Notice me

Disclaimer: Furudate Haruichi

By: Step129807

Warning: Ooc, Oc, Typo

Aku melihatnya, dia berjalan dan sedang asik dengan psp berwarna merah ditangannya, tidak memperdulikan sekitarnya. Aku tersenyum melihatnya, sudah sejak kapan aku menyukai gadis kelewatan cuek itu...

Kenma...

Teman masa kecil ku...

.

.

.

.

.

"Kenma!" panggilan seseorang membuat gadis berambut puding sepinggang itu mendongkrak kepalanya dan menatap lelaki jangkung yang berlari kecil kearahnya.

"Kuroo, ohayou..." suara lembut dan datar itu menyapa pria bernama Kuroo.

"Pagi-pagi kau sudah asik dengan psp mu, tidak baik buat mata loh." Kuroo menasihati tapi yang di nasihatin malah asik dengan psp nya.

"Oya, kamu masih memainkan itu?" Kuroo tetap tidak menyerah mencari perhatian Kenma.

"Em, iya..." balas gadis manis itu seadanya.

Mereka pun berjalan beriringan dengan Kuroo yang selalu menatap kenma yang terlalu fokus pada psp nya.

Tiba-tiba angin bertiup membuat rambut panjang gadis itu melambai lembut, untuk sejuta kalinya Kuroo terpesona pada sosok itu.

"Cih."

Suara dari mulut mungil Kenma menyadarkan Kuroo dari lamunannya. Dia menatap layar psp kenma yang bertuliskan GAME OVER, dia tersenyum dan menepuk kepala Kenma lembut.

"Kau kalah..."

"Aku hampir membenci game ini..."

"Bukankah seru kalau game itu sulit?"

"Tapi kalau terlalu sulit, aku malah jadi bosan..."

Kenma pun berjalan sedikit lebih cepat meninggalkan Kuroo dibelakang.

"Kau juga sulit didapat, tapi aku tidak pernah menyerah."

.

.

.

.

.

"Kenma!" teriak seorang pria mungil dan berwarna rambut cerah saat Kuroo dan Kenma sedang menghabiskan waktu di kantin, Kuroo melirik sosok secerah matahari yang mampu merebut perhatian seorang Kenma seutuhnya disaat gadis itu tengah fokus ke psp nya.

Iri sekali lelaki jangkung itu dengan cowo yang merupakan adik kelasnya itu, apakah dia harus menjadi chibi juga supaya Kenma memperhatikan dirinya.

"Nee, Kenma... Game yang kemerin kamu beri ke aku seru loh..."

"Hinata sudah selesai memainkannya?"

"Belum, aku kemarin memainkannya bersama Oik-chan..."

Mendengar nama perempuan lain dari mulut Hinata, membuat raut wajah Kenma berubah walaupun tidak kentara tapi Kuroo dapat melihatnya.

"Kau tidak mungkin memainkannya hanya berduakan?" tanya Kuroo, mencoba memperbaiki hati Kenma.

"Iya dong! Kageyama, Tsukishima, Bokuto-san dan Iwa-san juga ikut!" ujar Hinata mengebu-gebu, Kuroo menatap wajah Kenma yang sudah kembali seperti sedia kala tengah tersenyum kecil menatap Hinata.

.

.

.

.

.

Disore hari Kenma dengan malasnya berjalan menuju taman dekat rumahnya, Kuroo memitanya datang kemari.

"Tunggu aku boge!" Suara teriakan seorang gadis membuat Kenma berhenti melamun. Kenma saat ini sedang berada di bertigaan jalan, ia menatap jalan didepannya dan melihat seorang gadis berambut hitam yang di ikat ala poni tail dan Hinata yang berada didepan Kageyama. Dilihat dari baju yang mereka pakai pasti mereka sedang jogging bersama, ada perasaan iri dihati Kenma saat melihat keduanya karena dia tidak pernah di ajak lelaki itu pergi berdua.

Kenma pun berjalan ke arah kanan dan membiarkan perasaan iri dan cemburunya bersarang di hatinya dan membiarkan sang pujaan hati tengah berlari bersama wanita lain.

.

.

.

.

.

"Ada apa kau memanggil ku kesini, Kuroo?" tanya Kenma tepat didepan Kuroo.

Kuroo menatap wajah Kenma yang terlihat datar, lebih datar dari biasanya.

"Kau kenapa, siapa yang membuat mood mu tidak bagus?" tanyanya.

