Cinta Segiempat

Hahay… lama tak bertemu dengan Ai. Semoga saja para readers nggak kangen *huek*. Ok kali ini Ai ngeupdate cerita multi chap lagi. Dan dan dan ini adalah permintaan dari author yang sekarang tinggal di Surabaya *kalau nggak salah* dan nama author itu adalah… *jeng-jeng* Ichirukiluna gitulho. Yaps-yaps-yaps… Ai sangat berharap kali ini para readers nggak capek-capeknya ngereview fic Ai. Ok kalau gitu langsung aja. Read. Enjoy. Don't like don't read.

Summary : kisah persahabatan dan cinta segi empat mereka. Ichigo, Rukia, Inoue dan Renji, mereka bersahabat sejak mereka SMP, tapi Ichigo dan Inoue adalah teman masa kecil begitupun juga dengan Rukia dan Renji, mereka juga teman masa kecil. Apa yang akan terjadi jika mereka mulai menyukai satu sama lain. Akankah persahabatan mereka masih berjalan seperti biasanya? Warning : Gaje, UV, *mungkin* OOC dll.

Disclamer : I don't own Bleach. But Cinta segiempat have to me.

Rating : *pastinya* T *rating kebanggaan Ai*

Genre : Romance/Friendship

Pairing : Ichiruki (my favorite pairing)

Cinta segiempat chapter 1

Berpisah…

Hari-hari yang selalu di lalui mereka semua. Mereka selalu bersama di manapun dan kapanpun. Persahabatan mereka seakan tak bisa di putuskan oleh ruang dan waktu. Mereka selalu membantu satu sama lain dengan kekuatan yang mereka miliki. Mereka seakan ingin melindungi teman mereka yang sedang lemah. Mereka mengorbankan seluruhnya demi menyelamatkan orang yang di lindunginya itu. Mereka semua terdiri dari Ichigo kurosaki, Rukia kuchiki, Inoue orihime dan Abarai renji.

Kelas 3-B SMA Karakura. Di sanalah mereka bertemu setiap hari. Beruntung sekali karena mereka semua satu kelas. Dulu waktu masih kelas 2 mereka berpisah. Rukia satu kelas dengan Ichigo dan Inoue dengan Renji. Bahkan waktu kelas satu mereka semua tak ada yang satu kelas.

Pagi-pagi sekali seperti biasanya. Selalu ramai dengan kesibukan masing-masing. Ada yang ini lah, itu lah, apa lah, yang penting mereka sibuk dengan kesibukan masing-masing.

Di mulai dari Rukia. Setiap pagi dia harus bangun jam 4 untuk melakukan ritual pagi hari. Ritual itu adalah kewajiban bagi semua kelaurga Kuchiki. Yah ada minum teh lah, senam pagi lah, joging lah, pokoknya hal-hal yang menurut Rukia membosankan.

Kedua, di rumah Inoue. Dia hidup sebatang kara karena ayah, ibu dan kakaknya sudah pergi meninggalkannya waktu SMP. Gara-gara kecelakaan pesawat pada bulan mei waktu dia masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Dia harus bangun pagi juga karena dia harus mencari bahan makanan ke pasar untuk sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Setiap pagi dia di sibukkan dengan belanja ke pasar.

Ketiga, di rumah Renji. Dia juga tinggal sendirian. Karena orang tuanya sekarang sedang bekerja di luar negeri. Di pagi hari, dia di sibukkan dengan makan pisang yang selalu di lakukan oleh keluarganya. Tak herankan, kalian pasti tau apa sebabnya. Turunan Renji kan turunan baboon *kidding*

Dan yang terakhir Ichigo. Di pagi hari dia selalu di sibukkan dengan memukul, menedang dan sebagainya. Bukan untuk olah raga maupun melatih ototnya. Tapi dia melakukan itu untuk mencegah ayahnya yang super duper lebay itu agar tidak menyentuhnya.

Itulah kebiasaan-kebiasaan pagi dari empat sekawan itu. Aneh, terlalu lebay, nggak masuk akal dan membingungkan.

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

Sesampainya di sekolah mereka langsung jadi bahan tontonan. Karena dua dari empat sekawan itu setiap hari selalu debat. Padahal yang mereka debatkan hanyalah masalah sepele yang tidak ada untungnya. Siapalagi kalau bukan Rukia dan Ichigo. Inoue dan Renji hanya bisa geleng-geleng mendengar pertengkaran mereka. Karena mereka trauma untuk melerai perdebatan itu.

"Baka… kau yang menghilangkan penghapusku tau," ketus Rukia di depan wajah Ichigo.

"Midget… memangnya siapa yang terakhir meminjam penghapusmu? Bukan aku kan?" bela Ichigo untuk dirinya sendiri.

Dan perdebatan karena hilangnya penghapus Rukia itu berlangsung lama sampai mereka berempat sampai di kelas mereka.

Bisik-bisik dari anak-anak kelas yang tidak terlalu terdengar karena tertutupi suara teriakan-teriakan Rukia dan Ichigo. Dan perdebatan itu jeda ketika Tatsuki menengahi mereka.

"Kurosaki… Kuchiki… kalian ini selalu saja seperti ini, memangnya kalian sedang mendebatkan apa sih? Mu…" kata Tatsuki terpotong karena Rukia menyela.

