A/N : Yak, sebelum ada yang nanya, ini kelanjutan dari Hidden Secret, fanficku di akun satunya '4869fans-nikazemaru'. Karena suatu masalah, chapter ke-3-nya terpaksa kupublish diakun yang ini. Btw, judulnya keren, nggak? *ditendang* Mumpung lagi di Malang yang sinyalnya bagus, aku publish, deh... Ehehehe, di Blitar susah nyari sinyal, jadi kalau mau update aja setengah mati... Mau review fanfic aja udah setengah mati susahnya... Duh, dasar kota kecil... Yak, enjoy!

Disclaimer : Apa di Inazuma Eleven ada adegan Katsuya (bapaknya Shuuya) ngomong ke Shuuya kalau sebenarnya dirinya itu cewek dan sekarang jadi cowok karena suatu obat? Nggak ada kan? Artinya... INAZUMA ELEVEN BUKAN PUNYAKU!

Warning (s) : OOC sangat, ada unsur shounen-ai (khusus chapter ini), dan gaje! Kalo nggak suka ya jangan baca, cuy! Oya, lalu anggap saja Someoka itu anggota Inazuma Japan disini... =.=a Dan bisa dibilang, fanfic ini dibuat karena aku yang gatel pengin baca fanfic uke!Shuuya... Hahaha... Yah, biarlah.


= Hidden Secret : Revival

= Chapter 3rd : All Caused By Love =

= By : 4869fans-nikazemaru =


Someoka sedang melamun. Ya, cowok botak itu lagi melamun. Kira-kira melamun apa ya? Yuk, kita intip isi otak Someoka!

Oh! Rupanya cowok ini lagi jatuh cinta! Sama siapa ya…?

'Ah, entah mengapa akhir-akhir ini… Aku selalu mikirin Goenji…' pikir Someoka. 'Waktu makan ingat dia… Waktu latihan ingat dia juga… Bahkan waktu boker pun ingat sama Goenji! Arrgh! Kenapa, sih, gue?'

Ups, ternyata Someoka sedang jatuh hati dengan 'keanggunan' (?) seorang Gouenji Shuuya. Sang striker jenius nan cool yang merupakan rivalnya. Oww, kayaknya ada yang baru kena cinlok, nih! Emang ya, benci itu beda-beda tipis sama cinta~

"Oh! Someoka!" panggil seseorang. Someoka menoleh ke asal suara.

"Ah, kapten! Gouenji! Kidou!"

Shuuya mengangguk. Kidou membalas panggilan Someoka dengan salam. Mamoru nyengir. "Ngapain siang-siang gini melamun? Kayak nggak ada kerjaan aja! Mana pelatih dan yang lainnya?"

Someoka mengangkat bahunya. "Nggak tau, kayaknya belum datang."

Kidou melihat jam tangannya. "Sudah jam segini… Astaga. Ayo, kita cepat kumpulkan teman-teman! Keburu pelatih datang!"

"Yosh! Gouenji, kamu cari sama Someoka! Aku sama Kidou! Ntar ketemu di lapangan ya!" kata Mamoru. Tak lama kemudian Mamoru dan Kidou sudah menghilang. Membiarkan Someoka berdua saja dengan Gouenji.

'Oh, just great…' umpat Someoka dalam hati. Bagaimana Someoka nggak ngumpat? Lha, dia lagi terombang-ambing soal perasaannya ke Shuuya gini… Kok, malah dipasangin sama cowok cool berelemen api itu!

"Ayo, Someoka," ajak Shuuya.

"Eh, iya…" jawab Someoka.

Dua orang striker itu berjalan berdampingan… Diatas jalan kenangan kita bergandeng tangan … (ditonjok readers karena tiba-tiba nyasar ke sebuah lagu lama) Ehm, maksud saya, dua orang striker itu berjalan berdampingan menyusuri jalanan. Hingga mereka mencapai tempat yang cukup sepi.

