~Naruto

and

Highschool DxD~

By :

~Masashi Kishimoto

and

Ichie Ishibumi~

.

.

.

Rate : M

.

.

.

Warning! Oc,Ooc, typo, tulisan acak adul, alur berantakan, dll.

.

.

.

~Uzumaki Nagato~

.

.

.

Summary : Berharap akan mendapatkan ketenangan setelah membangkitkan orang-orang dengan jutsu terlarang, namun apa jadinya jika Nagato harus menerima kenyataan bahwa ia kini masih hidup... Dan berada didunia yang berbeda?

.

.

.

Chapter 1

.

.

.

"Perkenalkan namaku Uzumaki Nagato, yoroshiku..." Ucap seorang pemuda berambut merah sembari membungkukan badannya.

Tidak ada seruan...

hening beberapa saat...

Hingga...

Seorang siswa berambut coklat mengacungkan tangan kanannya.

"Ya, ada yang kau ingin tanyakan Hyodou-san?" Ucap Sang Guru melihat siswa yang mengacungkan tangannya tadi.

"Ano..., Kenapa uzumaki-san mempunyai --maaf, mata seperti itu?" Itulah pertanyaan yang sedari tadi mengganjal di pikiran siswa berambut coklat tersebut.

Bagaimana tidak, ini pertama kali baginya, dan mungkin bagi murid lainnya, bertemu orang yang memiliki mata seperti pola riak air dan bewarna ungu.

Pemuda berambut merah itu hanya tersenyum simpul mendengarnya, ia sudah menduga akan ada pertanyaan seperti ini, kemudian menjawabnya. "Anggap saja ini adalah 'Anugrah' "

Semua yang ada dikelas pun terlihat bingung mendengar jawaban dari pemuda berambut merah ini.

Yah, lagipula pemuda itu tidak ambil pusing jika ada pertanyaan tentang matanya ini. Ini bukan di dunianya dulu, ini dunia yang berbeda.

Jadi tidak akan ada yang tahu tentang apa yang ada dibalik mata beriris pola riak air nya ini.

"Sudah, sudah. Nah, Uzumaki-san kau duduk di samping Hyodou Issei, Hyodou-san tolong angkat tanganmu!" Lalu seorang siswa mengangkat tangannya yang merupakan siswa yang tadi bertanya.

"Ha'i Sensei," Tersenyum simpul (lagi), pemuda itu lalu melangkahkan kakinya ke tempat duduk yang telah disediakan sebelumnya.

"Salam kenal, Namaku ,Hyodou Issei," Ucap siswa itu lirih, mengulurkan tangan kanannya.

"Namaku, Uzumaki Nagato, senang berkenalan denganmu," Ucap pemuda berambut merah itu, membalas uluran dari siswa tersebut.

"Baiklah anak-anak, sekarang kita lanjutkan pelajaran sejarah hari ini, buka bukunya halaman..." Dan Sang Guru mulai menjelaskan materi belajarnya.

.

.

.

.

.

.

Teng... Teng... Teng...

Bel istirahat telah berbunyi, para guru dan murid pun menyelesaikan pelajarannya dan mulai beristirahat.

Begitu pula siswa berambut merah ini, ia juga sedang menikmati istirahatnya meskipun tidak keluar kelas untukk sekedar membeli makanan.

Memejamkan matanya, ia sedang menikmati ketenangan ha--

"HEY KEMBALI KALIAN, DASAR MESUM!!!"

Tunggu sebentar, apa tadi ia bilang tenang...?

Pemuda itu membuka matanya perlahan saat mendengar suara dari arah lapangan sekolah, Pemuda yang merupakan Uzumaki Nagato itu lalu melihat ke jendela disampingnya yang mengarah langsung ke lapangan.

Sebulir keringat turun di pelipisnya saat melihat tiga orang siswa, yang salah satunya ia kenal sebagai teman sebangku, tengah dikejar oleh belasan siswi sambil membawa bokken.

Entah apa yang dilakukan mereka bertiga hingga membuat para siswi tadi marah, dan Nagato hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan tiga siswa tersebut, setelah dihajar oleh sekumpulan siswi yang mengejar mereka tadi.

Pandangannya kemudian beralih ke dua orang siswi berkacamata yang kemudian datang dan menegur ketiga siswa tersebut.

