Pairing: MinJae!

Disclaimer yang menciptakan mereka. kalo Changmin ya punya saya! #dihajar

Rate: T

Warning: This is Boy's love! Typos yang diusahain nggak ada! Older uke! Younger seme!

Yang nggak suka sama pairingnya, get the hell outta here! Daripada ntar muntah dan mual sendiri? Got it memorized? Good^^

Enjoy!


"Kau datang lagi tahun ini..."

Namja jangkung itu mengangguk dan memeluk sosok cantik yang berada di hadapannya. "Bukankah aku sudah janji kalau aku akan menemuimu setiap musim panas?"

"Ne..." Namja cantik itu mengeratkan pelukannya. "Bogoshippo..."

.

.

.

Hosokawa Nao-Theo Fairre presents

Last Summer

.

.

.

Shim Changmin adalah anak tunggal pemilik perusahaan IT terkenal di Asia. Otaknya jenius serta fisiknya yang kuat menjadikan dia sebagai manusia yang mendekati sempurna. Selain itu, Changmin juga diberikan kemampuan yang tidak dimiliki oleh banyak orang.

Dirinya bisa berkomunikasi dengan roh. Bahkan menyentuhnya pun bisa.

Tetapi bakatnya yang satu itu membuatnya sering menyendiri. Banyak orang yang takut berdekatan dengannya. Bahkan orang tuanya suka enggan untuk berlama-lama bersama dengannya. Kehidupannya sangat kelam sampai musim panas 2 tahun yang lalu.

Changmin yang bosan pergi menuju villa pribadinya yang berada di pegunungan. Villa itu bertemakan rumah sederhana ala jepang dengan pintu geser dan juga lantai beralaskan tatami. Villa ini dibangun olehnya tanpa sepengetahuan orang tuanya yang memang pada dasarnya tidak peduli.

Tidak disangka, disana dia bertemu dengan roh namja berusia 25 tahun yang bernama Kim Jaejoong.

Jaejoong tidaklah seperti roh-roh lain yang mencari ketenangan. Jaejoong selalu muncul disaat musim panas dan akan menghilang saat musim gugur. Bahkan dirinya sendiri tidak tahu kenapa dirinya tidak bisa pergi dari dunia ini seperti roh-roh yang lain. Namun, keadaan itu sangat menguntungkan bagi Changmin.

Jaejoong adalah satu-satunya yang dapat memahami dirinya. Jaejoong tidak akan pernah menelantarkannya seperti orang tuanya. Bahkan rasa sayang Jaejoong pada Changmin melebihi rasa sayang Ummanya kepada dirinya sendiri. Jaejoong sendiri tidak keberatan dengan keadaan Changmin karena berkat Changmin, dirinya tidak lagi sendirian.


Tak terasa hari sudah gelap. Bulan bersinar dengan indahnya dan juga angin bertiup sepoi-sepoi membuat cuaca terasa lebih sejuk. Jaejoong sedang duduk di teras ambil memainkan surai almond Changmin yang sedang tiduran di pahanya.

"Masalah apalagi yang kau hadapi kali ini?" tanya Jaejoong. "Kalau dilihat dari wajahmu, sepertinya masalah ini sangat berat."

Changmin tersenyum miris. "Orang tuaku menjodohkanku dengan anak gadis temannya."

"Jinjja? Apakah dia orang yang baik?"

"Ne. Namanya Kim YunHwa. Dia yeoja yang sangat menyenangkan."

"Ah, kalian berdua pasti akan menjadi pasangan yang ba-"

"Tapi aku hanya mau denganmu." Potong Changmin lalu menggenggam tangan Jaejoong yang tadi memainkan rambutnya. "Aku tidak mau kalau bukan kau."

"Min..."Jaejoong menatap mata Changmin. "Tidak seharusnya roh dan manusia bersatu..."

Changmin mendudukan dirinya dan memeluk Jaejoong. "Aku tidak peduli! Yang kuinginkan hanyalah kau! Hanya kau yang mengerti diriku!"

"Min..."

"Saranghae... Saranghae Jaejoong..."

Jaejoong menitikan air matanya mendengar kalimat itu. Andaikan dirinya adalah seorang manusia. Pasti kata 'nado' akan terucap dengan mudah.


Musim panas tahun ini...

Akan menjadi musim panas terakhir bersama denganmu...


Jaejoong terduduk di teras sambil memandangi lonceng angin yang berbunyi. Tubuhnya dia sandarkan pada pilar kayu yang berada di sebelahnya. Tangannya memainkan kalung salib yang semalam diberikan oleh Changmin. Kalung itu sangat indah dengan berlian di tengahnya.

"Sepertinya kau menyukai kalung itu."

Jaejoong menoleh dan mendapati Changmin yang berada di belakangnya. Changmin mendudukan dirinya di belakang Jaejoong dan memeluk pinggang namja cantik itu.

"Ne. Kalung ini sangat indah." Ucap Jaejoong.

"Simpanlah, lain kali akan kubawakan yang lainnya."

"A-ah, ne." Jawab Jaejoong kaku.

Changmin memberi kecupan ringan pada leher Jaejoong sehingga membuat pemiliknya kegelian.

"Minnie-ah! Geli!" protes Jaejoong yang diacuhkan oleh Changmin. Tangannya sudah mulai melesak masuk ke dalam yukata putih yang dikenakan Jaejoong.

