- SOUL MATE -
By : Titan18
Cast : Huang Zitao & Wu Yifan, others...
Disclaimer : All cast belong to them self ! i owned the story ^^
Warning : Gender Switch for Uke! Totally OOC
Fem! Tao, so don't like this story.. i remind you to get the hell out from here.
.
Don't like Don't Read
.
.
Cool!Kris X Fem!Tao
Chapter One - Spring Breakers
Liburan musim semi yang khas dan kental dengan aroma kebebasan begitu terasa saat Wu Yifan yang terbangun dari mimpinya bertepatan dengan sinar matahari yang menyusup melalui celah jendela kamar hotel.
Pemuda yang tertidur tanpa atasan itu terlihat begitu malas dan damn he still look totally so hot dengan gaya bangun tidurnya yang berantakan, Wu Yifan yang dikenal dengan wild name Kris Wu masih menutup mata saat tangannya menjangkau ponsel hitam yang bergetar dibawah bantal.
Drrt.. Drrt..
Suho Kim Calling...
Kris tahu jika mengabaikan panggilan temannya dan meneruskan perjalanan kealam mimpi merupakan hal yang begitu menggiurkan, akan tetapi otaknya yang masih segan mengumpulkan puing-puing kesadaran itu memenangkan sisi malaikatnya.
Plip.
"Aku tahu kau masih ingin tidur Kris, tapi sebaiknya kau bangkit dan temui kami di lobby hotel. The girls is waiting for you" suara khas yang dikenal sebagai sahabatnya membuat Kris mengerutkan kening, terlebih cekikikan para wanita yang sangat dikenalnya tersaring jelas dalam panggilan itu.
"Hn" balasnya acuh, matanya mulai mengerjap lagi mengecheck jam duduk yang berada di nakas sebelah ranjang kamar hotel itu.
Pukul 08.15 a.m
Suho Kim tertawa diseberang sana saat mendengar gerutuan salah satu wanita dalam bahasa korea yang juga dimengerti oleh pemuda mix blood Chinese-Canada itu.
"Well, cepatlah Kris.. kami akan sarapan dulu"
Kris dengan wajah datar tampannya itu menampakan sepasang alis yang mengerut, "Lima belas menit" jawabnya singkat, Kris menutup panggilan itu sepihak dan melempar ponsel bermerk iphone itu sembarangan diatas ranjang dan mulai bangkit dari tidurnya.
Sret...
Pemuda itu menarik napas panjangnya begitu jendela hotel yang dapat bergeser itu membuka dan membuat angin segar berhembus sedikit kencang, aroma laut dan teriknya panas khas Miami Beach terasa dari atas gedung lantai hotel ini. Kris melangkah dan berdiri memandangi view alam yang tersajikan untuknya, dibawah sana menghadap langsung kearah jalan dan pantai menampakan berbagai macam ras manusia begitu menikmati keliaran liburan yang disediakan oleh wisata pemerintah Florida.
Ocean Drive—jalanan yang begitu terkenal akan turis menyebar disekitar kawasan, Tangannya mengusap pada wajah sebelum pandangannya menajam kearah pinggiran pantai yang menampakan kerumunan disalah satu Bar Klub pantai yang terbuka—South Beach memang dikenal sebagai distrik yang paling menarik di Miami.
Well, bagaimanapun keramaian yang terlihat sedikit merilekskan pikirannya yang begitu melelahkan akibat jetlag selama perjalan Seoul-Florida sebelumnya.
Ide liburan yang tidak buruk.
Seolah teringat hal ini, masih hanya mengenakan bawahan jeans panjang berwarna biru gelap—Kris Wu kembali masuk dan menutup jendela geser itu dan memasuki kamar mandi bersiap melewatkan Liburan yang tidak banyak memakan waktu.
Tidak percuma menerima ajakan Suho.
Kulitnya yang begitu eksotis membuatnya masih mampu membuat beberapa pria yang tak dikenalnya menatapnya begitu lapar, oh Shit! She just too damn Sexy.
Tidak gelap dan tidak terang, begitu sempurna hingga sinaran pancaran matahari yang seolah menyayanginya membuat wanita itu begitu menonjol diantara sekumpulan wanita yang bahkan memiliki kecantikan yang sama—keseksian yang menonjol—hingga aura yang dapat ditonjolkan para gadis remaja hingga wanita lainnya begitu tersaingi.
Wanita—ah... gadis yang baru akan berusia tujuh belas tahun bulan mei nanti itu terlihat menampilkan seringaiannya begitu para turis hingga penghuni lokal melambaikan tangan seolah meminta perhatian gadis itu walaupun benar gadis itu tidak peduli.
"Good morning, Catherine" ucapnya pada salah satu rekan wanitanya yang berambut hitam dengan potongan sebahu.
[A careful face but a tough attitude...]
Huang Zitao berjalan melenggang dengan penuh percaya diri saat Catherine menatapnya dengan kepala yang digelengkan—wanita asal belanda berusia duapuluh tiga tahun itu masih saja takjub dengan antusias para pelanggan terhadap gadis yang barusan menyapanya itu.
Zitao melihat keadaan bar tempat kerjanya yang sudah agak ramai, "Hi Jonathan" sapanya ramah begitu salah satu teman kerjanya yang pria terlihat mengantarkan pesanan minuman yang berada tak jauh dari mejanya.
Pria yang disapanya itu hanya tersenyum sekilas membuat Zitao tertawa dan segera menutup mulutnya begitu Catherine berdehem disampingnya.
"Kau terlambat sweety.. cepat ganti bajumu" sahut Catherine yang memang telah memakai kaos stan bar mereka.
Zitao mencibir dan melambaikan tangannya lagi pada beberapa pelanggan setianya yang telah menempati meja mereka masing-masing, gadis cantik nan sexy itu dapat melihat bahwa para pelanggan itu begitu tak sabar menunggu pelayanannya.
Hell~ bukan apa-apa sih, hanya saja Zitao cukup percaya diri bahwa banyak dari mereka begitu mengidolakan dirinya. Sudah tiga bulan sejak dia bekerja paruh waktu disini dan penggemarnya semakin hari semakin bertambah saja.
"Awesome Tao as always"
"Yeah!"