"Iblis, huh?" Gumamnya saat 'melihat' aura yang cukup gelap yang berasal dari mereka berdua.

Tiba-tiba ia jadi teringat perkataan sosok pria berambut hitam dengan poni pirang yang telah menyekolahkannya-- lebih tepatnya memaksanya, disini.

"Berhati-hatilah kau di sana, ingatlah kalau wilayah Kuoh adalah wilayah teritorial milik klan Sistri dan Gremory...!"

Yah, dalam hati Nagato hanya bisa berharap tidak akan terkena soal urusan supranatural yang merepotkan tersebut.

Mungkin...

...

Jam kegiatan belajar-mengajar telah usai, para murid dengan bahagia berbondong-bondong keluar dari kelas tuk pulang menuju rumah. Termasuk Nagato setelah menyelesaikan urusannya sebentar, ia pun merapikan barangnya lalu melangkah keluar kelas.

Di lorong gedung, saat tengah menuruni tangga ia sempat berpapasan oleh dua sosok siswi yang tadi dilihatnya di lapangan.

Nagato pun tersenyum simpul saat berpapasan dan pandangan mereka tak sengaja bertemu, dengan senyuman kecil ia tak lupa tuk menyapa, "Permisi, Senpai,"

Kedua gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban, dengan ekspresi wajah yang terlihat datar. Nagato hanya mengangkat bahunya tanda tak peduli, lalu kembali melangkahkan kakinya.

...

"Namaku Amano Yuuma, dan aku ingin menjadi pacarmu!?" Kalimat yang dikeluarkan oleh gadis berambut hitam dengan sedikit berteriak, mengagetkan pemuda berambut coklat dihadapannya, termasuk Nagato karena lokasi tak jauh dari mereka berdua.

Menatap tertarik kedua sejoli yang dimana Sang gadis yang tadi menyatakan perasaannya dan Sang pemuda yang masih kikuk mendengarnya.

"Mm..., A-ano, Baiklah Yuuma-chan. Aku mau kok jadi pacarmu!" Balas si pemuda sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sang gadis terlihat senang mendengarnya, "Kalau begitu besok kita berkencan, ya, Issei-kun," Ajaknya dengan menyebut nama pemuda dihadapannya ini, padahal pemuda itu belum pernah menyebutkan namanya kepada gadis itu sama sekali.

Apa Issei itu tidak merasa aneh saat sosok yang tidak dikenalnya itu tiba-tiba saja muncul dan menyatakan perasaannya? Langsung mengajak berkencan lagi...

Seharusnya orang yang memiliki pemikiran tinggi langsung curiga saat mendengarnya. Sayangnya Issei bukan orang yang seperti itu.

Nagato menatap gadis tersebut. Ia merasa ia mengenali aura gadis itu, Da-tenshi, ia yakinitu karena ia juga mempunyai kenalan yang mempunyai aura yang sama persis seperti dimiliki gadis itu --meskipun aura gadis itu terasa lebih kecil daripada sosok yang dikenalnya.

Kemudian gadis yang bernama Yuuma itu membungkukkan badannya, lalu tersenyum dan melangkah pergi meninggalkan sosok pemuda yang telah menjadi pacarnya tersebut.

Melihat Yuuma telah pergi, Nagato pun mendekati sosok Issei yang masih terbengong mendapati kalau ia sudah mempunyai pacar.

Yeah... Dalam hati Issei menjerit kegirangan

Tampaknya perkataan orang lain yang menyebutkan kalau ia tidak akan pernah punya pacar, tidak berlaku kini...

"Yuhu...!" Issei kemudian berseru girang sembari mengepalkan tangannya ke udara, tidak menyadari sosok Nagato di belakangnya.

Pukk...

"Eh...?" Terdiam sebentar saat ada yang menepuk pundaknya pelan, menoleh kebelakang, ia bisa melihat sosok pemuda berambut merah yang merupakan teman sebangkunya ini.

"Ah..., Uzumaki-san, ada apa?"

"Tidak apa-apa, tapi tampaknya kau senang sekali, kenapa...?" Tanya Pemuda berambut merah itu padahal ia sudah tahu jawabannya.

"Aku hanya senang kalau aku kini punya pacar!" Jawab Issei dengan semangat.

"Selamat ya, semoga hubungan kalian akan terus lancar," Ucap Nagato sambil tersenyum simpul --yang menurutnya tersenyum ejek, kemudian menepuk pelan pundak Issei beberapa kali.

