Title : Hutang Kencan
Cast : Kang Daniel X Ong Seongwoo & Kwon Hyunbin X Hwang Minhyun
warning!
disarankan untuk membaca dulu cerita sebelah berjudul 'Memelihara Ong Sengwoo' biar paham
enjoy~
Hwang Minhyun sudah terbiasa menjalani hari hari tanpa seorang ibu sejak tujuh tahun belakangan. Usianya tahun ini sudah menginjak dua puluh dua, itu berarti sang ibu meninggalkannya saat usia Minhyun baru menginjak lima belas tahun. Hingga detik ini Minhyun tidak pernah tau mengapa sang ibu pergi begitu saja. Meninggalkan ayahnya, meninggalkan kakaknya, meninggalkan keluarganya, meninggalkan semuanya.
Sejak saat itu juga Minhyun jadi terbiasa mengurus diri sendiri, ia sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk. Jika menurutnya itu buruk maka Minhyun tidak akan melakukannya. Seperti merokok, minum minuman beralkohol, pergi ke club malam, mengumpat atau berkata kasar. Minhyun tidak pernah melakukannya, meskipun teman teman disekitarnya berlaku demikian tapi Minhyun sama sekali tidak terpengaruh. Ia tetap menjadi anak baik baik sejak terlahir ke dunia.
Seongwoo pernah menawarkan diri untuk mengajari merokok, jangankan merokok menghirup asapnya saja dia sudah tidak tahan. Youngmin juga begitu, ia pernah membujuk Minhyun untuk minum bir kaleng beralkohol rendah saat pesta piyama dirumahnya. Minhyun mencoba seteguk, setelah itu seluruh tubuhnya bergetar merasakan sensasi aneh dilidah. Minhyun bilang rasanya tidak enak, disaat orang orang ketagihan minuman beralkohol tersebut.
Minhyun punya pendirian kuat dan tidak akan terpengaruh. Berkali kali ia diajak mengunjungi club malam untuk bersenang senang, tapi Minhyun selalu menolak dengan alasan bekerja shift malam. Memang iya sih, Minhyun kebanyakan mengambil shift malam karna paginya ia harus kuliah. Hyunbin juga pernah mengajak berpesta di club malam, dan Minhyun menolak. Sebenanrnya tidak keberatan kalau hanya pesta, asalkan bukan di club malam saja. Ia ingat betul, ia jadi merasa bersalah pada Hyunbin karna menolak undangannya.
Omong omong soal Hyunbin, lelaki super model itu masih berusaha mendekati Minhyun sampai sekarang. Berawal dari pertemuan tidak sengaja di rumah Daniel. Hyunbin meminta nomor ponsel Minhyun saat mereka berdua sedang membereskan ruang tengah setelah acara makan sayap dan kaki ayam pedas. Jadi saat itu dibagi dua tim, tim Ongniel mencuci piring dan gelas, dan tim Minhyunbin membereskan sampah serta merapikan kembali ruang tengah. Padahal Daniel sudah bilang bisa mengatasi hal ini sendiri. Daniel juga merasa tidak enak pada Minhyun, bagaimanapun juga kan Minhyun tetap tamu disini. Namun karna Hwang Minhyun itu cinta kebersihan dan tidak bisa melihat hal hal kotor atau berantakan, maka dengan senang hati Minhyun akan membereskannya.
Sepulang dari apartemen Daniel dan Seongwoo, Hyunbin mengantar Minhyun dengan senang hati hinga selamat sampai di rumah. Dari situlah Hyunbin tau dimana Minhyun tinggal. Hampir setiap hari Hyunbin bertukar pesan dengan Minhyun, meskipun ia sibuk sekalipun, ia akan menyempatkan diri untuk mengetik sesuatu di ponselnya lantas mengirimkannya pada Minhyun. Hyunbin merasa ia punya tempat untuk kembali pulang, dan Minhyun adalah rumah yang Hyunbin cari.
Minhyun memang terlahir untuk jadi orang yang baik, dia akan membalas semua pesan yang Hyunbin kirimkan. Meskipun tidak penting, lelaki super model itu pernah bertanya apa warna baju penjaga perpustakaan hari ini, tidak penting bukan? Tapi Minhyun akan berusaha mengingatnya dan mengirim jawabannya pada Hyunbin. Ia juga kerap kali menyemangati Hyunbin jika lelaki itu mulai lelah, atau memarahi Hyunbin jika ia bercerita mendapat nilai D di salah satu ujian mata kuliahnya. Oh iya, Kwon Hyunbin saat ini berstatus mahasiswa aktif jurusan seni teater di salah satu institut kesenian negeri.
