CHAPTER ONE
ChanBaek
HunHan
KaiSoo
/YAOI/
RATE M!
.
.
Ada sebuah kisah unik.
Bukan berada di negri antah berantah, cukup di sebuah asrama lelaki Heerin yang pada dasarnya hanya memiliki segelintir siswa.
Iya, segelintir. Sekolah Heerin hanya mempunyai 3 kelas berbeda yang terbagi atas tiga abjad yaitu, A, B, dan C. Setiap kelas hanya memiliki jumlah 25 siswa, yang setiap karakter hampir sama. Bisa dikatakan pengelompokan tiap satu angkatan—satu kelas—disusun berdasarkan kategori si siswa.
Mengapa? Sebab, untuk menghindari adanya perselisihan antar teman sekelas. Cukup jelas? Belum. Masih ada alasan lain.
Tetapi sebelum mengetahui alasan yang sebenarnya, apakah tidak aneh dengan kondisi siswa yang sangat sedikit pada sekolah megah seperti Heerin? Jelas saja aneh. Bukan karena kapasitas kelas yang sempit, atau kurangnya ketersediaan AC hingga mengimbulkan minat bersekolah disana menurun. Semua hanya karena satu masalah.
Sama seperti masalah awal, masalah sedikitnya siswa Heerin juga karena masalah yang sama.
Apa itu?
Jadi begini—
Ada tiga pasang—ah, tidak bukan pasang, mereka tidak mau menyebut diri mereka sebagai pasangan. karena ketika iya sebutan itu tersemat, layangan protes seperti, "kau menyamakan aku dengan sampah?" atau—"mimpi saja yah, aku mau hidup-semati dengan orang seperti dia." Pasti akan terjadi.
Jadi katakan ketiga pasang itu sebagai enam orang dengan dua kelompok berbeda. Kelompok pertama ada Chanyeol, Sehun, dan Kai. Mereka menamai diri mereka sebagai Alfa the genk. Karakter mereka adalah pemberontak, kotor, pemberani, penyuka bokep, dan...semua yang berbau negatif. Pikirkan saja sendiri.
Jika ada negatif, maka hiduplah positif. Siapa mereka? Nah, tiga orang ini adalah dewi—dewa—sangat cantik (tampan, oke.), mempunyai pribadi pembersih, takut dengan serangga apalagi cacing tanah, suka tersenyum, benci segala hal mengenai bokep. Jika kalian sudah tahu mereka membenci bokep, maka kalian bisa maklum kalau ketiganya adalah pembenci akut genk bodoh yang menamai diri mereka Alfa. Ketiga sugars ini adalah Baekhyun, Luhan, Dan Kyungsoo. Para lelaki cantik dengan sebutan Angels.
Sebelum terpisah, dulunya mereka adalah sahabat akur dimana; Chanyeol dan Baekhyun adalah teman masa kecil yang terlihat manis, Sehun dan Luhan adalah tetangga akrab yang suka berbagi rasa bubbletea, dan Kai juga Kyungsoo merupakan teman akur yang tidak bisa lepas selama mereka sekelas dibangku SMP.
Ketiganya sungguh manis bukan? Lalu kenapa bisa mereka pecah hingga membentuk kelompok yang saling memaki satu dengan yang lain? Jawabannya terbagi dua (lagi-lagi mereka menolak untuk menjawab satu aliran—sama).
Kelompok Alfa mempunyai jawaban seperti, "oh, Camon...bagaimana bisa semakin dewasa, aturan menonton bokep dilarang! Ini masa muda oke? Masa dimana penis semakin bertumbuh besar, begitu juga pengetahuan biologi yang harus terus diisi dengan blue flim. Yah, kecuali tiga perempuan itu—"mereka menunjuk the Angels dengan seringainya menjijikan, sebelum melanjut, "tidak memiliki masa pertumbuhan penis. Kami yakin ketiga mereka itu, memiliki ukuran penis sekelingking tangan Haowen. Untuk itu mereka membenci bokep, ngomong-ngomong." Oke, alasan ini bisa menjadi bumerang untuk kedua kelompok beradu. Jangankan melempar spatula, menjambak rambut menyebalkan ketiga Alfa pun akan dilakukan Baakhyun. Ah, baydeway, Haowen adalah sepupu Sehun yang baru berumur 5 tahun. Jadi...bisa banyangkan sekecil apa penis the Angels?
Lain jawaban Alfa genk, lain juga para perempuan—laki-laki maksudnya. Mereka mempunyai jawaban yang cukup indah~ bagaimana? Begini. "kami sangat mencintai kebersihan, dimanapun dan kapanpun. Jadi maaf saja jika kami menolak untuk mengakrabkan diri dengan mereka. Mengapa? Kami tidak ingin terserang kuman dan penyakit kulit. Astaga bagaimana jika wajah kami berjerawa? Tidak~"
Oke. Begitu.