"Kau ini mendoakan atau mengejekku, sih?" Ucap Issei cemberut.

Dan Nagato hanya tertawa pelan mendengarnya.

...

Sementara itu, didalam sebuah gedung tua di dekat gedung sekolah.

Dua sosok gadis yang merupakan siswi disekolah ini berdiri didekat jendela.

Gadis berambut merah yang tergerai hingga pantat, dan gadis berambut dark blue yang dikuncir model ponytail, kini tengah memperhatikan interaksi dua orang pemuda.

Merekalah Rias Gremory dan Akeno Himejima, dua gadis yang merupakan siswi Kuoh tahun ketiga, dan ketua dan wakil dari 'Klub Penelitian Ilmu Gaib'.

'Klub Penelitian Ilmu Gaib' hanyalah kedok dari indentitas mereka yang sebenarnya. Indentitas keduanya yang sebenarnya merupakan Iblis, dan itu termasuk anggota klub ini dan organisasi lainnya seperti OSIS.

"Kau merasakannya Akeno...?" Tanya Rias sembari menatap pemuda berambut coklat yang sedang cemberut.

"Ya, Pemuda itu seperti mempunyai Sacred Gear di dalam tubuhnya," Jawab Akeno ikut memperhatikan kedua pemuda tersebut.

"Hyodou Issei kah...? Lalu apa pendapatmu soal pemuda disampingnya itu?" Tanya Rias (kembali), kemudian mengalihkan pandangannya ke pemuda berambut merah yang berdiri disamping pemuda berambut coklat itu.

Akeno melirik sekilas pemuda berambut merah itu, "Entahlah Buchou, menurutku dia hanya seorang manusia biasa,"

Pandangannya kemudian beralih kepada sosok sahabat sekaligus tuannya tersebut.

"Kau tertarik kepadanya, Buchou?"

Rias mengelus dagunya perlahan, masih memperhatikan kedua pemuda itu.

"Aku sedikit tertarik sama pemuda berambut coklat itu...,"

"Ara, ara..." Dan Akeno hanya tertawa aneh menanggapinya.

.

.

.

.

.

At Night...

Dua orang pria, lebih tepatnya seorang pemuda dan sesosok pria, tengah duduk bersantai dipinggir sungai.

Keduanya adalah Uzumaki Nagato dan Azazel, seorang Gubernur dari ras Da-tenshi yang memiliki hobi memancing sepanjang hari, seperti yang dilakukannya malam ini.

Meskipun hampir tidak pernah mendapatkan ikan, sih...

Pertemuan pertama Nagato dengan Azazel bisa dibilang tidak menarik, Azazel lah yang menemukan dirinya pingsan dan terdampar di dekat sungai.

Flashback

Hari libur adalah hari yang digunakan oleh kebanyakan orang untuk bersantai dan bersenang-senang.

Termasuk seo--lebih tepatnya sesosok pria berambut hitam dengan poni pirang ini. Di hati libur ini ia rupanya sedang asik bersantai sembari memancing di sungai.

Meskipun sampai saat ini belum pernah mendapatkan ikan sih...

Kurang lebih dua jam pria itu duduk sembari menunggu pancingannya dimakan oleh ikan yang berada di sungai.

Byurr...

"Woah... apa itu!?" Seru Si Pria heboh saat melihat sesuatu yang jatuh ke dalam sungai.

Menajamkan penglihatannya, betapa terkejutnya pria itu karena menemukan seorang pemuda berambut merah yang terbaring di tengah sungai.

Pria itupun berinisiatif untuk menolongnya, melompat ke dalam sungai lalu menarik tubuh pemuda tersebut dan membawanya ke daratan.

"Siapa pemuda ini?" Gumamnya saat membaringkan tubuh pemuda itu diatas tanah.

Pria itu lalu memeriksa denyut nadinya, "Hebat, dia masih hidup walaupun jatuh dari ketinggian seperti itu,"

"Sepertinya aku harus merawatnya, mungkin saja setelah siuman ia bisa menjelaskannya," Pria itu lalu mulai memapah tubuh Sang Pemuda, membawanya ke ruangannya yang berada di Grigori.

Sedikit informasi, kalau pria itu bukanlah manusia tetapi makhluk supranatural dari ras Da-tenshi (Malaikat Jatuh) dan merupakan pimpinannya.

