Love
Indiah Rahmawati©BTS | MinYoon |
MINYOON (M WARNING)
.
.
.
"mamulideon I seon-yul wieseo na hollo beotigo iss-eo ,ijen naege malhaejwo kkeutnatdan geol Let Me Know..."
Aku mendengar tepuk tangan dimana-mana, "kerja bagus Tae-ah..." kataku meminta duduk murid yang baru saja menyanyi barusan. Namanya Kim Taehyung, ketua kelas dari kelas yang sedang kuajar saat ini. dan setelah ia duduk bell berbunyi... "baik semuanya kalian bisa bereskan barang-barang kalian dan kembali kekelas, pelajaran selesai" kataku dan mereka mulai membereskan barang-barang mereka semua. Dan satu per satu dari mereka keluar dari ruang music
"Min Sosaengnim... ini tugas kami semua" kata Taehyung menyerahkan kertas-kertas tugas kepadaku
"oh... terima kasih Taehyung-ah..." aku menerimanya, lalu ia pergi setelah membungkuk hormat.
Aku merapikan buku-bukuku dan berdiri didekat jendela. Melihat anak-anak yang tengah berolahraga dilapangan. Oh ya, namaku Min Yoongi guru music di Bangtan High School. Sekolah yang cukup terkenal diseoul saat ini, aku salah satu guru yang mengajar disini, sebenarnya umurku belum terlalu tua, tapi menjadi guru sudah menjadi keiinginanku, music hanya sekedar hobi... tapi aku juga tak menyangka akan menjadi guru music. Yah... setidaknya aku mengajar anak-anak yang baik.
Hmm? Apa yang kulihat?
Anak-anak yang berolahraga, tentu saja...
...
Iya iya... aku melihat seseorang, puas?!
Eummm... dia, dia... dia guru olahraga, ke-kekasihku. Namanya Park Jimin, ia guru olahraga, umurnya dua tahun dibawahku. Kalian pasti bertanya kenapa? Ia mengungkapkan perasaannya saat ia pertama kali masuk kesini, ia mengatakan kalau aku orang pertama yang membuatnya berdebar hebat, aku sempat menganggapnya aneh, tapi lama kelamaan aku terbiasa dan mencoba menerimanya. Meski kadang ia... sangat mesum! Aku juga bingung kenapa aku menyukai guru mesum sepertinya?!
Aku terus memperhatikannya, sampai ia terlihat diam dan melihat kearahku. Aku terkejut, lalu ia melambaikan tangannya dengan senyum lebar, wajahku memerah lalu aku melambai padanya.
"MEREKA MELAMBAIKAN TANGAN MEREKA! KYAAA!"
Aku melihat para murid wanita yang melihat kami langsung berteriak histeris. Ini yang paling kubenci dari sekolah ini. Semua tau tentang hubungan kami, atau bisa dibilang para wanita disini memasangkan para guru pria mereka, dan mereka akan sangat senang jika hubungan itu memang nyata. Contohnya salah satu guru bahasa inggris Kim Namjoon dengan sang perawat sekolah Kim Seokjin hyung, awalnya hanya para guru yang tau soal hubungan mereka, saat para murid tau soal hubungan mereka, mereka terus mencari kesempatan saat Namjoon dan Seokjin hyung berdua.
Dan saat ini juga, itu tak masalah bagi Jimin tapi bagiku itu memalukan, aku tau itu sudah jadi hal wajar disini tapi tetap saja, aku lihat Jimin hanya tertawa sambil memerintahkan kembali para muridnya berlari kembali. Aku langsung memalingkan wajahku begitu ia melihat kembali, aku segera merapikan buku dan berjalan menuju ruang guru. Aku berjalan menuju tangga lalu tak sengaja menabrak seseorang, "m-mian..."
"Yoongi-ah?"
Aku mengenal jelas suara itu, dengan segera aku mengangkat kepalaku "Seokjin hyung..."
