC-nya,, saya pinjem OC 'Boboya' punya akak Hanna Triana. Boleh 'kan, kak?
Saya dah berusaha PM akak, tapi akak tak balas2 .. Jadinya, yaudah deh. Saya izinnya melalui intro dari fanfic. nih ajah deh..
Mudah-mudahan akak nge-baca nih fanfic.
Jadi, saya minta izin yaa akak Hanna,, nak pinjem OC-nya sebentaar ajah!
#puppy,eyes,mode,on
.
.
Oke, tak payah berbasa-basi lebih jauh,,, 'Apa Kata (Makcik) Yaya?' by Michoo-aniki
Happy reading ^^
.
Disclaimer : Boboiboy by Animonsta Studios,, OC 'Boboya' by Hanna Triana
Setting : Future! Boboiboy & Other Canon Characters (+20 years old)
Chara : Boboiboy, Yaya, OC.
WARNING! .. GaJel, OOC, Typo(s), KOSA KATA CAMPURAN (MULTI-LANGUAGE), penguraian imajin yang membingungkan, etc.
.
Mohon maaf bila terdapat kesamaan cerita, nama, karakter, kata2, julukan, dll.. Bila ada di antara para mastah yang merasa keberatan dengan kesamaan-kesamaan yang tidak di sengaja, saya bersedia untuk langsung menghapus fic. saya ini dari fandom nih.
.
Don't Like Don't Read,, and press 'Back' or 'Close', please.
.
NB : Biasakanlah untuk membaca sesuai dengan alur
.
.
Chapter 1 : Elakkan Makan Makanan Ringan
Suatu hari ...
Seorang anak berumur 11 tahun memakai topi dinosaurus berwarna jingga yang menghadap ke depan dan sedikit dinaikkan (A/N: seperti Boboiboy Api), mengenakan kaos putih pendek yang di lapisi dengan jaket rompi jingga yang tidak terkancing, dan memakai celana selutut berwarna biru gelap,, tengah berjalan menuju rumahnya yang merupakan rumah tua bertingkat bercat krim dan biru muda di atasnya,, dengan memegang sebuah kantung kertas belanjaan yang berisi berbagai macam makanan ringan.
Berbagai macam permen, beberapa bungkus keripik, agar-agar kecil, berbagai macam makanan berbahan cokelat, wafer-wafer dan berbagai macam kue, serta beberapa buah jus kotak mini,, semuanya terkumpul penuh dan menumpuk dalam kantung kertas tersebut. Dan anak itu adalah .. Boboya.
"Hmmm ... Selepas nih, aku nak tonton Kamen Rider Gaim lah. Lepas tuh main game FIFA Soccer di Android Tablet punya Abah,, main bola dengan kawan-kawan, lepas tuh buat kerja sekolah ... Mestinya, dengan di temani makanan-makanan nih! .. Huuuhh, best nyeeh!" ucapnya pelan, sambil mengambil sebagian makanan ringan yang dibawanya dan memandangnya dengan riang.
"Assalamualaikum .. " ucap Boboya, sesampainya di rumah dan mulai memasukinya.
"Waalaikumsalam .. " balas seorang wanita bersuara lembut dari ruang dapur. Pemilik suara tersebut tak lain dan tak bukan adalah ibu dari anak bertopi dinosaurus tersebut ... Yaya.
Kini ia dan putranya tersebut hanya berdua di rumah. Yaya tengah sibuk memasak di dapur untuk makan siang. Sementara sang suami tercintanya, Boboiboy,, tengah bekerja di kedai cokelat milik Atoknya yang telah mendiang, Tok Aba.
"Oh, Boboya .. " ujar Yaya,, mengintip putranya sekilas dari dapur, lalu kembali pada pekerjaannya.
"Dari mana saja kau nak?" seru Yaya, bertanya melalui dapur sambil masih memasak.
"Boboya habis dari toko grosir Uncle Pitto, Mak .. " balas Boboya, sambil meraih remote TV di meja dan duduk di sofa panjang yang berhadapan dengan TV LCD di rumah tersebut.
"Ooh .. Apa yang tengah kau beli di sana?"
"E-Eeerr .. Tak banyak, cuma beli sebungkus keripik kentang jeeh .. " balasnya, sedikit berbohong.
