Diamond Piece
By : Babyloona
20/03/2018
.
.
Genre: Drama, Romance, Hurt/Comfort
Main Cast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun.
.
.
.
.
.
.
.
"…hyun?"
.
Baekhyun tersadar dari lamunannya. Namja cantik itu menoleh lalu terkejut ketika mendapati suaminya sudah berada di sampingnya secara tiba-tiba.
"Maaf Chanyeol, aku melamun. Apa yang tadi kau katakan?" Chanyeol, namja tinggi dengan surai hitam itu menggeleng sembari tersenyum. Dengan hati-hati, Ia mengusap lembut pundak suami mungilnya.
"Tidak. Apa kau memikirkan sesuatu?"
"Tidak, Chanyeol. Aku hanya suka melihat itu." Baekhyun mengarahkan jari telunjuknya yang lentik pada sebuah etalase berisi kereta bayi didalam toko yang terletak diseberang cafe dimana mereka berada sekarang.
"Kereta bayi?"
"Ya Chanyeol. Bukankah itu lucu?" tanya Baekhyun dengan mata berbinarnya.
Chanyeol kembali tersenyum, lelaki tinggi itu lalu berdiri sambil menarik lembut tangan pujaan hatinya.
"Sudah sore, bukankah sebaiknya kita pulang?"
.
.
.
Baekhyun meletakkan cangkir cokelat panasnya sembari menghela nafas. Penthouse mereka terasa sepi di siang hari begini. Chanyeol berada di kantornya menuntaskan pekerjaannya, sedangkan Baekhyun hanya menghabiskan waktunya di dalam penthouse mereka sembari menunggu kepulangan suami raksasanya itu.
Byun Baekhyun yang sudah berganti marga menjadi Park Baekhyun itu sebenarnya memiliki keinginan terpendam yang secara tidak sadar, sudah diketahui oleh Chanyeol. Baekhyun menginginkan seorang bayi. Bayi mungil yang hadir diantara mereka, menemani hari-harinya dan menjadi acuan mereka untuk selalu bersama dan bahagia.
Berulang kali mereka mencoba, hasil yang didapat Baekhyun selalu negatif. Kala itu, sabtu sore yang cerah, mereka pergi mengunjungi dokter kandungan. Namun, sang dokter hanya meminta Baekhyun dan Chanyeol untuk bersabar menanti saatnya tiba.
Memikirkannya membuat namja manis itu menghela nafas. Perlahan, Baekhyun berjalan menuju lemari penyimpanan buku dan mengambil satu buku yang sedang serius ia tekuni.
Cara Menjadi Orang Tua yang Baik
Ia tersenyum, membayangkan betapa siapnya dia jika Tuhan bersedia menitipkan bayi mungil kepada mereka. Walaupun ia laki-laki, tapi Baekhyun yakin ia memiliki Rahim yang sehat dan kuat untuk menjadi rumah bagi malaikat kecilnya selama Sembilan bulan nanti.
Baekhyun terkikik ketika membaca bagian hubungan ayah dengan bayi. Membayangkan Chanyeol yang kerepotan mengurusi buah hati mereka membuat hati Baekhyun menghangat.
.
.
Chanyeol pasti akan menjadi ayah yang sempurna.
.
.
.
"Tidak bisa, Chanyeol. Kau diminta Kang sajangnim untuk menemani putrinya menghadiri acara makan malam itu. Ini perintah, tidak ada penolakan."
Chanyeol menghela nafas berat. "Baiklah Jongin, Aku mengerti."
"aku minta maaf Chanyeol."
"tak apa."
Chanyeol membasuh wajahnya di wastafel tepat setelah Jongin keluar dari toilet. Namja jangkung bermarga Park itu menatap wajahnya lama di kaca, memikirkan suami mungilnya yang harus kembali menelan kesendirian malam ini.
Chanyeol paham betul Baekhyun-nya tidak suka sendirian. Tapi, jika direktur tempat dimana ia bekerja memintanya melakukan sesuatu, Chanyeol tidak memiliki wewenang untuk menolaknya.
Ia mengambil ponselnya yang menampakkan foto suami mungilnya, lalu tersenyum sembari mengusap pelan wajah itu.
Dengan helaan nafas berat, Chanyeol memohon permintaan maaf di dalam hatinya walaupun ia tahu, suami cantiknya itu tidak akan mendengarnya.
"Aku pulang telat malam ini. Direktur memintaku menyelesaikan beberapa laporan malam ini. Jangan tidur larut dan jangan lupa mengunci pintu. Aku mencintaimu."
sent.
Chanyeol mengusap lagi wajah tampannya. Ia tidak sepenuhnya berbohong. Setidaknya tidak untuk kalimat terakhirnya.
.
.
.
.
.