Kontras sekali bukan? Padahal awalnya interaksi mereka tidak seburuk ini. Mereka dulunya manis sekali, bertaman dekat, dan juga tidak berselisih.
Semenjak mengenal SMA semuanya berubah. Ditambah lagi kawasan asrama yang saling berhadapan, hitam untuk cat dinding kelompok para Alfa bersama teman-teman seperbrengsekan mereka, maka orange untuk para Angels bersama teman-teman pecinta alam dan kebersihan.
Sebelum cerita ini berlanjut, apalagi ini masih terlalu malam untuk becerita berat, mari ketahui dulu bagaimana dahulu tiga pasangan ini berinteraksi.
Chanbaek
Senja saat ini cantik. Matahari melirik malu-malu kepada kedua teman masa kecil yang tengah menikmati olahraga sepeda di kawasan Namsan. Tubuh mungil Baekhyun telah aman dari udara yang semakin dingin karena adanya balutan jaket tebal yang Chanyeol berikan ketika mereka mulai bermain.
Keduanya tertawa ketika melewati beberapa jalan penuh rumput dengan sepeda pink milik Baekhyun. Kedua tangan mungil Baekhyun juga memeluk erat perut lelaki raksasa yang tengah membocenginya. Ia menyeder kepalanya lelah ke punggung lebar Chanyeol saat dirasa waktu bermain mereka juga menguras tenaga. Padahal jika ingin tahu, sedari tadi yang mengeluarkan tenaga adalah Chanyeol.
Lelaki itu yang mengoes kayuhan sepeda, mengendongi Baekhyun ketika Baekhyun berkata bosan menaiki sepeda. Alhasil Chanyeol membawa Baekhyun dipunggungnya sambil sesekali mendengar cerita mengemaskan Baekhyun mengenai hari-harinya bermain air di kelas berenangnya.
"lelah, Baek?"
"uhm." Kepala Baekhyun yang awalnya bersender dipunggung Chanyeol, kini sedikit terangkat untuk memberikan anggukkan sebagai jawaban. "tapi aku ingin ice cream." Bibir mungilnya melengkung ke bawah ketika melontarkan permintaan ini. Ia tahu permintaan ice cream dihari yang dingin tidak baik dan ia yakin Chanyeol akan menolak.
"tidak. Tidak ada Ice cream. Kau akan demam dan itu akan menyusahkan. Ingat ketika kau meraung-raung saat flu seminggu lalu?" sepeda yang membawa mereka berhenti. Chanyeol memasang stang sepeda untuk menahan Baekhyun yang masih terduduk.
Ketika ia melihat raut Baekhyun yang berubah sedih, ia turun, dan langsung mengangkat dagu Baekhyun agar berhadapan dengan wajahnya.
"bagaimana jika sebuah ciuman?" tawar Chanyeol dengan senyuman nakal yang mampu membuat Baekhyun memerah. Astaga, ini hampir malam. semoga pipinya bisa disamarkan oleh gelap.
"aku tau bibirmu beku saat ini, sayang." Lagi Chanyeol membujuk. Tidak mendapat respon dari si mungil, inisiatif Chanyeol sebagai dominan pun muncul. Ia mendekatkan bibirnya kepada bibir mungil teman kecilnya ini.
Hingga—chup!
Ringan tapi..."manis?" Baekhyun menggangguk setuju dengan pertanyaan Chanyeol. Ia mengalihkan rasa malunya sehabis mendapat kecupan dengan memeluk perut Chanyeol erat—posisi mereka masih sama, dengan baekhyun yang duduk di sepeda dan Chayeol yang berdiri menghadap Baekhyun.
"ah, aku malu~"
"hahahaha...tidak perlu malu, honey." Sekali lagi Chanyeol tertawa banyak ketika dirinya selalu bersama Baekhyun. Entahlah, hatinya selalu menghangat. Apa yang Baekhyun punya hingga Chanyeol terus merasa manis berada didekatnya?
"aku janji ketika siang besok akan membelikanmu tiga cup ice cream stawberry. Jangan lupa menangihnya, sayang.."
"ingat janjimu, Chanchan!" seru Baekhyun mengigiti perut kokoh Chanyeol dengan gemas. Ah, dia tidak sabar menunggu siang ketika sekolah usai.
Hunhan
Saat ini Luhan tampak gembira sekali. Sebab, setelah dua bulan ia terus membujuk si Ayah untuk membelikannya hewat peliharaan, akhirnya hari ini adalah waktu yang tepat untuk menjadi nyata.
Astaga, Luhan tidak sabar untuk segera memilih hewan. Memikirkan betapa imut dan lucunya calon anaknya nanti, Luhan sudah mengigiti jari telunjuk gemas.
