You're so Beautiful Boy
By : Chan-ame
Deidara, seorang pemuda
berparas cantik yang sangat
menyesal karena dikaruniai wajah cantik yang melebihi gadis-gadis itu. Karena kecantikannya itu
membuat para laki-laki memujanya dan para wanita
membencinya.
Suatu hari, ia mendapat surat cinta dari penggemarnya, memang biasa ia mendapat bertumpuk-tumpuk surat cinta dari para laki-laki. Tapi kali ini ada yang berbeda karena yang mengiriminya surat adalah seorang wanita. Ini pertama kalinya bagi Deidara.
Apakah ini merupakan awal dari perjalanan panjang cinta Deidara yang sesungguhnya dimana ia disukai seorang wanita dan bukan laki-laki lagi ?
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Deidara, Sakura H, Rate T, Drama, friendship
WARNING : AU, OOC, GAJE,
Ini fic pertama Ame yang
Ame publish mungkin ceritanya kurang menarik, gak greget, dll..
Tapi, yaaa... Happy reading deh readers ^^ semoga sukaaaaaa ...
Chapter 1 : surat cinta berwarna pink
Siang itu, seorang murid SMA Konohagakuen yang bertubuh tinggi dan ramping berjalan dengan gontai memasuki kediamannya yang sepi. Sebuah rumah besar, dengan fasilitas lengkap dan nyaman dihuni. Rumah itu memiliki banyak kamar sehingga disewakan sebagai tempat kost.
Dia membuka pintu kamarnya setelah menaiki tangga. Kamarnya memang terletak di lantai dua.
Ia melempar tas dan jaket yang ia kenakan ke sembarang tempat. Lalu disusul dengan sepasang kaus kaki hitamnya yang... 'eeww' bau. Sepertinya sudah 3 kali ia kenakkan tanpa dicuci.
Ia langsung mendaratkan tubuhnya di kasur empuk yang berada di kamar itu. Tangannya dilipat menjadi bantal olehnya. Padahal kepalanya sudah ada bantalnya.
Rambut kuningnya yang indah dan panjang itu pun tetap ia biarkan terikat. Ia lebih suka seperti itu.
Sesekali ia menghela napas panjang sambil memejamkan matanya. Wajah cantiknya terlihat lemas dan penuh beban.
Ya, dia cantik.. Sangat cantik.. Rahang tirusnya yang sempurna, kulit putihnya yang seputih susu. Matanya berwarna biru cemerlang, bulu matanya yang lentik, alis mata yang terbentuk rapi, hidung kecil yang mancung, dan bibir merah tipis yang sensual menambah daya tarik pria ini.
Apa? Pria? Dia pria? Ya, dia adalah seorang pria yang memiliki face yang bisa dibilang 'cantik' bahkan lebih cantik dari gadis-gadis yang sesungguhnya.
Pria cantik yang satu itu sangat tergila-gila pada seni kerajinan tanah liat. Ia suka membuat apapun dari lempung itu. Karya terbesarnya adalah patung besar dengan tinggi 2 meter yang menyerupai dirinya dan sekarang patung tersebut ditaruh di gallery seni Konohagakuen.
Dan hal yang sangat disukai pria cantik itu adalah kembang api. Menurutnya kembang api sangat berseni dan ia selalu berkata 'seni itu adalah ledakan' kepada siapapun yang memperdebatkan tentang seni dengannya.
Saking kagumnya ia dengan ledakan kembang api dan kecintaannya dengan tanah liat, ia bercita-cita ingin membuat kembang api berbahan dasar lempung. Namun sepertinya itu impian kosong belaka.
Dialah Deidara. Siswa kelas 2 SMA Konohagakuen yang menjadi idola di sekolahnya. Namun, bukan para gadis yang mengidolakannya, melainkan para pemuda di sekolahnya yang sebagian besar adalah seorang 'gay'.
Memang tak banyak murid perempuan disana. Di setiap kelas mungkin hanya ada paling banyak 5 murid perempuan.
Mungkin itulah yang membuat para murid laki-laki disana pada berpindah 'haluan'.