"kau kenapa? Buru-buru sekali..." katanya tersenyum lembut
"e- b-bukan apa-apa... hanya ingin cepat menuju ruanganku..." kataku sambil mengambil beberapa kertas yang terjatuh
Ia membantuku dan memberikan sisanya kepadaku "kau punya masalah?"tanyanya. aku menggelengkan kepalaku "Yak... kau itu tak bisa bohong Yoongi-ah... katakan saja" katanya masih tersenyum. Aku menarik nafasku dalam-dalam, lalu menceritakan isi kepalaku saat ini. Seokjin hyung benar-benar pendengar yang baik, jelas saja ia jadi perawat terbaik sekolah, "hooo... hanya itu. awalnya juga memalukan tapi kau akan terbiasa..." katanya tersenyum
"tetap saja..."
"dengar Yoongi-ah, mereka cuma anak-anak, mereka punya kesenangan mereka tersendiri, kita hanya perlu menerimanya, lagi pula itu baguskan? Jimin juga cukup senang, karena mendapat pengakuan bahwa orang yang kau cintai adalah milikmu seutuhnya dari orang lain adalah hal yang membahagiakan jika kau mau tau... artinya orang tak akan berani mendekati orang yang kau cintai, apa kau mengerti maksutku?" tanyanya. Aku mengangguk "baguslah, biasakan dirimu. Jika ada masalah lagi ceritakan saja, kau bisa cerita diuks jika kau mau" katanya
"gomawo... hyung..." kataku, ia tersenyum, menepuk pundakku lalu pergi. Aku merasa lebih baik, lalu aku kembali menuju tujuan awalku, ruang guru.
.
.
.
Aku mengangkat tanganku untuk mereganggkan otot-ototku, aku selesai menilai kertas-kertas tugas para murid, ada beberapa yang punya bakat, aku rasa aku harus mengasah orang-orang ini. Tae juga punya kemampuan, tapi ia lebih memilih seni ketimbang music... aku tak bisa memaksanya.
Aku bangkit dan mengambil buku music milikku. Aku bosan jika cuma diruang guru, akhirnya aku putuskan kembali keruang music. Sesampainya disana, semua sepi. Yah memang tak adan pelajaran music selama jam-jam terakhir, jadi ruangan ini sepi. Aku berjalan dan duduk didepan piano diruangan itu, piano yang selalu aku suka. Aku membukanya dan mulai memainkan laguku, aku hanya mengingat nadanya dan memainkannya, kadang banyak nada atau alunan music yang muncul diotakku, karena itu aku suka music, dan itu juga alasan aku menjadi guru music, aku juga ingin banyak orang mengenal musicku, sekaligus membagi manfaatnya kepada orang banyak dengan cara mengajar mereka, Karena itu sejak dulu guru adalah impian terbesarku, aku ingin membagi ilmuku yang semoga bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Lalu aku mendengar suara tepuk tangan, aku menengok kebelakang dan menemukan namja lumayan tinggi dengan celana dan jaket olahraga, jangan lupakan senyuman yang sedari tadi tak turun dari bibirnya. "kau selalu bagus dalam memainkan piano..."
"Jimin-ie..." Ia berjalan dan duduk disampingku, aku memberikan sebagian tempat. "Kau tak mengajar?"
"sudah selesai" katanya, ia mulai memainkan not asal. "argh... kenapa kau senang sekali memainkan alat membingungkan ini" katanya
Aku tertawa pelan "ini piano Jimin-ie... ini bukan sekedar alat, tapi sebuah kehidupan..." kataku mulai memainkan satu lagu sederhana "kau harus memberinya jiwa agar ia bisa hidup" kataku menatapnya. Aku terkejut saat melihat tatapan anehnya "k-kenapa?"
"hmm? Aniyo... kau hanya sangat cantik saat menjelaskannya tadi" katanya
Wajahku memerah dan segera memalingkan wajahku "k-kau ini!" kataku, suasanya terasa canggung, aku juga bingung ingin memainkan apa. "j-jimin-ie... ak_" belum sempat selesai mengatakan sesuatu, aku melihat tatapan aneh itu lagi. Tatapan yang seolah memujaku, wajahku semakin memerah
Tangannya naik dan merapikan poni hitamku. Aku menutup mataku, jantungku benar-benar berdetak kencang, aku membuka mata saat merasakan tangannya menggapai daguku, aku membeku saat ia mulai menariknya pelan dan mendekatkannya pada bibir tebalnya. Aku bisa rasakan ciuman lembut itu, aku hanya menutup mataku saat itu, aku bisa rasakan bibir itu mulai menuntun bibirku melakukan lebih. Dan akhirnya ciuman itu berakhir panas, lidahnya mulai masuk dan menelurusi setiap rongga mulutku.
