Disclaimer : I do not own Harry Potter. All credits goes to the lovely J.K Rowling

CHAPTER I: Surat Tak Terduga

Keadaan masih sunyi senyap di jalan Privet Drive, Little Whinging ketika seorang remaja terlonjak bangun dari tidurnya di salah satu kamar tidur rumah bernomor 4.

Remaja satu ini lain daripada yang lain, bahkan diantara kaumnyapun dia boleh dibilang berbeda. Pertama-tama dia merupakan seorang penyihir, hal ini saja sudah membedakan dia dengan para penghuni Little Whinging.

Kemudian yang membedakan dirinya diantara para penyihir adalah luka di dahinya yang berbentuk kilat . Luka ini bukan luka biasa karena luka ini disebabkan oleh usaha pembunuhan yang gagal terhadap dirinya ketika dia masih bayi oleh penyihir hitam paling kejam dan paling kuat sepanjang masa, yaitu Lord Voldemort.

Hal inilah yang membuat remaja ini mendapat julukan "The Boy Who Lived" di dunia sihir. Seluruh penghuni dunia sihir tahu tentang seorang remaja bernama Harry Potter.

Harry Potter terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk yang terus dia alami semenjak dia kembali ke rumah paman dan bibinya. Sama seperti malam-malam sebelumnya, Harry memimpikan tentang ayah baptisnya, Sirius Black yang terjatuh ke sebuah tirai kuno di Departemen Misteri dan membuatnya kehilangan nyawanya.

Sudah dua Minggu sejak dia kembali ke rumah paman dan bibinya dan tiap malam tidurnya selalu terganggu oleh mimpi yang sama. Remaja yang sebentar lagi berusia 16 tahun ini masih menganggap bahwa kematian Sirius merupakan akibat dari kebodohannya yang terpancing oleh taktik Voldemort.

'Kalau saja aku serius berlatih occlumency'pikirnya. 'Kalau saja aku mendengarkan nasihat Hermione untuk tidak pergi ke Departemen Misteri, kalau saja saya ingat tentang cermin yang diberikan oleh Sirius untuk berkomunikasi dengannya, kalau saja, kalau saja, kalau saja,……..'.

Semua penyesalan ini terus terngiang-ngiang di kepalanya karena dia merasa bersalah atas kematian seorang sosok yang dia pandang sebagai seorang ayah sekaligus kakak.

Baru sekarang dia merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang sangat dia sayangi. Lain dengan orangtuanya yang meninggal ketika dia masih berumur satu tahun sehingga dia hampir tidak punya ingatan tentang mereka, Sirius sudah dia kenal selama kurang lebih dua tahun sehingga lebih sulit baginya untuk menerima kematiannya.

Akhirnya dia mengerti bagaimana perasaan Cho Chang ketika dia kehilangan Cedric yang juga mati karena ulah Voldemort. Harry tidak tahu kenapa dia tiba-tiba teringat tentang Cho, dia yakin bahwa dia sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi terhadapnya, tetapi kadang-kadang dia tidak yakin, oh well.

Daripada memikirkan tentang hal-hal yang tidak jelas, Harry mengalihkan pikirannya tentang hal yang sudah pasti, yaitu Voldemort. Dia baru saja mengetahui bahwa dialah satu-satunya orang yang memiliki kekuatan untuk mengalahkan Voldemort.

Harry juga tahu kalau pada akhirnya nanti mereka berdua harus saling bunuh antara satu sama lain , yang artinya dia akan menjadi seorang pembunuh atau menjadi korban pembunuhan.

Kenyataan ini membuat dia merinding setiap kali memikirkannya. Bukan hanya karena beban ini begitu berat, tetapi juga karena dia belum siap untuk menjadi seoarang pembunuh.

Tetapi Harry berpikir apabila ada orang di dunia ini yang pantas untuk mati, maka dia adalah Voldemort. Sudah terlalu banyak manusia yang menderita karena kekejamannya. Begitu banyak orang telah kehilangan sanak family dan teman hanya karena idealisme bodohnya tentang darah murni di dunia sihir. Padahal dia sendiri sebenarnya tidak berdarah murni seperti yang dia bangga-banggakan.

Harry menoleh ke jam dinding dan melihat waktunya,5.15 pagi. Dia memutuskan untuk melakukan lari pagi. Harry melakukan jogging tiap pagi semenjak dia kembali ke Privet Drive. Dia melakukan ini karena dia sudah menerima takdirnya, yaitu melawan Voldemort.

Harry berpikir latihan fisik merupakan langkah awal untuk memperkuat dirinya. Dia menyayangkan bahwa dia tidak bisa berlatih sihir selama liburan karena larangan melakukan sihir bagi penyihir di bawah umur di luar sekolah. Karena itu dia bertekad untuk lebih serius di pelajaran sekolahnya.

