Memento Mori

(The Sequel of : Demion; The Story of Wasted Angel)

Title: Best Moment in Life

Cast: Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Park Jimin, Min Yoongi, Kim Seokjin, Kim Namjoon, Jung Hoseok, and OC's

Genre: Romance, Fantasy, YAOI, Marriage life

Length: Chaptered

Rate: T

****Chapter 1****

Taehyung tak henti-hentinya meremas gaun berwarna pastel yang tengah dikenakan sang Ibu. Ia seolah tak peduli dengan bekas yang akan ditimbulkan nantinya, kecuali melakukan sesuatu yang dapat menghalau gugup yang menderanya.

''Hei, tidak perlu terlalu gugup.. Tenang saja..'', entah sudah keberapa kalinya Taehyung mendengar kalimat ini keluar dari bibir yang berbeda. Pertama dari sang Ibu, kedua dari bibi Nayeon, kekasih Ayahnya. Ia rasa ia juga pernah mendengar Seokjin, Jimin , juga Jihyun istri Hoseok mengatakan hal yang sama. Tapi tetap saja, semua itu tidak dapat membuatnya tenang.

''Ayolah Tae, bahkan Jungkook tidak segugup ini.. Kau hanya perlu mengatakan ' Aku bersedia' dan baam.. Semuanya selesai, dan kau hanya tinggal berciuman setelahnya..'', Taehyung tidak menngubris ucapan Jimin dan malah memandang wajah sang ibu dengan raut memelas bak kucing dibuang.

''Bagaimana kalau aku menjatuhkan cincinnya? Bagaimana kalau aku tiba-tiba bersin? Bagaimana kalau aku tersandung kakiku sendiri? Bagaimana-'', jemari lentik Yeonhee menutup bibir Taehyung yang tidak berhenti berprasangka buruk.

Yeonhee menangkup pipi putranya,''Bagaimana kalau Jungkook menangkap cincinnya sebelum jatuh? Bagaimana kalau Jungkook menciummu sebelum kau bersin? Bagaimana kalau Ayah menahan lenganmu sebelum kau jatuh hmm?'', Taehyung terdiam mendengar kata-kata ibunya.

''Ini hari bahagiamu, sayang.. Nikmatilah dengan senyuman okey?'', hening sekejap sebelum Taehyung akhirnya mengangguk. Yeonhee tersenyum manis sebelum mencium kening putranya lama.

''Sekarang ayo berdiri karena ayahmu sudah menjemputmu..'', Taehyung sontak menoleh kearah sang Ayah yang berdiri di ambang pintu.

''Bisa tinggalkan kami berdua sebentar?'', suara bariton Daehyun terdengar. Yeonhee kembali mencium kening Taehyung sementara Nayeon memilih mengusap surai calon putranya sebelum akhirnya meninggalkan pasangan Ayah dan Anak tersebut.

Taehyung melirik Cartier cantik di pergelangan tangannya sebelum menghembuskan nafas pelan kemudian berdiri menghampiri sang Ayah. "Kenapa kau cepat sekali besar eoh? Ayah jadi merasa tua..", Taehyung terkikik mendengar gurauan sang Ayah. Ia sedikit terkesiap saat Daehyun mengusap keningnya.

"Sudah siap?", Taehyung mengangguk sebagai jawaban. "Ayo kita segera keluar..", Taehyung segera memeluk lengan kekar sang Ayah. Berjalan berdampingan dengan diiringi tatapan kagum para tamu juga alunan piano yang dimainkan Yoongi.

.

.

"Aku bersedia", suara Taehyung disambut senyuman dan tepuk tangan riuh para tamu. Taehyung sedikit melirik kearah sang Ibu yang tengah sibuk mengusap sudut matanya yang basah.

Taehyung menghembuskan nafas lega sebelum tersenyum kikuk dengan pipi memerah saat sang Pendeta kembali bersuara. Ia dan Jungkook memang sering berciuman, tapi lain halnya kalau di depan umum seperti ini.