"Wow"
Dengan tanpa memperdulikan tempat dan waktu, gadis itu membuka kemeja besar transparannya yang sebatas paha mulusnya itu hingga setelan bikininya yang berwarna putih dengan corak bunga melati terekspos lebih sempurna. Tubuhnya yang cukup tinggi dengan pinggang ramping hingga ukuran payudaranya yang padat dan besar membuatnya semakin menarik, sedikit gerakan menungging yang untungnya tertutup meja bar membuat tubuhnya sedikit terlindungi, tangan Zitao cekatan meraih kaos kerjanya di dalam lemari dan memakainya—kemeja tanpa bawahan? Yeah! Hal yang wajah saja dinegara yang begitu bebas ini.
Bahkan jika pesisir pantai sana lebih banyak yang nyaris lebih dari telanjang dibanding penampilan Zitao saat ini.
Ah ayolah, Huang Zitao benar-benar sengaja menggoda para penggemarnya hanya dengan sedikit gerakan kecil dan sorakan atas namanya membuatnya kembali menjadi sorotan pengunjung pantai lainnya yang mulai berdatangan.
Beberapa gadis berbikini yang baru saja datang mendekati meja bartender dimana Zitao berdiri dibelakangnya sebagai seorang penyaji minuman campuran sejenis cocktail seadanya itu membuat senyuman manis Zitao mengembang.
"Kalian datang begitu pagi, girls" ucap Zitao santai.
Gadis blonde mencibir saat Zitao ingin mengancingkan kaos kerjanya, "Yeah.. jiejie kau selalu menarik perhatian para pemuda tampan dan membuat kami merasa tersisihkan"
Tao mendengus kecil, "Jiejie? Oh kalian ini berhenti memanggilku seperti itu, Hush! Jangan sampai ada yang tahu umurku yang sebenarnya hahaha. Jadi bagaimana? Empat gelas martini.. tuttyfruitty untuk para gadisku yang seksi ini?"
"Kau orang China Tao... asian girl" balas sang Blonde bosan, sepertinya Zitao sudang sangat akrab dengan kumpulan remaja ini.
"Yeah! Akhirnya aku dapat lagi bermain 24 jam bebas tanpa beban tugas sekolah. Well~ akan ada cocktail party siang ini, salah satu DJ terkenal akan meramaikan keliaran South Beach YEEAAH" sela gadis rambut hitam begitu antusias.
Zitao meninggalkan mereka saat salah satu pelanggan mendatangi tempatnya, "Ada yang bisa kubantu, tampan?" tawar Zitao mengerjapkan mata dengan kantung hitamnya.
"Ehm—Sebotol medium bir untukku" balas pria itu.
Tao mengangguk dan berjalan beberapa langkah kebelakang, dari tempat pria tadi berdiri saja kelihatan sekali pria itu memandang Zitao kosen saat gadis asia itu berjinjit mengambil botol dibagian rak atas minuman.
"Kau orang baru disini?" tanya Pria itu penasaran.
"Ahh.. kenapa?" balas Zitao yang kembali ke meja bartender dan membuka penutup botol.
Pria itu menggeleng dan tersenyum cukup tampan, "Pantas saja aku sedikit tidak familiar dengan wajahmu, kau menonjol sebagai uhm..maaf gadis asia."
Tao tersenyum tipis dan menyodorkan botol itu pada pria didepannya, "Kau juga orang asia, kentara sekali. Sedang berlibur? "
"Yeah, Miami tempat yang terbaik bagi pria bebas seperti kami. T . A . O? Itu namamu?"
Zitao melirik kaos yang terdapat tagname namanya, pria itu memang memandang bagian itu. "Kau bisa memanggilku Tao"
[ A girl who is greedier than most people
Bad bad bad bad Girls ]
Ting!
Dentingan lift yang berbunyi sedikit mengambil perhatian Kris dari ponselnya, dengan penampilan yang begitu kasual ditubuhnya yang maskulin—Kris Wu bergegas keluar tak perduli bisik-bisik beberapa gadis yang tak sengaja memandangnya.
Hot!
Tak di Canada—tak di China—bahkan Korea, di sini pun auranya sebagai Wu begitu kental tetap saja jadi magnet bagi para gadis dan wanita-wanita cantik.
Matanya memicing mencari para sahabatnya sebelum teriakan ala fangirl sedikit menyita perhatian turis dan pengunjung hotel lainnya,
"KRIS"
"HEI KRIS" gadis cantik dan juga berisik itu melompat-lompat dari dekat meja yang diduduki orang-orang yang ternyata dicarinya.
Oh Sehun pemuda asia yang tak kalah tampan dari sang Wu tampak menarik tangan sang gadis agar menyuruhnya duduk begitu Kris mendekat kearah mereka.
"Noona... ayolah, Kris hyung juga sudah dapat melihat kita" bujuknya, Xi Luhan menatap Sehun sengit dan berlari mendekati Kris Wu menggandeng tangan pria yang tak menampakan ekspresi berarti diwajah tampannya.
"Kau lama sekali Kris, aku dan yang lain hampir menyelesaikan sarapan yang sudah cukup terlambat" adu Luhan begitu keduanya duduk.
Zhang Yi Xing dengan rambut hitamnya yang panjang begitu kontras dengan kaos dan pants casual berwarna putih, "Cuaca terlihat sangat cerah, aku dan Suho akan melihat-lihat kawasan Ocean Drive dulu. Bagaimana dengan kalian?" Yixing atau Lay berkata lembut diiringi anggukan Suho tenang.
"Aku ikut kalian, dan Kyungsoo well kau harus menemaniku juga okay?" ucapan gadis mungil bernama Baekhyun itu disanggupi oleh Do Kyungsoo—gadis cantik dengan mata bulat jernihnya.
Kris menatap mereka dan memandang jam bermerk casio yang melingkar ditangannya, "aku akan ke pantai saja" ucapnya.
Semuanya mengangguk, mereka bersahabat sejak masa junior high school. Tentu saja ketertarikan Kris Wu dengan laut sudah lama mereka ketahui.
Xi Luhan menatap Kris Wu beberapa detik sebelum tersenyum manis lagi, "Yasudah, kalau begitu aku kan masih ingin belanja jadi aku ikut yang lain dan KAU—
Gadis cantik dengan julukannya sebagai -Deer Lulu- itu menunjuk Sehun dengan glare imut yang dibuat sangar.
