Disclaimer : All cast Naruto belongs to Masashi Kishimoto
And the story "Only you" belongs to Me
Sequel of Secret Love
Pair : Sasuke Uchiha x Hinata Hyuuga
Other cast : Naruto Uzumaki, Sakura Haruno, Hanabi Hyuuga
Rate : T/T+
Genre : Hurt/Comfort, Romance
Warning : Typo merajalela, OOC, Mainstream, alur kecepatan, tulisan acak adut, tidak memenuhi standar kamus besar bahasa Indonesia yang baik dan benar
.
.
Salju pertama mulai turun di bagian utara kota Tokyo menandakan musim dingin mulai datang. Undangan yang sedari tadi dipegangnya kini Hinata letakkan di atas nakas meja riasnya. Wajah sendu dengan rona kemerahan dipipinya menatap dirinya yang mulai tersenyum tulus didepan kaca. Walau tatapan nya tidak berpaling, namun jauh dibenak Hinata memikirkan nama yang tertera di undangan pernikahan itu, karena salah satu diantara nama kedua mempelai itu adalah nama dirinya, Hinata Hyuuga.
.
.
"Kau sakit" itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan yang terlontar dari lelaki berambut kuning yang tengah duduk disamping Hinata yang sedang berbaring. Hinata baru saja membuka matanya setelah pingsan selama 5 jam yang lalu, dan Naruto, si pemuda berambut kuning itu masih dengan setia menemani tunangannya hingga sadar.
"Mungkin aku butuh istirahat. Kapan kita pulang?" Tanya Hinata dengan suara seraknya. Naruto mengambil segelas air yang berada disamping tempat tidur dan membantu Hinata meminumnya.
"Kalau begitu, istirahatlah. Aku tidak ingin kau jatuh pingsan lagi. Cukup kali ini saja." kata Naruto mengusap lembut rambut Hinata.
"G-gomen Naruto, kau pasti malu karena tadi—"
"Suttss sudah, lupakan saja, nee? Aku akan pulang sekarang, jaga dirimu baik-baik, Hinata" kata Naruto yang mulai beranjak berdiri dari tempat duduknya tadi.
"Terimakasih."
"Oyasumi, Hinata-chan" kata Naruto yang diikuti dengan kecupan lembut dikening Hinata dan sesudahnya ia berjalan keluar meninggalkan Hinata beristirahat dikamarnya.
Kediaman Hyuuga memang selalu sepi, Naruto akui itu. Biasanya ia akan berjalan dengan langkah cepat karena tidak tahan dengan suasana mencekam di rumah ini, namun malam ini, selepas mengantarkan Hinata pulang, Naruto lebih memilih berjalan santai bahkan mungkin terlalu santai. Pikirannya melamun dan terbang ke saat-saat dimana Hinata jatuh pingsan tadi.
Pandangannya ia torehkan ke perempuan yang duduk disebelahnya. Perempuan anggun dengan senyum yang selalu terlukis diwajahnya. Namun walau bagaimanapun, Naruto tahu bahwa semua senyum itu bukan untukknya. Naruto bukanlah orang bodoh yang tidak mengetahui arti tatapan Hinata ke sosok pemuda Uchiha yang duduk jauh diseberangnya. Naruto sebenarnya tahu segalanya, tentang hubungan masa lalu Hinata dan pemuda bernama Sasuke itu, namun katakanlah Naruto egois karena jauh dilubuk hatinya Naruto benar-benar tulus menyayangi Hinata walaupun hubungan mereka diawali dengan perjodohan.
"Apakah kau baik-baik saja? Sepertinya kau demam? Ku antar kau pulang, oke?" Kata Naruto. Gadis bersurai indigo itu menoleh ke arahnya, tersenyum dan sedikit menggeleng.
Naruto tidak yakin kapan terakhir kali ia melihat senyum cerah di wajah Hinata karena malam ini yang bisa ia temukan adalah raut tersiksa yang sarat akan rindu yang menggebu hingga membuat wajah Hinata terlihat pucat. Dan tanpa Naruto sadari, perlahan kedua kelopak Hinata tertutup dan sebelum Hinata terjatuh, seseorang mendahuluinya memeluk Hinata-nya.
