The Man Who Can't Be Moved © The Script

Storyline © mcburgers

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Hyosang mengendarai mobilnya ke arah sebuah taman kecil di tengah kota. Pikirannya tak fokus, sebab itulah dia beberapa kali hampir menabrak pembatas jalan. Matanya merah, karena semalaman tak tidur.

Saat sampai di taman itu, dia memparkir mobilnya lalu mengambil sebuah sleeping bag dari bagasi mobilnya. Lalu dia membawa benda itu ke salah satu bench yg ada di taman itu. Dia lalu duduk, kemudian menaruh sleeping bag besar itu di sebelahnya.

Tangannya memegang sebuah foto, dan saat beberapa orang lewat, dia menghentikan mereka dan berkata,

"If you see this boy can you tell him where I am?"

.

Beberapa orang yg berlalu-lalang di taman kecil itu memberi Hyosang sedikit uang mereka. Tapi mereka salah paham. Hyosang's not broke, he's just a broken-hearted man. Hyosang tahu tak ada gunanya untuk meratapi keputusan Seokjin untuk berpisah, tapi apa yg bisa dia lakukan? Semua karena kesalahannya. Dan nyatanya, dia masih jatuh cinta padanya ― Seokjin. Dan dia tidak mau berpindah hati.

.

"Cause if one day you wake up and find that you're missing me. And your heart starts to wonder where on this earth I could be. Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet. And you'll see me waiting for you on the corner of the street." Hyosang bergumam sembari menatap figur dengan senyum menawan di foto yg sedari tadi dia pegang.

Dan Hyosang tetap tak akan berpindah ke lain hati.

.

Pengawas taman yg sedang bertugas berkeliling itu menemukan Hyosang yg tertidur dalam balutan sleeping bag-nya. Dia lalu mendekati Hyosang dengan wajah kesal.

"Hey, kau. Pulanglah." si pengawas mengguncang tubuh Hyosang. Dan Hyosang hanya membalas,

"There's someone I'm waiting for if it's a day, a month, a year. Gotta stand my ground even if it rains or snows. If he changes his mind this is the first place he will go."

Dan si pengawas tua itu hanya mengendikkan bahunya, 'bocah gila'.

.

Banyak orang yg membicarakan tentang seorang pemuda yg menunggu seorang pemuda lainnya di taman itu. Hyosang tidak peduli. Dia bukan gelandangan, karena sepatu dan pakaiannya rapi tanpa lubang dan kotoran. Hanya saja, terdapat sebuah lubang besar dalam hatinya, juga dunianya.

Mungkin sebentar lagi Hyosang akan menjadi terkenal karena hal itu. Dan pasti, Seokjin akan melihatnya -meskipun dia tak menghendakinya- lewat berita yg beredar. Dan Hyosang hanya berharap, disaat itulah Seokjin akan berlari ke arahnya dan Hyosang akan menunjukkan pengorbanannya hanya untuk Seokjin.

.

Dan hal itu tak pernah terjadi. Karena Seokjin tak pernah kembali, dan Hyosang, mati. Jiwanya mati, dan kini raganya terlihat rapuh. Matanya kosong, seolah disana tak ada lagi harapan. Dan Hyosang masih akan terus menunggu hari dimana Seokjin datang padanya, mencintainya lagi.

Karena Hyosang tetap tak akan pernah berpindah hati.

End.