"Sehun, cepat! Aku sudah tidak sabar~" serunya kekanakan melompat kecil dari kursi penumpang setelah membuka pintu Taxi. Luhan saat ini berada di toko hewan peliharaan dengan Sehun yang menemaninya. Tingkah imutnya yang sedari tadi tidak lepas dari mata tajam Sehun, membuat Sehun sedikit khawatir. Pasalnya, apakah dengan diberikannya hewan Luhan akan baik-baik saja? Maksudnya, Sehun akan baik-baik saja? Luhan sangat mengemaskan. Apalagi ketika geram akan sesutu hal.
"sabar, Lu. Kau harus berhati-hati, nanti kau terluka jika terus melompat." Bujuk Sehun menggenggam tangan kiri Luhan sebelum memasuki toko.
Sedari tadi ia tidak bosan mengamati Luhan bercertia mengenai wajah-wajah imut hewan peliharaannya kelak. Apalagi Luhan bercerita dengan kedua tangan pengepal ke atas dan suara yang berteriak-teriak. memekik.
"Hunnie, apakah aku akan mendapatkan calon anak yang tepat nantinya?" Sehun sedikit bingung. "anak?" tanyanya memastikan perkataan Luhan seraya tetap berjalan mengenggam tangan kecil Luhan menuju toko.
"uhum. Aku mamanya dan Hunnie adalah papanya. Anak kita di dalam sana, hehe" ah, Sehun paham. Yang dimaksud si imut Luhan adalah calon hewan peliharaan.
Sehun hanya berdecih geram dengan mengikuti semua mau Luhan. Tentang ia menjadi Papa hewanpun ia tuturi. Asalkan Luhannya bahagia.
"selamat datang Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" ucapan pemilik toko terdengar. Mereka di tuntun untuk mengikuti koridor penuh Hewan menggemaskan yang tidak henti-hentinya menjadi bahan pekikkan Luhan. "astaga-astagaaaa! Aku bisa mati Hunnie" lihatkan bagaimana geramnya lelaki kecil ini.
Pemilik toko menjelasakan semua hewan yang mereka jual. Mulai dari anjing, hamster, kukang, bahkan—"kucing saja! kucing. Lihat yang putih ini. Lucu sekali~" Luhan melepas tautan tangan Sehun dengan dirinya, berlari mendekati kandang Kucing-kusing.
Mata rusanya berbinar cantik menatap Kucing putih berbulu tebal yang tengah memandang aneh dirinya. "Hunnie, anak kita itu" Sehun terkekeh gemas hingga mengecup pipi Luhan sebelum mengkode pemilik hewan untuk memberikan hewan pilihan Luhan ke pelukkan lelaki kecilnya. "tunggu di depan, aku harus membayar dulu." Luhan mengangguk antusias sambil memainkan bulu-bulu si Potato di pelukkannya. Hm, ngomong-ngomong, potato adalah nama si kucing. Entah kapan Luhan membuat nama itu, tapi kepala kecilnya langsung mencetus nama Potato.
"bagaimana? Kau senang dengan—er..."
"potato? Tentu saja! Potato, lihat ini papamu...dan ini mama" tunjuk Luhan bergantian memperkenalkan dirinya juga Sehun kehadapan kucing peliharaannya. Anaknya dengan sehun. Oke.
Sehun mengelus pucuk kepala luhan seraya terkekeh mengamati interaksi baru Luhan. Ia sadar, senyum cantik milik Luhan selalu sukses mengubah pribadi dinginnya menjadi pria aneh yang suka tersenyum sendiri ketika bayangan wajah imut Luhan terlintas.
"baiklah mama Potato yang cantik, sekarang ayo Pulang." Luhan mengubah pandangannya menatap ke arah Sehun. Ia memberikan Potato kepelukkan sehun, merentangkan kedua tangan ke udara. Ah, sehun tau apa arti permintaan ini.
"oke, aku akan mengendongmu."
"Ye! aku lelah, Hunnie~" Serunya girang. Menyender kepala kecilnya ke pundak sehun. Sehun tertawa untuk kesekian kali. Bagaimana bisa Luhan lelah padahal kenyataannya disini Sehun lah membawa dua beban untuk dibawa pulang. Si mama kucing dan potato, anak mereka.
Kaisoo
Panasnya udara siang ini membuat pikiran Kyungsoo sedikit terganggung. Maksudnya, Kyungsoo sedang badmood karena baru saja guru Kim menyuruh mereka untuk berganti pakaian olahraga.
Iya, olahraga. Kegiatan melelahkan di lapangan dengan udara yang panas. Ini neraka untuk Kyungsoo.