Chanyeol memejamkan matanya menahan emosi yang sudah diubun-ubun. Ada alasan mengapa ia membenci putri bungsu direkturnya ini. Namanya Seulgi, cantik tetapi berbanding terbalik dengan perilakunya.
"ayolah Chanyeol, ayahku membayarmu bukan?"
"tapi tidak untuk ini. Beliau memintaku untuk menemanimu makan malam. Bukan datang ke tempat seperti ini."
Seulgi cemberut, ia membenarkan bajunya yang terlalu minim, lalu kembali meneguk segelas alcohol ditangannya. "yang terpenting ayahku membayarmu!"
Chanyeol hanya diam. Duduk disudut sofa sembari memperhatikan yeoja yang sibuk menari dihadapannya bersama beberapa temannya yang lain.
"Seulgi, apakah ini namjachingu mu? Tampan sekali!"
"Kau beruntung sekali!"
"Dia sangat tampan!"
Seulgi tersenyum penuh kemenangan. Dengan kesadaran tidak penuh, ia mendekat ke arah Chanyeol lalu dengan manja memeluk lengan lelaki tinggi itu.
"Tentu saja! Bukankah kami serasi?"
Chanyeol hanya diam. Dalam hati mengumpati gadis cantik disisinya itu. Ketika menyadari teman-teman Seulgi memintanya untuk menciumnya, dengan cepat Chanyeol mengambil satu gelas yang sudah terisi minuman berwarna dihadapannya.
"Aku kehausan."
"kau bisa menambahnya lagi." Ujar Seulgi sembari tersenyum miring, memberikan gelas berisi alcohol penuh ke hadapan Chanyeol.
Tanpa berfikir panjang, Chanyeol menghabiskan gelas yang diberikan Seulgi dan tanpa ia sadari, membalas ciuman yeoja itu tak kalah ganasnya.
.
.
.
Rose Hotel, 04:20 AM.
Chanyeol membuka matanya dan langsung merasakan pusing yang teramat dikepalanya. Dengan perlahan, ia mencoba bangkit dan duduk di kepala ranjang. Disaat itulah ia tersadar, ada tangan ramping yang melingkar di perutnya.
Chanyeol membelalakan matanya. Tidak, ini tidak mungkin. Pikirnya.
"apa yang—"
"oppa.." suara serak Seulgi menyadarkan lamunannya. Dengan kesadaran yang sudah terkumpul, Chanyeol menyentak lengan Seulgi dan bangkit dari kasurnya.
Ada yang salah disini. Kenapa ia hanya mengenakan celana dalam? Dimana bajunya?
"apa yang terjadi—"
"Oppa meniduriku, tentu saja. Kau mabuk tadi malam, aku tidak bisa menahannya. Kau- kau—"
Seulgi menarik selimut menutupi tubuh polosnya. Matanya berkaca-kaca menatap Chanyeol. "Bagaimana kalua aku hamil? Apa oppa akan bertanggung jawab?"
"tidak— ini tidak mungkin!"
"apa yang tidak mungkin? Oppa memaksaku tadi malam!" Jeritan Seulgi memaksa Chanyeol memutar kejadian malam tadi. Sial—
Ia tidak mengingat apapun!
.
.
.
Chanyeol memasuki penthouse nya dengan hatihati, ini masih terlalu pagi. Suami mungilnya pasti masih terlelap di kamar mereka.
Namun, betapa terkejutnya ia ketika mendapati Baekhyun tertidur di sofa dengan TV yang menyala sembari memeluk guling kesayangannya dan tampak kedinginan.
Dengan pasti, Chanyeol berlutut disebelahnya, mengelus helai rambut suaminya dan mengecup kening malaikat mungil yang sedang terlelap itu cukup lama.
"Aku minta maaf.."
Seperti membawa sebuah porselen yang cantik, Chanyeol mengangkat tubuh itu penuh kehati-hatian. Menggendongnya menuju kamar mereka.
"Chanyeol?"
"sst.. tidurlah lagi. Aku akan menyusulmu."
Baekhyun tidak menanggapi. Ia hanya menyamankan dirinya di kasur saksi bisu percintaannya dengan suami tingginya itu.
Chanyeol berdiri menatap suaminya cukup lama. Apa yang akan terjadi jika Baekhyun mengetahuinya? Meninggalkannya? Tidak. Chanyeol tidak akan bisa.
.
.
.
Ia hanya terlalu mencintai malaikat mungilnya itu.
.
.
.
.
To Be Continue..
.
.
.
.
Halo, Salam kenal! aku babyloona, author baru di FFN. Sudah lama sebetulnya menulis tapi baru di dunia FFN karena lagi sukasukanya sama ChanBaek:')
Tolong Reviewnya yaaa!
XOXO