Hal itu membuat Deidara merasa sangat terganggu. Apalagi jika pria-pria itu sampai terus-terusan mengganggunya dengan kata-kata murahan yang membuatnya semakin muak, sampai-sampai Deidara ingin sekali pindah sekolah.
Tapi ia tidak bisa melakukannya. Karena, Konohagakuen adalah satu-satunya sekolah yang terdekat dari tempat tinggalnya. Dan ia tidak mau repot-repot sekolah jauh.
Sedangkan tempat kost yang ia tempati adalah milik keluarganya sendiri. Jadi dia tidak bisa kemana-mana. Selain bebas biaya tinggal, ia juga dipercayakan oleh keluarganya untuk mengurus tempat kost tersebut.
Drap... Drap... Drap...
Terdengar suara langkah kaki yang berlari menaiki tangga.
"Oh... Tidak..un!" gumam Deidara.
"Dei-senpai!" teriak seorang laki-laki bernama Tobi yang langsung memeluk tubuh Deidara yang terbaring di atas kasur.
Dia bukan 'gay' melainkan sedikit 'autis' mungkin.
Dia tinggal di tempat kost milik Deidara. Dan ia juga bersekolah di SMA yang sama dengan Deidara. Dia teman sekelas dan sebangku Deidara. Anaknya ceria, gampang menangis, dan lebay luar biasa (pasti!). Kesukaannya adalah lollypop rasa jeruk err sebenrnya dia suka semua rasa dan ia hobi mengoleksi topeng-topeng aneh berbentuk lollypop.
Awalnya Deidara mengira Tobi juga menyukainya. Tapi pikiran itu lenyap ketika Deidara tau bahwa Tobi menyukai seorang gadis bernama Hinata yang ada di sekolahnya. Namun Hinata sudah punya pacar.
Walaupun begitu, Tobi tetap gencar merebut Hinata dari Naruto kekasih Hinata. Tapi pada akhirnya, yang terjadi hanyalah pertengkaran mulut tanpa ujung antara Naruto dan Tobi beserta tangisan Tobi yang mengganggu telinga.
Tobi mempunyai hobi yang mengerikan. Tentu saja...
Memeluk siapapun yang ada di hadapananya.
"Hei, Tobi... Jangan memelukku terus un!" teriak Deidara sambil mendorong tubuh Tobi hingga terlepas darinya.
"Huaaaaaaaa...aaaa...aaa... Dei-senpai jahattt gak mau dipeluk sama Tobi..." Tobi menangis meraung-raung di depan Deidara. Pemandangan yang selalu ia lihat setiap ia melepas paksa pelukan Tobi.
"Diamlah un! Atau kau mau kuadukan pada Konan-san un!" ancam Deidara yang sanggup membuat Tobi terdiam.
Konan adalah satu-satunya wanita yang kost ditempatnya. Dia kelas 3 di Konohagakuen.
Konan adalah wanita yang sangat... sangaaatt... suanguaaaaaaatttt judes dan galak. Ia sangat sensitif dan pemarah. Sehingga Tobi sangat takut padanya. Bukan hanya Tobi sih, anak kost yang lainnya juga tutup mulut jika dihadapan Konan. Hobi nya adalah membuat origami. Ia mahir membuat apapun dari kertas. Bahkan ia tak bisa melihat kertas menganggur. Pasti kertas itu selalu berubah bentuk karenanya. Bahkan aksesoris rambutnya pun adalah bunga yang dibuat dari kertas origami.
Konan memiliki seorang kekasih yang bernama Pein. Pein juga kost di tempat ini. Dia kelas 3 SMA Konohagakuen. Pria bertampang preman karena banyak sekali piercing di wajahnya memang selalu mengaku bahwa ia pacarnya Konan. Konan pun tak menyangkal namun tidak mengiyakan juga. Mungkin ia malu mengakui pria pecinta bo**p itu sebagai kekasihnya.
"Kenapa Dei-senpai tidak menunggu Tobi?" Tobi menunjuk dirinya sendiri dengan gaya yang sangat imut.
"Untuk apa aku menunggu seseorang yang sedang berkelahi dengan pacar perempuan yang dicintainya un?! Apalagi orang yang kau ajak berkelahi adalah adik kandungku!" Deidara nampak ketus.