"Tidak ada..."

"Kenma ceritakan saja kepad-"

BWERK

"Ew!" ujar Kenma saat melihat apa yang diinjak Kuroo.

"Ah, sial!" lelaki bertampang sangar itu memeriksa bawah sepatunya. "Kucing sialan! Poop kok disini!"

"Kuroo, itu sangat bau... Cepat bersihkan."

"Aku akan membersihkannya di rumah, sebelum itu aku mau bilang... Ayo besok kita Jogging pagi bareng."

Tanpa pikir panjang Kenma pun mengaguk dengan pelan, ia menatap sepatu Kuroo dengan jijik dan kembali menatap wajah senang Kuroo yang sepertinya baru saja melupakan kesialannya.

"Kuroo, kau harus cepat-cepat pulang dan membersihkan sepatu mu karena baunya sangat menjijikan..."

Sadar Kenma menatapnya jijik Kuroo pun mundur sedikit menjauh dari Kenma, tapi gadis cuek itu malah berbalik meninggalkan Kuroo.

"Mau kemana?"

"Pulang..."

Kuroo menatap punggung kecil itu dengan pandangan berbunga-bunga, ia tersenyum yang mampu membuat gadis-gadis lain menjerit heboh.

"Bagi ku tai kucing adalah keberuntungan karena aku menginjaknya tepat di depan mu... "

.

.

.

.

.

Kenma menatap langit malam dari jendela kamarnya, langit sangat cerah malam ini banyak bintang bertaburan.

Handphone kenma di atas meja belajar bergetar, ia pun mengambilnya dan senyum lebar yang sangat cantik terlihat diwajahnya.

Dari : Hinata Shouyou

Subjek : Ikut aku ya...

Kenma besok pagi ayo kita jogging bersama! Aku lihat akhir-akhir ini kau tanpak sangat tidak bersemangat (´▽`)... Please ikut aku ( °3°)/

Kenma dengan cepat membalas email Hinata, mengiyakan ajakan lelaki mini itu dan melupakan janjinya dengan Kuroo.

Kuroo kamu harus tabah nak, ini ujian dari tuhan.

.

.

.

.

.

Kuroo menunggu kabar dari Kenma pagi ini, dia sengaja bangun jam tiga pagi. Sudah berulang kali dia memeriksa handphonenya menunggu email dari Kenma.

'Sabar, Kuroo ini baru jam tiga. Apalagi Kenma cewe, persiapannya pasti banyak. '

Setengah jam berikutnya Kuroo pun mengirim email untuk Kenma.

Dari : Kuroo ganteng

Untuk: Kozume Kenma

Subjek: Apa kau sudah siap?

Kenma, aku menunggu mu...

Email aku saat kau sudah siap...

Kuroo pun menunggu lagi dengan sabar. Setengah jam tidak ada balasan Kuroo pun memilih spam email dan menelepon Kenma berkali-kali.

.

.

.

.

.

"Kenma, ayo kita jogging!" ujar Hinata saat Kenma membukakan pintu untuk Hinata.

"Ayo..." ujar Kenma dengan wajah seperti baru saja menemukan game baru, dan tidak menyadari handphonenya yang ketinggalan di atas kasur yang penuh dengan spam email dari Kuroo, belum lagi panggilan tidak terjawab yang melebihi 65 kali.

"Ayo Kenma, berlari lebih semangat..."

Ujar Hinata yang berlari seperti tidak ada hari esok, sedangkan Kenma yang dibelakangnya berlari seperti orang yang kehilangan separuh nyawa nya.

"Tunggu Shouyou, ayo kita istirahat dulu... " ujar Kenma yang terengah-engah. Hinata menghentikan larinya dan mendekati Kenma, ia membantu gadis mungil itu berdiri dan mengemgam tangan mungil gadis itu. Menuntunnya kebangku terdekat.

"Tunggu ya, aku belikan minum dulu..."

Hinata pun meninggalkan Kenma sebentar untuk membelikan minuman, lima belas menit kemudian Hinata kembali dengan membawa air mineral dan dua buah puding.

"Kenma ini minumlah dan makan ini juga..."

Kenma mengambil air mineral dan satu puding dari tangan Hinata dan mengucapkan terimakasih dengan senyum kecil khusus untuk Hinata. Lelaki manis itu menatap Kenma membuat gadis itu sedikit salah tingkah. Hinata mengambil sesuatu dari kantornya, mengambil sapu tangan dan menempelkan di pipi Kenma.