...

"Eghh..." Erang si pemuda yang mulai tersadar dari pingsannya.

"Kau sudah sadar nak?" Saat pemuda itu sudah membuka mata, hal yang pertama ia lihat adalah seorang pria yang tidak dikenalnya.

Pemuda itupun mencoba untuk mendudukkan tubuhnya perlahan. Matanya masih menatap heran pria yang ia duga adalah penolongnya tersebut.

"Maaf, tapi Jii-san siapa ya?" Tanya pemuda itu.

"Ah, namaku Azazel dan siapa namamu?" Jawab si pria yang bernama Azazel itu.

"Namaku Uzumaki Nagato, Uh..." Erang pelan si pemuda saat bagian punggungnya yang terasa sakit.

Oh... Ternyata pemuda yang kutolong bernama Nagato BatinAzazel saat Pemuda itu menyebutkan namanya.

"Kau masih belum pulih nak, sebaiknya kau istirahat dulu!" Ucap Azazel melihat keadaan Nagato tersebut, walaupun ia sudah siuman tubuhnya masihlah belum pulih.

"Tapi sebelum itu, bisakah kamu menjawab beberapa pertanyaanku nak" Jujur ada beberapa pertanyaan yang kini mengganjal di pikiran Sang Gubernur Da-Tenshi tersebut.

Dan Nagato pun mengangguk sebagai jawaban.

Flashback End

Semenjak kejadian itu Nagato menjadi cukup dekat dengan Azazel.

Azazel jugalah yang menceritakan tentang ketiga fraksi dan dunia ini. Selain dekat dengan Gubernur Da-tenshi ini, ia juga dekat dengan murid Azazel, Vali.

Hubungan Nagato dan Vali juga cukup dekat karena mereka berdua bisa dibilang rival, meskipun hanya sekedar rival berlatih tanding, karena pertemuan pertama dengan Vali yang dimana ia dikalahkan dengan cepat oleh Nagato.

"Jadi, apa ada misi untuk hari ini, Azazel?" Tanya seorang pemuda berambut merah yang merupakan tokoh utama cerita ini.

"Untuk hari ini tidak ada, Nagato. Para iblis itu sudah mengurusnya," Jawab Pria disampingnya a.k.a Azazel.

"Oh... "

"Aku tadi di sekolah sempat bertemu bawahanmu, apa kau mengenalnya?"

"Siapa...?" Tanya Azazel tanpa menatap Nagato, masih terfokus pada pancingannya.

"Ia mengaku bernama Amano Yuuma," Jawab Nagato.

"Raynare, kah? Aku memang menyuruhnya untuk mengawasi pemuda bernama Issei," Ucap Azazel sembari mengelus pelan dagunya.

"Hm..., Sacred Gear, kah?" Mengingat pria disampingnya ini memiliki ketertarikan terhadap benda bernama Sacred Gear itu, maka Nagato tidaklah heran.

Karena Azazel juga mempunyai labolatorium sendiri yang meneliti tentang Sacred Gear.

...

"Kau sudah kembali, Vali?" Tanya Azazel merasakan energi yang tidak asing dibelakangnya.

Sesosok pemuda yang tubuhnya tertutupi oleh Armor bersayap bewarna putih itu hanya menghiraukan pertanyaan dari Azazel. Matanya menatap sosok pemuda berambut merah yang masih diam yang tengah memandang air sungai.

Tanpa diduga, sosok berarmor yang tak lain adalah Vali ini tiba-tiba mengepalkan tangannya, melesat cepat kearah Nagato, dengan tangan yang terkepal siap meninjunya.

Wush...

[Shinra Tensei]

Namun gelombang tak kasat mata menghempaskan Vali hingga beberapa meter. Mendapati serangannya gagal Vali kemudian terbang rendah kembali melesat kearah Nagato.

Wush...

Duar...

Tinju itu sukses mengenai Nagato, hingga membuatnya terlempar cukup jauh, sebelum akhirnya menabrak pohon dibelakangnya.

Poff...

Sosok Nagato yang terlempar tadi malah berubah menjadi sebatang kayu. Vali mengarahkan pandangannya ke segala penjuru dan melihat sosok yang tadi diincarnya tengah duduk di batang sebuah pohon tak jauh dari tempatnya duduk barusan, dalam keadaan yang baik-baik saja.