Jaejoong berusaha menahan suara desahannya disaat jari-jari itu memainkan nipplenya. Sentuhan dari namja dibelakangnya ini tidak pernah bisa dia lawan.


Setiap sentuhan yang kau berikan...

Membuatku semakin mencintaimu...


Dengan langkah ringan, Changmin memasuki villanya. Ditangannya sudah ada sebuket bunga lily putih dan juga kotak kecil berwarna merah. Sudah diputuskan, Changmin akan melamar Jaejoong hari ini.

"Kau harus segera pergi dari dunia ini, Jae-ah!"

Terdengar suara seseorang dari arah dapur. Changmin memutuskan untuk menguping.

Jaejoong menggelengkan kepalanya. "Ta-tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian Jae! Sudah saatnya kau pergi dari sini!"

"A-aku masih ingin bersama dengannya! Aku mencintai Changmin!"

"Sadarlah Jae! Roh dan manusia tidak akan bisa bersatu! Kau tahu itu kan!"

Nafas Jaejoong tercekat. Dadanya terasa seperti ditusuk oleh ribuan jarum. Mulutnya kaku tidak bisa berkata apa-apa lagi karena itu memang benar. Manusia dan roh tidak akan bisa bersatu dan hidup berdampingan. Pernyataan yang terlalu menyakitkan bagi Jaejoong.

"Aku akan kembali lagi untuk menjemputmu disaat bulan bersinar paling terang."

SATS

Sosok itu menghilang begitu saja meninggalkan Jaejoong sendirian.

"J-Jae..."

Jaejoong menoleh saat namanya dipanggil. "Ah, Minnie! Dari mana saja?" tanya Jaejoong dengan nada seceria mungkin. "Aku memetik kesemek tadi pagi! Kita makan sama-sama, ne?"

GREP

"Katakan kalau semuanya bohong."

"Eh?" Jaejoong memiringkan kepalanya bingung. "A-apa maksudmu, Min?"

Changmin merenggangkan pelukannya. "Kau tidak akan meninggalkanku kan? Kita akan terus bersama kan?"

Mata Jaejoong terlihat sendu. Air mata sudah mulai mengalir. "Kau mendengar semuanya ya..."

"N-ne..."

"... Mianhe! Jeongmal mianhe!" Jaejoong menangis tersedu-sedu dalam pelukan Changmin. Changmin sendiri sudah menumpahkan air matanya pada pundak Jaejoong.

"Jae-ah."

"N-ne?"

"Bawa aku bersamamu."


Tanpa dirimu sebaiknya aku mati


Rumah mewah bergaya eropa itu terlihat ramai. Puluhan mobil mewah berjejer di halaman besar rumah itu. Dalam rumah itu, semua berpakaian hitam. seorang yeoja yang sudah terlihat tua sedang menangis di hadapan peti berwarna cokelat.

"Changmin-ah, kenapa kau harus pergi secepat ini..." ucapnya ditengah isak tangisnya.

Seorang ahjussi menepuk pelan bahunya. "Kita harus tetap tegar, yeobo. Kita harus mendoakan anak kita agar arwahnya tenang disana."

Ahjussi itu meneteskan air matanya. Dalam peti berwarna cokelat itu, Changmin memejamkan matanya untuk selamanya. Sedikit senyuman terulas pada wajahnya menandakan bahwa dirinya pergi meninggalkan dunia ini tanpa rasa penyesalan.

Ummanya sangat shock sewaktu mendengar berita bahwa anaknya menghilang selama 3 minggu. Setelah berbagai penyelidikan dan pencarian, akhirnya orang tua Changmin mengetahui kalau anaknya memiliki villa di sebuah pegunungan yang berada di luar kota. Saat mereka sampai disana, semuanya sudah terlambat.

Changmin sudah terkapar tidak bernyawa. Tubuhnya diselimuti oleh kupu-kupu biru yang langsung pergi menjauh saat orang-orang datang.

Pesan terakhir yang ditinggalkan oleh Changmin pada orang tuanya berada di atas kertas yang ia genggam.

.

Akhirnya aku menemukan kebahagiaanku

.

Tangisan kedua menusia itu pecah. Mereka menyesal karena telah menelantarkan anaknya begitu saja. Padahal pada umurnya yang masih 17 tahun, Changmin membutuhkan perhatian lebih dari mereka.


"Kita harus pergi sekarang, Min."

Changmin menoleh dan mendapati Jaejoong yang sedang berdiri di belakangnya. Changmin menggenggam tangan Jaejoong dan mengecupnya lembut.

"Akhirnya kita bisa bersama-sama... selamanya."

"Ne." Jawab Jaejoong. "Apa kau sudah selesai?"

"Ne. Melihat diriku yang tertidur di peti itu sungguh tidak menyenangkan."

"Ayo. Kita harus pergi sekarang."

Kedua namja itu berjalan menuju dunia baru, dunia dimana mereka akan selalu bersama.


Finally, we'll be together from now on

Together forever and ever...


Yak, dengan bangga saya nyatakan FF ini tamat! #getok jidat Yoochun pake palu

Bagaimana ceritanya? Anehkah?

Apakah ada yang merasa jangal dengan Jaejoong? dia arwah namun bisa berlaku seperti manusia?

Karena Jaejoong adalah roh yang istimewa. Keberadaannya tidak akan bisa dilihat oleh orang lain selain Changmin. Juga tidak akan bisa disentuh orang lain selain Changmin.

Terima kasih banyak kepada yang baca!

Repiu?