Aku terus menggenggam kedua lengan kokohnya, tangan kirinya turun dari dagu menuju dadaku. Aku terkejut, hendak melepas ciuman itu tapi tak bisa karena ia menggigit bibir bawahku dan menarik bibirku kembali dalam ciuman panas.
Arghhh! Tangan kirinya mulai mengusap dadaku dari kemeja putih yang aku kenakan. Aku tak bisa berbuat apa pun, meski saliva membasahi daguku, tapi ciuman itu masih terus berlanjut, dadaku mulai sesak "Jim_" kataku disela ciuman itu, ia melepasnya dan terlihat benang tipis dikedua bibir kami.
Aku terengah, nafasku benar-benar sesak, wajahku juga memanas, "arkhh..." aku merasakan tangan kirinya mulai memaksa masuk kedalam bajuku, mengusap tonjolan kecil didadaku yang mulai menegang "J-jimin-ahh..." kataku masih menggenggam lengannya
"manis..." katanya mendekatkan bibirnya pada leherku, menciumnya dan aku bisa rasakan gigitan kecil disana. Ia terus melakukannya, perlahan tanganku mulai naik menggapai surai perak keabu-abuan miliknya, menariknya pelan. Aku mulai terbawa suasana...
Tangan kanannya membuka resleting jaket yang ia kenakan, dan mulai mendorong tubuhku, membuat aku sedikit berbaring diatas kursi kecil yang cukup panjang itu, satu kakinya ia tekuk dan lututnya ia letakkan diatas kursi diantara kedua kakiku, ia membungkuk dan terus mencium leherku, tangan kirinya juga terus masuk bahkan sudah mulai menaikkan bajuku. Ini bukan posisi yang membuatnya nyaman, tapi ia tak peduli dan melanjutkan aksinya mencium leher serta bahuku.
Aku terus menarik surai miliknya, dan mendesah tepat didepan telinganya. Tangan kanannya turun menuju selangkanganku. "arkh! D-disana..." kataku begitu tangannya mulai meremas gundukan yang mulai mengeras itu.
"kau sangat manis... Yoongi-yah..." katanya membuatku semakin terbawa. Ia menatapku, dan mulai mendekatkan wajahnya, aku mulai menutup mataku...
.
.
"Min sosae_"
.
.
Aku berhasil mendorongnya dan memperbaiki pakaianku. "ne! A-ada apa Jungkook-ah?!" kataku mencoba bersikap biasa. Jeon Jungkook murid kelas 3-B. ia tampak bingung, lalu ia melangkah masuk
"aku ingin menyerahkan buku tugas... kami baru menyelesaikannya hari ini" katanya menyerahkan buku-buku dan meletakkannya dimeja didekatku
"oh... i-iya... baguslah, kau bisa kembali kekelas" kataku mencoba tersenyum
Ia melihat Jimin yang terduduk dilantai sambil mengusap kepalanya, tatapan mereka bertemu. Tatapan dingin, itulah yang kurasakan dari Jimin. Jungkook menghela nafasnya "kamshamnida Min sosaengnim..." ia melangkah pergi "oh iya... jangan lakukan disini... murid-murid akan pulang sebentar lagi, kalian mau menjadi artis p**no disitus terlarang?" katanya, lalu pergi sambil menutup pintu
"dasar bereksek" kata Jimin bangkit dari duduknya. Ia lalu menarik tanganku,
"j-jimin-ah!"