Vali pun tersenyum sekilas melihatnya, meskipun itu tidak terlihat karena dirinya tengah memakai armor.

"Sudah kuduga kalau aku masih sulit untuk menyentuhmu, Nagato-san" Yah, bisa dibilang kalau serangan yang dilakukan Vali tadi masihlah biasa bagi Nagato.

"Masih butuh 1000 tahun lagi untuk menyentuhku, Vali!" Ucap Nagato.

"Hm..., sombong heh?"

"Bukankah kau dulu juga seperti itu saat pertama kali bertemu?" Nagato pun kemudian melompat turun dari pohon.

Lalu keduanya pun melakukan tos tangan.

"Bagaimana keadaanmu, Vali?" Tanya Azazel mendekati Vali.

Vali menolehkan kepalanya kearah Azazel, kemudian menjawabnya. "Aku baik-baik saja, Azazel," Azazel pun mengangguk mendengarnya.

"Kudengar muncul organisasi misterius yang bernama Chaos Brigade?"

"Yah, dan dari yang kutahu organisasi itu dipimpin oleh 'Ketidakbatasan' Ophis," Jawab Vali.

sementara Azazel terdiam mendengarnya.

"Baiklah kalau begitu, hubungi aku jika kau butuh bantuan, Vali!" Dan Vali hanya mengangguk mendengarnya.

"Kalau begitu aku pergi dulu, masih ada urusan yang harus diselesaikan!" Vali pun mengeluarkan kedua sayap armornya, lalu terbang meninggalkan tempat keduanya.

.

.

.

.

Next Day~

Keesokan paginya, Nagato telah bersiap untuk pergi ke sekolah, ia tinggal di apartemen yang diberikan oleh Azazel tiga bulan yang lalu.

Menatap penampilan tubuhnya sekali lagi di depan cermin, tak ada yang sama sekali berubah dari dirinya. Ia dulu sedikit berharap kalau matanya akan kembali seperti semula saat tahu ia berada di dunia yang berbeda namun sayang itu bukanlah kenyataan.

Meskipun demikian, ia merasa ada satu hal yang berbeda dari dirinya. Yaitu chakra, ia merasa kalau ia memiliki chakra yang sangat besar, sebesar bijuu walaupun ia sendiri bukanlah seorang Jinjurikhi, dan chakra klan Uzumaki tidaklah sebesar ini.

"Sempurna!" Ucapnya seusai melihat penampilannya.

"Waktunya berangkat..." Mengambil tasnya, melangkah keluar dari apartemen menuju sekolah, tak lupa mengunci pintunya.

...

"Hei, Matsuda, Motohama, Perkenalkan ini pacarku Amano Yuuma!" Ucap Issei dengan bangga memperkenalkan, sosok gadis berambut hitam kepada dua sahabatnya itu.

"APA!? KAU MENGHIANATI KAMI, ISSEI!" Seru kedua sahabatnya tak percaya, sementara Issei hanya mendengus pelan mendengarnya.

Sedangkan Nagato yang tengah memasuki gerbang dan melihat interaksi mereka hanya menggelengkan kepalanya pelan. Issei yang melihat Nagato pun menyapanya, "Yo, Uzumaki-san,"

"Oh, hai Hyodou-san? Siapa gadis disamping mu itu?" Tanya Nagato menatap gadis yang terlihat malu-malu disamping Issei.

"Ini yang kuceritakan kemarin, tolong perkenalkan dirimu, Yuuma-chan!"

"A-ah, Namaku Amano Yuuma, Yoroshiku..." Ucap gadis itu lalu menundukkan badannya sebentar.

"Namaku Uzumaki Nagato, Yoroshiku,"

"Mm, ano Issei-kun, aku ada urusan, aku pergi dulu ya!" Setelah mengatakan itu Yuuma pun mendekati Issei, mendekati telinga kiri pemuda itu, membisikinya. "Jangan lupa kencan kita nanti sore, Issei-kun!" Membuat wajah Issei memerah karena kelakuan Yuuma tersebut.

"Jaa, ne.." Yuuma pun melangkahkan kakinya tak lupa melambaikan tangannya sebentar.

Melihat Yuuma yang telah pergi, Nagato lalu menepuk pelan pundak Issei, "Kalau begitu mari masuk kelas Hyodou-san?" Dan Issei pun hanya bisa mengangguk menjawabnya.