"Wajah mu berkeringat cukup banyak, aku lap ya..." Hinata sedikit terkejut mendapati wajah Kenma yang memerah. "Kenma wajah mu yang memerah sungguh lucu, seperti udang rebus saja!" Kenma segera mengemgam tangan Hinata di pipinya dan menunduk.

Hinata hanya tersenyum dan menjauhkan tangannya dari pipi Kenma, membuat gadis itu sedikit kecewa.

"Kenma aku mau menceritakan sesuatu kepadamu..."

"Hmm, apa itu? "

Hinata mengaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Aku mau bertanya, sebenarnya wanita itu suka apa? "

Kenma diem, sedikit mengharapkan bahwa Hinata sedang bertanya sesuatu yang disukainya.

"Aku ingin memberi sesuatu pada seseorang yang aku suka. "

"Beri saja bunga, game atau boneka." kata kenma.

"Ahhh benar juga, bunga saja agar terlihat romantis, Baiklah kenma, terimakasih ... Aku ingin segera memberi bunga kepadanya... " ujar Hinata mengebu-gebu.

"Eh? Kepadanya? Siapaa?" Tanya kenma dengan wajah ingin tau.

"A-ah hehe i-itu untuk Bakageyama. "

Bagai tersambar petir Kenma terdiam, air mata hampir keluar tapi dia menahannya.

Kenma tersenyum dipaksakan ia tidak berani menatap Hinata.

"Hmm, Kenma kenapa?"

"Shouyou, aku tidak enak badan... Aku mau pulang."

"Eh, ayo aku antar kau pulang!" Hinata sedikit panik. Sepanjang jalan Kenma hanya diam menunduk, andai ini adalah sebelum Hinata mengatakan bahwa ia menyukai Kageyama ia pasti akan sangat bahagia tangannya digenggam dengan sangat lembut seperti ini. Sekarang yang ia rasakan hanya dingin dan hampa.

'Kuroo...' entah mengapa hanya nama itu yang muncul dipikirannya sekarang. Ia hanya mau berada disamping sahabat masa kecilnya itu.

"Eh, kalian berdua... Kenapa bisa bersama?" tanya seorang yang membuat Kenma mendongkrak kepalanya segera, suara yang membuat hatinya tenang seketika dan betapa bersyukurnya gadis ini ketika lelaki jangkung itu datang tepat saat dia baru saja sampai didepan rumah.

"Kuroo..." ujarnya menatap wajah Kuroo tapi lelaki itu menghindari tatapannya dan malah fokus ke Hinata.

"Kami habis jogging bersama." ujar Hinata menjawab pertanyaan Kuroo tadi.

"Begitu ya, kalau begitu aku permisi dulu... Ada sesuatu yang harus aku beli." Kuroo pun berlalu meninggalkan mereka tanpa sekali pun menatap Kenma.

"Shouyou, terimakasih telah mengantar aku kerumah... Hari ini sangat menyenangkan." ujarnya kepada Hinata sambil tersenyum yang dipaksakan.

"Iya, sama-sama. Kenma istirahat yang bener ya... Baibai!" ujar Hinata yang tidak peka dengan raut wajah Kenma, ia pun pergi tanpa beban dan tidak tau kalau Kenma tengah menahan tangis dibelakangnya.

Kenma masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu ia dengan lesu berjalan kearah kamar nya.

"Kenma, cepat mandi dan temenin Ibu belanja bulanan ya..." teriak Ibunya dari dapur.

"Hm, iya... " sahutnya seadanya.

.

.

.

.

.

Setelah selesai mandi Kenma pun menatap Handphonenya yang tergeletak diatas kasur. Ia berjalan kearah kasur dan mengambil Handphonenya, ia terkejut saat melihat notifikasi panggilan tidak terjawab dan email dari Kuroo yang jumlahnya sangat banyak. Ia baru menyadari dia mempunyai janji dengan Kuroo terlebih dulu sebelum dengan Hinata. Perasaan tidak enak segera singgah di hatinya. Saat dia hendak menelepon Kuroo, suara pintu terbuka menghentikannya. Ia menatap Ibunya yang membuka pintu kamarnya.

"Kenma, ayo cepat berpakaian... Kita sudah mau berangkat."

"Iya, Bu..." dia pun mengurungkan niatnya dan segera mencari pakaian untuk menemani ibunya belanja bulanan.