"Seharusnya Dei-senpai membela Tobi. Tobi kan anak baik," Tobi masih bergaya imut. Ok, dia memang imut. Bukan 'bergaya' imut.
"Anak baik tidak berkelahi un!" Deidara membaringkan tubuhnya lagi lalu memejamkan matanya.
"Dei-senpai jangan tidur! Tobi membawa sesuatu untuk Dei-senpai," Tobi membuka tasnya dan mengambil sebuah plastik besar yang di dalamnya terdapat ratusan surat. Entah surat apa itu. Sepertinya surat cinta.
"TARAAAAAAAAA... Surat cinta dari para fans Dei-senpai.. Hohoho. Tobi mengambilnya dari loker Dei-senpai. Karena terlalu penuh sehingga lokernya tidak nyaman dipakai, makanya Tobi bawa pulang saja surat surat ini agar Dei-senpai bisa memakai loker Dei-senpai lagi dengan nyaman." Tobi tersenyum lebar namun Deidara tetap memejamkan mata.
Deidara hanya mengintip sedikit apa yang dilakukan Tobi. Lalu ia langsung melotot ketika Tobi menuangkan ratusan surat cinta itu dari plastiknya di ranjang Deidara hingga berantakan.
"TOBI! APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!" Deidara mencekik leher Tobi lalu menggoyang-goyangkan tubuh Tobi.
Tobi hanya berteriak ketakutan karena ia merasa seperti ada monster yang ingin melahapnya.
"Hen..hentikan Dei-senpai, ma..afkan Tobi uhuk.. Nanti Tobi bereskan uhuk.. Janji" akhirnya Deidara melepas cekikannya pada Tobi. Tobi terbatuk-batuk karena dicekik.
"Awas kau kalau sampai menipuku un!" Deidara kembali berbaring.
"Iya Dei-senpai tenang saja.. Tobi hanya ingin membaca surat-surat ini.. Hihihihi." Tobi mulai memilih milih, surat mana yang ingin dia baca. Setelah menemukannya Tobi mulai membacakan surat cinta tersebut.
"Dei-senpai dengarkan ya.. Tobi anak baik akan mulai membaca, ehm... ehm.. Dari,, Makoto.. Dear Dei-chan no Kirei... hihihi."
Baru membaca kalimat pertama, Tobi sudah geli sendiri. Dan Deidara yang diam-diam mendengarkan sambil memejamkan mata merasa muak dengan tampang yang sangat kesal.
"Setiap hari kupandangi wajahmu... Tak henti henti aku memuja kecantikanmu. Rambut pirangmu yang indah seindah mentari pagi.. Membuat mata ini tak sanggup berkedip. Oh, Dei-chan ku yang manis. Dengan segala keindahan yang kau miliki, aku mencintaimu." Tobi membacanya dengan gaya seperti sedang membaca puisi. Setelah selesai, ia langsung tertawa terbahak-bahak.
"Huahahahahahahaha... Surat ini sungguh indah. Tobi anak baik sampai menangis.. Hahahahaha." Tobi memegangi perutnya sambil tertawa kencang dan menitikkan air mata.
'Bagus apanya?! NORAK! Hidup dari tahun berapa sih orang itu?!' Deidara terus menggerutu dalam hati.
Tobi kembali mengambil surat yang lain. Dan mulai membacanya lagi.
"Dari, Nagano..
Dear Deidaraku yang istimewa," Tobi langsung menirukan gaya bicara Cherrybelle.
"..aku melihat kekosongan di hatimu setiap aku menatap mata indahmu sayang.." Tobi sengaja memberi penekanan pada kata 'sayang' untuk menggoda Deidara.
"Hoeek.." Deidara mulai mengeluarkan suara.
Kembali Tobi melanjutkan setelah tertawa kecil.
"Aku berharap bisa mengisi kekosongan di matamu itu cantik, apalagi setiap melihat bibir indahmu, aku selalu ingin… menjilatnya." Kembali Tobi memberi penekanan di akhir kalimatnya.
Kali ini Deidara benar-benar mual. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan lalu berlari ke kamar mandi yang ada di kamarnya kemudian ia memuntahkan semua isi perutnya.