Taehyung merasakan jantungnya berdegup terlalu kencang hingga terasa akan keluar dari rongga dadanya saat Jungkook mendekatinya. Jemari Jungkook mengusap pipi Taehyung lembut sebelum memiringkan kepalanya. Taehyung dapatmerasakan hembusan nafas Jungkook menerpa wajahnya lalu...

Cup

Tepuk tangan dan siulan para tamu undangan mengiringi ciuman manis Jungkook dan Taehyung. Rona merah yang kontras menghiasi wajah mereka. Kim Taehyung kini telah menjadi Jeon Taehyung. Rasa bahagia yang membuncah membuat Jungkook tak sanggup berkata-kata selain melayangkan kecupan panjang di kening Taehyung.

.

.

Taehyung tertawa riang memasuki sebuah rumah yang tidak terlalu besar bercat putih dengan pekarangan yang luas dan pagar sewarna tanah. Ia terpekik senang saat melihat kolam renang di bagian belakang rumahnya. Lalu dimana Jungkook? Pemuda surai arang itu sibuk membawa barang dari mobil ke dalam rumah. Jungkook sedikit khawatir mendapati Taehyung berlari kearahnya, "Tae, Jangan la-",

Brugh

Belum tuntas Jungkook memperingati Taehyung, si surai merah sudah terhuyung akibat tersandung kakinya sendiri. Beruntung Jungkook sudah menyambutnya sebelum ia benar-benar jatuh menyentuh lantai yang dingin.

''Lain kali jangan lari-lari lagi, arachi?'', Jungkook mengusap surai merah Taehyung yang berada di pangkuannya. Kening Jungkook berkerut saat Taehyung menggeleng imut,''Kan Kookie ada untuk menangkapku seperti ini. Jadi aku bisa terus berlari kapanpun..'', Taehyung tersenyum manis di akhir kalimatnya.

Jungkook mendengus mendengarnya, sebelum membimbing tangan Taehyung melingkari lehernya. Menyelipkan lengannya di bagian belakang paha Taehyung sebelum berdiri dengan menggendong Taehyung ala koala.

Awalnya Taehyung terkesiap namun selanjutnya ia tertawa senang. Jungkook melangkahkan tungkainya membawa Taehyung ke halaman belakang rumahnya, membiarkan para pekerja melanjutkan tugasnya.

''Aku tidak tahu ternyata suamiku yang tampan ini ternyata sekaya ini..'', Jungkook terkekeh sembari mengusap pipi Taehyung yang kembali duduk di pangkuannya, dengan wajah berhadapan juga kaki ramping Taehyung yang melingkari pinggangnya. ''Sepertinya istriku yang cantik ini lupa siapa mendiang Ayah mertuanya..'', obsidian Taehyung membola membuat Jungkook kembali terkekeh. Ia tahu Taehyung tidak pernah lupa, Taehyung hanya ingin menggodanya.

Mendiang Ayah Jungkook adalah CEO di sebuah perusahaan ternama di Korea Selatan. Beruntung saat tragedi Migod, perusahaan ini tidak hancur dan dikelola oleh Paman Jungkook. Namun tak lama lagi, Jungkook yang harus menerima tongkat estafet perusahaan Ayahnya. Dengan penghasilan dalam hitungan triliun, mendapatkan rumah semegah ini bukan masalah besar bagi seorang Jeon Jungkook.

Raut wajah Taehyung berubah sedih begitu mengingat bahwa setelah 2 minggu ini, Jungkook akan mulai bekerja dan ia akan kesepian di rumah. ''Hei, ada apa?'', Tanya Jungkook menyadari perubahan raut sang istri.

''Aku akan kesepian setelah ini..'', bibir Taehyung yang mengerucut menggoda Jungkook untuk menciumnya. Sebelah tangan Jungkook berada di tengkuk Taehyung sementara yang lainnya meremas pinggang ramping Taehyung. Jemari lentik Taehyung meremas surai arang Jungkook saat pemuda itu memperdalam ciumannya.