Jantung Someoka rasanya mau copot. 'Apa bener aku suka Gouenji?' Someoka menatap wajah Shuuya yang tanpa ekspresi itu. Entah mengapa, bagi Someoka wajah itu bagaikan bulan yang sedang bersinar terang (?). Oh yeah, cinta akan membuat seseorang menjadi puitis…

Entah karena Someoka sudah terlalu lama menatap wajah 'bidadari' Shuuya atau memang Shuuya punya firasat ada seseorang 'mengincar'nya (?), Shuuya memecahkan lamunan striker pink (?) itu. "Uh, Someoka, apa ada sesuatu diwajahku?"

Someoka buru-buru mengibaskan tangannya. "A-ah, tidak-tidak! Tidak ada apa-apa!"

"Oh, baiklah."

'Se-setidaknya aku bisa bertanya, kan, bagaimana pendapat Gouenji tentang diriku? Yah, sebagai teman gitu…' batin Someoka. "Go-Gouenji!"

"Ya?" sahut Shuuya masih dengan wajah cool-nya yang bikin gemes (lha?).

"A-anu… Menurutmu, aku ini… Mmm…"

"…?" Shuuya memperhatikan dengan seksama.

"A-aaaaaargh!" Someoka yang sudah kalap langsung menggenggam kedua tangan Gouenji.

"!" Shuuya kaget dengan apa yang dilakukan Someoka, namun karena masih terlalu shock itulah dia tetap membeku di tempat dan tidak menendang Someoka di tempat yang mungkin bakal membuatnya tak bisa punya keturunan.

"GO-GOUENJI, AKU…"

"?"

'Tinggal 2 kata lagi!' jerit Someoka dalam hati. Dia segera menyiapkan mentalnya. Suasana yang begitu sepi dan romantis (?) itu membuat Someoka teringat pesan dari kakeknya. 'Jika kamu berdua dengan seseorang yang kau suka ditempat sepi… Maka akan ada orang ketiga… yaitu…'

"Gouenji-san!"

'…seorang pengganggu…' lanjut Someoka yang mencak-mencak karena tiba-tiba Toramaru muncul entah dari mana. Membuat acara 'menyatakan cinta'nya hancur berantakan. Didalam hati, Someoka berjanji bakal langsung mengirimkan mantra-mantra voodoo kepada Toramaru sesampainya dirumah. 'BAKAL GUE BUAT ANAK MACAN SATU INI MATI MENCRET!' kutuknya.

Shuuya melepas genggaman tangan Someoka dan menghampiri Toramaru. "Ah, sudah selesai membantu ibumu, Toramaru?" tanya Shuuya kepada junior kesayangannya itu.

Toramaru mengangguk dengan penuh semangat. "Iya! Ngomong-ngomong Gouenji-san kenapa ada disini? Yang lainnya mana?"

"Aku dan Someoka sedang mencari anak-anak lain," kata Shuuya.

"Ah, akan kubantu!"

"Arigatou, ayo, Someoka."

"I-iya…" jawab Someoka masih dengan hati hancur…


"Oke! Latihan hari ini selesai!" ucap pelatih Kudou. Ini bagaikan angin surga untuk mereka yang baru saja menjalani latihan ala neraka itu.

"Fuaaaaaaah! Capek!" kata Mamoru yang langsung menyambar botol air minum yang diberikan Aki. "Eh, eh! Bagaimana kalau kita setelah ini ke kedai ramen Rairaiken?"

"Wuah! Setuju!" sahut Kabeyama. "Aku lapar!"

Toramaru nampak sedang mengobrol dengan Shuuya. Someoka menatap mereka. 'Hiks, keliatannya akrab banget…' batinnya. Tachimukai melirik Someoka. "Someoka-san?"

Karena kaget tiba-tiba dipanggil, Someoka terlonjak. "EMANG KENAPA KALAU GUE SUKA GOUENJI?"

"E-eh?" heran Tachimukai. "Someoka-san suka…?"

"?" Semua orang yang ada disana menatap Someoka. Bingung. "Kau tadi teriak apa, Someoka?" tanya Kidou. Teriakan Someoka tadi memang keras, tapi nggak begitu jelas. Tentu saja menarik perhatian orang…

"Tadi kayaknya tentang Goenji, deh!" celetuk Tsunami.

"Tentangku?" ucap Shuuya bingung.

"Eeeh?" heran Toramaru.