"Si baka jeruk itu yang salah, kenapa dia menghilangkan penghapus chappyku, padahal itukan baru saja ku beli," kata Rukia dengan tampang sebal.

"Kan sudah ku bilang berapa kali, midget, kalau aku tidak menghilangkannya, karena aku bukan pemakai terakhirnya," kata Ichigo tak kalah sebalnya.

"Sudahlah Kuchiki, Kurosaki, nanti keburu laper lho," kata Inoue.

"Kalau kalian debat setiap hari seperti ini, bisa-bisa kalian akan di lombakan di perlombaan debat," kata Renji asal-asalan.

"Um… tunggu dulu, jangan-jangan kalian sama suka ya?" kata Keigo tiba-tiba.

Semuanya memandang Keigo dengan tatapan kau-jangan-asal-ngomong-gitu-deh. Karena merasa di ragukan, Keigo menggeret Mizuiro untuk menjelaskan sedetail-detailnya.

"Kalau nggak percaya, tanya saja pada Mizuiro."

Semua memandang Mizuiro yang sekarang berada di samping Keigo. Dan pada akhirnya Mizuiro mulai menjelaskannya.

"Dan itulah ciri-ciri dari orang yang sama suka, salah satu contohnya kan sudah di lakukan Kurosaki dan Kuchiki, jadi meskipun tidak 100% tapi tetap saja mereka masih sama suka, meskipun itu 50%, 25% atau bahkan Cuma 1%," jelas Mizuiro. Semuanya manggut-manggut kecuali Rukia dan Ichigo yang kali ini muka mereka berubah menjadi merah.

"Ma… masa' sih?" tanya Chizuru yang datang tiba-tiba.

Semua memandang Chizuru dengan tatapan kaget karena dia datang tiba-tiba. Lalu tak lama setelah Chizuru datang, Ishida sang ketua kelas datang.

"Ada perdebatan antara Kurosaki dan Kuchiki lagi ya, sungguh hebat," puji plus hina Ishida.

Ichigo yang tadi mukanya merah langsung geram dan mengepalkan tangannya. Ishida yang mengetahui itu tersenyum licik.

"Jangan kira aku mau meladenimu, Kurosaki, nanti kalau kau bermain-main denganku lalu Kuchiki kesepian dan dia membencimu jadi seperti apa nanti," kata Ishida memuntar-mutarkan pernyataan agar Ichigo yang *memang* agak lola itu tidak mengerti. Tapi pada akhirnya mukanya kembali memerah. Rukia malah lebih parah, mukanya sekarang sudah seperti kepiting rebus.

TING… TONG… TING… TONG…

Bel masuk berbunyi. Segerumbulan anak yang tadi berada di depan kelas langsung memecah ke tempat duduknya masing-masing. Rukia duduk di samping Ichigo karena terpaksa. Dia sebenarnya sebal karena dapat tempat duduk yang besebelahan dengannya.

Pintu kelas bergeser. Pertanda akan ada orang yang masuk. Dan pada akhirnya Ochi-sensei masuk sambil membawa tumpukan kertas putih.

'Matilah aku' kata Rukia dan Ichigo dalam hati.

Keringat dingin bercucuran melewati dahi mereka. Inoue yang menyadari kelakuan temannya itu bertanya dengan nada kekanak-kanakan dan polosnya minta ampun.

"Kuchiki, Kurosaki… kalian kenapa? Kelihatannya sangat gugup," Inoue menatap wajahkedua sahabatnya yang pucat pasih itu secara bergantian.

Rukia dan Ichigo mengalihkan pandangannya. Rukia melihat ke arah Ichigo dan Ichigo melihat ke arah Rukia. Mereka berdua tersenyum garing.

"Anak-anak… hari ini kita adakan ulangan harian kimia yang terakhir, semoga nilai kalian bagus semua," kata Ochi-sensei memecahkan keheningan.

'Sudah ku duga… aku akan mendapatkan nilai jelek kali ini, pasti' pikir Rukia dan Ichigo lagi.

Dan kertas putih yang di bawa Ochi-sensei tadi mulai di sebarkan untuk di kerjakan anak-anak kelas 3-B.

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

Sudah 45 menit lebih Rukia memandang kertas putih yang di dalamnya ada soal kimia yang menurutnya aneh dan membingungkan. Ichigopun seperti itu, dia terus memandangnya dengan tatapan jengkel, pengen bunuh orang dan tidak mau di buat sengsara seperti ini. Rukia melirik ke Ichigo dan Ichigo melirik Rukia.

"Aku…" kata mereka barengan.

"Kau duluan," kata mereka barengan lagi.

"Um… cewek dulan," kata Ichigo.

"Baiklah… kau bisa membantu aku Ichi?" tanya Rukia kalem dengan nada sangat and very-very lembut.

'Cewek ini kalau lagi lembut manis banget, andai tiap hari gini, mungkin aku sudah nggak tahan untuk menyatakannya' pikir Ichigo. Mukanya sekarang berubah menjadi merah.

"Ichi… kau sakit?" tanya Rukia khawatir. Ichigo yang mendengarnya langsung membuang muka. Karena wajahnya semakin memerah. Rukia menghela nafas.