Keduanya pun lalu melangkah masuk kedalam gedung tanpa menyadari kalau ada yang tengah memperhatikan mereka sedari tadi, meskipun hanya Issei yang tidak menyadari.

Melirik matanya ke arah gedung, Nagato bisa melihat dua sosok siswi, yang satu berambut merah dan lain berambut dark blue.

Ternyata kau juga diawasi oleh mereka, heh Issei, Batin Nagato saat melihat dua siswi tersebut.

...

Sementara itu, didalam gedung sekolah. Kedua siswi tengah memperhatikan kedua pemuda barusan, mata si gadis berambut merah a.k.a Rias Gremory ini sedikit tersentak saat matanya sekilas melihat Nagato yang melirik kearahnya.

Cuma perasaanku saja kan? Batin Rias menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan persepsinya tersebut.

"Ada apa, Bucho?" Ternyata hal itu tak luput dari perhatian sosok sahabat sekaligus wakilnya ini.

"Tidak, tidak apa-apa, Akeno," Jawab Rias, ia yakin itu hanyalah perasaannya saja.

"Oh ya, Akeno, tolong nanti sampaikan kepada Koneko untuk mengawasi Issei!" Titah Rias mengalihkan pandangannya.

"Ha'i Bucho, akan kusampaikan nanti,"

Skip Time

Sore harinya, Issei tengah mempersiapkan dirinya untuk kencan pertamanya hari ini. Menatap penampilannya yang telah rapi di depan cermin.

"Tunggu sebentar..." Mencium kedua lengannya dan kerah kemejanya, ternyata ia sempat lupa untuk memakai parfum.

Issei pun mengambil sebotol parfum di dekat meja, menyemprotkan parfum itu ke tubuhnya. "Sip, sudah siap!" Ucap Issei kembali mencium kerah kemejanya.

Issei pun lalu berjalan keluar kamar, saat menuruni tangga ia bisa melihat ibunya yang kini menatapnya heran.

"Kau mau kemana rapi begitu, Issei?" Tanya Si Ibu memperhatikan penampilan Issei.

"Ah, aku mau kencan, Kaa-san!" Jawab Issei semangat.

Si Ibu pun tersenyum lega mendengarnya, ia kira anaknya tidak normal karena dari dulu tidak pernah punya pacar, kini ia merasa senang dan juga lega mendengarnya karena ini membuktikan kalau anaknya masihlah normal.

"Baguslah kalau begitu, jangan lupa untuk mengenalkannya kepada Kaa-san ya, Issei!"

"Tentu, Kaa-san!" Issei pun lalu memakai sepatunya.

"Pamit dulu, Kaa-san," Ucap Issei kemudian keluar rumah namun masih dapat mendengar ibunya berkata, "Ya, dan jangan pulang terlalu malam, Issei,"

...

Sesampainya didepan salah satu cafe, tempat yang telah disepakati. Issei pun tengah menunggu Yuuma saat ini.

Sepuluh menit kemudian, sosok yang ditunggu pun akhirnya muncul, "Issei-kun!" Sapa Yuuma berlari kecil, mendekati Issei.

"Apakah kamu sudah menunggu lama, Issei-kun?"

"Tidak kok, Aku juga baru datang barusan," Jawab Issei sedikit berbohong, ia tidak ingin menyakiti perasaan gadis dihadapannya ini, ia tahu kalau perempuan itu memiliki perasaan yang sensitif.

"Yokatta, kalau begitu ayo, Issei-kun!" Ucap Yuuma lalu Tiba-tiba ia menarik tangan kanan Issei, membuat Sang Empu memerah pipinya.

...

"Ah, hari yang menyenangkan..." Ucap Issei, mendudukkan dirinya didekat kolam air mancur di suatu taman, sementara Yuuma berdiri di sampingnya.

Suasana di taman itu terlihat sepi, karena waktu yang mulai menunjukkan malam hari, hanya ada mereka berdua disana.

Sudah dua jam lebih mereka berdua kencan dan bersenang-senang, dan itu membuat Issei sangat bahagia hari ini.

"Nee... Maukah kamu melakukan sesuatu untukku, Issei-kun?" Tanya Yuuma sembari tersenyum manis.