"UWAA! WAAAAA! WAAAA! NGGAK, KOK! LUPAKAN SAJA!" kata Someoka panik. "TACHIMUKAI, IKUT GUE!" Someoka langsung menyeret Tachimukai menjauh dari yang lainnya.

"So-Someoka-san?" tanya Tachimukai gemetaran karena tiba-tiba diseret.

"Sst! Apa yang kau dengar tadi, jangan kasih tahu ke siapa-siapa! Paham?" ancam Someoka. Tachimukai mengangguk-angguk pasrah. "Bagus!" Lalu Someoka pergi meninggalkan Tachimukai yang masih shock.

"Ja-jadi… Someoka-san suka sama… Gouenji-san?" gumam Tachimukai lirih begitu Someoka sudah pergi. "Astaga…"


"Selamat makan!" teriak Mamoru. Dia langsung menyantap ramen dihadapannya. "Ueeeeeeeenak tenan!"

"Ramen! Ramen! Ramen!" Kabeyama menyantap ramennya. "GYAAAAA! PEDAS!"

"Kogure-kun!" teriak Haruna kepada Kogure yang sedang terkekeh-kekeh. Kogure menatap kearah Tachimukai. Ya, dia juga memberikan wasabi super pedas ke ramen penjaga gawang satu itu.

Tachimukai dengan wajah polos memakan ramennya. "Mmm…" Kogure memperhatikan dengan seksama reaksi Tachimukai setelah memakan ramen super hot buatannya.

'Ushishishi… Rasakan!' batin Kogure. 'Eh, tapi rasanya, kok, ada yang kelupaan ya?'

"Uwaaaaah! Enak sekali!" kata Tachimukai senang.

"UAPAAAAAAAA?" jerit Kogure shock. Dia langsung mendekati Tachimukai dan segera dicicipinya ramen itu. "GYAAAAAAAAAAA! PEDAAAAAAS! AIR!"

"Hah? Masa pedas, sih? Enak, kok!" ucap Tachimukai dengan innocent-nya. Dimakannya lagi ramen dihadapannya. "Mmm… Iya, enak!"

Semua orang menatapnya dengan wajah horror. 'O-oh iya, Tachimukai 'kan pecinta pedas!' Kogure pundung dipojokan karena lupa kalau Tachimukai itu suka pedas (banget).

"Wuaaaah! Shio ramennya enak!" kata Tsunami. Oya, shio ramen itu adalah ramen garam khas Okinawa. Jadi, rasanya asin-asin gitu… "Rasanya kayak lagi dilaut!"

"Ufufufu, shio ramen ya, Tsunami-kun?" kata Fubuki yang duduk dihadapan Tsunami dengan senyum lebar tapi menekan.

"Ahahaha, kamu miso, kan?" jawab Tsunami dengan senyuman nggak kalah horror.

"Ya, di Hokkaido ramen itu miso."

"Yang paling enak ya shio."

"Bukannya miso?"

"Shio."

"Miso."

"Shio."

"Miso."

"Shio!"

"Miso!"

"..."

"..."

"SHIO!/MISO!"

Fubuki dan Tsunami langsung adu deathglare.

"Aduh, lagi-lagi(*)... Hentikan kalian berdua!" ucap Tachimukai.

Toramaru membawa mangkuk ramennya dan duduk disamping Someoka yang duduk dipojokan. Yup, tempat strategis buat mengamati yayangnya… "Someoka-san, boleh bicara?" tanya Toramaru.

"O-oh iya, ada apa?" Someoka balik nanya.

Wajah Toramaru jadi serius. "Apa tujuan, Someoka-san?"

"Ha-hah? Tujuan? Tujuan apa?"

"Someoka-san…" Toramaru menatap tajam ke arah Someoka. Tatapannya seperti seekor macan yang sedang mengincar mangsanya. "Jangan macam-macam dengan Gouenji-san…" Aura yang penuh dengan hasrat mencabik-cabik mangsa keluar dari tubuh Toramaru. 'Gouenji-san itu senpai favoritku! Kalau sampai ada yang berani nyakiti senpaiku… Nggak ada ampun lagi!'

Someoka merinding. "Oh… ah, eh… iya?" 'Gila! Gue baru aja diancam sama anak SD kelas 6 dan gue ketakutan sekarang!'