" Maaf Ochi-sensei… saya mau mengantar Kurosaki ke UKS dulu," kata Rukia sambil mengangkat sebelah tangannya.

"Memangnya Kurosaki kenapa, Kuchiki?" tanya Ochi-sensei.

"Dia sakit sensei," kata Rukia sambil menurunkan tangannya.

"Baiklah… silahkan antarkan Kuchiki dan kau Kurosaki, sebaiknya kau istirahat di UKS saja."

Ichigo mengangguk dan berdiri. Rukiapun ikut berdiri. Mereka berjalan beriringan menuju depan kelas. Bisik-bisik teman-teman kelasnya mulai lagi.

"Cie… perhatian banget."

"So sweet deh, Kuchiki memang peka kalau Kurosaki lagi nggak enak badan."

"Ciri-cirinya ada lagi ntuh."

"Jadi sama suka dong."

"Kalau mereka jadian, pasti mereka menjadi pasangan yang unik."

Dan seterusnya. Mereka semua tetap berbisik-bisik. Ichigo dan Rukia asyik berblusing ria sambil berjalan menuju pintu. Tapi Ochi-sensei menghentikan acara mereka.

"Cepat kerjakan ulangannya anak-anak, jangan sampai kalian mendapatkan nilai jelek."

"Hai…"

Kelas kembali tenang. Ichigo dan Rukia meneruskan perjalanannya. Inoue yang melihat muka merah dua sahabatnya itu pun murung. Renji yang sekarang berada di sebelah Inouepun ikut murung karena melihat ke akraban Ichigo dan Rukia.

"Kurosaki… apa benar yang di katakan teman-teman?" tanya Inoue lirih sampai tak terdengar oleh siapapun sambil melihat Rukia dan Ichigo berjalan ke pintu.

"Rukia… apa benar ciri-ciri itu?" tanya Renji lirih sampai tak terdengar oleh siapaun sambil melihat Rukia dan Ichigo berjalan ke pintu.

'Kalau memang benar… jadi cintaku tak akan terbalas' pikir mereka berdua. Lalu pada akhirnya mereka kembali mengerjakan ulangannya.

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

= Di tempat lain =

Rukia dan Ichigo berjalan berdampingan di koridor sekolah menuju ruang UKS. Hening mengiringi mereka berdua di setiap perjalanan. Tak ada yang mau memulainya karena muka mereka masih memanas dan detak jantung mereka yang tak karuan tak kunjung berhenti menjadi tenang dan normal.

Mereka terus berjalan hingga mereka berada di tengah lapangan. Dan bersamaan dengan berbunyinya bel istirahat, Rukia tersandung dan kakinya terkilir. Ichigo yang melihatnya langsung menunduk melihat keadaan Rukia.

"Kau baik-baik saja Rukia?" tanya Ichigo khawatir. Dia sangat benci melihat cewek kesakitan, apalagi Rukia.

"Ya… aku baik-baik saja," kata Rukia sambil mencoba berdiri. Tapi dia terjatuh lagi karena kakinya terkilir.

"Aduh… kakiku… sakittt..." rintih Rukia sambil memegang pergelangan kakinya.

"Tuh kan… makannya… kalau jalan hati-hati dong midget, kau baru tau rasanya terkilir?" kata Ichigo dengan nada memarahi, tapi tetap lembut.

"Iya maaf… aku kan nggak tau," kata Rukia sambil tersenyum manis.

Sudah banyak anak yang berlalu lalang di lapangan. Karena sekarang jam istirahat. Ichigo menggendong Rukia. Dia mengangkatnya hati-hati dan langsung berdiri. Saat itu juga gerumbulan anak 3-B yang terdiri dari Ishida, Inoue, Tatsuki, Renji, Chizuru, Mizuiro dan Keigo lewat di samping mereka. Mereka semua berpandangan sesaat. Lalu,

"CIEEEEE… Kurosaki, Kuchiki, kalian makin mesrah saja, lalu kapan kalian traktir kaminya?" kata mereka semua kecuali Renji, Inoue dan Ishida. Seketika semua anak yang berada di sekeliling mereka melihat ke arah Rukia dan Ichigo. Mereka semua ada yang tersenyum, histeris, bermuka merah de el el.

"A… aku…" kata Rukia dan Ichigo berengan.

"Wah… wah… bakalan jadi kabar yang heboh nih… ayo cepat beraksi teman-teman," kata Momo sambil mengajak teman-temannya yang terdiri dari Matsumoto, Hitsugaya, Ikkaku, Yumichika dan Nemu, mereka semua ini adalah anggota redaksi majalah sekolah.

Mereka semua berhadapan dengan Rukia dan Ichigo langsung dan menanyai mereka plus foto-foto. Setelah mereka puas, mereka pergi meninggalkan Rukia dan Ichigo yang sekarang lagi begong di tempat.

"Sebaiknya segera sembunyi sebelum seisi sekolah tau hubunganmu dengan Kuchiki, Kurosaki," kata Ishida sambil membenarkan letak kaca matanya.

Ichigo mengangguk pelan dan segera berlari menuju UKS. Lalu tak lama setelah dia berlari, dia bergumam kecil.

"Hey… apa maksud dari si anak kacamata itu?" sambil blusing ria.