Jaga Kris untukku, jangan sampai ada wanita tidak tahu malu yang menempel padanya. Mengerti?"
"Aishh.. Lulu Noona, kau seenaknya"
Miami—Florida.
Kris sungguh tak tahu godaan seperti apa yang diberikan Suho padanya hingga dirinya bisa terjebak dalam Liburan yang well sangat bukan Wu sekali, tapi tidak dapat berbohong hal seperti ini mungkin lebih baik daripada terus terjebak dalam kehidupan sang Wu yang membosankan.
Rutinitas yang dibebankan sebagai Pewaris yang mengharuskannya membagi waktu antara Pekerjaan dan Sekolah!
Fuck, terlalu begitu beradab tinggi dengan menikmati kehidupan fantasi kesenangan yang begitu bebas yang hanya didapati dalam Night Club yang sungguh membuatnya bosan.
Ini Surga, begitu yang ditakjubkan oleh Oh Sehun—remaja yang satu umur dibawah Kris Wu sebenarnya.
Fuck World!
"Oh yeah! Oh My GOD" seru Sehun terlarut dalam euforia dibawah sinar terik matahari yang tak terlalu menikam.
Seperti mendapatkan kesenangannya, Oh Sehun dan Kris Wu dua remaja lajang yang begitu berkharisma dan tampan dengan kondisi topless dan celana pantai menampilkan otot maskulin yang terlihat seksi.
"Hyung... Wow, Miranda Kerr dimana-mana Hahahahaha" teriak Sehun begitu salah satu gadis yang FOR GOD's SAKE tak memakai bra atasan berjalan melewati mereka, Kris yang lebih banyak menarik perhatian para gadis dan wanita seksi lainnya lebih dapat mengontrol raut wajahnya.
Setelah dua jam berenang dipantai dan tetesan air yang masih membasahi rambut dan tubuh mereka membuat Kris berjalan mengikuti kerumunan yang terdapat disebuah stand bar kafe terbuka.
"Kita dapat berbuat sesukanya disini, tanpa ada yang mengenali kita" sahut Sehun lagi, keduanya duduk santai pada sebuah meja kosong yang tersedia.
Kris menarik sudut bibirnya mendengar ucapan Sehun, musik terdengar begitu keras hingga teriakan dan kesenangan semua orang bercampur padu disepanjang pesisir pantai.
Sang DJ Pria menghentikan permainan piringan hitamnya membawa sorakan protes dari para penikmat musik, pria itu tertawa lebar dan menunjuk seseorang yang membuat lainnya mengikuti arah pandang pria itu.
"Yow long time no see T . A . O" seru sang DJ dengan sedikit gayanya yang khas, pria yang juga topless dengan headset menggantung itu menarik seringainya saat sang perempuan cantik yang ditunjuknya tertawa dan menampakan ekspresi pura-pura terkejutnya.
[A girl who has a strange charm that you can't deny...]
Kris Wu tidak tahu magnet apa yang menariknya hingga ikut menyoroti sang perempuan bartender dengan rambut pirang panjangnya yang tergerai.
Cantik.
TAO begitulah para pria serta beberapa kerumunan wanita lainnya menyoraki nama perempuan itu, ada sesuatu yang menarik saat Kris menangkap percikan arogansi dalam sinar mata dengan bentuk khas.
Panda's eye.
Perempuan itu terlihat masih muda, akan tetapi dirinya mau tak mau terkejut saat sang Bartender muda itu tampaknya begitu dikenal sang DJ.
Sepertinya bukan hanya sang Wu yang takjub, akan tetapi para penggemar sang perempuan hingga orang-orang terdekatnya pun kaget.
Markuz Schulz—sang Global DJ juga pendiri label EDM Coldhabour asal Miami Florida itu salah satu dari 9 DJ terkenal dan bayaran termahal didunia, Sehun saja hampir menjatuhkan rahangnya saat salah satu DJ idolanya itu yang pernah menampilkan penampilan luar biasa AWESOME di Night Club milik bisnis keluarganya.
"Siapa dia? Perempuan asia itu..." sepertinya Oh Sehun memang terlalu banyak bicara hari ini menurut Kris.
"Prove me something girl" tantang sang DJ.
Huang Zitao memberi kode pada Catherine yang mengendikan bahunya acuh, segera saja Zitao tertawa dan tanpa sungkan kembali membuka kaosnya dan berjalan keluar dari meja bar.
"DAMN! She's so HOT" pekik Sehun kagum, lelaki normal pun akan tergoda melihat kesempurnaan bentuk badan dari ujung helai rambut hingga kakinya.
Kris setuju, totally HOT.
Huang Zitao melompat keatas stage kecil itu disambut sorakan penuh motivasi, saat rhytm trance dipadukan progressive itu berbaur saat itulah Huang Zitao menatap tepat dimata Kris Wu.
"Spring break huh?" nada pertama dalam rap yang dilakukan perempuan itu membuat situasi menjadi liar.
Musik dan dance yang memabukan.
Huang Zitao menatap Kris yang tak berpaling sedikitpun dari bola matanya, terbius dalam obsidiannya yang memadukan.
"Whats happening? Yo Yo Yo What's up?" Zitao memejamkan matanya saat alkohol yang tumpah ruah membasahi tubuh polosnya yang berbikini.
Kris terkejut saat bagaimana perempuan itu seolah membuat tertarik, menatap kearah sahabatnya Oh Sehun berada dan Kris mengumpat kasar dihati. 'Oh Sehun SIALAN' entah dimana pemuda itu berbaur kini, yang jelas Kris harus menemukannya.
"HELL YEAH" teriak kerumunan
Gadis itu meliuk erotis saat sepasang tangan dari tangan nakal para pemuda tampan dibawah stage menggerayangi betis mulusnya, "I don't know if you know that but we are in magic's place, y'all" Tao menarik asal salah topi bertuliskan –COLD HEART BITCH- dan memakai sebelum menunduk dan memainkan mic ditangannya dengan apik.
"I ain't even from this planet. I am from different planet. I just transported you all out into fucking place, y'all YEAH" entahlah, Zitao meneriakan free style dalam rap yang begitu diangguki antusias.
"Here's some poetry. I was laying on the beach Yo!"
"there's palm tree, y'all"
Kerumunan semakin padat dan gema suaranya yang menghipnotis dunia Kris dan lainnya membuat semua orang mengikuti nyanyiannya.
