Find "Love" Everytime
Fang x Ying drabble
Boboiboy (c) Animonsta Studios
Mind to RnR?
Warning: Bukan humor tapi fluffy love gagal. Kadang ada typo.
.
.
.
.
#1. Main tebak-tebakan.
"Ying, kita main tebakan yuk," ajak pria berambut landak eksotis cetar membahana. Ia sengaja memasang pose sekeren mungkin di depan meja gadis di depannya yang diajaknya bicara.
Ying mengkerutkan dahinya, "Main tebakan gimana?"
"Syaratnya kau hanya perlu menyebut kebalikan dari ucapanku secara instan, tanpa perlu berpikir lama," jawab Fang.
Ying mengigit bawah bibirnya. Ia penasaran bagaimana permainan mereka nanti.
"Takut ya? Jadi ini gadis yang sering bersaing untuk menduduki nomor satu?"
"Berisik! Cepat mulai!"
Fang tersenyum kemenangan.
"Tunggal."
"Ganda."
"Atas."
"Bawah."
"Tersesat di jalan gelap."
"Ditemukan di jalan terang."
"Orang tua bongkok."
"Remaja tegap."
"Mati kubur diri."
"Hidup kuburin orang lain."
Alis Fang naik sedikit. Ying masih menatap Fang serius.
"Suara merdu bak burung."
"Suara mematikan ala orang mati."
"Aku benci padamu."
"Aku cinta padamu."
Semburat merah muncul dari kedua pipi Ying, dan Fang ikut kaget karenanya. Cukup lama mereka menyadari apa yang barusan mereka ucapkan setelahnya.
"D—dasar cewek murahan!"
"C—cowok mesum!"
Dan permainan pun berakhir tanpa ada kemenangan baik dipihak manapun.
.
.
#2. Sandi cinta
Ying disuruh untuk menemani gurunya mengoreksi apakah anak-anak sekelasnya telah selesai merangkum. Beberapa buku tullis menumpuk di atas mejanya. Sang guru masih mengoreksi nilai ulangan dari anak sebelah.
Dicek buku Boboiboy, lengkap sampai ujung halaman yang diharuskan walau terlihat pendek.
Ditengoknya isi buku Yaya, Ying merasa mabok karena isinya benar-benar rinci hingga lebih banyak kosakatanya dari buku paketnya sekalipun.
Diambilnya buku Fang, dan ia sempat salah membuka halaman. Ia menemukan angka-angka dan terdapat catatan: "Pada buku paketnya sendiri."
1—4 , 5—13 , 32 — 2 , 7 — 21 , 25 — 12, 25—9—14—7
Ying membuka buku paketnya karena penasaran.
"Aku," Ying mengingat kata yang ditemukannya. "Cinta—pada—seorang—gadis—," dan Ying buntu pada angka terakhir. Empat baris angka. Dia tidak tahu mana yang menunjukkan halaman dan mana yang menunjukkan urutan kata yang dicari. Ia memutar otaknya.
"Ah mungkin ini sesuai abjad?" duganya. Ia mencoba merapal huruf dalam abjad.
Y—I—N—G
Namanya. Pas dengan nama kecilnya.
Wajah Ying memanas langsung. Dia ingin sekali menolak fakta yang ia dapat, dan berpikir mungkin Fang salah menulis dengan koma tercoret strip diantara angka kedua dan keempat yang menyatakan namanya. Namun disatu sisi ia berharap itu benar-benar dia yang dimaksud.
.
.
#3. Kimia
Pelajaran kimia dimulai. Ying membuka tabel nama-nama zat kimia untuk memecahkan soal yang diberikan gurunya tentang 'konfigurasi elektron'.
"Ying itu kayak 29 sama 52 ya?"
Ying melengok pada suara yang barusan menyebut namanya pada tambahan ucapannya. Fang yang duduk di sebelahnya secara tiba-tiba memerhatikan apa yang dikerjakan Ying.
"Jangan nyontek," kata Ying ketus.
"Amit deh nyontek," balas Fang.
Mereka berdua saling membuang muka dan kembali mengerjakan soal.
"Ying. Kamu itu terbuat dari Copper dan Tellurium ya?"
"Hah kok bisa?"
"Soalnya kamu Cu — dan Te."
Ying sempat bingung apa maksudnya, sampai ia menggabungkan kedua frasa tersebut jika diandaikan jadi satu kata.
Dan lagi-lagi, dada Ying bergemuruh kencang.
'Aku... cute?'
.
.
#4. Teka-teki silang.
Ying memerhatikan beberapa kalimat yang merupakan pertanyaan dari soal yang harus diisinya.
Kalimat sandi yang dibilang sang pembuat—Fang—hanya mendapat satu kata tiap kalimat yang berhasil ditebak maksudnya. Seperti teka-teki pada umumnya.
Kesepakatannya, bila Ying berhasil memecahkan jawabannya maka Fang tidak akan menganggu hidupnya lagi. Tentu saja gadis yang berumur lebih muda satu tahun dari lawannya itu menerimanya. Sudah ia tunggu-tunggu saat gemilang berujung damai sedari dulu.
Seperti kunci L pada motor bila berukuran kecil
Cupid hanya bekerja karenanya
Sepatu kuda, terlempar pada satu orang
Ying menimbang-nimbang tiga kalimat pada kertasnya. Sang pemberi soal sibuk mengorek hidungnya.
"Beri aku clue," ucap Ying setelah setengah jam ia minder untuk bertanya.
"Cih. Mana boleh," tolak Fang tegas.
"Ayolah satu saja! Mana asyik bermain teka-teki aneh begini!"
Fang mendesah."Satu saja ya? Kan kalimat pertama 'ibarat kunci L bila berukuran kecil' itu maksudnya huruf L versi kecil."
"Dan menjadi seperti huruf i besar. AKU MENGERTI!" Ying mulai tertarik pada soal di depannya. "Sepatu kuda maksudnya U kan? Dilempar pada satu orang berarti maksudnya untuk satu orang. Dalam bahasa inggris berarti 'you'."
Lawan bicara hanya diam dengan menyunggingkan senyum tipis. Ia masih setia menunggu Ying menebak semua jawaban yang dikeluarkannya.
Warnanya hitam, kepercayaan rakyat Cina
Ying menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dua kalimat lagi harus dia pecahkan.
"Cupid? Aku mengingat cupid berhubungan dengan cinta. Love," ucap Ying kecil. "Lalu kepercayaan rakyat Cina, bukannya banyak? Dan warna hitam... apakah Genbu? Eh tapi ada satu lagi... Ying..."
Wajah Ying segera memerah menyadari maksud teka-teki yang diberikan Fang.
I love you, Ying
"Maaf aku merahasiakan segala perasaanku, Ying," desis suara berat mendengungi telinganya. "Aku suka padamu. Maukah kau menjadi pacarku?"
Jam 16.23, Fang pun menembak lawannya. Dengan tiga sebelum sekarang ia menggunakan penyampaian secara semi-klise, namun tidak monoton.
.
-End-
A/N: A... kok saya yang deg-degan? Sebenarnya ini ide muncul setelah baca novel 'Trio Detectif' sih ahaha. SAYA TERJANGKIT VIRUS PAIRING INI PAS BACA KARYA CHEESE CHILDISH AHAHA /plak
Hiks saya beneran lagi tertekan kan... Nahan paru-paru bengek sambil ngetik ajib banget. INI SEMUA SALAHMU NAK /kenatamvar
Lalu saya yang merupakan fans(?) tsundere(?) Anda cuma minta mohon, apdet kilat ya storynya :'D/