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

Akhirnya mereka sampai di UKS. Ichigo segera menaruh Rukia di kursi dan memanggil Unohana-sensei yang sekarang berada di meja kerjanya. Lalu setelah itu Unohana-sensei segera mengobati luka Rukia. Tak lama kemudian Unohana-sensei berjalan pelan menuju mejanya lagi, dan di sana ada Ichigo yang sekarang lagi bengong mau ngapain plus khawatir dengan kaki Rukia.

"Kurosaki, Kuchiki tidak kenapa-kenapa, cukup istirahat sampai nyerinya hilang, dia pasti sudah bisa berjalan lagi," katanya lembut dan tersenyum.

"Arigatou… Unohana-sensei."

Ichigo berjalan perlahan ke Rukia yang sekarang asyik duduk dan minum jus jeruk kesukaan Rukia. Ichigo bingung.

'Dari mana dia mendapatkan minuman itu?' tanya Ichigo dalam hati.

"Hey… midget… kau mendapatkan minuman itu dari mana?" tanya Ichigo setelah sampai di tempat duduk Rukia.

"Dari Inoue… tadi dia ke sini, tapi tak tau kenapa, dia langsung pergi meninggalkanku," jelas Rukia sambil menyeruput jusnya.

"Oh… jadi begitu ya, lalu… kau mau di sini ku temani atau aku pergi ke kantin?"

Rukia berfikir sejenak lalu menatap Ichigo lagi.

"Temenin dong… nanti kalau aku mau jalan gimana?"

Ichigo menghela nafas lalu menatap Rukia dengan tatapan malas.

"Kata Unohana-sensei… kalau nyerinya sudah hilang, kau sudah bisa jalan lagi."

"Oh… tapi, kau harus tetap menungguku, nanti kalau…"

"Tutup mulutmu midget, percuma saja kalau aku cari alasan."

Rukia tersenyum manis sambil melihat ichigo yang sekarang sedang bermuka sebal karena kelakuannnya. Ichigo melihat Rukia sekilas lalu membuang muka karena mukanya sekarang memerah karena melihat Rukia yang sekarang tersenyum manis.

+ Beberapa menit kemudian +

Rukia sudah agak bosan menunggu kakinya pulih kembali. Ichigo yang sedari tadi diam sekarang membaca buku bacaannya yang biasa dia bawa. Rukia yang melihat Ichigo ke asyikan membaca langsung memajukan mulutnya karena merasa di kacangin.

Rukia yang sudah capek di kacangin Ichigo sekarang dia menjadi ngantuk. Dia menguap lebar dan mengucek-ucek matanya.

"Ichi… kau baca apa sih? Kelihatannya seru," tanya Rukia sambil melihat sampul buku yang di baca Ichigo.

"Nggak… hanya novel doang kok," kata Ichigo tanpa melihat Rukia.

Rukia mengangguk kecil dan kembali menguap lagi.

"Kakimu gimana Ruk?" tanya Ichigo sambil melirik kecil ke Rukia yang matanya udah sipit banget.

"Kelihatannya… ma… masih… huah… ngantuk," Rukia langsung tertidur di bahu Ichigo karena dirinya merasa lelah. Ichigo tersenyum simpul sambil melihat Rukia. Lalu dia mengelus kepalanya lembut sambil bergumam,

"Dasar midget menyusahkan, akhirnya kau tidur juga, kau terlihat manis sekali kalau kau sedang tidur," Ichigo tersenyum lalu dia menutup bukunya dan memindahkan kepala Rukia ke dalam pelukannya. Lalu tak lama kemudian Ichigo tertidur juga.

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

TING… TONG… TING… TONG…

Bel tanda pulang berbunyi. Lapangan sekolah yang tadi sepi sekarang menjadi ramai oleh anak-anak yang lalu lalang menuju gerbang sekolah. Termasuk anak-anak kelas 3-B. Mereka berjalan beriirngan menju UKS. Kalian tau kan siapa yang akan mereka jemput.

Ya… bener banget. Rukia dan Ichigo. Waktu jam pelajaran ke 4, 5, 6, 7, 8 mereka tidak ada di kelas. Banyak anak yang bertanya-tanya mengapa mereka tidak mengikuti pelajaran. Yang tau hanya Ishida, Inoue, Renji, Tatsuki, Keigo, Mizuiko dan Chizuru.

Wajah mereka bereda-beda ekspresinya. Ada yang jengkel, kecewa, datar dll. Para redaksi sekolah yang mengetehui mereka akan ke UKS langsung membuntut di belakang.

Saat sampai di UKS mereka berdesak-desakan ingin masuk karena ada yang ingin bertanya kenapa Rukia dan Ichigo tidak mengikuti pelajaran, ada yang ingin tanya kenapa bisa barengan de el el. Saat mereka asyik berdesak ria, Unohana-sensei mendatangi mereka.

"Sssttt… jangan ramai-ramai, Kurosaki dan Kuchiki sedang istirahat lho, tuh lihat… mereka sedang tidur," kata Unohana-sensei sambil nunjuk si jeruk dan si midget yang sedang tidur berdua di kursi sambil berpelukan.

Ekspresi para gerumbulan anak 3-B dan para redaksi majalah sama semua. Mereka kaget, nggak percaya dan marah.