"This is our Room! You can change your life, you change who you are"
Zitao mengembangkan seringaiannya saat matanya kembali berpadu dengan Kris Wu, 'Pemuda yang menarik' batin Zitao tanpa sadar.
"You just got hypnotized and transported to another realm, y'all! And this last forever"
"YEEEEAAAHHHHHHHHHHHHHHH"
Cheering
"We're gonna change the world, y'all! This is poetry in motion"
"Bikinis and big booties, y'all! Thats what life is about.—
SPRING BREAK FOREVER.
Let me Hear you, Spring Break!"
Cheering
"Spring Break" Zitao menarik napas dan tertawa saat performancenya berakhir, sang DJ tetap memainkan piringan hitamnya membawa kesenangan hingga Zitao melakukan high five pada sang DJ dan melompat dari stage berusaha kembali.
Tubuhnya mengkilat berkeringat akibat matahari, Zitao meneguk rakus satu gelas Vodca berry yang dibawakan rekannya Jonathan.
"Huh—kau lihat Pria tampan asia yang duduk disitu tadi?" tanya Zitao dengan nafas pendeknya.
"Tidak kuperhatikan, penampilan yang menakjubkan Tao" sahut Jonathan.
Gadis bersurai pirang itu hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih, pandangannya masih tertuju pada meja kosong dimana pemuda yang membuatnya sempat tertarik tadi menghilang.
Menghiraukan tatapan penasaran hingga pandangan lapar nan mesum para penggemar mencakup pelanggannya kafe barnya itu.
[A girl who secretly tries to smile without others knowing.
Bad bad bad bad girls...]
Apartemen yang begitu sederhana, Huang Zitao meregangkan tubuhnya dan mengunci pintu apartemennya sembari menjinjing makan malam yang sudah lebih dulu dia beli di jalanan tadi.
Hidup sendiri di tempat itu membuat keadaan apartemen itu sangat rapi untuk ukuran gadis, begitu girly dan penuh aroma terapi yang menenangkan. Tao meletakan makanannya didapur sebelum beranjak kekamarnya, tas selempang yang berisi pakaian serta bikini basahnya dilemparkan asal kelantai taman.
Tubuhnya begitu beraroma garam laut, satu persatu pakaian yang dibuka jatuh kelantai hingga dirinya berada didepan kamar mandi. Dengan begitu percaya diri Zitao memandangi tubuh nakednya, kulitnya yang lebih menggelap dibandingkan pertama kali Zitao menginjak kakinya di salah satu negara bagian timur Amerka Serikat ini.
Rasanya begitu menyenangkan, Zitao menikmati hidupnya saat ini.
Memutar keran hot water, Zitao melangkah anggun kedalam bilik dan membuat seluruh tubuhnya begitu basah.
'Sudah berapa lama waktu yang kuhabiskan?' pikirnya.
"Hn, sungguh sayang jika aku harus meninggalkan tempat se-keren ini" gumamnya disela gosokan showerpuff di tubuhnya.
Hanya dengan memakai luaran dress one piece hitam pendek yang menutupi pakaian dalamnya dan rambut pirangnya yang setengah basah, gadis itu menggumam malas saat bell apartemennya berbunyi.
Cklek.
"Jiejie.." tatapan memohon layaknya anak puddle imut dengan bolamata abu-abunya menawan seperti menahan tangis membuat Zitao mendengus.
Gadis blonde—anak gadis dari penghuni apartemen sebelah yang merangkap sebagai sahabatnya belakangan ini menatap Tao penuh harapan.
"Ada apa blonde? Jangan memanggilku kakak, kau membuatku tampak begitu tua"
"Tolong aku, sahabatku berulang tahun ke lima belas besok. Dan aku harus menghadiri pesta jam sebelas ini hingga mungkin saja aku akan pulang pagi" ujar gadis itu berbasa-basi
Tao yakin sekali gadis yang mempunyai warna rambut sama dengannya itu punya maksud.
"Lalu jelaskan sekarang apa hubungannya denganku"
"Baiklah.. bukan ulang tahun sahabatku tapi ulangtahun pacarku, dan itu berarti walaupun aku merasa bersalah dan ingin sekali mengembalikan dompet ini pada pemiliknya tapi tetap saja aku sudah tidak punya banyak waktu lagi. Kau tahu pacarku yang possesive itu akan membunuhku jika dia tahu aku berhubungan dengan pria lain—walaupun hanya seseorang yang tidak kukenal"
Sret!
Sebuah dompet dengan merk yang sangat terkenal membuat sebagian diri Tao merasa tertarik dan mengambilnya dari sodoran tangan gadis blonde tadi.
Gotcha!
Zitao melebarkan senyumnya, "Dimana kau menemukan dompet ini?"
"Kau tidak keberatan eh? Syukurlah" sang gadis tampak sangat bahagia, "Lummus Park—ayolah, kau cukup kembalikan saja ya Tao. aku harus pergi sekarang, pacarku sudah menunggu"
CHU
"Bye.. dan Xiexie~ Tao jiejie" ucap sang Blonde dalam aksen china yang sebenarnya buruk.
Tao hampir meneriaki sang gadis yang mengecupnya sembarangan dipipi kirinya, gadis china itu menatap kembali dompet itu sebelum memutuskan masuk dan mengambil sweater rajut abu-abunya, senada warna dengan sendal kayu bertuliskan miami beach miliknya.
Begitu keluar dari dalam lift, gadis itu menekan key car yang menunjukan bahwa sebuah porsche merah berbunyi dan gadis itu memang pemiliknya. Mobil itu bahkan terlalu menyolok dan wah dibandingkan mobil lain di Basement.
"Hi, Red! Sepertinya ini akan jadi malam terakhir aku mengendaraimu sebelum kau kutinggalkan lagi red baby" serunya dengan ekspresi sedih berlebihan.
Berbicara pada mobil, yang benar saja!
Mobil yang dikendarai Zitao keluar dari basement apartement kelas menengah yang disewanya, gadis yang bahkan belum cukup umur untuk mendapatkan Sim pribadi miliknya itu memacu kecepatan mobil diatas rata-rata hingga berhenti disalah satu dari sekian banyak informasi yang dapat membuatnya menemukan keberadaan sang pemilik dompet.