Jika Hyunbin sedang jenuh, maka ia tidak perlu apapun selain melihat wajah teduh seorang Hwang Minhyun. Ia akan meminta bertemu disuatu tempat dan mengobrol ringan, jika sangat sibuk Hyunbin harus puas bisa bertemu Minhyun lewat video call saja. Sejauh ini Minhyun belum pernah sekalipun menolak keinginan Hyunbin. Dan hari ini Minhyun baru saja menolak keinginan Hyunbin. Keinginan Hyunbin untuk menjadikan Minhyun sebagai kekasihnya. Minhyun menolaknya. Menolak seorang super model setampan dan sekaya Kwon Hyunbin.
Mungkin jika Minhyun berpikiran pendek, ia jelas akan menerima Hyunbin. Kehidupannya akan terjamin, tidak akan takut kekurangan atau bingung akan makan apa esok hari. Tapi Minhyun tidak begitu, yang ia pacari ini bukan orang biasa tapi super model dari agensi besar. Tentu ia tidak mau Hyunbin kehilangan pekerjaan gara gara skandal berkencan dengannya. Belum lagi kalau fans fansnya tau, bisa tidak tenang hidup Minhyun karna menerima teror setiap hari.
Kalau ditanya Minhyun cinta atau tidak pada Hyunbin, jawabannya Minhyun tidak tau. Atau belum tau? Ia nyaman nyaman saja dengan Hyunbin, dan tidak merasa terganggu sama sekali meskipun diteror setiap hari oleh pesan pesan tidak pentingnya. Gara gara itu juga Minhyun jadi terbiasa, rasanya ada yang kurang jika Hyunbin tidak mengirim pesan sehari saja. Hyunbin membuatnya terbiasa, tapi bukan berarti bergantung. Minhyun akan menolak jika Hyunbin menawarkan membelikannnya makanan enak, baju baru, jam tangan dan sejenisnya. Jangankan membelikan sesuatu yang mahal, Hyunbin menawarkan diri untuk menjemputnya sepulang kerja saja Minhyun menolak, katanya takut merepotkan, padahal Hyunbin malah senang di repotkan.
Kwon Hyunbin itu meskipun otaknya tidak begitu pintar, tapi ia sedikit ambisius. Dan karna sifat ambisius tersebut, ia jadi tidak gampang menyerah untuk meraih hal hal yang ia inginkan. Misalnya tidak menyerah untuk meraih Hwang Minhyun yang sudah menolak cintanya. Mereka berdua tetap berhubungan seperti biasa sejak insiden penolakan itu.
Hyunbin memang sempat tidak menghubungi Minhyun selama tiga hari karna ada pemotretan di Milan, dan sepulang dari sana lelaki tinggi itu langsung pergi menuju rumah Minhyun karna sudah kepalang rindu. Telunjuknya sudah memencet tombol bel rumah sederhana Minhyun dengan tidak sabar, namun tetap tidak mendapatkan jawaban. Ia tau hari ini Minhyun harusnya libur bekerja, kenapa ia tidak ada di rumah? Akhirnya Hyunbin memutuskan untuk pergi ke tempat kerja Minhyun, siapa tau dia sedang bertukar shift.
Sesampainya disana, Hyunbin kecewa karna tidak menemukan batang hidung Minhyun. Baru saja ia akan menghubungi lelaki yang ia rindukan lewat telepon, tapi daya ponselnya sudah mati duluan. Hyunbin masih punya akal untuk meminta bantuan pada salah satu pegawai disana agar membantunya menghubungi Minhyun. Senyuman Hyunbin merekah saat salah seorang pegawai –teman Minhyun- mengatakan bahwan Minhyun akan sampai disini secepatnya.
Rasa senang tiba tiba saja menyeruak didada saat mendapati sosok Minhyun sudah berdiri didepannya. Tapi tak lama kemudian bibir Hyunbin melengkung ke bawah saat menyadari raut kecewa Minhyun, seperti kehadirannya tidak diingkan Minhyun sekarang. Hyunbin tidak tau apa yang membuat Minhyun seperti itu. Apa Minhyun sudah mulai bosan dengannya?
...
Daniel masih saja mengerucutkan bibir, sejak Seongwoo mengajak untuk belajar bersama di perpustakaan kota. Ini hari minggu tapi mengapa Seongwoo justru mengajaknya belajar alih alih mengajak berkencan atau sekedar makan diluar. Jangan dipikir hanya Daniel yang cemberut, Seongwoo juga ikut cemberut karna Daniel kelihatan hanya setengah hati ikut ke perpustakaan kota bersamanya. Padahal kan Seongwoo hanya mempersiapkan bahan bahan literatur untuk bimbingan dihari senin nanti, ia tidak mau dibantai tanpa bekal oleh dosen pembimbingnya. Jadi ada baiknya belajar lebih dulu sebelum dibantai, itu prinsip Seongwoo.