"So sweet…" kata Matsumoto, Momo, Nemu, Yumichika, Keigo dan Chizuru secara barengan. Dan itu membuat Rukia terbangun.

Ichigo yang merasa terganggu dengan kebangunan Rukia langsung membuka matanya. Mata mereka berdua masih sipit karena belum sadar total. Hitsugaya dan Ikkaku yang jadi fotografer dari redaksi langsung memoto mereka berdua yang masih berpelukan. Dan silau lampu yang selalu berkedip ketika tombol foto di pencet membuat Rukia dan Ichigo risih.

"Apa-apaan sih ini?" tanya mereka berdua secara barengan.

Hitsugaya dan Ikkaku yang merasa sudah puas memfoto berjalan keluar UKS dengan muka tersenyum karena melihat potretan mereka bagus semua. Momo yang menjadi ketua redaksi menggiring anggota mereka keluar sambil berkata,

"Nanti kita akan lembur, karena besok kita akan terbitkan majalah untuk edisi bulan ini, pasti majalahnya akan laku keras," kata Momo sambil tersenyum puas.

Rukia dan Ichigo yang masih bingung dengan keadaan ini masih saja berpelukan. Mereka bingung karena melihat Keigo dan Chizuru tersenyum jahil ke arah mereka, Inoue yang mukanya sudah merah karena menahan tangis, Renji yang menggepalkan tangannya dan bermuka sebal dan yang terakhir sendiri Ishida, Mizuiro dan Tatsuki yang ikutan bengong melihat mereka.

"Kalian kenapa sih?" tanya Rukia dan Ichigo barengan lagi.

Setelah mengatakan itu Inoue berlari keluar UKS, Renji juga begitu, Tatsuki yang mengejar Inoue, Ishida geleng-geleng kepala sambil keluar, Keigo dan Chizuru yang masih tersenyum jahil dan Mizuiro datang mendekati mereka dan berkata,

"Kalian memang pantas ya Kuchiki, Kurosaki."

"Selamat ya…" kata Chiziru dan Keigo barengan.

'Apa yang mereka maksud?' tanya Rukia dan Ichigo di hati.

Mizuiro yang tau mereka belum mengerti langsung menunjuk mereka berdua secara bergantian. Rukia dan Ichigo yang mengerti maksudnya langsung mengalihkan pandangannya. Dan tepat sekali. Wajah mereka sekarang berdekatan sekali. Bahkan sampai hidung mereka bersentuhan. Reflek mereka langsung menjauhkan diri masing-masing.

"Wah… wah… pakek acara malu-malu segala, kalau gitu ayo kita tinggal aja deh teman-teman," kata Mizuiro sambil menggeret Chizuru dan Keigo.

5 menit…

10 menit…

20 menit…

Mereka masih belum berkutik sama sekali. Karena muka mereka masih memerah dan detak jantung mereka tak kunjung menjadi normal. Dan tak lama kemudian Unohana-sensei memecahkan keheningan mereka.

"Kurosaki… Kuchiki… sudah bangun ya, sebaiknya kalian pulang saja, karena gerbang sekolah sebentar lagi di tutup."

Rukia dan Ichigo langsung mengalihkan pandangannya ke Unohana-sensei yang sekarang berada di pintu kerjanya sambil membawa tumpukan berkas-berkas.

"Baik sensei," kata mereka berdua barengan.

Ichigo berdiri duluan lalu di ikuti Rukia. Saat Rukia berdiri dia meringis kesakitan dan kembali duduk lagi.

"Wah… kelihatannya pemulihannya lambat, Kurosaki… kau kan temannya Kuchiki, jadi kau mau kan mengantarkannya pulang? Aku lagi banyak kerjaan nih," kata Unohana-sensei sambil tersenyum manis ke arah Ichigo.

"Terpaksa… baik sensei."

"Tunggu dulu sensei… kami berangkatnya kan berjalan kaki, lalu… kalau aku tidak bisa berdiri dan…" kata Rukia terputus karena merasa dirinya terangkat.

"Jangan banyak bicara, Rukia, kita akan pulang naik taksi," kata Ichigo sambil membopong Rukia dan berjalan menuju pintu keluar.

"Nah… nah… anak yang baik, semoga selamat sampai tujuan," Unohana-sensei tersenyum lalu menutup pintu UKS.

Saat Rukia dan Ichigo sudah berada jauh dari UKS, ada beberapa anak yang keluar dari persembunyiannya. Siapa lagi kalau bukan para team redaksi majalah. Mereka semua tersenyum dengan penuh kemenangan.

"Untung saja kita belum pergi beneran," kata Momo masih dengan senyum kemenangan.

"Eh… kalian masih di sini, sebaiknya cepat pulang sebelum gerbang sekolah di tutup," kata Unohana-sensei sambil berjalan menuju ruang guru.

"Ba… baik sensei," kata team redaksi secara bersamaan.

Di depan sekolah Ichigo dan Rukia akhirnya menemukan taksi. Dan mereka berdua pun melesat cepat menuju rumah mereka yang kebetulan satu kompleks.