"Baiklah," ucap Toramaru yang mengambil kembali mangkuk ramennya dan duduk ke tempatnya semula, disamping Tachimukai. Sedangkan Shuuya, yang duduk disamping Kidou, bersin.

"?" heran Shuuya.

"Ada apa, Gouenji? Kau flu?" tanya Kidou.

Shuuya menggeleng. "Mungkin… tadi ada yang membicarakanku."

Sedangkan Someoka merasakan jiwanya bergetar hebat. 'Ohohoho… Menarik… Jadi, gue punya rival ya! Hahaha! Lihat aja, gue pasti berhasil, anak macan sialan!'


"Oh, Someoka-kun!" panggil Fubuki kepada Someoka yang sedang mengintai Shuuya. Someoka menoleh ke arah ice striker itu. "Sedang apa disini?" tanya Fubuki heran.

"Ah, tidak! Hanya iseng saja," ucap Someoka.

"Oooh…" gumam Fubuki. "Benarkah?"

"Iya, tentu saja."

"Someoka-kun tidak sedang mengintai Gouenji-kun, kan?"

Someoka shock. "Eh?"

"Maaf, Someoka-kun… Tapi…" Fubuki menatap Someoka dengan tatapan yang sangat dingin dan mencekam. "Jangan macam-macam dengan Gouenji-kun…" ucapnya. Bisa kita lihat dibelakang Fubuki ada latar bergambar serigala yang meraung ditengah badai salju yang maha dasyat bersama sosok Atsuya yang tertawa mengerikan seperti nenek sihir (?).

Someoka gemetaran. 'WHAT? BARU GUE LIHAT FUBUKI KAYAK GINI! SEREM AMAT! TRUS APA ITU? ITU ATSUYA, KAN? BUSET, KENAPA KETAWANYA KAYAK ORANG KESURUPAN GENDERUWO GITU?'

"Gouenji-kun adalah orang yang mengerti aku… Dia seperti kakak bagiku… Jadi, awas ya!" ancam Fubuki dengan masih memakai latar belakangnya yang horror itu.

"Eh, umm… Iya…" jawab Someoka.

"Sudah ya, Someoka-kun!" kata Fubuki dengan wajahnya yang innocent seperti biasa. Someoka menatapnya dengan tidak percaya. 'Gila, sebenernya yang suka Gouenji ada berapa, sih?'


Seminggu kemudian, Someoka mulai stress. Bagaimana nggak stress saat tahu pujaan hatinya sudah di 'jaga' oleh banyak orang? Hampir seisi tim Inazuma Japan, mengancamnya! 'Tahu dari mana, sih, kalau aku suka Gouenji?' heran Someoka.


Flasback Ancaman-Ancaman yang didapat Someoka…

(P.S : yang didalam kurung komentar Someoka)

"Someoka, jangan macam-macam ya sama Gouenji," ucap Kazemaru dengan senyum yang lebih mendekati seringaian daripada senyuman. Dibelakangnya ada latar angin tornado yang dasyat. Tornado itu terlihat seakan-akan ingin menerbangkan Someoka jauh ke langit. (dasar, mentang-mentang namanya 'Kazemaru' a.k.a anak angin…)

"Hei, Someoka!" kata Mamoru. "Kamu… jangan terlalu dekat dengan Gouenji ya?" Mamoru tersenyum dengan background Majin the Hand yang tertawa mengerikan disertai kilat menyambar-nyambar. "Aku serius, lho…"(Hah? Kapten aja sampai serius begitu! Nggak salah, nih?)

Kidou menatap Someoka. "Eh, ngomong-ngomong, Someoka…" Kidou melepas google-nya. Matanya yang merah tajam menatap Someoka lekat-lekat. "Jangan dekati Gouenji lagi," ancamnya dengan latar belakang penguin raksasa yang mengamuk sehingga membuat paus berterbangan (?). (Gilaaaaaaa! Kidou aja sampai ikut-ikutan ngancam gue!)