Dan setelahnya, Yaya pun tidak membalas ucapan putra tunggalnya tersebut.
Boboya tahu, apa yang akan terjadi jika ia memberitahukan yang sebenarnya kepada ibunya tersebut. Ibunya akan marah besar padanya, jika mengetahui bahwa ia membeli banyak makanan ringan. Ia tahu, ibunya yang merupakan mantan ketua darjah di masa-masa sekolahnya dulu tersebut,, memang pernah memperingatkannya untuk jangan sesering mungkin membeli jajanan makanan ringan.
Tetapi .. Dengan dalihnya sebab ia sedang memiliki simpanan uang saku lebih, maka dari itulah .. Ia menggunakan kesempatan tersebut untuk membeli banyak makanan kesukaannya. Namun, ia juga harus tetap waspada dari sepengetahuan ibunya yang sangat disiplin lagi bijaksana tersebut.
Tanpa berpikir panjang, Boboya bersama dengan berbagai macam makanan ringan yang telah ditaruhnya di atas meja pun segera menekan salah satu tombol remote yang bertepatan dengan channel TV yang diincarnya.
" *grin* .. Aha! Baru nak tayang rupanya. Huhh .. Nasib baik aku tak ketinggalan" ucap Boboya, menonton TV yang kini menayangkan serial bergenre aksi kesukaannya, Kamen Raider Gaim.
Sembari menunggu selesainya opening pada serial tersebut, ia merogoh dan mengambil sebatang cokelat mete dan sebuah jus jeruk kemasan kotak mini pada kantung kertas belanjaan di depannya. Ia membuka sebagian kertas pembalut cokelat mete tersebut, dan lalu menancapkan pipet pada lubang yang terdapat pada jus kotak tersebut. Ia memakan cokelat mete di tangan kanannya dengan lahap, dan kemudian menyedot jus jeruk di tangan kirinya .. Dan seterusnya ia lakukan seperti itu, secara berkelang. Budak lelaki berwajah mirip Boboiboy pada masa kecil itu benar-benar menikmati makanan dan minuman di genggaman kedua tangannya tersebut.
.
Iooooo~oooooI
Tiga puluh kemudian ...
Boboya masih asyik dengan sebungkus keripik kentang yang tengah ia makan dan tayangan kesukaannya.
Di samping itu, kantung kertas belanjaan yang berisi berbagai makanan ringan di depannya itu kini telah berkurang setengah dari keadaan awalnya,, penuh dan menumpuk. Dalam waktu setengah jam saja, Boboya telah menghabiskan hampir semua makanan dan minuman ringan yang ia miliki. Dan kini, di samping kantung kertas tersebut terdapat tumpukan sampah-sampah dari makanan dan minuman ringan yang telah ia konsumsi. Dan saking banyaknya, kini tumpukan sampah-sampah tersebut sudah menyerupai bukit saja.
"Boboya? ... Boboya udah buat kerja sekolah, kah?" tanya Yaya, berjalan keluar dari dapur dan menghampiri putranya tersebut.
GLEK!
Seketika itu, Boboya yang tengah asyik mengunyah makanannya langsung menelannya dengan cepat, akibat terkejut dengan kehadiran sang ibu yang kini tengah mendekatinya.
"Alamak!" serunya, sambil menoleh cepat ke arah ibunya yang kini telah ada di sampingnya.
.
Tak lama kemudian ...
"HAAH?!" sentak Yaya, melihat apa yang ada di depannya kini.
Sementara itu, Boboya hanya bergidik ketakutan sambil mengerjap-erjapkan matanya ke kanan dan ke kiri, dengan raut wajah ketakutan yang terpatri di wajahnya. Kini jantungnya berdegup kencang, akibat perbuatannya yang kini telah ketahuan oleh sang ibu mantan ketua darjah tersebut.
"Yaa Allah ... Banyaknya makanan kau nih!? .. Ditambah dengan sampah-sampah nih. Bersepah semua!" ucap Yaya, dengan nada tinggi lagi melengking.
Sementara anak yang kini tengah di omeli tersebut hanya cengengesan malu, bercampur takut.