Sepasang kekasih itu memang berjalan beriringan, tapi tidak bergandengan tangan atau sekedar bercakap cakap di setiap langkah mereka. Keduanya tetap berjalan seraya memegang tali ransel masing masing, seakan mengadu ego siapa yang lebih kuat. Seongwoo diam, Daniel juga diam. Namun Daniel tetap mendahulukan Seongwoo saat petugas perpustakaan kota memeriksa ranselnya. Daniel tetap menarik salah satu bangku untuk Seongwoo duduk dan mendorongnya kembali saat dirasa pantat Seongwoo sudah menempel sempurna di kursi kayu itu. Lantas baru menarik kursi didepan Seongwoo untuk dirinya sendiri.
Mereka sekarang sudah duduk berhadapan. Daniel diam saja, mempertahankan wajah tanpa ekspresi seraya melipat rapi kedua tangan di atas meja. Tatapan matanya terarah lurus pada wajah Seongwoo.
"Kau ini kenapa sih Dan?" tanya Seongwoo jengah, ia tidak sadar saat melampiaskan rasa kesalnya lewat bantingan buku yang ia keluarkan dari dalam tas. Seongwoo sebenarnya tau Daniel tidak akan menjawab pertanyaannya, jadi ia balas menatap Daniel sebentar lalu pergi menyusuri rak kayu berisi ratusan buku buku tersebut.
"Weekend kan jadwal kita berkencan" Akhirnya Daniel menyuarakan kekesalannya, sedetik setelah Seongwoo membuka halaman pertama buku yang ia pilih dari rak.
"Kau ini bicara apa sih? Kita kan memang sedang berkencan" sanggah Seongwoo, tidak jadi membuka selanjutnya.
"Apa membaca buku diperpustakaan seperti ini yang kau sebut berkencan?" tanya Daniel kesal.
"Ini namanya study date Kang Daniel, belajar bersama juga tidak kalah romantis dari candle light dinner kok" bela Seongwoo. Daniel merengut, tidak peduli namanya study date atau apa yang jelas ini tidak termasuk dalam hitungan berkencan. Dikira tidak jenuh apa sepanjang hari senin sampai jumat terus terusan terjebak didalam kelas dan ruang praktikum? Harusnya sabtu dan minggu adalah hari untuk bersantai mengistirahatkan pikiran, bukan malah belajar lagi.
"Aku tidak mau tau, kau berhutang satu kencan padaku" seru Daniel tak mau kalah.
"Iya, aku akan membayarnya nanti setelah aku berduel dengan dosen pembimbingku" Seongwoo membalas santai, matanya masih setia memandangi beberapa buku di atas meja.
"Kenapa ingin cepat cepat lulus sih? Tidak mau menungguku dulu?" lelaki bergigi kelinci itu mencoba bernegosiasi, siapa tau kekasihnya berubah pikiran dan beralih haluan dari belajar menjadi bersenang senang.
"Tidak. Satu tahun terlalu lama. Aku sudah berjanji untuk lulus bersama Minhyun dan Youngmin di semester ini" tolak Seongwoo tegas.
"Tapi jika kita lulus bersama pasti—" mulut Daniel belum mengatup, tapi Seongwoo sudah menyela duluan,
"Alangkah baiknya jika kau juga ikut belajar saat aku juga sedang semangat belajar tuan Kang" tutur Seongwoo bijak, lagi pula besok hari senin. Tidak ada salahnya kan belajar untuk materi hari esok? Daniel menggerutu tidak jelas lalu beranjak menagmbil salah satu buku bertopik veteriner.
Baru saja dua menit Daniel membaca, tapi ia sudah menutup kembali buku tersebut dan menjadikannya sebagai alas untuk kepalanya. Semangat belajarnya akan otomatis menguap saat kalender menunjukkan hari sabtu dan minggu. Membosankan sekali, tau begini ia tinggal saja di apartemen bermain bersama Peter dan Rooney.
Kepala Daniel mendongak, mengamati wajah serius kekasihnya yang sedang membaca kadang juga menulis sesuatu di catatannya. Sempat terlintas di benaknya untuk mengganggu Seongwoo saja, dari pada mati bosan di perpustakaan. Seringai jahil tercetak dibibir tipis Daniel.
