Keluarga adalah tempat yang paling nyaman untukmu, dimana kasih sayang berlimpah didalamnya, mereka selalu menerimamu, menyayangimu dan tak ingin membuatmu terluka, sangat indah bukan? Tapi aku tak merasakannya dikeluargaku, tatapan mereka seakan-akan ingin membunuhku agar aku lenyap dari hadapan mereka.

Sakura kecil tak tahu apa-apa mengapa keluarganya begitu membencinya semenjak kematian ayahnya, hanya kakak tertuanya yang selalu disisinya.

Flashback

Sakura POV

"KAU! GARA-GARA KAU SUAMIKU MENINGGAL! ENYAH KAU" kenapa? Apa salahku? Kenapa ibu membentakku.

"I-i-ibu sa-sak-" aku merasakan panas dipipiku sebelah kananku

"KAU ANAK PEMBAWA SIAL, ENYAH KAU DARI SINI AAAKKHHH" ibu menangis meraung-meraung, walaupun aku merasakan perih dipipiku entah mengapa kata-kata ibu lebih menyakitiku

"Ibu, bukannya hanya ibu yang kehilangan ayah tapi kita semua, dan jangan menyalahkan sakura ia tak tahu apa-apa, ini sudah menjadi takdir bu" kulihat wajah kakakku yang menahan amarah kepada ibuku. Aku langsung menarik potongan bajunya agar ia mau mendengarkanku

"Saso-nii jangan marahin kaa-chan, mungkin ini kesalahan saki saso-nii" aku menundukan pandanganku agar saso-nii tak tau betapa kerasnya aku menahan air mata ini agar tak tumpah.

"Heh bocah, kau tak usah membelaku yah, kau sudah merenggut kebahagian aku, kau membunuh suamiku!. Asalkan kau tau aku menyesal melahirkanmu" teriak kasan kepadaku.

Sakura POV End

"Sa-saso-nii apakah benar saki yang membunuh ayah?" Tanya sakura dengan air mata mengalir deras di pipi chubbynya.

"Gak kok sayang, kaa-san hanya terpukul atas kematian ayah, besok-besok ibu udah kembali kok seperti dulu" sasori mencoba menghibur adiknya tersebut.

"Ckk, kenapa sih saso-nii selalu memperhatikan saki, dikit-dikit saki yang dibela padahal dia yang membuat ayah meninggal" dari jauh terlihat wajah garaa yang kesal melihat kakaknya sasori lebih memperhatikan adiknya yang bungsu dari pada dia.

-keesokan harinya-

"Ohayou yukio-chan" sakura menyapa robot yang dibuatnya khusus untuknya, robot itu memiliki perasaan layaknya manusia, ayahnya dulu sangat bangga karna sekecil dirinya sudah dapat membuat robot sehebat itu.

"Ohayou sakura-sama, apakah anda ingin sarapan dikamar atau di meja makan?"Tanya yukio, sakura menimbang-nimbang ingin makan dikamar atau tidak. Entah mengapa sakura lebih ingin sarapan dikamar daripada dimeja makan firasatnya mengatakan bila ia kesana akan terjadi suatu yang buruk. Tapi sakura rindu ibunya kakaknya saso-nii dan gara-nii, setelah menimbang-menimbang akhirnya ia memilih makan di meja makan, tapi sebelum itu ia bertanya pada yukio apakah saso-nii sudah bangun, yukio menjawab bahwa saso-nii sudah pergi pagi-pagi sekali karena ia harus menggantikan kepemimpinan sang ayah di prancis. Ketika sakura turun dari tangga ia melihat ibunya dan kakaknya dimeja makan. Lantas ia langsung memeluk ibunya.

"Lepaskan" ibunya berkata dingin kepada sakura, tapi sakura tetap memeluk ibunya tanpa tau betapa dinginnya aura sang ibu.

'PRANGG' piring pun jatuh kelantai dikarenakan sang ibu melemparnya.

"Sudah kubilang lepaskan anak pembawa sial" teriak sang ibu, sakura langsung melepaskan dengan sekujur tubuhnya yang gemetaran ditambah menahan air mata yang siap tumpah kapan saja.

"Kau membuat mood makan kami hilang" tambah kakaknya tak kalah dingin dengan ibunya. Setelah berkata seperti itu ibunya dan kakaknya meninggalkan sakura kecil yang menahan tangis. Yukio yang dari jauh mendengar nona mudanya dibentak oleh sang ibunya langsung mendekati sakura.

"Sakura-sama, jangan menangis nanti saya juga menangis, apa saya perlu memberitahu sasori-sama?"