"Hinataaaa" teriak pemuda Uchiha didepannya yang sekarang sedang memangku Hinata yang sudah terbaring pingsan.
Otak Naruto seakan tidak sanggup mencerna segala hal lagi. Bagaimana bisa ia yang seorang tunangannya didahului oleh pemuda asing yang tidak ia kenal untuk menyelamatkan gadisnya.
"Ada apa ini?"
Keributan disekitarnya memaksa Naruto kembali sadar. Dengan cepat ia merebut Hinata yang masih berada didekapan si Uchiha itu.
"Kau kembalilah bersama tunanganmu" kata Naruto mutlak
"Tidak. Bagaimana bisa kau sebagai tunangannya tidak menyadari bahwa dia sakit dan akan jatuh pingsan" lawan Sasuke tidak mau kalah
"Tanyakan itu pada dirimu sendiri Uchiha yang terlalu memperhatikan seorang gadis yang sudah mempunyai tunangan dan sebentar lagi akan menikah" kata Naruto dan langsung menggendong Hinata dan membawanya pergi dari kerumunan pesta itu, meninggalkan Sasuke yang menggeram marah.
"Mungkin aku harus mencari tahu semua dari awal lagi" gumam Naruto
"Mencari tahu apa Nii-san?"
Naruto terlonjak kaget akan suara yang datang tiba-tiba itu, namun napasnya kembali berangsur lega kala mendapati Hanabi, adik Hinata berdiri disampingnya.
"Eh tunggu, sejak kapan kau disitu?" Tanya Naruto
"Nii-san saja yang terlalu asik melamun, gimana keadaan Hinata-nee?" Tanya Hanabi
"Baru sadar."
"Syukurlah, aku yakin pasti Nee-san kelelahan lagi" kata Hanabi bersungut-sungut sendiri membuat Naruto menatapnya gemas.
"Hm Hanabi boleh aku menanyakan sesuatu?"
"Huh?" Hanabi menatap penasaran Naruto yang baru saja menanyakan itu.
"Tentang Hinata .."
"Tentu pasti akan ku beritahu semua tentang Hinata-nee, memang apa yang ingin Naruto-nii ketahui? Bukankah semua tentang Nee-san sudah Naruto-nii tahu?" Tanya Hanabi menyela perkataan Naruto dan memandang Naruto geli karena percayalah, Hanabi juga tahu bahwa Naruto pasti sudah mengetahui segala hal tentang kakak tercantik nya itu, dan bagian mana lagi yang belum diketahui pemuda Uzumaki itu
"Dan Uchiha Sasuke."
Baik. Tidak tidak ini tidak baik. Raut wajah Hanabi berubah kala Naruto menyelesaikan perkataannya. Wajah yang tadinya memancarkan aura persahabatan kini berubah menjadi hm? Sedih?
"Tolong, aku tahu kau pasti mengetahui semua tentang mereka" kata Naruto memegang kedua bahu Hanabi, sedangkan Hanabi menatap Naruto gusar.
Hanabi telah berjanji bahwa walaupun ia tahu tentang hubungan pemuda uchiha dan kakak perempuannya itu, Hanabi tetap tidak akan mengatakannya pada siapapun. Cukup saat itu saja, saat ia mengatakan segala hal tentang Hinata dan Sasuke ke Nii-sannya dan keesokan harinya Hinata langsung diberangkatkan ke negeri nun jauh disana yang bahkan Hanabi tidak tahu tempat tinggal Hinata kala itu.
"Maaf Naruto-nii, hari sudah malam. Lebih baik kau pulang" kata Hanabi melepaskan genggaman Naruto yang masih memegang pundaknya.
"Tidak jangan seperti ini. Aku mohon, aku harus mengetahui semuanya."