Harry berganti pakaian dan memakai sepatu hogwartsnya . Dia keluar kamar lalu menuruni tangga dengan perlahan-lahan agar tidak membangunkan keluarga Dursley. Walaupun perlakuan mereka sepanjang musim panas kali ini lebih baik daripada sebelum-sebelumnya, Harry tidak mau berurusan dengan mereka saat ini.

Dengan hati-hati dia keluar dari rumah dan mulai menyusuri jalan Privet Drive yang sepi dan masih agak gelap.

Dia merasakan ada gerakan-gerakan di belakangnya dan menyadari bahwa itu mungkin anggota orde yang sedang mengawasinya. Harry sudah menghapal giliran jaga para anggota orde. Karena sekarang hari kamis, maka yang mendapat giliran pada waktu ini adalah Mundungus Fletcher.

Kebanyakan dari para pengawalnya tidak menunjukkan dirinya ketika dia melakukan jogging, kecuali Lupin dan Tonks. Mereka berdua biasanya ikut ambil bagian dalam olahraga yang dilakukan Harry.

Lupin Sering memasang wajah prihatin setiap kali dia bertemu Harry. Dia tentu mengkhawatirkan keadaan harry yang masih berduka tentang kematian Sirius yang juga merupakan sahabat dari Lupin.

Tetapi mereka biasanya sebisa mungkin menghindari pembicaraan tentang Sirius dan lebih banyak membicarakan gejolak di Kementrian Sihir yang semakin meragukan kepemimpinan Cornelius Fudge dimana dia selama setahun penuh menolak kenyataan bahwa Voldemort telah kembali aktif sampai kejadian di Departemen Misteri, dan juga karena perilakunya yang mediskreditkan Dombledore dan Harry melalui serangkaian propaganda bahwa mereka berdua sudah tidak waras.

Setelah sekitar setengah jam, Harry kembali dari olahraganya dan masuk ke kamarnya yang berantakan karena buku-buku yang dia baca sepanjang musim panas untuk mengalihkan pikirannya tentang kematian Sirius.

Buku yang dia baca kebanyakan merupakan buku-buku pertahanan terhadap ilmu hitam dan juga buku pelajaran yang kemungkinan besar dia lulus di tes OWL-nya. Semua buku ini dia pesan melalui pos.

Harry juga memesan buku Ramuan untuk tahun keenam walaupun dia pesimis bahwa nilai OWL-nya akan cukup untuk kelas Professor Snape yang membutuhkan nilai O(outstanding) untuk diterima di kelasnya.

Walaupun demikian dia tetap membaca buku-buku itu karena dia telah berjanji untuk lebih siap menghadapi tahun pelajaran baru dan juga sebagai langkah awal dalam persiapannya menghadapi Voldemort.

Harry melihat bahwa ada seekor burung hantu berwarna coklat di ambang jendelanya. Dia belum pernah melihat burung hantu tersebut sehingga dia berkesimpulan Hagrid atau Hermione menggunakan burung coklat itu mengirim surat kepadanya.

Dia mengambil surat dari kaki burung hantu tersebut dan mempersilahkannya untuk meminum air di kandang Hedwig yang sedang kosong karena Hedwig masih belum kembali dari berburunya.

Harry melihat sang burung hantu meminum air di kandang Hedwig dan burung tersebut tampak sangat kelelahan . 'Pasti surat ini datang dari jauh' pikir Harry.

Dia lalu membuka amplop surat itu dan melihat bahwa tulisan di surat itu seperti tulisan seorang gadis. Pertama dia pikir bahwa memang Hermione yang mengirim surat. Tetapi bukan, yang mengirim surat sangat tidak disangka-sangka oleh Harry, karena ternyata pengirim surat itu adalah CHO CHANG.

Seeker paling muda sepanjang abad ini masih terpaku karena datangnya surat dari salah satu gadis paling populer di Hogwarts. Harry bingung kenapa Cho mengirim surat kepadanya mengingat hubungan mereka yang hanya sekejap itu berakhir dengan berantakan beberapa bulan yang lalu.

Hermione dan Ginny juga memberitahunya bahwa Cho sudah bersama pria lain yaitu Michael Corner, yang sebelumnya berkencan dengan Ginny.

Dengan segala macam pertanyaan di kepalanya, Harry mulai membaca surat dari seeker Ravenclaw itu

Dear Harry

Ini Cho, mungkin kamu bertanya -tanya kenapa aku mengirim surat kepadamu. Aku tidak akan terkejut apabila kamu memutuskan untuk meremas-remas surat ini dan melemparnya ke tempat sampah. Tetapi aku harap kamu mau meluangkan waktumu untuk membaca apa yang ingin kukatakan mengenai apa yang terjadi tahun ini antara kita yang berkesudahan dengan kurang baik.

Ketika tahun ajaran lalu baru mulai, aku terluka. Aku terluka karena kenapa orang sebaik Cedric bisa begitu saja meninggalkan dunia ini dengan begitu cepat? Lebih menyakitkan lagi karena sebagian besar orang di Hogwarts tidak percaya bahwa dia dibunuh oleh Kau-Tahu-Siapa. Mereka memberikan kesan seolah-olah dia terbunuh karena sebuah kecelakaan bodoh, dan itu merupakan penghinaan terhadap kenangan Cedric.