Identitasnya tentu saja, "Yifan.. Wu Yifan nama yang bagus hihihi dan sesuai tampangnya" Zitao terkikik mengintip dompet yang terbuka, sebuah hotel's room key card yang berada ditangan Zitao membuat seringaiannya terbentuk.
Grand Palace of Miami Hotel, room 0608.
Sehun duduk di Lobby Hotel dengan pandangan yang kalut, sebelah telinganya memerah karena dijewer sang Noona cantik dari beijing—Xi Luhan.
Luhan masih setia memandanginya tajam hingga membuat Oh Sehun mengkeret.
"Sudahlah Luhan" bujuk Lay menahan tawa, jika dilihat Sehun selalu lucu memang dihadapan sang gadis yang tampangnya imut padahal berhati baja—Luhan.
"Tapi anak nakal ini menghilangkan dompet Kris" balas Luhan tajam.
Sedangkan sang pemilik Kris Wu sedang berada didepan meja reservation bersama Suho, mengurus kunci kamar baru agar Kris bisa mengakses kamarnya yang hilang.
Pemuda itu bahkan tidak tampak terlalu khawatir kehilangan id pentingnya.
Masalah identitas bisa dia atasi dengan nama Wu jika memang dompetnya tidak ditemukan, lagipula black cardnya pun memang aman karena tidak dapat digunakan sembarangan orang.
"Ayo..." panggilan Suho berhasil membuat para gadis juga Sehun segera mengikuti kedua pemuda tadi.
Masalah beres, Kris bisa tidur dikamarnya sebelumnya.
Memang kecuali para gadis seperti Luhan—Yixing, Kyungsoo—Baekhyun memilih tidur berpasangan, berbeda dengan para lelaki yang memilih menempati kamar mereka sendirian.
Well! Terlebih si manusia tidak pedulian seperti Kris, benar-benar tak menyukai orang-orang yang mencampuri privasinya termasuk tidur.
"Sebaiknya kau beristirahat lebih cepat jadi besok kau bangun pagi Kris" saran Luhan dengan wajah yang sebenarnya terlihat letih. Malam pertama—well jadi malam kedua jika menghitung penerbangan mereka ke miami tiba kemarin malam.
Liburan yang hanya menghabiskan 3 Hari 2 Malam itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin, Semuanya kembali beristirahat dengan nyaman.
Teras kamar hotelnya dengan jendela atau lebih pantas disebut pintu geser itu terbuka, membuat Kris yang sudah dua jam lebih menghabiskan dinginnya malam ditemani dua botol wine yang telah habis ikut menatap riuhnya ombak dibawah sana.
Kris Wu memegang gelas red wine terakhirnya sembari bersandar pada pembatas beranda itu, dari atas ini pria tampan itu menarik napasnya pelan—menyerapi pahit-manisnya aroma tegakan wine yang tersisa dilidahnya.
Kandungan alkohol yang tinggi dalam kandungan anggur mahal itu membuat pikirannya lebih ringan, mungkin setelah ini Kris akan mendapatkan tidur yang lebih nyenyak. Sebenarnya rencana liburan awalnya ingin Kris habiskan dengan tidur sepuasnya sebelum kesibukannya kembali menyapa.
Menyeret tubuhnya yang sudah setengah sadar Kris berbaring telungkup diranjang besarnya, matanya tertutup sempurna hingga setengah jam kemudian.
Ting! Tong!
Ting! Tong!
Ting! Tong!
Kris memijit pelipisnya, demi Tuhan ini mungkin sudah hampir jam dua belas tengah malam. Siapa lagi diantara sahabatnya yang menganggunya, berdiri sempoyongan Kris mencari pintu utama.
Jika yang datang itu Oh Sehun, maka Kris benar-benar akan menuntutnya dalam rangka membuat sang Wu kerepotan seharian.
Damn!
Klek.
"Hi.." perempuan didepannya mendongak.
Huh?
Si...apa?
Kris memaksa matanya agar terbuka lebar, akan tetapi pandangannya masih saja terlihat kabur—tidak begitu jelas.
Siapa perempuan dihadapannya ini.
Wajahnya terlihat manis sekilas dan astaga—apa perempuan didepannya ini sedang mencoba menggoda Kris? Lihat saja betapa pendeknya lapisan bajunya—belahan dadanya saja terlihat begitu jelas.
"Hei.. Yifan" panggil perempuan itu sekali lagi.
Zitao kini menatap pemuda dihadapannya kesal, apa Huang Zitao baru saja diabaikan? Uh.
"Si—apa—" Pemuda setengah mabuk itu tanpa sadar bertanya dengan bahasa ibunya—mandarin.
Tao mengernyit lagi, gadis china itu berjinjit dan mendekatkan wajahnya kearah wajah tampan Kris Wu.
"Alcohol? Hahaha" gadis itu tertawa sembari tanpa sadar mencubit pipi pemuda tampan itu gemas.
GREP!
Tao terkejut saat pemuda itu memegang sebelah tangannya, "E-eh"
"A-apa yang kau lakukan?".
"Maaf. Temanku menemukan dompetmu, aku hanya ingin mengembalikannya" jawab Tao lancar.
"Masuklah" ucap Kris dingin dan menarik tangan gadis itu, karena tiba-tiba mau tak mau Tao mengangguk acuh.
[A girl who is attractive without knowing exactly what it is about...]
Ini Huang Zitao yo! Jika orang lain mana berani gadis manis cantik menarik sepertinya berani memasuki kamar seorang pria yang setengah mabuk itu. Tao menutup pintu kamar Kris dan mengikuti sosok yang berjalan sempoyongan dengan menahan tawanya, wajah Kris yang memerah sangat lucu baginya.
Kris membanting tubuhnya diatas ranjangnya lagi, bersikap tak lagi dengan kehadiran gadis itu. Huang Zitao yakin perempatan kekesalan sudah tercetak jelas didahinya kini, apa-apaan pemuda tampan itu.
"Hei.. Yifan Wu, aku ingin mengembalikan dompetmu ini" sahutnya malas, tanpa disadarinya Tao berjalan menuju jendela yang belum sempat ditutup Kris tadi, gadis itu menarik napasnya pelan dan mengunci rapat.
"Kau ini.. ditambah dingin AC kau bisa masuk angin nanti" gerutunya.
