ASTRO SHORTFICTION

By RealSoseol

.

.

.

.

Sanha duduk malas di bangkunya. Sebentar lagi pelajaran Jung saem akan dimulai. Salah satu omega cantik dikelasnya duduk sembari menopang dagu dengan kedua tangan kurus miliknya.

"Yoon Sanha"

Sanha menoleh sebentar lalu mengubah posisinya dengan membaringkan kepala di meja.

"Apa kau sudah dengar? Hasil ujian Biologi akan dibagikan hari ini"

Kali ini Sanha duduk tegap, topik pembicaraan ini menarik. Ia menatap orang itu dengan wajah terkejut.

"Sungguh?"

"Tentu saja. Bagaimana ujianmu kemarin?"

"Biasa saja"

"Eih lihat siapa yang kelihatan sombong disini"

Sanha mengangkat bahunya lalu tak lama Jung saem datang. Ia membuka map biru berisikan hasil ujian biologi minggu lagi. Sanha menatap kertas-kertas itu dengan sedikit rasa tegang.

"Na Jihun"

"Kim Byeol"

"Jung Haneul"

"Yoon Sanha"

Sanha berjalan perlahan ke depan kelas untuk mengambil kertas ujiannya. Telapak tangannya sedikit basah. Ia menyentuh kertas itu lalu melihat goresan tinta merah di kotak nilai.

.

.

.

.

.

.

.

Rocky berdiri di koridor kelas 10. Jinjin berpesan padanya untuk pulang bersama si bungsu namun sudah hampir 15 menit, anak itu tidak muncul. Akhirnya ia memutuskan pergi ke kelas Sanha di 10-2 dan kelas itu sudah kosong.

"Bagus" Rocky menatap sekeliling kelas "Dimana anak itu"

Rocky mengambil ponselnya lalu mencari kontak atas nama "Yoon-kawat-gigi" lalu membuat panggilan. Tidak diangkat.

Jadi yang Rocky lakukan sekarang adalah berjalan memutari sekolah untuk mencari si bungsu. Tempat terakhir yang ia yakin tidak mungkin menjadi tempat persembunyian Sanha pun ia datangi. Rooftop. Rocky membuka pintu besi itu. Pintunya berderit.

"Yoon Sanha!"

Rocky menghampiri sosok yang sejak tadi ia cari. Sanha duduk di bangku yang hampir patah karena lapuk dekat pagar pembatas. Ia hampir memarahi Sanha jika saja ia tidak melihat wajah murung Sanha dengan tangan memegang kertas.

"Ada apa?"

Sanha melirik sesaat lalu memberi kertas itu pada Rocky. Rocky melihat angka di dalam kotak nilai, 98. Ia mengernyit.

"Apa yang salah dengan ini?"

Rocky benar-benar tidak mengerti.

"Masalahnya ada pada angka '98'!"

Rocky mendengus kesal. Hell. Biologi adalah mata pelajaran paling ia benci dan selalu membuatnya diceramahi oleh Jinjin karena nilai jelek.

"Yoon Sanha, jika aku dapat 75 untuk mata pelajaran ini, aku akan mengadakan BBQ Party dirumah"

Sanha semakin murung namun saat ini cenderung kesal.

"Seharusnya aku bisa dapat 100!"

Rocky mendelik kesal pada Sanha.

"Terserah. Sekarang ayo pulang karena Jinjin hyung menunggu kita"

Sanha masih tidak bergeming.

"Sanha, aku bicara padamu"

Belum ada reaksi.

"Yoon Sanha"

Sanha malah menendang-nendang kakinya ke udara.

"Ya! Kawat gigi!"

"Jangan panggil aku seperti itu, Park Minhyuk!"

Rocky mengulurkan tangannya pada si bungsu.

"Mau pulang atau tidak?"

Sanha menatap tangan itu lalu dengan masih cemberut ia menerima uluran tangan Rocky. Rocky menggamitnya, antisipasi supaya anak itu tidak kembali duduk. Keduanya pun berjalan pulang ke rumah.

"Minhyuk"

"..."

"Ya! Minhyuk"

"Memangnya jika kau tambahkan 'hyung' dibelakang namaku itu sulit ya?"

Sanha mendengus.

"Minhyuk hyung yang paling aku sayangi~"

"Hmm?"

"Aku ingin cokelat panas"

"Nanti saja dirumah"

Sanha merengut.

"Dasar pelit"

"Jangan mengumpat terus"

Rocky tiba-tiba melepas mantel cokelatnya, jaket itu sekarang beralih menutup tubuh Sanha dari udara dingin. Rocky lalu kembali menggamit jemari kurus Sanha dan berjalan. Sebelum Sanha bertanya, Rocky sudah lebih dulu menjawab.

"Cuaca semakin dingin, nanti kalau kau sakit, semua orang akan kau buat repot"

Sanha cemberut lagi, hanya sesaat. Setelahnya ia tersenyum dalam diam sembari keduanya menyusuri jalan pulang.

END