"Ah, anu, Someoka-san," panggil Tachimukai. "Aku kemarin tahu, lho, kalau Someoka-san yang memasukkan bunga ke lokernya Gouenji-san." Tachimukai tersenyum manis. "Romantis sekali… Sayang, tapi Someoka-san SEBAIKNYA jangan sentuh Gouenji-san lagi…" Tachimukai tetap tersenyum dengan background Maou the Hand yang digabung dengan Mugen the Hand. Hasilnya? Jelas jadi Maou the Hand yang punya tangan banyak banget! (Tachimukai yang polos dan begitu sopan sama senpainya itu juga sampai ngancam aku?)

"Ahahaha, hai, Someoka! Hari ini cerah ya!" sapa Tsunami dengan senyum cerianya seperti biasa. "Oya, Someoka, kau jangan dekat-dekat Gouenji lagi ya? Ntar harimu mendung, lho…" Tsunami tersenyum bahagia ke arah Someoka. Namun, dibelakang cowok hitam itu terlukis gambar ombak yang sangat besar dan tinggi. Ombak tersebut seakan bersiap untuk menghanyutkan Someoka hingga ke negeri antah berantah. (Tsunami juga?)

"Oh, Someoka! Bagaimana kabarmu?" seru Hijikata. "Oya, Gouenji itu seperti adikku sendiri, lho! Adik-adikku juga suka sekali sama dia…Jadi, kau jangan macam-macam ya!" Hijikata mengatakan hal itu dengan ekspresi serius dan background kaki raksasa! (Aduuuh… Siapa juga, sih, yang mau macam-macam sama si Gouenji, Hijikata?)

End of Flashback…


Someoka merinding untuk kesekian kalinya. 'Gila… Kalau begini ceritanya, sebelum aku berhasil nembak Goenji, aku udah tewas duluan!' batin Someoka. Dia menatap ke arah Shuuya yang sedang mengobrol dengan Toramaru. 'Ugh! Tapi, aku tak boleh menyerah!'


CKLEK!

"Wah, Gouenji-kun dapat bunga lagi ya?" celetuk Fubuki kepada Shuuya yang baru saja membuka lokernya. Shuuya menghela nafas dan mengangguk.

"Ini sudah ke berapa kali, Gouenji?" tanya Mamoru.

"Ke-11?" tebak Tachimukai.

"Tidak, sepertinya ke-16 atau ke-17…" ucap Kidou.

"Ke-17," ralat Shuuya. "Hmm? Ada suratnya kali ini."

Semuanya mendekati Shuuya. Shuuya membacanya keras-keras. "Sehabis latihan, temui aku di lapangan."

"Hmm… Kalau dia mengetahui kapan kita selesai latihan, artinya orang ini adalah salah satu anggota Inazuma Japan," kata Kidou. Oh, Kidou, kau memang berbakat jadi detektif… Tepat sekali…

Mamoru menggaruk kepalanya. "Apa nggak ada petunjuk lain?"

"Umm… Siapa ya? Eh, kalau anggota Inazuma Japan berarti cowok, dong!" kata Tachimukai.

"Huwaaaaaah! Iya, ya!" imbuh Mamoru. "Kau hebat banget, Gouenji! Bisa bikin rekanmu sendiri tertarik!" Ucapan Mamoru ini langsung berbuah sebuah tonjokan dari Fubuki.

"Endou-kun, bukan saatnya ngomong gitu!" ucap Fubuki. "Eh, tapi, benar juga ya?"

"17…" gumam Shuuya tiba-tiba.

Kidou menatap Shuuya. "Kau dapat sesuatu, Goenji?"

"Kalian semua tahu, kan, seseorang dengan nomor 17? Sudah ya, aku akan menemui orang itu." Shuuya pun berlari keluar. Meninggalkan Kidou, Mamoru, Tachimukai, dan Fubuki kebingungan.

"Orang dengan nomor 17?" ulang Fubuki

"17… 17…" gumam semua yang ada disana. Akhirnya mereka ingat. "NOMOR PUNGGUNG 17! SOMEOKA RYUUGO! EH? HAH? TUNGGU! SOMEOKA?"

Semuanya terdiam shock. Begitu sadar, mereka langsung berlari mengejar Shuuya. "GOUENJI!" seru mereka. Siapa juga yang mau ketinggalan adegan selanjutnya?


"Maaf, Someoka… Aku memang menyukaimu, tapi hanya sebagai teman," ucap Shuuya dengan tampang cool.