Tao memandang sekelilingnya dengan bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang? Tadi sebenarnya dirinya ingin menitipkan dompet itu pada petugas resepsionis tapi ternyata sang pemilik kamar ternyata telah mendapatkan akses masuk lagi kekamarnya. Jadi menurutnya sekalian saja Zitao berkunjung, hitung-hitung pria tampan!
Muda, berkharisma, tampan, terlihat mapan dan well~ berdarah Asia.
Tipe Huang Zitao—banget hihihi.
Gadis itu tersadar bahwa dirinya bahkan belum makan malam, dan lapar benar-benar bukan perasaan menyenangkan yang harus ditahan. Riwayat penyakit lambung yang cukup serius saat kecil membuat Zitao trauma dan harus segera mengatasi rasa laparnya sebisa mungkin.
Untung saja, gen Ayah—Ibunya yang sempurna membuatnya terlihat begitu sempurna di kehidupan remaja ini... berat badan dikategorikan aman, sebanyak apapun Huang Zitao makan maka hal itu tidak mempengaruhi pertumbuhannya kearah buruk.
Huang Zi Tao berjalan kearah Kris,
"Yifan... Yifan aku harus kembali, aku sangat lapar hehe." kekeh Tao halus, gadis itu mengelus kepala Kris lembut.
Sebenarnya Tao mengintip identitas pemuda itu dan tahu benar bahwa sebenarnya dia lebih muda setahun dibanding pemuda itu.
"Yifan... dompetmu aku taruh di sampingmu ya" sahutnya lagi, gadis itu berbicara menggunakan bahasa mandarin—Tao langsung yakin bahwa pemuda ini berdarah China beberapa saat lalu.
SRET
Tao mencibirkan bibirnya saat Yifan berbalik dan menatapnya dengan mata mengantuk, "Jangan pergi"
"Tapi aku lapar" balas Tao tak mau kalah, konyol sekali—apa yang kau perdebatkan dengan seseorang yang kesadarannya saja masih harus dipertanyakan saat ini.
"Hn.. tetap disini" suaranya yang datar menusuk itu membuat Tao tanpa sadar mengangguk.
Wajah cantiknya tiba-tiba mengerjap seolah mendapatkan ide cemerlang, "Aku pesan makanan ya? Room service boleh?"
Yifan mengangguk cuek dan menutup matanya.
Huang Zitao melompat girang, "Yes! Free late dinner.. not bad lah"
Setelah memperbaiki selimut tidur pemuda itu, Huang Zi Tao mencari salah satu buku dimeja yang tersedia dan menelpon pihak hotel. Makan sepuasnya, jangan khawatir masalah berat badan. 'Kau sudah sempurna, jangan khawatirkan bentuk tubuhmu Zitao' pikir Tao asal.
"whatthefuckkingissopissingmeoff! Damn damn matha'fuckin..." Zitao merutuk dalam bentuk gumaman pelan tak berhenti saat getar yang untungnya tanpa dering memekakan itu terasa berulang-ulang.
Dia tidak punya aktifitas pagi ini setelah memutuskan memundurkan diri dari Bar kafe milik Catherine di pantai, jadi siapa yang begitu tidak kurang ajarnya menelponnya dipagi hari yang begitu cerah ini—Shit, ponsel Zitao harusnya berdering dan—DOUBLE SHIT!—ini bukan ponselnya.
Huang Zitao membuka kedua matanya lebar, cahaya yang menusuk membuatnya spontan mengerjapkan lagi sepasang obsidian itu. sepasang tangan yang menawarkan kehangatan berlebih ditubuh membuatnya sedikit terkejut,
Kris tertidur dengan memeluknya?
Tao menatap tubuh sempurna pemuda dihadapannya, well~ pria Wu ini tidur begitu damainya. Zitao tersenyum kecil, sepertinya mood hari ini akan baik-baik saja.
"Hei... Yifan" bisik Tao lirih
Drrt... Drrt.. Drrt..
'Ponsel yang mengganggu' umpatnya
Plip.
"Yeahhh?" sahutnya malas, gadis itu berusaha melepaskan pelukan Kris tanpa membuat pemiliknya bangun.
".."
Tao melihat kembali layar ponsel Kris, Luhannie is Calling...
"Panggilannya tersambung tapi tidak ada yang berbicara" gumamnya kebingungan.
Plip.
Eh, loh dimatikan.
"Tau ah" sahut Tao asal lagi, gadis manis yang hanya tidur mengenakan gaun mininya itu terlihat kusut dan berantakan. Rambut pirang panjangnya di gulung asal, wanita itu masuk kedalam kamar mandi tanpa memperdulikan kepanikan yang terjadi di kalangan Sahabat Kris diluar sana.
Troublemaker Zitao
Ting! Tong!
Ting! Tong!
Sial, Kris benar-benar membenci siapapun yang kembali menganggu tidurnya dengan bel memekakan seperti itu.
Mengusap wajahnya kasar, Kris bangun dengan emosi yang setengah-setangah.
Klek.
Kris meraih handle pintu dan membukanya lebar-lebar.
Tatapan membunuh yang siap dilontarkannya menghilang digantikan ekspresi tak terbaca saat mendapatkan empat sahabat perempuan serta dua sahabat laki-lakinya berdiri memandangnya penuh tuntutan.
"Kalian..." Kris yang bangun tidur sebenarnya kacau tapi tetap saja tampan, Luhan saja yang sering terlalu melihatnya hampir jatuh kedalam pesona itu lagi saat Kris kembali membuka suaranya. "Apa yang kalian lakukan didepan kamarku" tanyanya datar, sok stoic.
Luhan menatapnya sengit, "Siapa perempuan itu?"
Suho memandang Kris seksama dari atas—hingga bawah, seolah menilai reaksi datar-datar saja milik sang Wu.
Oh Sehun sudah meringis dibelakang mereka dan mengucapkan kalimat perjuangan pada sahabatnya itu, "Kris Hyung, Fighting!" nyaris berbisik.
Suho mengambil alih, "Tadi kata Luhan, saat dia menelponmu justru seorang wani—"
Gulp
Gulp
"Yifan..." panggilan itu bukan hanya menceloskan hati seluruh manusia didepan kamar hotel yang di sewa Kris, bahkan sang pemilik yang mendengar suara halus itu merasakan sengatan listrik yang hampir membuatnya terbelalak lebar.