.

.

.

.

.

Kuroo berjalan seperti orang kehilangan nyawa, ia terlihat sangat tidak bersemangat.

'Wah, jadi dia pergi dengan Chibi-chan ya... Pantas saja dia melupakan janjinya dengan ku...'

Kuroo pun memutuskan berjalan kearah supermarket setelah tadi dia hanya berjalan tanpa arah. Ia memutuskan membeli sekotak susu saja untuk mengurangi rasa galaunya.

Saat setengah jalan ia melihat seseorang yang sangat familiar tengah duduk di kursi yang disediakan dipinggir jalan. Segera saja Kuroo mendatangi orang itu.

"Tsukki, hai! " Kuroo pun tanpa sengaja melihat kaki Tsukishima yang membiru di pergelanggan kakinya.

"Kaki mu kenapa sampai bisa seperti ini?" tanya Kuroo khawatir, ia pun berjongkok dan menyentuh sedikit kaki Tsukishima.

"Au! Sakit baka..." ujar Tsukishima sambil memukul bahu pria berambut hitam yang tengah berjongkok didepannya.

"Kenapa bisa sampai seperti ini?"

"Kaki ku terkilir saat berjalan..."

Kuroo menatap sepatu Wedges Tsukishima yang tingginya mencapai 10 cm.

"Tsukki, kau sudah tinggi... Untuk apa kau memakai sepatu tinggi ini."

"Diamlah, itu sepatu idaman para wanita..."

"Apakah kau bisa berjalan?"

"Sepertinya bisa walaupun pelan..."

Kuroo pun dengan pelan menuntun Tsukishima berdiri, tapi gadis itu tidak kuat dan kesakitan. Kuroo pun kembali mendudukan Tsukishima. Disisi lain, Kenma melihat semua itu dari dalam mobil yang sedang dikendarai Ibunya, ia menatap kebelakang dan melihat Kuroo masih berjongkok didepan Tsukishima. Kenma memutuskan untuk menelepon Kuroo, ia melihat Kuroo mengambil Handphonenya dari saku jaket tapi dia tidak mengangkat dan meletakkannya didalam jaketnya. Terakhir yang dilihat Kenma sebelum mobilnya berbalok dipersimpangan adalah Kuroo yang tengah menggendong Tsukishima ala bridal style.

Entah kenapa hati Kenma rasanya sangat sakit, bahkan ini lebih menyakitkan dari pada saat dia bersama Hinata tadi. Ia pun memutuskan untuk berbicara dengan Kuroo besok.

.

.

.

.

.

Kuroo berjalan dengan pikiran bingung, ia heran tumben sekali Kenma mengajaknya bertemu di bukit belakang sekolah sore-sore begini, setelah seharian gadis manis itu menghindarinya di sekolah.

Ia berjalan menanjak, dia tambah dibuat heran dengan Kenma yang mau berjalan ke bukit ini, biasa dia paling malas kalau diajak main kesini.

Setelah sampai, ia melihat Kenma tengah berdiri dan menatap gedung sekolah mereka.

"Kenma, ada apa kau memanggil ku kesini? " tanya Kuroo tepat saat dia telah berdiri disamping gadis yang tengah asik dengan pspnya.

"Kuroo, maaf kemarin aku melupakan janji kita... Tapi kau tidak harus balas dendam dengan tidak membalas telpon ku juga kan!" ujar Kenma kesal, gadis itu berhenti memainkan pspnya dan menyimpannya dikantong roknya.

"Kenapa aku harus merasakan sakit yang lebih menyakitkan dibandingkan saat aku tau Shouyou menyukai Kageyama?! "

"Tunggu Ken-"

"Kenapa aku marah dan sangat tidak suka kau mengacuhkan ku?!"

"Eh, Kenma tena-"

"Kau lebih memilih menggendong Tsukishima dibandingkan dengan menjawab telpon ku, aku benci itu!"

"Kenma, tenang dulu dan dengarkan aku... " ujar Kuroo sambil memegang kedua pundak Kenma.

"Pertama kau melupakan janji kita dan tidak menjawab email dan telpon ku yang beribu-ribu itu... Kedua kemarin Tsukki kakinya terkilir aku tidak mungkin membiarkannya begitu saja, ketiga... Apa kau..." Kuroo meneguk saliva nya dengan susah.