"Ti-tidak perlu hiks hiks me-memberitahu saso-nii itu akan memperburuk suasana dirumah ini." Yukio tertegun akan perkataan anak sekecil sakura, ia lebih memilih sakit sendirian daripada yang lain ikut merasakan sakit. 'Tuhan kenapa kau siksa anak sekecil ini, aku berharap nona dapat kebahagiaannya'

"Sakura-sama ayo makan biar saya temani" sakura hanya mengangguk dan memberikan senyum palsunya, yukio tau sakura-sama hanya mencoba tetap tegar.

Setelah makan sakura langsung menuju ke rumah kaca yang sering didatanginya bersama ayah dan kakaknya sasori. Disana terdapat bunga mawar kesukaan sakura beserta bunga-bunga lain yang cantik. Yukio tak mengikuti sang nona muda menuju rumah kaca, karena disana adalah tempat privasi bagi sakura.

"~Andai aku tlah dewasa, apa yang kan kukatakan untukmu idolaku, tersayang, ayah.. Hiks hiks hiks.. Andai usiaku berubah, kubalas cintamu bunda,hiks hiks pelitaku, penerang jiwaku dalam setiap waktu,~" sakura kecil hanya ingin kasih sayang ibunya kembali setelah kehilangan sang ayah. Tapi harapan hanyalah sebuah harapan bagi sakura.

Kakaknya sasori tak pulang dalam waktu sebulan untuk mengurusi bisnis ayahnya, dan selama itu pula sakura tersiksa batin dan fisiknya oleh ibu dan kakaknya. Sasori memang kadang menelepon sakura menanyakan kabarnya dan sakura selalu bilang 'hehe aku baik-baik saja kok disini saso-nii, saso-nii baik-baik ya disana' sakura hanya tak ingin membuat kakaknya khawatir.

Dan ketika kakaknya pulang sakura hanya memberikan senyum palsunya,dan itu berlanjut hingga ia lulus SMP.

Flashback OFF.

Sakura menuruni tangga untuk makan malam, sungguh sakura terdiam melihat ibu dan kakaknya ada dimeja makan tanpa sasori-nii. Awalnya sakura ragu ingin mengambil tempat duduk disebelah garaa-nii tapi ia mencoba memberanikan diri.

Hening. Tanpa ada satupun yang berbicara, sampai ibunya memecahkan keheningan.

"Sakura, kau akan melanjutkan studymu di sunagaoka senior high school" perintah sang ibu, padahal sakura sudah berencana ingin mendaftarkan diri di konoha international school.

"Ta-tapi bu, sakura ingi-"

"Jangan membantah, turuti saja perkataan ibu sakura. Dan oh iya satu lagi disana tak boleh ada yang mengenal bahwa kau adalah haruno sakura mengerti!" Jelas kakaknya.

Hati sakura teriris rasanya tak boleh menggunakan marga ayahnya. Yah memang siapa yang tak kenal dengan keluarga haruno. Mereka sudah membuat sebuah ciptaan besar yaitu tabung kaca yang didalamnya terdapat replika kota besar. Sudah terdapat 30 tabung kaca yang sudah ditempati oleh sebagian besar penduduk dunia. Sebagian besar keluarga kota konoha sudah pindah ke HS570, dan beberapa masih tinggal di konoha untuk belajar di KIS atau SSHS.

Sakura juga menciptakan baju perang robot untuk para militer karna di dunia sekarang banyaknya musuh yang mengincar keluarga haruno.

-SSHS-

Sakura POV

"Hah, aku tak mengenal siapapun disini. Teman-temanku semua ada di KIS" aku melihat papan mading yang mengumumkan dimana kelasku berada, oh iya penampilanku disini menggunakan kacamata bulat ditambah rambut kepang sehingga tak ada yang mengenaliku.

'BRUK' "aww, sumimasen" kataku menundukkan kepala kepada orang yang kutabrak di jalan menuju kelasku.

"Hn" hah? Hanya kata ambigu itu yang keluar, aku mendongakkan kepalaku keatas 'tampannya' pikirku.

"Minggir, cewek jelek" oh my god, dia lelaki tak berperikemanusiaan, aku tak mungkin melabraknya bisa-bisa identitasku ketahuan.

Akhirnya aku membiarkan dia pergi, dan melanjutkan jalan menuju kelasku.

-Dikelas-

"Hai, namaku ino yamanaka senang berkenalan denganmu" aku memang duduk paling pojok dekat jendela karena aku menyukai udara yang menerpa wajahku. Tiba-tiba seorang gadis menyapaku, wah keajaiban padahal wajah seperti(?) Kutu buku gini mana ada yang berteman.

"Hai juga, namaku ha- eh senju sakura, senang berkenalan denganmu" ternyata ino duduk disebelah kursiku.

"Hey sakura, jidatmu ternyata lebar ya. Hihihi" ledek ino

"Huh, pig kau menyebalkan" aku kesal masa jidatku dikatain lebar-,-.