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

+ Sampai di kompleks +

Taksi yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan rumah yang sangat megah dan besar. Gerbangnya pun tertutup dengan penjagaan ketat. Dan di pagar rumahnya ada tulisan 'Kuchiki mansion'. Kalian pasti tau. Tidak setiap orang bisa masuk ke mansion ini. Karena hanya orang pentinglah yang boleh masuk.

Di dalam taksi, Rukia tersenyum ke Ichigo dan segera berpamit untuk pulang. Ichigo pun mengangguk dan mempersilahkan Rukia untuk pulang ke rumahnya. Saat Rukia mau berdiri, dia jatuh lagi dan meringis kesakitan. Ichigo yang tau itu menghela nafas dan langsung membopong Rukia lagi masuk ke 'Kuchiki mansion'.

"Ichigo… apa kau yakin mau bertemu nii-sama dengan membopongku seperti ini?" tanya Rukia sambil agak blusing.

"Ini terpaksa… kalau-kalau kau nggak terkilir, aku akan meninggalkanmu begitu saja di tengah lapangan tadi, dasar… memalukan," kata Ichigo agak kesal dan itu hanya akting untuk menutupi rasa gugupnya membopong Rukia.

"Kenapa kau tadi pakai menolong aku segala, mending aku di tolong Renji saja," kata Rukia sambil membuang muka.

"Terserah kau midget."

Ichigo terus berjalan dan sampai di depan pintu rumahnya. Ichigo memencet tombol belnya dan tak lama kemudian ada suara kaki berjalan menuju pintu. Dan terbukalah pintu itu. Di sana ada pelayan yang kaget melihat Rukia atau bisa di sebut putrinya sedang di bopong oleh laki-laki.

"Rukia… sama," kata pelayan itu masih bengong.

Tak lama kemudian ada hawa dingin yang menyelimuti kebengongan si pelayan. Dan datanglah seorang yang wajahnya dingin, tinggi dan berambut hitam. Siapa lagi kalau bukan si kepala keluarga Kuchiki, Byakuya.

"Nii-sama… aku bisa jelaskan ini," kata Rukia tertunduk takut.

"Hey-hey… jangan salah paham ya, eh… Byakuya, kau masih ingat aku kan?" tanya Ichigo tiba-tiba.

"Hem… orang yang sering memanggil namaku seenaknya, ya, kau Kurosaki kan," kata Byakuya dingin.

"Benar… dan kau jangan salah paham dengan keadaanku sekarang ini, biar ku jelaskan, si Rukia ini kakinya terkilir dan sampai sekarang belum pulih, jadi aku yang di suruh membawanya pulang karena tinggal aku saja yang berada di sekolah," jelas Ichigo panjang lebar.

"Kalau begitu turunkan aku, Ichi…" kata Rukia sambil mencoba untuk turun.

"Hey… pelan-pelan… kau mau jatuh lagi hah?"

"Sudah-sudah…" kata si pelayan.

Akhirnya Rukia bisa berdiri sendiri dan berjalan perlahan memasuki rumah. Dia berbalik dan tersenyum manis ke Ichigo.

"Arigatou gozoimasu, Ichi," kata Rukia sambil mengembangkan senyumannya.

Muka Ichigo berubah menjadi merah dan dia mengangguk pelan. Lalu dia berjalan kaku sambil menggaruk-garuk kepalanya yang nggak gatal. Lalu tubuhnya hilang tertutupi pagar 'Kuchiki mansion' yang lumayan tinggi itu.

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

+ Keesokan harinya +

Saat ini pukul 7.45 am. Rukia segera turun dari kamarnya menuju ke bawah dan keluar dari 'Kuchiki mansion'nya. Dia sebenarnya tidak suka di kekang seperti ini. Tapi dia juga tidak mau mengecewakan kakak iparnya yang ia sayangi itu.

Saat keluar gerbang, di sana yang ia dapati hanya Ichigo saja yang sedang menunggu dia. Rukia mengangkat sebelah alisnya karena heran, kenapa sahabat-sahabat mereka tidak ikut berkumpul di gerbang rumahnya? Tak seperti biasanya.

"Ichigo… yang lain kemana?" tanya Rukia bingung.

Ichigo mengalihkan pandangannya menuju Rukia yang sekarang masih di ambang gerbang 'Kuchiki mansion' itu. Dia menghela nafas.

"Mereka sudah berangkat duluan," kata Ichigo sambil berjalan mendahului Rukia.

Rukia yang merasa tak di hiraukan hanya mengikuti langkah Ichigo yang terus berjalan menuju sekolah mereja, SMA Karakura.

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

+ Sampai di sekolah +

Rukia dan Ichigo di pakai jadi bahan tontonan. Anak-anak SMA Karakura memandang mereka sambil tersenyum jahil. Ichigo yang memang orangnya cuekkan tidak menghiraukan mereka semua, tapi beda lagi dengan Rukia. Rukia merasa bahwa pandangan mereka semua tidak seperti biasanya. Dan akhirnya mereka berdua sampai di kelas mereka.

Di kelas pun begitu. Pandangan teman-teman mereka beda dengan biasanya. Tapi Ichigo terus berjalan menuju bangku di pojok kelasnya. Rukia pun mengikutinya sambil memandangi satu persatu temannya yang melihat mereka berdua berjalan berdampingan.