Ia tak mendengarkanku tapi terus menarikku. Aku hanya menurut meski tarikan itu cukup menyakitkan. Ia menarikku menuju gedung olahraga, lalu digedung itu terdapat pintu gudang, ia membukanya, dan membuka pintu satu lagi yang merupakan sebuah kamar dengan satu kasur. Ia membantingku dikasur itu dan menutup pintu. Ini kamar Jimin, kadang ia tinggal disekolah untuk mengurusi pekerjaannya, dan dia tidur disini, kamar yang ada digudang. "Jimin-ah..." ia mengangkat kedua tanganku keatas dan mengikatnya dengan dasi miliknya yang ada disana
"sekarang... menurut saja... mengerti?"
Ia langsung mengunci bibirku dengan bibirnya, mencium rakus bibirku. Aku tak bisa menggerakkan tanganku karena tertahan, ia melepasnya dan segera mengangkat kemejaku, mencium salah satu tonjolan didadaku, membuatku membusungkan dada, "Ji-Jimin.-ahh..." desahanku terus keluar saat tangan kirinya mengusap tonjolan satu lagi dan tangan kanannya turun mengusap gundukan yang mengeras dibawah sana. Bibirnya mulai turun menuju perut. Rasa geli dan nikmat ini tak bisa aku sembunyikan, wajah memerahku mulai membuat ku panas, "J-jim... ah!" aku bisa rasakan lidah basah yang mulai menjilat kejantananku yang mulai menegang, tak lama rongga mulut Jimin menghisap kuat junor yang menegang itu. "ngaah!" aku terus mendesah kuat saat ia mulai menghisapnya kuat, bahkan saliva mulai turun membasahi daguku
i-ini... terlalu nikmat!
Aku tak bisa menahannya lagi!
Semburan keluar begitu saja dan membasahi mulut Jimin, aku melihatnya meneguk semuanya. Wajahku kembali memerah melihat ia membuka jaket dan kaos miliknya, menunjukkan perut yang terbentuk yang sangat seksi itu. "manisnya... Yoongiku..." katanya mengusap wajahku. Aku bergetar saat jari-jarinya mengusap bagian luar hole milikku. "Tapi kita buat ini menarik..." katanya, ia melepas ikatanku, membuang celanaku kesembarang arah, mengangkatku dan mengubah posisi.
Kami terduduk dan aku duduk dipahanya, jadi junior milikku dan miliknya bergesekkan, aku memerah dan memegang bahunya. "Kau yang bergerak Yoongi-ah..." katanya. Aku memerah, dengan terpaksa aku melakukan keinginannya. Aku berdiri dengan lutut dan mengarahkan junior miliknya menuju hole ku.
Perlahan...
Sa-sakit...
Dan semuanya masuk!
Ahhh...
"p-penuh..." kataku merasakan junor miliknya didalamku, rasanya selalu penuh. Sakit dan nikmat semuanya menjadi satu. Aku tak bisa menahan diriku lagi!
Aku mulai menaik turunkan tubuhku, membuat rektrumku menyempit dan mengcengkramnya. "ngaah! Ji-Jimin-ahhh" aku terus menggerakkan pinggulku sambil memeluknya. Ia juga menggerakkan pinggulnya berlawanan arah denganku
"k-kau... sangat sempit..." katanya memegang pinggulku dan menarik turunkannya.
Gerakan kami semakin gila. Aku tak bisa menahan ini lagi, aku mendorongnya membuatnya berbaring. Ia cukup terkejut "Y-yoong_ ahh!" ia mendesah kuat, saat aku semakin mencengramnya dan menaik turunkan tubuhku dengan cepat. "k-kau... argh!"
"ahh! Jimin-ahh... l-lagi... lagi!" aku terus menaik turunkannya, dan memperketat rektrumku begitu merasakan miliknya membesar
"Yoongi!" ia menyemburkan semuanya, aku mendongakkan kepalaku begitu kami klimaks secara bersamaan, rasanya benar-benar... penuh...
Tapi...
Aku-... Mau lagi!
"Ji-jimin-ie..." aku menggerakkan pinggulku lagi
"Y-yyoongi! Ah! Agh!"