"Oooh… Sayang sekali~" bisik Tsunami yang ternyata sudah mengintai dibalik semak-semak adegan dramatis dari pengakuan cinta Someoka kepada Shuuya.

"Ushishishi!" Kogure tertawa.

"Hee, kasihan Someoka ya…" komentar Midorikawa. "Lha, Hiroto, kamu rekam, toh?"

Hiroto mengangguk. "Siapa tahu yang lain juga ingin lihat. Lumayan, ku upload ke youtube (?)."

Tak lama kemudian Kidou, Tachimukai, Fubuki, dan Mamoru menghampiri mereka. "Eh? Kami udah ketinggalan?"

"Yup, udah ditolak, tuh!" kata Tsunami sambil menunjuk pemandangan dihadapannya. "Tragis banget yak?"

"Salah sendiri ngincer Gouenji… Gouenji 'kan orang yang paling kita sayangi disini?" kata Kidou. "Nggak bisa kita biarin sampai kenapa-napa, kan?"

"Yaaaah… Padahal aku ingin lihat secara jelas detik-detik penolakannya!" kata Fubuki.

"Tenang! Tadi sama Hiroto direkam, kok! Yuk, kita tonton bareng!" ucap Midorikawa.

"Dirumah Kidou aja! Kan, TV-nya gede!" usul Mamoru.

Kidou mengangguk. "Baiklah, ayo, kita nonton dirumahku."

"AYOOOOOO!"


"Hiks… Ditolak…" keluh Someoka sepanjang perjalanan pulang ke rumah. "Sudah kuduga, tapi nggak pernah kusangka bakal sesakit ini…"

Someoka berhenti sejenak. "Luka, luka, luka yang kurasakan… Bertubi-tubi-tubi yang kau berikan… Cintaku bertepuk sebelah tangan… Namun, aku balas senyum keindahan… Bertahan satu cinta… Bertahan satu C-I-N-T-A…" senandung Someoka dengan penuh penghayatan. (A/N : maaf kalau liriknya salah...)

"Ah! Kau, anak muda!" panggil seseorang dari kejauhan. "Ya, kau!" ulang orang itu saat melihat Someoka celingak-celinguk bingung. "Penghayatanmu bagus sekali! Apa kau berminat rekaman ditempatku?"

"E-eeeh? Apa?" heran Someoka. "Kau siapa?"

"Saya produser XXX dari perusahaan rekaman AnginRibut!"

"Hah? Anda produser XXX dari perusahaan AnginRibut yang terkenal itu, kan?"

"Iya! Dan saya akan menjadikanmu bintang! Kau berminat, anak muda?"

"MAUUUUUU!"


Seminggu kemudian…

"Wah, Someoka-san jadi terkenal ya?" kata Tachimukai yang sedang membaca majalah bareng Hiroto dan Midorikawa.

"Wajar saja! Penghayatannya bagus sekali!" ucap Hiroto.

"Terutama pada lagu yang berhubungan dengan patah hati…" kata Tobitaka sambil menyisir rambutnya.

"Waaaaaaaah, gara-gara siapa ya?" goda Tsunami sambil melirik Shuuya.

"Urusai," kata Shuuya yang masih sibuk mengikat tali sepatu.

"Eh! Kita nggak boleh kalah! Ayo, latihan! Latihan!" seru Mamoru.

"YAAA!"


Pesan Moral : Patah hati bukan akhir dari dunia ini… Siapa tahu setelah ditolak kita bakal jadi artis? Siapa tahu, kan? Jadi, jangan keburu bunuh diri dulu~

Tambahan

(*) : Kutulis 'lagi-lagi'. Sebab ini sebenernya adegan di Drama CD-nya Inazuma Eleven. Hahaha, ngakak banget pas bagian itu! Adegan pas Fubuki ngerjain Kogure waktu uji nyali juga lucu... Trus, adegan pas Shuuya 'iseng' dalam uji nyali yang bikin semua anak (kecuali Kidou) lari ketakutan. Ahahaha! Nggak nyangka Shuuya bisa dengan santainya gitu! Trus pas... (dilempar karena ngasih spoiler)

Yak! Dimohon review-nya! ^w^