"Untuk apa? Tidak cukupkah sekarang Naruto-nii bersama nee-sanku dan tou-san yang merestui bahkan sangat memaksakan semua hubungan ini?" Kata Hanabi sedikit berteriak, membuat Naruto kaget untuk yang kedua kalinya. Keturunan Hyuuga yang terkenal akan keanggunannya kini tengah berteriak marah padanya.
Perlahan Naruto mundur, menjaga jarak dari si bungsu keluarga Hyuuga itu. Gadis yang biasanya ramah dan selalu sopan dihadapannya sekarang berubah seakan menjadi singa mengamuk yang kapan saja akan menerkamnya.
"Masa lalu Hinata-nee adalah miliknya, tidak ada yang perlu dibuka kalau hanya akan menimbulkan luka. Jika Naruto-nii tidak siap akan semua itu, sebaiknya sekarang nii-san pergi. Pintu keluar belum berpindah dari tempatnya dan aku yakin kau juga masih belum lupa. Selamat malam" kata Hanabi dan pergi meninggalkan Naruto yang masih berdiri mematung.
Memang sebenarnya tidak baik untuk mendengarkan pembicaraan orang lain, tapi suara teriakan Hanabi membuat Hinata terusik dan bergegas pergi ke sumber teriakan itu. Hinata ragu untuk melangkah lebih jauh saat telinganya lagi-lagi mendengar perkataan adiknya dan Naruto, terlebih ada namanya yang terucap didalam sana.
Melihat wajah marah Hanabi dan napas adiknya yang tersengal-sengal itu membuat Hinata yakin bahwa ini adalah pembicaraan yang serius sangat sensitif. Tapi pembicaraan dalam hal apa yang dilakukan Naruto dan adiknya itu.
"Nee-san?"
Pikiran Hinata tersadar, Hanabi telah berdiri didepannya dengan air mata yang sudah berjatuhan. Dan dengan sedikit berlari, Hanabi memeluk Hinata. Tangisnya semakin kencang kala Hinata mengeratkan pelukannya pada sang adik.
"Maafkan aku. Aku bukanlah adik yang baik untukmu" kata Hanabi dengan terisak.
"Tenanglah Hanabi-chan. Semua akan baik-baik nee" kata Hinata menenangkan Hanabi walaupun ia sendiri sebenarnya tidak mengetahui apa yang dibicarakan Hanabi dan Naruto hingga adik kecilnya itu menangis tersedu-sedu seperti ini.
.
.
"S-siapa dia?"
"Hyuuga Hinata"
"Dan hubungannya denganmu?"
"Dia adalah cinta terakhirku"
.
..
...
End/Tbc
...
..
.
A/N : lohaaaa halooo haaaloow low low ha, shi balik lagi. Walaupun gada yang kangen. Waah terimakasih sangat buat yang udah mau review ff shi sebelumnya dan yang udah ngasih saran. Shi bakal coba buat rapihin tulisan semampu shi, dimaklumin yah masih tahap belajar juga hehe.
Eh udah ada yang nonton episode Naruto yang 496? Seriusss shi senyum-senyum sendiri liat scene Shika-tema uunccch kek ada sweet-sweetnya gitu, jadi pengin buat cerita tentang mereka hehe *yanginiajabelomkelar* *tepokjidat*
Kali ini shi datang bawa sequel nya secret love, bukan oneshoot lagi, niatnya ini berchapt, tapi mungkin shi bakal berubah pikiran, tergantung mood hehe, makanya review pleaseeee *ngeluarin jurus puppy eyes* biar shi tahu masih ada yang menantikan cerita ini apa ga (padahal ada yang mau baca aja udah bersyukur, wkwk)
Oke deh ga panjang lebar, semoga masih ada yang minat tau kelanjutannya jadi shi bisa ngelanjutin secepatnya. Terimakasih buat thumbnya, baik yang nge favorite nge follow nge review bahkan yang ngeread doang. Maaf kalo ceritanya masih acak-acakan, akhir kata ...
Dear Love,
Shirai Hato-chan