[Look a bit far ahead, walk a bit fast
Show just a little skin to be sexy...]
Huang Zitao yang hanya mengenakan bathrobe yang tak diikat kuat membuat tubuhnya lebih terekspos terutama collarbone hingga belahannya yang menonjol, sepasang kaki jenjangnya yang mulus masih terdapat kilatan basah air bekas masih.
Rambut pirangnya yang setengah basah dan wajah segarnya begitu kontras, Gadis itu melenggang mendekat kearah pintu. Rambut yang sudah lama memanjang hingga mencapai pinggang rampingnya bergerak anggun.
"Oops! your friends?" tanyanya lagi, dengan nada begitu polos saat Kris Wu berbalik dan menatapnya horror.
[A girl who doesn't pretend not to know when she does know...]
Perempuan ini...
Tao mendecak lidahnya saat tak ada satupun yang mendengarkannya ya? Tao yang cukup tinggi itu sedikit menaikkan pandangannya dan tersenyum saat melihat wajah shock Oh Sehun padanya.
"i ever saw you..." ungkap Sehun.
Huang Zitao mengamati pemuda itu, entahlah mungkin mencoba mengingat siapakah pemuda yang mungkin saja pernah mengenalnya. Bisa saja pemuda yang berada dalam rombongan Wu Yifan itu mengenal siapa dia sebenarnya.
Oh Sehun yang menyadari dipandangi serius justru merasakan wajahnya menghangat, "Y-yesterday, hot girl with white sexy bikini" lanjutnya sedikit gugup.
Bukan seorang yang perting ternyata, dan baguslah gadis itu tak perlu khawatir. Akhirnya Zitao mengedipkan bola matanya lincah dan tersenyum lebar, "Ehm..."
BRAK
Suho memegang jantungnya yang berdebar kencang begitu pintu kamar itu dibanting tiba-tiba oleh pemiliknya.
"Oi.. Hyung! Kris Hyung" teriak Oh Sehun tak terima, diotaknya sudah terbayang hal-hal yang tidak-tidak tentang kedua orang yang sedang terlibat skandal itu.
"What – the – hell" gumam Byun Baekhyun, wajahnya menyeringai saat melirik sahabat cantiknya Xi Luhan yang terdiam.
Zitao menggigit bibirnya, "Apa aku menganggumu dengan teman-temanmu itu?"
[A girl who shines even when she says something poisonous...]
Omong-omong, Wu Yifan tetap saja terlihat keren saat bangun tidur.
Kris berjalan melewati gadis itu, tangannya kembali memijit pelipisnya yang berkedut.
Tidak, Kris sudah mendapatkan kerasionalannya kembali dengan seratus persen tersadar dari kantuk hingga hangover yang untungnya memang tak parah. Pemuda itu tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, memorinya semalam terlintas begitu saja.
Wu Yifan menuyuruh gadis itu tidak pergi.
Dan gadis itu menepatinya.
Dimana akal sehatnya? Bagaimana bisa kau membiarkan seorang perempuan yang tidak dikenal begitu saja berada disisinya semalaman.
Tao yang melihat Kris menduduki sofa dengan wajah datarnya segera berdehem mencari perhatian namja itu.
"Hem.. Ehem"
"Hn"
"Yifan... apa kau baik-baik saja? Tidak mengalami bad hangover kan?" lanjutnya, terlihat sedikit khawatir.
[Yeah, those innocent..]
"Hn"
Gadis itu mengangkat bahunya cuek, "Kau ini... sikap mu begitu seenaknya dan menyebalkan. Setidaknya jawablah pertanyaan yang dilontarkan seseorang padamu. Aku tidak tahu lagi, sudahlah aku akan berganti pakaian dan terima kasih atas makan malamnya semalam—tagihannya kau yang tanggung karena menyuruhku untuk tetap tinggal.
Zitao menarik sudut bibirnya saat Kris kembali menatapnya.
Hitung-hitung imbalan karena aku mengembalikan dompetmu"
"Siapa namamu?"
"Huang Zitao—Zitao ataupun Tao, terserah bagaimana cara kau memanggilku" balasnya manis.
Huang Zi Tao—nama yang cantik. Wu Yifan tidak mengenalnya. Dan sang Wu itu hanya pernah melihatnya –sekali- dipantai. Gadis muda didepannya itu begitu berani memandangnya dengan tatapan polos biasa—tidak ada rasa segan, takjub, atau bahkan malu—karena Kris hanya melihatnya menggunakan sebuah jubah mandi yang menampakan kecantikan dan keanggunan yang dimiliki oleh wajah serta tubuh itu.
Gadis didepannya begitu kuat, dan bebas.
Lagi pula gadis itu tidak tahu siapa dirinya? Seperti apa Wu Yifan, siapakah sebenarnya sang Kris Wu.
"Berapa umurmu?"
"Wah... kau penasaran ya?" Zitao tertawa kecil dan mengangkat sepuluh jari-jari lentiknya dan mengibaskan lagi tujuh jari.
"Resmi tujuh belas tahun sebulan lagi"
What the fuck!
Wajah memang tak bisa menipu, kepolosan yang dimiliki gadis ini memang cukup membuktikan usia yang sesuai dimiliki masih mencakup usia para remaja. Akan tetapi keliaran yang dirasakan dari aura gadis dihadapannya membuat Kris tertegun takjub, dirinya seolah ditarik medan magnet yang begitu kental hingga membuatnya begitu sangat tertarik.
Kris Wu kembali dalam lamunan dunianya sendiri, Huang Zitao sepertinya maklum atas apa pemikiran yang menjadi lamunan pemuda tampan itu.
Sret...
Uluran tangan menyapu permukaan pipi kanannya, Kris seolah merasa familiar dengan kelembutan itu.
Sangat lembut dan halus.
Begitu sadar, Zitao telah berpindah disampingnya. Ya Tuhan, gadis ini mengagumkan, sorot sepasang obsidian yang indah dan jernihnya merangkap Kris dalam kurungan tak kasat mata. Wajah yang cantik manis itu tanpa polesan apapun, bibir tipis memerah dan tampak basah, alis yang kecil dan panjang seperti disulam itu memang hitam sekali. Memang tanpa make-up pun gadis dihadapannya sungguh memesona, Kris tak akan mengelak bahwa dirinya sedikit terjerat dalam pesona gadis ini.