Langkah mereka terhenti ketika Tatsuki, Chizuru, Keigo dan Mizuiro menghentikan mereka. Ichigo dan Rukia yang merasa di halangi langsung berhenti.

"Apa mau kalian?" tanya Ichigo dingin.

"Ciuh… dingin banget bog…" kata Keigo dan langsung mendapatkan tinjuan mentah-mentah dari Ichigo. Lalu Mizuiro menggeret Keigo menuju UKS dengan sadis. Tinggallah Tatsuki dan Chizuru sendirian.

"Kalian makin mesrah aja ya!" kata Chizuru sambil tersenyum jahil dan langsung mendapatkan deathglaran paling menakutkan dari Ichigo. Lalu Tatsuki langsung menyelanya.

"Tunggu dulu, jangan membuat kerusuhan dulu, Ichigo… aku mau tanya ya, apa benar yang di tulis mereka itu?" tanya Tatsuki serius. Rukia yang dari tadi diam langsung bertanya.

"Benar? Mereka? Maksudmu apa, Tatsuki?" tanya Rukia polos.

"Aku tidak tau itu dan aku tidak akan pernah peduli," kata Ichigo sambil meneruskan jalannya menuju bangkunya.

"Rukia? Apa benar?" tanya Tatsuki lagi.

"Aku tidak tau apa-apa Tatsuki," kata Rukia.

"Sudahlah… lupakan saja, selamat belajar," tiba-tiba saja Tatsuki pergi dari hadapan Rukia dan Rukia pun meneruskan jalannnya menuju bangkunya.

TING… TONG… TING… TONG…

Bel masuk berbunyi. Anak-anak yang dari tadi berdiri sekarang duduk di tempat dudknya masing-masing. Kali ini pintu bergeser lagi. Ada orang yang masuk. Dan sekarang yang masuki adalah Ukitake-sensei. Dia mengajar matematika.

Pelajaran pun di mulai. Kali ini anak-anak tidak ada yang ramai. Semuanya diam tidak seperti biasanya. Pada akhirnya Ukitake-sensei bertanya.

"Kalian ini kenapa sih? Tumben sekali nggak ramai," tanya Ukitake-sensei sambil memandang seisi kelas.

"Nggak sensei… Cuma kaget saja," kata seorang anak.

"Kaget kenapa?" tanya Ukitake-sensei.

"Sensei belum lihat majalah bulan ini ya?" tanya seorang anak lagi.

"Majalah bulan ini… oh iya, Kuchiki, Kurosaki… apa benar?" tanya Ukitake-sensei kepada Rukia dan Ichigo.

"Kami tidak tau sensei," jawab mereka barengan.

"Dan aku tidak mau tau," lanjut Ichigo sambil membuang muka karena sebal.

"Dasar anak muda jaman sekarang, huh… sudahlah… kita teruskan saja pelajarannya."

Akhirnya Ukitake-sensei meneruskan pelajarannya. Rukia yang merasa ada yang aneh dengan hari ini bertanya pada Inoue yang berada di depannya.

"Inoue… memangnya ada apa sih?" tanya Rukia sambil menjawil-jawil Inoue. Inoue tak bergerak sama sekali. Pandangannya tetap melihat ke depan melihat Ukitake-sensei yang sedang menerangkan.

"Inoue… kau mendengar aku kan?" tanya Rukia lagi. Iunoue tetap diam tanpa bergerak.

"Inoue…" bentak Rukia tapi dengan suara pelan.

"Maaf Kuchiki, aku sedang konsentrasi pada pelajaran," jawabnya tanpa melihat Rukia.

"Terserah kau saja lah," kata Rukia dengan wajah sebal.

'Maafkan aku Kuchiki… aku tidak kuat dengan semua ini, apa kita masih boleh bersahabat jika kita terus-terusan seperti ini?' pikir Inoue dalam hati.

Di sepanjang pelajaran hanya ada diam saja di antara empat sahabat itu. Tidak ada yang ingin memulai pembicaraan. Sampai bel istirahat berbunyi.

Saat istirahat pun mereka tetap diam. Rukia yang ingin berbicara dengan Inoue tidak bisa karena Inoue terus-terusan mencari alasan untuk menghindari Rukia. Terus dan terus seperi itu sampai bel pulang sekolah berbunyi.