"Tentu Yuuma-chan, aku rela melakukan apapun untukmu!" Jawab issei mantap sedangkan pikirannya mulai dipenuhi hal-hal mesum.

"Maukah kamu mati untukku, Issei-kun?" Ucap Yuuma berbisik di telinga kiri Issei.

"Eh...?" Ucapan itu sontak membuat pikiran mesum Issei menghilang seketika.

"Ma-maksudmu apa Yuuma-chan?" Tanya Issei menatap Yuuma tak percaya.

"Kubilang maukah kamu mati untukku?"

Kemudian pakaian yang dikenakan Yuuma pun sobek dan digantikan oleh pakaian berwarna hitam yang terlihat terbuka di beberapa bagian, lalu sepasang sayap berwarna hitam layaknya seekor gagak muncul dari punggungnya.

"Yu-yuuma-chan?!" Issei menatap tak percaya akan hal di depannya ini. Bagaimana mungkin pacarnya ternyata memiliki sepasang sayap?! Apa ia sedang bermimpi? Atau pacarnya adalah malaikat?

Uh... Ia mulai berkhayal sekarang...

[Light Spear]

"Uhuk..." Lalu Issei pun merasakan perutnya ditembus oleh sesuatu dan itu terasa panas, matanya perlahan mulai berkunang-kunang dan kesadarannya mulai menghilang.

Apakah ini nyata...?

Kalau iya, kasihan sekali nasibnya...

Semoga ada yang mengingatnya...

Meskipun hal itu tidak mungkin sih...

Ia harap ia masih bisa menyentuh oppai sebelum kematiannya...

Uh... Bisa-bisanya ia memikirkan hal mesum di saat seperti ini...

Ayah, ibu maafkan aku kalau aku sering berbuat salah kepada kalian...

Matsuda, Motohama, semoga kalian selalu mengingatku...

"Jangan salahkan aku kalau kamu mati, salahkan dirimu karena mempunyai Sacred Gear, Issei-kun!" Itulah perkataan terakhir yang didengarnya sebelum akhirnya sosok Yuuma terbang meninggalkan dirinya yang tak berdaya.

Kesadarannya pun menghilang...

...

Sesaat setelah Yuuma pergi meninggalkan Issei yang telah mati. Lingkaran berwarna merah tiba-tiba muncul di samping tubuh Issei yang tidak bernyawa.

Lingkaran merah itu lalu menghilang, menampilkan dua sosok gadis yang sedari kemarin mengawasi sosok Issei.

Mereka berdua adalah Rias Gremory dan Akeno Himejima.

"Jadi, kamukah yang memanggilku?" Ucap Rias sembari mendekati sosok Issei lalu berjongkok dan mengeluarkan satu set bidak catur.

"Dengan kekuasaan Gremory, mulai sekarang kau adalah pelayanku!" Kemudian delapan bidak pion di set catur tersebut bersinar.

"Delapan pion kah? Ternyata kau cukup kuat Issei," Rias pun lalu mengambil kedelapan pion itu, meletakkannya di atas dada Issei.

Delapan buah pion itu lalu menghilang, masuk kedalam diri issei. Setelah ritual selesai Rias pun berdiri, berkata kepada Akeno, "Kita kembali, Akeno!"

"Ha'i Bucho," Lingkaran merah lalu kembali muncul.

Sringg...

Lingkaran itu lalu menghilang, begitu pula sosok Rias dan Akeno-- termasuk Issei yang dibawa oleh Rias.

Dan tanpa mereka sadari, ada sesosok yang sedari tadi memperhatikan kejadian tersebut. Sesosok pemuda berambut merah yang berdiri didalam salah satu gedung di sekitar taman.

"Sepertinya aku harus memberitahukan hal ini kepada, Azazel," Ucap sosok itu lalu kemudian menghilang dalam kepulan asap.

.

.

.

.

.

To Be Continued~

A/N : Yuhu...! Ketemu lagi sama ane di fanfic yang ketiga ini...! Bagaimana pendapat readers soal fanfic ini, Menarikkah? atau biasa saja?

Ane mencoba membuat fanfic yang berbeda dari lainnya, semoga saja kalian suka sama fanfic ini.

Jangan lupa untuk review fanfic ini, bagaimanapun ane juga butuh masukan, saran, dan kritik dari para reader semua.

Kalau begitu ane pamit dulu...

Emerlard-kun Out~

Jaa, nee...