"a-aku mau lagi... lagi!" aku mendekatinya membuat kami saling menatap satu sama lain "penuhi aku... dengan milikmu... Jimin-ahh..." kataku dengan wajah memerah. Aku sudah gila sekarang, Jimin membuatku lupa segalanya. Dengan cepat ia membalik keadaan dan menumbukku dengan kuat, pikiranku sudah kacau saat itu, aku tak peduli mau berapa banyak, aku hanya ingin Jimin saat ini, diotakku hanya ada dia saat ini, aku tak akan pernah... mengalihkan pandanganku saat ini...
Kami sama-sama lelah, tapi kami tak mau ini berakhir, ini sudah keberapa kalinya Jimin dan aku sampai, perutku benar-benar penuh, aku bisa rasakan lelehan sperm yang mengalir dari holeku. "J-JIMIN-AH!" aku dan dia sampai dan kami tergeletak begitu saja. Deru nafas kami beradu, lalu kami saling menatap...
"a-aku mencintaimu... Park Jimin..." kataku menlingkarkan tanganku pada lehernya
"aku juga... sangat... sangat mencintaimu... Min Yoongi" kami berciuman. Hanya ciuman kasih sayang, sebelum kami benar-benar terlelap dalam mimpi masing-masing.
.
.
.
.
Aku perlahan membuka mataku, aku mencoba bangkit dan bisa kurasakan bagian bawahku yang terasa sakit. Aku mencoba bangkit, kamar? Aku dikamar apartemen
"kau sudah bangun..."
Aku melihat Jimin berdiri dipintu sambil memegang dua gelas yang kelihatannya coklat hangat itu. ia datang mendekat dan duduk disampingku, memberikanku satu gelas. Aku menerimanya "aku membawamu keapartemenku... mian, tapi aku tak mau kau tidur dikamar gudang jadi aku bawa kau kemari" katanya
"hmm... Gwenchana... aku malah merasa tak enak, karena merepotkanmu" kataku menunduk
"tak repot kok. Harusnya aku yang meminta maaf. Aku melakukannya cukup kasar..." ia menunduk. Aku mengusap kepalanya
"tak apa... aku baik-baik saja..." ia tersenyum saat aku tersenyum. Ia meletakkan gelasnya dimeja kecil disamping kasur. Lalu tidur dipahaku yang masih terbalut selimut
"aku benar-benar mencintaimu..." katanya.
"aku juga... Park Jimin..." aku mengusap kepalanya, sampil sesekali meminum coklat hangat ditanganku yang satu lagi
"Malam ini tidur disini ya... temani aku" aku hanya mengangguk dan menjawab 'iya' "ah! Bagaimana kalau kau tinggal disini?!" katanya menatapku
"n-ne?"
"rumahmu kan jauh... apartemen ini cukup dekat dengan sekolah... kalau kau mau tinggal disini bersamaku Yoongi-ah..." katanya bangkit dan tersenyum lebar. Aku berfikir dan mengangguk. Ia tampak sangat senang
"tapi aku harus mengambil barang-barangku"
"besok kita bawa!" katanya. Aku mengangguk, ia terlihat sangat senang seperti anak kecil. Aku hanya bisa tertawa pelan melihannya "jika sudah... kita akan menikah!"
Aku tersedak "n-ne?!"
"menikah... kau tak mau?" katanya mendekatkan kedua dahi kami.
"a-apa... apa kau yakin" kataku malu-malu
Ia mengangguk pasti "aku sangat mencintaimu... karena itu, mari berbagi waktu, senang, sedih, semuanya bersama... dan kita bisa bina keluarga kecil yang bahagia... bagaimana?" ia menggapai tanganku yang tak memegang gelas. Wajahku memerah dan aku mulai mengangguk. Ia tersenyum, lalu memeluk tubuhku "aku sangat mencintaimu Min Yoongi"
"aku juga Park Jimin" kataku berusaha membalas pelukannya.
Mulai sekarang, kehidupanku akan berubah. Senyuman aka nada dimana-mana, senyuman yang selalu aku rindukan. Sosok yang selalu aku rindukan. Park Jimin. Aku bahagia bertemu denganmu dan mencintaimu
.
.
.
END
HAHAHAHA!
Entah kenapa pingin buat ini setelah lihat mini drama BTS, yang "Flower Boys Bangtan High School" jadi kepikirian bikin ini, hehehe
Jangan pula Review!