"Kenma, kau... Apakah kau cemburu?" tanya Kuroo yang membuat Kenma serasa disambar petir, ia pun melepaskan kedua tangan Kuroo dipundaknya.

"Jangan menghayal Kuroo, aku tidak seperti itu..."

Mendengar jawaban datar dari Kenma tidak membuat Kuroo gentar, ia tetap berusaha dengan bertanya pertanyaan yang sama.

"Aku bilang tidak!" teriak Kenma yang kesal. Gadis itu pergi menjauh tapi sebelum lima langkah ia berjalan, perkataan Kuroo membuatnya mematung seketika.

"Aku menyukai mu, dari dulu hingga sekarang..." ujarnya, Kenma yang terkejut pun memilih pura-pura tidak mendengar dan terus berjalan. Ia belum siap memberikan Kuroo jawaban, hatinya masih bimbang.

Melihat Kenma yang tetap berjalan padahal dia baru saja menyatakan perasaannya, membuat kaki Kuroo bergerak sendiri untuk mengejar Kenma. Baru beberapa langkah Kuroo merasakan ia baru saja menginjak sesuatu yang empuk dan bau yang sangat familiar dari bawah sepatunya, dengan berat hati ia pun membiarkan Kenma berjalan jauh dan mengangkat kakinya dan menatap telapak sepatunya.

"Ah, t*i..." ujarnya kesal.

.

.

.

.

.

Kenma tidak bisa tidur, ia gelisah diatas kasur. Menghadap kekiri menghadap kekanan begitu terus sampai seprai Kasurnya agak berantakan. Ia terus memikirkan perkataan Kuroo tadi sore.

'Apakah kau cemburu?'

'Aku menyukai mu, dari dulu hingga sekarang.'

Kenma menutup wajahnya dengan bantal dan berteriak.

Besok harinya entah mengapa Kenma terlihat berbeda, dia sedikit memakai liptin dan dirinya sendiri tidak tau kenapa dia harus memakai itu.

Saat tiba didepan gerbang sekolah, dia melihat Kuroo berada didepannya. Saat hendak mendekati lelaki jangkung itu, ada seseorang yang sudah terlebih dahulu mendekatinya. Kenma mengurungkan niatnya dan berjalan lebih cepat dan melewati Kuroo dan Tsukishima. Kenma sempat bertatapan wajah dengan Kuroo, dan membuat lelaki berambut hitam itu sedikit terkejut saat melihat wajah marah gadis mungil itu.

"Sepertinya dia salah paham, cepat kejar gadis mu itu, senpai..." ujar Tsukishima dengan nada malasnya. Kuroo pun segera berlari dan mengejar Kenma.

.

.

.

.

.

"Kenma, tunggu..." Kuroo pun menangkap tangan Kenma dan gadis itu berontak minta dilepaskan.

"Kenapa kau disini? Sana dengan Tsukishima saja..."

Kuroo hanya menatap Kenma yang sedang berusaha melepaskan genggaman tangannya.

"Baru kemarin kau bilang suka kepada ku, tapi hari ini kau sudah berjalan dengan gadis lain..."

"Kenma, saat kau cemburu seperti ini... Kau sangat ooc." ujar Kuroo, lelaki itu menarik belakang kepala kenma dan menempelkan mulutnya ke mulut Kenma.

Okey mereka berciuman ditengah orang banyak dan ini di sekolah, selamat Kuroo, besok orang tua mu akan dipanggil ke sekolah.

"Kau menyukai ku juga kan Kenma? Kau tidak dapat mengelak lagi."

Kenma pun hanya bisa menutup kedua wajahnya dengan tangan dan mengguburkan diri didada Kuroo, lelaki jangkung itu pun memeluk tubuh mungil itu erat. Tanpa sadar guru BK yang menyaksikan drama mereka dari awal tengah berapi-api berdiri dibelakang Kuroo.

.

.

.

.

.

Author notes:

Okey, maaf banget aku belum bisa lanjutin My love begins with unlucky , karena chapternya selanjutnya belum selesai dan bulan kemarin aku sibuk banget di RL. Maaf banget ya...

Dan sebagai permintaan maaf, aku bikin deh fanfiction ini...

Ini juga buat hadiah untuk Senpai ku, Asya senpai yang sering aku panggil Yakult Senpai :D

Semoga suka sama fic oneshot aku yah :*

.

.

.

.

.

END

.

.

.

.

.

Don't forget to review