Tobi beranjak ingin menghampiri Deidara namun Deidara melarangnya. Tobi anak baik menurut dan kembali melanjutkan membaca surat itu.
"Kuharap kau mengerti hasratku yang memanas setiap melihatmu cintaku. Kemarilah.. Jatuhlah dalam pelukanku yang hangat. Maka aku akan merasakan seluruh tubuh indahmu dengan segala cinta yang kumiliki." Kali ini tidak ada penekanan di kata apapun. Tapi tetap saja sukses membuat Deidara yang mendengar dari kamar mandi kembali memuntahkan isi perutnya.
Beberapa saat kemudian.. Keadaan telah kembali normal. Deidara sudah duduk di atas ranjangnya bersama Tobi.
Satu persatu Tobi membaca surat cinta dari para lelaki yang mengidolakan Deidara. Ada yang bahasanya jadul. Ada yang lebay. Ada yang hentai abis sampai Deidara mual. Dan ada juga beberapa yang lucu hingga membuat Tobi dan Deidara tertawa.
Selanjutnya Tobi mengambil amplop berwarna pink. Surat itu adalah satu-satunya surat yang memakai amplop berwarna pink dari sekian banyak warna amplop yang digunakan para lelaki itu.
"Dei-senpai, kau disukai oleh pinky boy... Hihihi," Tobi mengibas-ngibas amplop itu di udara.
"Berisik un! Baca saja cepat!" sepertinya Deidara sudah mulai menyukai season pembacaan surat cinta dari para pria yang menyukainya.
Tobi masih terkekeh. Lalu dengan perlahan dia membuka amplop pink tersebut. Lalu ia mencium aroma wangi dari kertas surat berwarna pink juga yang berada di dalam amplop tersebut.
"Hmmmm... Wangiii,, pasti pria ini sangat romantis ya Dei-senpai," Tobi antusias memberikan komentarnya namun Deidara tidak menjawabnya.
Kemudian Tobi memandangi surat itu dan membacanya. Namun, ekspresi wajah Tobi berubah menjadi terkejut. Ia terus membaca surat itu dalam hati tanpa mengucapkannya. Terlihat ada keringat mengalir di dahi Tobi. Deidara nampak bingung melihat kelakuan Tobi.
"Hey, Tobi.. Ada apa denganmu un?"
Tobi tidak menyahut... Tobi malah memandang Deidara dengan tatapan penuh kengerian.
"Ada apa sih dengan surat itu un?" Deidara yang mulai kesal merampas surat pink itu dari tangan Tobi.
"Hallo... Dei-kun, err.. Maaf sebelumnya.. Aku.. bingung bagaimana mengatakannya. Aku menulis surat ini karena aku tidak berani bicara padamu. Sejak awal aku melihatmu, aku sudah mengaggumimu. Mengaggumi semua hal yang kau lakukan. Hingga tanpa sadar aku merasa kalau aku... Err.. aku menyukaimu.. Tidak.. Tidak.. Aku menyayangimu. Kau pria idamanku. Aku sebagai seorang wanita, sangat memimpikan pangeran sepertimu. Aku ingin sekali menjadi pacarmu.. I love you.." Deidara melempar suratnya ke tubuh Tobi. "Apa yang salah dari surat ini un?! Kurasa ini sama saja dengan surat surat yang lain un!" Deidara menyandarkan tubuhnya di bantal yang disusun tinggi.
"Dei-senpai! Perhatikan lagi surat itu!" Tobi menyodorkan kembali surat pink itu pada Deidara. Dengan malas Deidara mengambilnya lagi.
"Merepotkan! Tidak ada yang istimewa di sini selain wangi harum yang dihasilkan kertas ini un!" Deidara terus mengomel sambil membaca surat.
"Kau ini, bisakah kau bersikap dewas..." omelan Deidara terhenti ketika dia menemukan keanehan dari surat tersebut. Deidara sampai mendekatkan kertas itu ke wajahnya.
"Dei-senpai sudah tau maksud Tobi?" mata Tobi menatap polos pada Deidara.
"I.. ini... dari WANITA ?"
To be continued