Belum lagi Kyungsoo lupa sarapan tadi pagi karena terlalu sibuk mengurusi lomba fisika yang dibebankan sekolah untuknya. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Kyungsoo hanya ingin istirahat. Setidaknya untuk mata pelarajaran ini saja.
Rasanya ingin sekali menangis menatapi baju olahraganya yang masih ia genggam. Ia tidak mau panas-panasan, ia tidak mau olahraga. Tetapi meminta izin ke guru Kim untuk beristirahat bukan kyungsoo sekali. Ia terlanjur dikenal sebagai murid patuh dan rajin.
"pak Kim!" seru Jongin ketika semua berada di lapangan, berbaris rapi membentuk barisan kotak. "iya, ada apa Jongin-ah?" ah, tidak heran guru killer seperti guru Kim menaruh rasa sengan kepada Jongin. Dari nada bicara saja guru Kim terkesan sangat menyayangi Jongin. Sebab, sekolah mereka hanya punya lima atlet berbakat yang mengharumkan nama sekolah. Dan Jongin adalah salah satu dengan urutan pertama.
"aku permisi untuk tidak mengikuti olahraga kali ini. Aku mengalami jatuh ringan kemarin. Apakah aku boleh ke UKS?" tentu saja jawaban guru Kim adalah—"astaga, kenapa tidak bilang? Baik-baik, segeralah beristirahat nak. Ah, Jongdae! Antarkan Jongin." oke, sedikit berlebihan Jongin rasa.
"tidak pak, aku ingin Kyungsoo saja yang menemani. Lagipula Jongdae tampak sibuk mengatur bola-bola seusai dipakai nanti. ini jadwal piket Jongdae pak." Jongdae yang ingin melayangkan protes berupa bantahan, berubah tertunduk ketika tatapan tajam Jongin dilayangkan kepadanya sebagai kode untuk menurut. "ayo, Kyungsoo-ah." Ajak Jongin menarik tangan Kyungsoo menuju UKS.
Awalnya Kyungsoo belum menyadari. Ia terlampau terkejut dengan ajakan menyenangkan ini. Tangannya yang berada di genggaman tangan Jongin mengerat, ia tersenyum ceria menatapi lelaki yang merupakan sahabatnya itu. "terima kasih. Kau tahu aku lelah untuk praktek olahraga saat ini."
Jongin tersenyum maklum. Ia mengelus pipi kanan kyungsoo dan tersenyum sangat tampan. "aku tahu apa yang Kyungsoo-ku alami, apapun itu. Jika lelah, kenapa tidak bilang daritadi. Kau sudah sia-sia menganti pakaianmu." Tutur Jongin ketika mereka menduduki ranjang UKS.
Ia membantu Kyungsoo berbaring dengan baik. AC UKS yang sebelumnya mati juga dihidupkan oleh Jongin. Sebisa mungkin Jongin menciptakan suasana nyaman untuk lelaki kecil kesayangannya ini. "sekali lagi terima kasih, Kai-ah." Panggilan itu terasa indah keluar dari bibir mungil kepunyaan Kyungsoo. Jongin merasa teduh mendengarnya.
"tidurlah, aku akan menemanimu. Kau tampak lelah." Kyungsoo memerah kecil ketika kecupan kecil diberikan Jongin tepat di keningnya. Rona mulai menjalari wajah manis Kyungsoo hingga telinga.
"hahaha...kau malu? Ayolah, aku sering melakukannya."
"YAK!" mereka berdua tertawa.
"Kyungie, aku lupa mengatakanya. Kau melakukan hal terbaik ketika lomba kemarin, aku bangga!" selanjutnya Kyungsoo terharu masih dengan rasa malu yang sangat kentara. Ia menutup wajahnya yang semakin merona. "berhenti mengodaku, kai-ah~"
"hahaha...calon kekasihku~"
Begitulah. Jika dibandingkan dengan masa sekarang jelas berbeda. Tidak ada lagi interkasi manis diantara ketiga pasang itu, yang ada hanya makian. Mengapa?
Karena mereka membenci satu dengan yang lain.
T.B.C
HAIIIIII!!! Hoohayy minaa~ aku bawa sesuatu yang absrud hehe.
Jadi gini, untuk FF REDWINE kemarin yang aku share tetap akan aku lanjut kok, tenang. Tetapi aku juga membawa FF baru. Kuharap kalian suka. Aku sadar jika RED WINE sedikit tidak jelas—maklum itu FF terpikir ketika aku masih smp—jadi mungkin tidak ada peminat.
Ini FF yang mempunyai latar yang sama dengan FF REDWINE. Tetap menggunakan sekolah Heerin, tetapi konsep penceritaan yang berbeda. Jika RED WINE itu Hurt, maka FF ini humor.
So, enjoy thir FF mina-san~
See you letter. Oiya, plis support akohhh!
.
.
Salam madams para uke, Wjn!