"Sayang" Seongwoo tidak menggubris, "Sayang, lihat kesini sebentar, aku punya sesuatu untukmu" pancing Daniel.
"Apa?" Seongwoo mendongak, Daniel merogoh kantong kemeja yang ia kenakan dan mengeluarkan jarinya sendiri membentuk simbol hati dengan telunjuk dan jempolnya, tidak lupa cengiran lebar juga menghiasi wajah bodohnya. Seongwoo hanya berdecak kemudian lajut membaca. Daniel tertawa lirih saat melihat ekspresi kesal Seongwoo gara gara trik menipu murahannya.
Ternyata menggoda Seongwoo saat mode serius berkonsentrasi cukup sulit juga bagi Daniel. Dari pada hanya berdiam diri, lebih baik ia keluar sebentar untuk merokok, sekalian berpikir bagaimana cara mengusik ketenangan Seongwoo. Dan Seongwoo segera mengiyakan saat Daniel minta izin keluar, itu lebih baik dari pada terus terusan mengganggunya.
30 menit berlalu, Daniel sudah menghabiskan dua batang rokok tapi ia tidak menemukan ide apapun untuk menjahili Seongwoo. Jadi ia kembali ke bangkunya tanpa hasil. Kekasihnya masih saja tekun mencatat dan membolak balik buku bergambar kerangka bangunan tersebut. Ya sudah ia tidak punya hiburan lagi selain ponselnya.
Senyuman Daniel tiba tiba saja mengembang saat menekan kunci ponselnya, wajah Seongwoo ber-role play sebagai kucing minggu lalu menjadi wallpapernya.
"Jangan menonton video porno di perpustakaan tuan Kang" Seongwoo memperingatkan sekaligus menuduh, habisnya Daniel senyum senyum saat menyalakan ponselnya.
"Hey, jangan menuduh sembarangan. Aku kan sedang melihat foto kucing besarku" bela Daniel, detik berikutnya ia kembali tersennyum senyum sendiri.
Foto dan video Seongwoo yang ber-roleplay menjadi kucing minggu lalu benar benar mampu mengusir rasa bosan Daniel. Ia terus terusan tertawa dengan suara lirih melihat video kucing besarnya, belum lagi foto foto dengan pose konyol yang mereka ambil berdua. Daniel jadi ingin melihat Seongwoo mengenakan aksesoris itu sekali lagi. Mungkin ia juga harus membelikan satu set pakaian yang cocok dengan aksesorisnya, mengingat kemarin Seongwoo hanya mengenakan piyama. Sempat terlintas di pikiran Daniel untuk membeli kostum cat women saja, tapi catwoman nuansanya terlalu gelap dan garang. Daniel kan suka kucing yang imut.
"Hey kucing besar, lihat kesini sebentar" tau tau Daniel sudah menghadapkan kamera ponselnya pada Seongwoo. Aplikasi kamera dengan berbagai filter juga sudah terbuka, dan ia tentu saja memilih stiker kucing.
"Apalagi tuanku? Tidak bisakah kau membiarkan kucing besarmu ini belajar dengan tenang?" tanya Seongwoo jengah.
"Lihat kesini sebentar saja ya?" Daniel memohon. Seongwoo menurutinya agar Daniel cepat puas dan ia bisa fokus kembali pada buku bukunya, "Lihat stiker kucing ini cocok sekali dengan wajahmu" lanjut Daniel seraya tertawa tawa seperti orang gila.
Seongwoo punya ide bagus di otaknya, ia terus terusan berpose imut dan mengeong seperti yang Daniel suka. Lalu membuat ekspresi ekspresi konyol, dan kekasihnya dengan senang hati menekan tombol rekam di aplikasi tersebut. Ia bermaksud memamerkan kucing besar lucunya di sosial media. Tak lama kemudian ponsel Daniel terjatuh begitu saja diatas meja, beserta tubuh bagian atasnya juga. Lihat kan? Daniel sudah tertidur gara gara terlalu senang. Seongwoo sudah berencana dari awal, ia akan membuat Daniel kelewat senang agar Daniel jatuh tertidur. Ong Seongwoo cukup licik bukan?
TBC
Mello's Note :
halo semuanya, perkenalkan saya mello. saya lebih seneng dipanggil mello dari pada thor ehe. dan ini squel ff saya yang sebelumnya, judulnya memelihara ong seongwoo. btw ini kenapa saya kalo bikin judul gadanta semua yha :(( yauda gitu aja. buat yang kemarin minta squel tapi ga review, tar saya sleding online palanya ehe.