"Jadi tadi kau pergi ke toko grosir Uncle Pitto tuh, untuk beli semua nih?! ... Mana kau dapat duit?!" tanya Yaya.
"Eheheh,, eehrr, Boya 'kan menabung, Mak .. Jadi mestilah ada duit. Selain itu, Boya juga dapat tambahan uang hasil bantu-bantu di Kedai dari Abah. Bukan Boya yang minta tauw, tapi Abah sendiri yang memberikannya untuk Boya. Jadi mestilah banyak simpanan uang saku Boya .. " balas Boboya.
"Hmm .. Bagus kalau kau menabung. Tapi, uang tabungan tuh gunakanlah untuk beli benda-benda yang lebih bermanfaat, bukan untuk beli semua makanan ringan macam nih ... Haiihh, Boya nih,, macam kurang kerjaan!?"
"Ehehehh, eerrr ... Yelah, Mak .." balas Boboya, sambil menggaruk pipinya malu.
"... Hhemmph! Kau nih. Bukannya dulu Emak sudah pernah bilang pada Boya, kah?! .. Makanan ringan nih tak berkhasiat .. " ucap Yaya, sambil menempatkan kedua tangannya pada pinggulnya, dengan raut wajah merengut.
"Eheheh .. Err, tau pun" balas Boboya, malu-malu.
"Hah, tau nyah .. Lepas tuh, kenapa dibuat juga?! .. Kau nih, tak patuhi nasihat orang tua!"
"Err ... T-Tapi, makanan ringan tuh sedap, Mak"
"Haiihh .. Memanglah sedap. Tapi makanan ringan nih tak baik untuk kesehatan"
"Alaahh, emak nih. Kalau soal tuh, santai aja lah, Mak. Boboya sehat jeeh .. "
"Hmph! Sehat konon! ... Hahh, kalau macam tuh, Boya buktikan pada Emak selama beberapa hari ke depan. Sehat kah nggak kah?! ... Lihat saja nanti. Emak jamin, Boya akan menyesal. Boya pegang cakap Emak nih!" ucap Yaya, sambil mengayunkan jari telunjuknya di depan Boboya.
"Hmmph ... Okeh!" balas Boboya, menantang.
"Nah! Sekarang, kau buang semua sampah-sampah nih ke keranjang sampah! Semak betul!"
"Hehh .. Baik, Mak"
.
Iooooo~oooooI
Seminggu kemudian ...
TOK .. TOK .. TOK!
"Boboya? Ayo sarapan. Emak udah buatkan masakan kesukaan Boboya pagi ini. Keluarlah .." bujuk Yaya, di depan pintu kamar putranya.
"Hmmm ... Boboya tak mau makan" balas Boboya dari dalam kamarnya, dengan suara yang terdengar lesu.
"Haiihh .. Kenapa Boboya cakap macam tuh? Boboya marah dengan Emak yah, pasal makanan ringan seminggu lepas?"
Tak ada jawaban dari putranya tersebut.
"Hmm, kalau soal tuh .. Yelah, Emak minta maaf yah dengan Boboya. Emak salah deh .. "
"Nah, sekarang, Boboya keluar, yah! Ayolah sarapan. Abah dah tunggu kau tuh di ruang makan. Keluarlah ... " bujuk Yaya, lagi.
"Hmmmph ... Boboya tak marah dengan Emak lah. Boboya cuma sedang tak nafsu makan jeeh ..."
"Hmm, tak nafsu kenapa nih? Boya sakit, kah?"
Dan sekali lagi, tak ada jawaban dari putranya yang kini masih di dalam kamarnya tersebut.
Seketika itu, raut wajah keibuan Yaya berubah sendu. Kini ia mengkhawatirkan keadaan putra tunggalnya yang masih saja berkurung diri dalam kamarnya. Setelah mendengar pernyataan anaknya yang tidak mau makan, ia pun mulai merasakan kecemasan dalam dirinya ... Apakah Boboya sakit?
Dengan demikian, Yaya pun memutuskan untuk masuk sendiri ke dalam kamarnya. Ia pun mulai meraih handel pintu, berharap bahwa pintu tersebut tidak terkunci ketika ia mencoba membukanya.
CKLEEK!