Karena itu aku ingin mengetahui tentang kematian Cedric. Bukan hanya ingin, aku perlu tahu tentang saat-saat terakhirnya dia di bumi ini. Apakah dia meninggal dengan cepat tanpa kesakitan? Atau dia meninggal dengan tersiksa? Apakah dia berdiri tegar ketika menghadapi Kau-Tahu-Siapa atau dia malah lari ketakutan? Dan juga apa kata-kata terakhirnya? Apakah dia menyebutkan namaku?

Aku tahu kalau ini kesannya saya hanya memanfaatkanmu. Tetapi aku tidak bohong ketika aku mengatakan bahwa aku menyukaimu. Dan aku hanya membutuhkan suatu penutup tentang kenangan Cedric dan memulai lembaran baru denganmu yang ternyata telah aku kacaukan karena kecemburuanku yang tidak beralasan kepada Hermione Granger.

Aku juga seharusnya sadar bahwa membicarakan kematian Cedric tentunya masih menyakitkan bagimu, karena itu aku ingin minta maaf.

Aku juga ingin minta maaf apabila aku sering sekali menangis dihadapanmu. Aku memang tidak sekuat dirimu yang selalu tegar dan berani menghadapi segala macam kesulitan dan marabahaya. Kau memang seorang Gryyfindor sejati.

Aku harap kita bisa menjadi teman dan kau tidak harus membalas surat ini. Aku sudah menyuruh burung hantuku Lotus untuk segera kembali setelah beristirahat sejenak karena sekarang aku sedang berada di Cina bersama keluargaku mengunjungi nenek yang sedang sakit.

Sekali lagi, semoga kau memaafkanku.

CHO

Harry setengah tidak percaya ketika selesai membaca suratnya. Selama ini dia merasa bahwa dirinyalah yang bersalah atas rusaknya hubungan dia dengan Cho. Dia merasa perlakuannya terhadap Cho sangat tidak adil. Apabila ada orang di dunia ini yang pantas mengetahui tentang kematian Cedric, maka dia adalah Cho. Seharusnya dia lebih pengetian terhadapnya bukannya memarahinya ketika Cho menangis.

Rasa bersalah kembali menggeliat di benaknya. Harry memtuskan untuk membalas surat dari Cho. Setelah meminta Lotus menunggu dia untuk menulis surat balasan, Harry mengambil selembar perkamen dan kuas beserta tintanya dan mulai menulis.

Dear Cho

Kau benar, aku terkejut sekali ketika mendapatkan surat darimu. Tetapi kau salah kalau mengira aku menyalahkanmu. Kau sama sekali tidak bersalah, kalau ada yang harus minta maaf maka orang itu adalah aku.

Aku seharusnya tidak marah setiap kali kamu menyebutkan Cedric…kau berhak mengetahui bagaimana dia meninggal, aku yakin Cedric akan berpendapat sama. Yang dapat kukatakan tentang dia untuk saat ini adalah bahwa dia orang yang sangat mulia dan terhormat. Aku berjanji akan memberitahumu lebih banyak lagi.

Hal lain yang ingin aku minta maaf adalah kejadian ketika hari Valentine. Aku sadar betapa tidak sensitifnya diriku. Alasanku berperilaku demikian adalah aku tidak terlalu banyak bersosialisasi dengan orang lain, terutama dengan gadis yang selalu membuat perutku terasa seperti melakukan jungkir balik setiap kali dia tersenyum padaku.

Aku juga minta maaf atas argumentasi kita tentang temanmu Marietta. Saya sadar bahwa dia sahabatmu, dan sahabat harus saling mendukung. Hanya saja kau harus mengerti bahwa perbuatannya dia hampir membuat seluruh anggota D.A dikeluarkan dari sekolah dan membuat Professor Dumbledore menjadi buronan kementrian.

Aku ingat ketika aku memarahimu karena kau sering sekali menangis. Aku juga minta maaf atas hal itu. Aku hanya bingung harus berbuat apa. Boleh dibilang menenangkan gadis yang sedang menangis bukanlah keahlianku.

Karena itu jangan pernah berpikiran bahwa kaulah penyebab tidak berhasilnya hubungan kita. Semua salahku dan aku harap kau mau memaafkanku. Aku juga menerima ajakanmu untuk berteman dengan senang hati.

Terima kasih atas suratnya. Semoga kau bahagia dengan Michael, sampai ketemu di sekolah.

HARRY

Harry melipat perkamennya dan mengikatkannya di kaki Lotus untuk membawanya kembali ke Cho. Setelah melihat burung hantu coklat itu terbang membelah angkasa, dia memutuskan untuk tidur kembali.

>>>>>>>>>>>

Author's notes: Cerita ini sudah pernah saya cantumkan di Dan chapter ini sudah saya rubah sedikit, terutama bagian surat-menyuratnya.