"What? Kau manggil aku pig! Hey jidat! bagus-bagus namaku ino kenapa kau malah manggil pig" dengus ino

"Ah sudahlah, lagipula aku mendengar suaramu"

"Oh iya, tadi pagi aku lihat kau menabrak seseorang yah?"

"Emang kenapa? Apa dia pacarmu?" Entah mengapa terbesit rasa kesal waktu aku bertanya apakah lelaki yang ku tabrak tadi punya pacar. Tapi langsung ku tepis perasaan itu.

"Haha gak kok, nama lelaki itu Uchiha sasuke dia pangeran disini, sakura hati-hati yah karna kau tadi menabraknya aku takut kau dibully oleh shion"

"Shion? Siapa itu? Kekasihnya?"

"Heh dari tadi nanyain kekasihnya mulu, apa jangan-jangan kau menyukainya?" Goda ino sambil mencolek-colek sakura

"Hah? Pantat ayam gitu gak mungkinlah aku suka sama dia lagipula dia gak mungkin suka sama aku pig, oke lanjutin ceritanya"

"Shion itu fansnya sasuke number 1!, aku takut kau dibully oleh shion karna menabrak pangerannya." Aku mulai bergidik ngeri mendengar cerita ino.

Tiba-tiba 'BRAK!' Pintu dibuka dengan sangat keras.

"Heh cewek rambut pink!"

"Ra, sakura i-itu shion" kata ino, aku melihat wajahnya yang ketakutan itu.

"A-ada apa yah?"

"Setelah pulang sekolah temui aku di halaman belakang sekolah, mengerti!" Bentak shion

Yah aku pasrah saja daripada ketahuan identitasku.

'Tring...tring...tring' "moshi-moshi saso-nii" ternyata kakakku meneleponku,

"Sakura-chan, bagaimana hari pertamamu sekolah?"

"Sasori-nii bagaimana sih baru 30 menit yang lalu aku merasakan disekolah baruku, eh saso-nii udah nelpon duluan" itulah gajenya kakakku. Pasti jawabannya adalah:

"Kan kakak kangen sama kamu, ada cowok yang memikat hatimu?" Kudengar suara saso-nii berubah menjadi serius.

"Hahaha gak kok, hanya ada lelaki kurang ajar mengataiku cewek jelek karna menabraknya" huh kalau ingat kejadian tadi pagi membuat mood ku kesal!

"Lah kan kamu emang jelek wekk"

"Awasnya saso-nii, kalau pulang aku jailin lagi, dahh saso-nii guru udah datang nih" aku langsung mematikan telepon sebelum kakakku mengatakan sesuatu.

"Cie ciee sepertinya kau sudah punya pacar jidat,aku iri padamu"

"Hey pig, tadi itu kakakku kau tau"

"Kakakmu ganteng gak sak?, boleh dong kenalin ke aku" ino menunggu respon jawaban dariku, aku hanya mengangguk dan berkata :

"GAK!"

-Pulang Sekolah-

Aku langsung menuju halaman belakang, belum sampai menuju halaman belakang badanku sudah disiram air dari lantai 2 dan dilempari sagu dan telur. Sungguh aku sangat kesal tau itu. Aku bisa saja langsung menghajar orang-orang tersebut tapi kalau aku melakukan itu identitasku akan terbongkar

'Prok.. Prok.. Prok' tepukan tangan dari seseorang didepanku yaitu shion, ia menyeringai kepadaku.

"Ini balasan untuk kutu buku yang berani menabrak pangeranku uchiha sasuke" setelah ia mengatakan itu, ia langsung meninggalkan aku sendirian dan yah aku langsung pulang kerumah

-Rumah-

"Kau kenapa?" Tanya kakakku garaa, sungguh aku sangat senang kakakku memperhatikanku, tapi entah mengapa rasa senang itu kalah oleh rasa sedih melihat senyum menyeringainya terhadapku

"Aku dibully karna menabrak seorang lelaki"

"HAHA, kau emang pantas mendapatkannya, karna setiap orang yang berada dekat denganmu maka akan menderita dan sudah seharusnya kau mendapatkan perlakuan seperti itu" sungguh aku sedih kecewa mendengar kakakku berkata seperti itu.

"A-apa salahku kak? Ke-kenapa kau tega berkata seperti itu" aku mencoba menahan tangisku

"Salahmu? Salahmu banyak, mengerti kau hanya noda dikeluarga ini" bentak garaa

Capek, sungguh aku tak sanggup menghadapinya lagi. Kapan aku akan bahagia tuhan?.. Aku memberikan senyum palsuku kepada kakakku dan berkata "terima kasih kak, aku permisi".

TBC