TING… TONG… TING… TONG…

~~~!!!###$$$%%%^^^&&&***((()))___+++|||

+ Di lapangan sekolah +

Ke empat sekawan itu memang berjalan beriringan. Tapi perjalanan mereka hanya di selimuti dengan kesunyian dan diam tanpa kata. Akhirnya Rukia memberanikan diri untuk berteriak sekeras-kerasnya.

"KALIAN INI KENAPA SIH, DARI TADI PAGI NGGAK ADA YANG MAU NGOMONG SAMA SEKALI," teriak Rukia sambil berhenti, menunduk dan siku kakinya menempel di tanah. Air matanya mulai mengalir melewati pipinya.

Ichigo, Inoue dan Renji ikut berhenti. tapi mereka tidak melihat Rukia yang sedang menangis sambil tertunduk di bawah tanah. Melainkan mereka malah membuang muka masing-masing. Lalu Rukia berdiri dan berjalan dengan gontai menuju Inoue, dia menepuk bahunya.

"Inoue… apa yang terjadi, kenapa kau selalu menghindar ketika aku mau bertanya?" tanya Rukia dengan suara yang serak.

"…" tidak ada jawaban dari siapapun. Mereka semua tetap diam dengan posisi awal.

"Kenapa kalian tidak ada yang menjawab? Kenapa?" tanya Rukia lagi, tangisannya semakin menjadi-jadi. Rukia membalikkan tubuh Inoue agar mereka bertatapan muka.

Rukia agak kaget dengan apa yang di lihatnya. Inoue menangis juga. Matanya sudah sangat merah karena dia tadi menahan tangisnya.

"Kenapa Inoue?" tanya Rukia lagi dengan suara serak.

"Ini… ini semua SALAHMU Kuchiki… ini semua SALAHMU," kata Inoue dengan menekankan kata 'Salahmu' kepada Rukia. Tangisan Inoue semakin deras.

"Salahku?" tanya Rukia lirih, masih dengan menangis. Lalu dengan sigap Inoue membuka tas tangannya dan menagmbil sesuatu dari dalamnya. Dia membukanya dan memeperlihatkan isinya ke Rukia yang sekarang ada di depannya.

"Lihat ini Kuchiki… lihat dengan baik… memangnya ini salah siapa? Buaknya ini salahmu? Kenapa kau berbuat seenaknya sendiri tanpa mementingkan persahabatan kita berempat?" tanya Inoue sambil tertunduk di tanah.

Rukia melihat halaman majalah yang sudah di bukakakn Inoue. Matanya membulat seketika. Tangisannya semakin deras dan deras. Dia juga ikut tertunduk di tanah.

"Gomen… aku tidak bermaksud," kata Rukia sambil menutupi wajahnya yang memerah karena menangis.

"Kalian semua memang menyebalkan," kata Renji tiba-tiba sambil berlari keluar sekolah.

"Mungkin sudah cukup sampai di sini persahabatan kita… selamat tinggal Kuchiki, Kurosaki," kata Inoue sambil berlari keluar sekolah juga.

Tangisan Rukia semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba hujan turun membasahi bumi dan orang-orang yang tidak berteduh. Seperti Rukia dan Ichigo. Mereka berdua tetap di tempatnya meski baju mereka sudah basaha karena terkena air hujan. Ichigo berjalan menekati Rukia. Lalu dia mengambil sesuatu darui dalam tasnya dan memakaikannya pada Rukia.

"Pakai ini dulu, muengkin ini berguna agar tubuhmu tidak cepat kedinginan," kata Ichigo.

"Kau tidak mau pulang Ichi?" tanya Rukia lirih, matanya sebam karena menangis tadi.

"Aku akan menunggumu di sini, aku tidak akan meningglkanmu sendiri," kata Ichigo lagi. Kali ini dia menunduk dan memeluk Rukia. Rukia mulai mengeluarkan air matanya lagi, di temani derasnya air hujan yang makin lama makin lebat *?*

"Arigatou… Ichigo," kata Rukia lalu pisngsan dalam pelukan Ichigo. Ichigo melihat muka Rukia yang sedih dan pucat. Lalu dia menghela nafas.

"Sekarang mari kita pulang, Rukia."

Ichigo berjalan gontai sambil membopong Rukia yang sedang pingsan karena kecapekan dan kehujanan tadi menuju rumahnya. Tidak menghiraukan lirikan dan pandangan orang-orang yang heran dengan kelakuannya. Dia terus berjalan dan berjalan.

Di sisi lain, dua mata yang sedang menatap dengan sedih Rukia dan Ichigo yang sedang berjalan itu. Air matanya yang sudah tidak bisa terbendung lagi itu berjalan melewati pipinya yang tadi sudah basah karena kehujanan dan sempat menangis tadi. Dengan tertunduk dia berkata,

"Gomennasai Kuchiki, Kurosaki, Abarai," katanya lirih dan di iringi derasnya air matanya yang keluar.

Di sisi lain juga dua mata yang sedang menatap dengan marah Rukia dan Ichigo yang sedang berjalan itu. dia menggepalkan tangannya dan menunduk. Lalu dia bergumam,

"Mungkin semuanya sudah berakhir, Gomennasai, minna," katanya di iringin bogeman mentahnya yang dia sasarkan di tembok putih di sampaingnya. Tangannya berdarah dan darahnya menetes perlahan menempel ke lantai.

^_TSUZUKU_^

Akhirnya selesai juga nih fic. Gara-gara flashdisk rusak n banyak tugas Ai jadi nggak sempet ngetik fic lagi deh. Hatiku tersayat-sayat ketika mengetahui bahwa flashdisk kesayangan Ai rusak. Hwaaaa… *nangis gaje*. Ok… -kembali tenang- kali ini gimana fic saya? Oh iya… buat Luna-chan, gimana? Seru nggak ceritanya? Cerita ini dapat inspirasi dari lagunya Aqua timez yang alone. Meskipun aku tidak tau artinya dengan tepat, tapi aku tau maksud intinya kok. Ok… Ai Cuma butuh review buat nerusin cerita Ai yang aneh ini. Semoga saja nggak dapet omelan *amin…* ok akhir kata,

!!! REVIEW !!!
I I
I I
I I
I I
V