Disclaimer: Vocaloid milik Yamaha dan rekan-rekannya
Midnight Lullaby
2 tahun yang lalu, aku kehilangan ibuku. 2 tahun lalu aku menemukan seorang gadis yang tidak memiliki ingatan apapun tentang dirinya. Dan sekarang, aku tidak akan membiarkan vampire haus darah mengambilnya dariku. RinxLen MikuxLenkaxNero
Mata teal Miku menatap pemandangan di depannya dengan tatapan percaya. Dia tidak pernah mengira semua ini akan menjadi seperti ini. setelah berbulan-bulan mencari, menyelidiki, berharap orang yang dia cintai selamat dan menunggu dirinya datang menjemput, akhirnya malah berakhir dengan kematian yang tragis ini.
Diusapnya helaian rambut honey blond itu, kini sudah semakin panjang dari yang dia ingat. Pipinya yang selalu merona kini pucat, bahkan lebih pucat dari penampilannya sehari-hari. Bibirnya yang dulunya berwarna pink dan selalu berhiaskan senyuman manis kini berwarna merah darah dan mengeluarkan suara kesakitan yang terdengar sangat memilukan. Miku menutup matanya. Dia sama sekali tidak tega melihat orang yag dia cintai berada dalam kondisi yang mengerikan ini.
Sebuah tangan yang kurus dan pucat terangkat, bersamaan dengan suara lirih. "Mi, Miku..."
Mata Miku perlahan terbuka. Tanpa sadar air matanya mengalir. Suara itu berkata lagi.
"Tolong... bakar tubuhku bersama Len..."
Dada Miku terasa sakit untuk ke sekian kali "L, Lenka..."
Teriakan mengenaskan dan juga tangan pucat yang menarik rambut panjangnya membuat Miku terkejut. Dan tiga pasang taring yang mencoba mendekati lehernya membuat Miku tersadar. Jika saja Mikuo tidak menahan tubuh penuh darah itu dan Nero tidak memperdalam pasak dijantungnya, maka nama Miku akan masuk dalam daftar yang harus dibunuh.
Benar juga...
Tubuh di pangkuannya ini bukanlah Hatsune Lenka, wanita amnesia yang dia rawat dan cintai dua tahun lalu. Dia juga bukan Akita Lenka, istri dari Akita Nero dan calon ratu kerajaan Akita. Dia adalah Kagamine Rin, ratu dari mahluk terkutuk, vampire, dan pasangan Kagamine Len, raja dari vampire itu sendiri.
Bahkan sejak awal tidak ada yang namanya Lenka. Mikulah yang seenaknya memberi nama wanita itu saat pertama kali mereka bertemu. Dia yang seenaknya berasumsi bahwa itu adalah nama wanita itu karena hanya nama itulah yang keluar dari mulutnya sebelum dia jatuh pingsan dengan tubuh penuh luka. Dia yang seenaknya merawat dan mengurusya seperti adik kecilnya. Dia yang seenaknya jatuh cinta pada wanita honey blond itu. dia yang seenaknya memaksa wanita itu untuk menerima lamaran pangeran Nero untuk menghindari perasaan takut patah hati. Dia yang dengan cerobohnya membiarkan Kagamine Len merebut wanita itu darinya.
Tidak. Kagamine Len tidak merebut Lenka darinya. Dialah yang merebut Rin dari raja vampire itu.
Teriakan memilukan itu terhenti, dan yang tersisa hanyalah tubuh kaku yang benar-benar mati. Miku menutup matanya, mengecup kening seseorang yang dulu dicintainya sepenuh hati seraya mengucapkan salam perpisahan.
"Miku, apa yang akan kita lakukan padanya?" tanya Kaito yang baru saja keluar dari ruangan lain sambil menyeret mayat Kagamine Len.
Miku melihat tubuh penuh darah yang dibawa Kaito, lalu wajah Rin yang tergolek tak berdaya di pangkuannya. Dia menarik nafas panjang.
"Bakar tubuh mereka berdua terlebih dahulu. Setelah itu kita kumpulkan semua mayat vampire yang kita bunuh lalu kita bakar bersama kastil ini."
Warna api yang merah menyala dapat dilihat dengan jelas meskipun mereka telah berjalan jauh dari tempat mengerikan itu. miku membuka tangan kanannya yang sedari tadi terkatup rapat. Di dalamnya adalah sebuah cincin dengan permata merah. Milik Lenka, bukan, Rin.
"Jadi setelah ini apa yang akan kita lakukan, ketua?" tanya Nero.
"Aku tidak tau denganmu, pangeran, tapi aku berniat untuk membasmi seluruh vampire di dunia ini." jawab Kaito.
Mikuo mengangguk "Aku juga berpikiran sama denganmu. Aku tidak ingin orang lain kehilangan orang yang mereka sayangi karena vampire terkutuk itu." dia berkata sambil melirik Miku. Kaito dan Nero juga melirik satu-satunya wanita dari kelompok mereka ini.
Miku menarik nafas menyadari lirikan Mikuo dan yang lainnya. Wajahnya memerah sedikit, tapi tidak ada gunanya menutupinya. Dia menaruh cincin itu di kantong celananya dan melihat mereka bertiga.
"Aku juga ikut." Jawabnya mantap.
"Yosh, kalau begitu aku juga akan ikut bersama kalian!" seru Nero sambil melompat dan tangan kanannya terangkat. Miku tertawa melihat ulah pangeran Akita itu.
Sekali lagi dia melihat bangunan yang terbakar itu. ini memang akhir yang buruk untuk Rin dan Len tapi ini adalah awal yang baik bagi umat manusia.
Dengan langkah mantap Miku memulai perjalanannya.
xXx-xXx
fic ini Mikan buat karena Mikan punya banyak ide cerita multichapter, tapi tangan, otak dan waktu Mikan gak bisa membuat semuanya. Jadi Mikan bikin ini aja deh.
Oh, yang dicetak miring itu summary cerita ini. XwX
Ah, kalau ada yang berminat untuk bikin fic-fic disini PM atau review Mikan ya? .w.