Yaya bersyukur, bahwa ternyata putranya Boboya tidak mengunci kamarnya. Tanpa berpikir panjang, Yaya pun memasuki kamar bernuansa biru angkasa dan sepak bola tersebut. Dilihatnya-lah Boboya, yang ternyata masih meringkuk di dalam selimutnya. Ia tidur menghadap dinding biru di sebelah kirinya, dengan tangan kanannya yang memegang pipinya. Terdengar seperti suara meringis yang sangat pelan berasal dari dirinya. Tanpa berpikir panjang, Yaya pun mendekatinya dan duduk di dekat putranya yang setengah tertidur di kasurnya.
"Boboya?" panggil Yaya, sambil menyeka sedikit selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Seketika, Yaya pun terkejut melihat Boboya yang tengah menghadap ke arahnya. Wajahnya terlihat sedikit pucat, kantung matanya menghitam dan kendur, dan pipi kanannya terlihat sedikit membengkak.
"Ya Allah .. Kenapa dengan Boboya nih? Pucat sangat .. " ucapnya lembut, sambil mengelus lembut surai hitamnya.
"Hiks, hiks ... Sakit lah .. Boboya tak bisa tidur ... " balas Boboya, masih sambil memegang pipi kanannya dan meringis.
" ... Boboya sakit gigi, kah?" tanya Yaya.
Skakmat! .. Boboya pun terkejut ketika menerima pertanyaan itu. Ia malu untuk menjawab pertanyaan to the point tersebut. Ia tahu, bahwa sebenarnya ibunya telah mengetahui bahwa kini ia tengah sakit gigi. Namun ibunya tersebut hanya berpura-pura bertanya padanya saja, agar ibunya tersebut dapat mendengar sendiri pernyataan dari anaknya tersebut, bahwa kini ia memang menderita sakit gigi. Dengan berat hati dan malu, Boboya pun menjawabnya. Ia sudah siap, dengan segala konsekuensi yang akan ia terima. Sebab ia sadar, bahwa rasa sakit tersebut akibat dari ulahnya sendiri.
"I-Iya, Mak .. " jawab Boboya.
"Hmmph .. Tuh lah! Tak dengar nasihat Emak! Betul 'kan apa cakap Emak?! .. Makanan ringan tuh tak baik untuk kesehatan ... Emak berkata seperti itu tuh, sebab Emak sayang dengan Boboya. Emak tak mau kalau Boboya sampai sakit sebab banyak makan makanan ringan .."
"Dan sekarang, tengok lah nih .. Kan dah sakit gigi jadinya?!"
" ... Ha'ah lah, Boboya menyesal, Mak .. " balasnya, sambil sedikit meringis.
"Hmmmhh ... Maafkan Boboya, Mak. Boboya janji, selepas nih Boboya akan kurangi makan makanan ringan dan menuruti apa kata Emak ... " sambungnya, sambil masih memegangi pipinya yang berdenyut akibat sakit gigi.
"Hmm .. Yelah tuh ... "
.
.
Yaya's Advice
"Hmm, itulah ... Adik-adik, tak salah jika kita menyukai makanan ringan. Boleh kok jika kita mengonsumsi makanan ringan tuh .. Tapi, perlu lah diingat! Jangan mengonsumsinya sesering mungkin tauw. Makanan ringan tuh tak baik untuk kesehatan .. Maka dari itulah, elakkan makan makanan ringan. Banyakkan lagi makan makanan berkhasiat. Barulah tubuh jadi sehat, otak kita pun jadi cerdas .. Kan, kan, kan?"
.
.
"Nah, Boboya ... Sekarang, bangunlah! Lepas nih Emak akan bawa Boboya ke dokter gigi, yah ... Tapi, sebelum itu Boboya harus bersihkan diri dulu, lepas tuh sarapan, okeh?"
"Hmmm ... Baiklah, Mak" jawab Boboya, sembari bangkit dari tidurnya yang tidak menyenyakkan.
Selepas bangun, Boboya pun langsung menuju kamar mandi dengan lesu.
"Hemmh .. Boboyaa, Boboya ... " gumam Yaya, tersenyum hangat.
.
.
.
To Be Continued!
.
.
See you on the next chapter ^^"
(in a few weeks)
.
.
So, how do you think?
If you don't mind,,
Some review?