Suara deheman seseorang menghentikan ciuman mereka. Jungkook segera menoleh ke belakang sementara Taehyung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jungkook.

''Semua barang sudah selesai dipindahkan dan diatur seperti yang anda inginkan, tuan'', suara pekerja ini terdengar gugup saat obsidiannya berhadapan dengan onyx Jungkook. Pekerja ini segera beranjak pergi begitu Jungkook bersuara.

''Baiklah, terima kasih''

Jungkook menarik pelan bahu Taehyung agar kembali berhadapan dengannya, menangkup pipi Taehyung lalu mengecup bibir merahnya kilat. Taehyung menelan ludahnya saat Jungkook menatapnya penuh arti.

''Ayo kita buat baby, jadi kau takkan kesepian sayang..''

.

.

Cahaya matahari yang menyelinap masuk melalui celah jendela mengusik salah satu dari dua orang pemuda yang bergelung di balik selimutnya. Si surai arang yakni Jungkook mengerjapkan matanya, menyesuaikan pandangannya.

Senyuman terlukis di wajah tampannya ketika ia menoleh ke samping, tepat dimana sosok surai merah terpejam dengan begitu indah. Jungkook tak pernah bosan memandangi karya Tuhan yang begitu indah dan mengagumkan ini.

Bulu mata lentik yang menghiasi obsidiannya, rahang tegas namun tak mengganggu sisi cantik rupanya, juga bibir merah muda yang menjadi candu baginya membuat Jungkook tak dapat mengalihkan atensinya dari sosok Taehyung yang tertidur di sampingnya.

Dengan amat pelan Jungkook menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Jemarinya mengusap pipi Taehyung dengan begitu lembut, mengecup pelipis Taehyung seolah mengungkapkan kasih sayangnya.

Namun seketika Jungkook tertawa tanpa suara saat Taehyung terlihat terusik, keningnya yang berkerut juga bibirnya yang mengeluarkan desahan kesal diakhiri nama Jungkook. Tampak begitu manis dengan matanya yang masih setia terpejam.

Jungkook menahan nafasnya saat Taehyung meringsut mendekat ke pelukannya, membiarkan Taehyung membaringkan kepalanya di paha dan memeluk pinggang Jungkook. Beruntung Jungkook sempat mengenakan celananya meskipun tidak mengenakan atasan apapun.

Dengan telaten Jungkook mengusap helaian surai merah Taehyung, sementara tangannya yang lain mengusap punggung polos Taehyung. Jungkook sontak menghentikan gerakan tangannya ketika lenguhan Taehyung terdengar.

''Pagi, Kookie'', sapa Taehyung sambil mengucek matanya, membuat Jungkook tak bisa menahan senyumannya. ''Pagi juga, Sayang'', sapanya balik.

Taehyung menarik pelan tangan Jungkook, melirik Rolex yang melingkar di pergelangan tangan sang suami. Jarum yang lebih pendek menunjuk angka 8 sementara jarum panjang menunjuk angka 1. Sudah lewat pukul 8 ternyata.

Dengan lemas Taehyung bergerak bangkit dari posisi nyamannya namun detik selanjutnya ia terduduk di pangkuan Jungkook. Dengan nyaman Taehyung menyandarkan kepalanya pada bahu Jungkook.

Jungkook kembali terkekeh melihat tingkah pemuda manis di pangkuannya,''Sejak kapan Baby Lion-ku jadi semanja ini hmm?'', tanpa memperdulikan pertanyaan Jungkook,

Taehyung semakin meringsut ke pelukan Jungkook, mencari kehangatan karena berbeda dengan Jungkook, dirinya tidak mengenakan sehelai benangpun. Jungkook mencuri kecupan di bibir manis Taehyung, membuat pipi Taehyung bersemu merah.

Sepertinya Taehyung memang harus segera bangun jika tidak ingin kecupan tadi berlanjut.

.

.

END