Teman

By Rakshapurwa

Warning: Hint bertebaran, Kemungkinan terdapat typo yang terlewat, dan OOC.

Disclaimer : Yuri ! on Ice milik MAPPA, Mitsurou Kubo dan Tadashi Hiramatsu

"Cerita ini dibuat hanya untuk menyalurkan imajinasi semata."

Enjoy

.


"Kau mau berteman dengan Otabek, tetapi kenapa denganku tidak?"

Yuuri Plisetsky mengangkat sebelah alis. Aktivitasnya menatap deretan foto pada Instagram pun terhenti. Padahal amat jelas ia tak membiarkan siapapun menganggu dirinya, terutama JJ. Meski kini mereka tengah berdua, Yuuri tak berniat membuka percakapan dengannya.

JJ terlalu rewel, sama seperti Victor.

Narsis pula. Lihat saja cermin kecil ditangannya. Hampir sepuluh menit sudah ia sibuk merapihkan rambut.

"Hah?! Kenapa aku harus melakukannya?"

Yuuri mencibir.

Berteman dengan pemuda itu tak pernah ada dalam kamusnya. Siapa juga yang mau membuka persahabatan dengan orang yang senang sekali mengatai dirinya wanita. Yuuri masih sebal, dan belum berniat tuk melupakan kejadian waktu itu.

Lagipula mereka tak memiliki kemiripan. Hobi berbeda, cara berpakaian berbeda, mau mencari topik pembicaraan pun rasanya sulit. Mengingat hanya pertengkaran atau saling ejek saja yang sering mereka lakukan.

Sulit akur. Bagai seekor anjing dan kucing.

"Apakah berteman perlu alasan?"

"Jika yang dibicarakan adalah 'kita' maka aku perlu alasan."

Pedas.

JJ hanya terkekeh saja. Sudah terbiasa ia mendengarnya, wajah jutek itu juga. Jarang sekali Yuuri memperlihatkan senyuman, atau hanya sekedar berbicara halus padanya. Pertama kali bertemu pun tak ada jabatan tangan. Yuuri hanya menatap lalu melenggos pergi begitu saja.

Kadang JJ gemas.

Dan juga kesal Yuuri bersikap tak bersahabat padanya, sedangkan pada pemuda Otabek itu perlakuan berbeda diberikan. Tiap kali Otabek melintas Yuuri lebih sering memberi senyuman.

"Bisakah kita berdamai?"

Yuuri kini meletakan handphonenya, tak lagi menikmati berbagai foto kucing manis yang tersaji pada layar. Berdamai? Dengan JJ? Hm—Sebenarnya Yuuri tak benar-benar ingin membenci orang itu, tapi JJ saja yang selalu tebar senyum menyebalkan—dan meremehkan kearahnya.

Seakan senang sekali mencari gara-gara.

Padahal JJ tau betul Yuuri mudah terprovokasi.

"Rubah dulu wajahmu itu."

"Apa ada yang salah dengan wajahku?"

"Semuanya."

Yuuri tak suka melihat wajah JJ. Terlalu berbeda dengannya. Alis yang tebal, mata yang memukau, hidung yang manjung, tulang rahang yang kokoh—

Jauh dari kata manis. Tak seperti wajahnya.

Senyumannya juga terlihat menawan. Tak adil sekali rasanya.

"Ayolah Yuuri kau kekanakan sekali." JJ mengacak surai pirang itu. "Kau tau kan aku tidak bisa merubah wajahku, ketampananku ini mutlak."

Tampan katanya? Yuuri rasa Victor jauh diatasnya. Jika diingat-ingat fans JJ hanya seperempat dari milik pria Rusia itu.

"Bagaimana kalau kita berfoto bersama? hitung-hitung hadiah pertemanan."

"Apa—"

Wajah enggan langsung Yuuri perlihatkan. Berteman saja belum sah, sekarang malah meminta hadiah pertemanan. Foto berdua pula. Dengan bahu saling berdekatan, dan tangan merayap pada pinggangnya.

Yuuri merinding tentu saja.

Namun belum juga penolakan terlontar, flash kamera lebih dulu menyala.

Wajahnya dan JJ terbingkai berdua. Sedetik ter-upload, warga Instagram langsung membeludak memberi perhatian. Komentar dan hati berhamburan.

Terima kasih JJ, atas caption yang diberikan.

"The king and his fairy will start a new life."

Terdengar salah. Padahal mereka hanya memulai pertemanan.


.

Tamat

.


Terima kasih sudah membaca cerita ini dan maaf kalau ceritanya mengecewakan *bows* maaf juga jika kata-kata berbahasa inggris itu ngaco.

Sekian dari saya, Rakshapurwa undur diri.