"Entahlah, kau sepertinya memang butuh sedikit tidur lagi. Jadi sebaiknya aku bergegas pulang"
Saat gadis itu menarik tangannya lagi, kekosongan begitu mengental. Kris tak mencegah saat gadis itu bangkit dan menjauhinya.
Diam menerpa atmosfir ruangan itu hingga gadis itu kembali dari kamar mandi mengenakan pakaiannya yang samar-samar Kris ingat bahwa itu pakaian yang sama dikenakan sang gadis semalam.
Chu~ kecupan lembut dilayangan Zitao begitu cepat disudut bibir Kris.
[Kiss as if you like it so much that you don't know what to do...]
"Selamat menikmati Liburan Musim Semi... Yifan" dan itu adalah kalimat terakhir yang didengarnya saat gadis itu pergi.
"Gadis itu juga Agresif" sahut Kris dengan wajah tak terbaca.
"There is never a time or place for true love. It happen accidentally, in a heartbeat, in a single flashing, throbbing moment." The Truth About Forever - Sarah Dessen.
Shanghai—China.
Pria tua yang baru saja menandatangani dokumen dimejanya itu mengerutkan dahinya, terlihat begitu jelas bahwa laporan yang diberikan asisten wanita yang berada didalam ruangan itu cukup mengganggunya.
"Apa kau yakin jika cucuku memang berada didalam kamar yang disewakan oleh Wu Yi Fan?" suara berat yang dikeluarkannya sama sekali tak membuat asistennya merasa takut.
"Benar sekali Tuan, Zitao-xiaojie [Nona muda Zitao] memang bersama Wu-shaoye [Tuan muda Wu] semalam dan xiaojie kembali ke apartemennya begitu pagi tiba" jawab sang asisten penuh keyakinan.
Huang Hangeng—kakek kandung dari jalur Ayah Huang Zitao itu mengangguk kecil, rambut yang mulai memutih begitu kontras dengan keriput wajah yang masih menampakan ketegasan ketampanan yang dimilikinya sewaktu muda.
"Sudahlah, cucuku pasti pandai menjaga dirinya." Sahut Hangeng tenang, "Dia tidak akan berbuat yang melebihi batas kewajaran seorang Huang apapun itu" tambahnya kalem.
Asistennya mengangguk membenarkan, akan tetapi wanita yang sudah lama mengabdi dalam keluarga Huang itu tampak sedikit segan.
"Akan tetapi Tuan, menurut laporan xiaojie tidak pernah berinteraksi bersama Wu-shaoye sebelum ini. Saya ragu bahwa xiaojie bahkan tahu bahwa Wu-shaoye adalah pemuda yang ditolak xiaojie sebagai tunangannya setahun lalu"
Hangeng tahu benar apa yang dikhawatirkan sang Asisten, "Itu karena perjodohan perusahaan, tidak bermasalah karena mereka merupakan calon pewaris yang berhak menentukan pasangan hidup masing-masing. Dari pihak perusahaan Wu sendiri—Wu Yi Fan juga menolak gagasan itu. Mereka memang terlalu muda dipaksa menjalin hubungan keterikatan, walaupun aku masih menyayangkan keputusan Zitaoku"
Iya benar, setahun yang lalu kedua perusahaan besar di daratan China itu mengajukan perencanaan penggabungan saham yang diajukan melalui proposal ikatan hubungan kedua ahli waris. Sayang sekali Huang Zitao yang begitu cepat mengetahui hal itu segera melakukan penolakan keras pada sang Kakek dengan tegas, ditambah ancaman kecil yang membuat Kakeknya tak berkutik dan terpaksa mengiyakan keputusan itu.
Untungnya sebelum perusahaan Hangeng melakukan niatnya, perusahaan rekannya yang sekarang dipimpin oleh Keturunan Wu yaitu ayah Wu Yifan sendiri segera melakukan kunjungan pribadi di Mansion utama Huang yang berada di Qingdao dan memberitahukan bahwa ahli waris Wu sendiri menolak perencanaan itu.
Walau tak tersirat keduanya pun sebenarnya kecewa pada keputusan kedua muda yang bahkan belum pernah bertemu secara resmi, dalam bisnis sendiri sudah kentara sekali bahwa kedua pimpinan itu mempunyai niat besar menyatukan pewarisan tahta besar itu dalam menguasai pasar perekonomian dunia.
Seolah teringat suatu hal yang penting, Hangeng menatap asistennya serius. "Kapan Zitao pulang?"
"Besok tuan, bagaimanapun xiaojie harus segera kembali bersekolah"
Kekehan kecil terdengar dari pria tua itu, "Lakukan apapun agar dia mau kembali bersekolah, walaupun jenius tapi membuang waktunya selama satu tahun dengan masalah sepele itu dapat membuat citra keluarga Huang memburuk"
"Kudengar sahabat cucuku itu akan melanjutkan lagi pendidikannya di luar negeri" lanjutnya.
"Xiumin-xiaojie direncanakan melanjutkan tahun terakhirnya di salah satu sekolah swasta elit Seoul—Korea selatan"
"Ah ya benar juga, kudengar puteri sang duta besar Korea Kim itu memang akan kembali ke negaranya"
"Iya tuan"
"Oh masukan nama Huang Zitao disana—sistem pendidikan mereka tidak jauh berbeda dengan China" perintah Hangeng mutlak.
Keputusan itu disanggupi oleh sang asisten dengan penuh syukur, bagaimanapun membawa nama dari sahabat karib sang nona mudanya pasti dapat membuat pekerjaannya membujuk Huang Zitao lebih mudah.
Kedua gadis nakal itu memang tidak terpisahkan.
[-Bad bad bad bad Girls-]
To Be Continued
Or
E N D
Chapter yang cukup panjang untuk permulaan, Ini jadi fanfiction pertama author dengan Tao GenderSwitch! *love* *love* *love*
Entahlah~ ini hanya coba-coba saja, kalian readers lah yang menentukan apakah FF ini dilanjutkan apa tidak /ngumpet/ disukai yah lanjut... kalo enggakpun yaudah end saja.
gimme some reviews? Otte?! /Chup/
-Officially Missing TAORIS Moment-
