MY SURPRISING LADY

©Kurograce75


Disclaimer : Kuroshitsuji is Yana-sensei's. This fanfict is mine

Summary: Tak terasa 1 abad telah berlalu. Hidupku terasa makin menyebalkan saja. Untungnya, kali ini aku menemukan mangsa yg menarik. Tapi kenapa dia tak juga luluh dengan rayuanku ? Bisakah aku mendapatkkan jiwanya ? Sungguh anak yang menyebalkan

xXx

Bintik hujan terus menghujam bumi. Bahkan sang mentari tak jua menampakkan diri dari pagi. Langit tak henti-hentinya mengeluarkan gemuruh menggelegar. Seakan menandakan bahwa dialah yang menang.
Hujan yang tak henti-hentinya turun jelas berdampak buruk pada manusia. Terkecuali oleh mereka yang sedang membakar dupa di kuil. Mereka menganggap hujan ini sebagai berkah yang luar biasa. Pertanda rizki yang tak ada habis-habisnya berdatangan.
Yah, hari ini adalah tahun baru imlek. Sangat wajar jika hujan terus-terusan turun tak kenal waktu.

xXx

Seorang gadis melangkahkan kakinya masuk ke kuil. Menjulurkan kepala diantara beribu kepala yang khusyuk memanjatkan do'a kepada para dewata. Namun, bukan itu tujuannya datang kemari. Dia terlihat sangat gelisah, seolah sesuatu yang ia harapkan tak terkabul. Tubuhnya yang cukup tinggi -namun gak tinggi-tinggi amat- memudahkan ia mencari sosok-sosok yang ia cari.
Namun apa daya. Sosok yang ia cari itu tak ada dihadapannya. Dengan desahan kecewa dia menundukan kepala dan berbalik keluar. Tapi, alangkah kagetnya ketika ia menubruk seorang kakek tua di hadapannya.

xXx

Sesosok pria berpakaian serba hitam berdiri -atau lebih tepatnya bertengger- di puncak tiang listrik dekat kuil. Untungnya saat ini hujan. Jadi tak mungkin ada orang yang akan repot-repot meneriakinya untuk turun.
"Ah, bau dupa " katanya sambil mengirup dalam udara sekitar.
"Tak kusangka. Sudah berabad-abad berlalu tapi mereka masih tetap memuja dewa-dewa itu. Padahal bertemu saja belum pernah" keluhnya. Dia melemparkan pandangan ke dalam kuil. Menatap satu persatu manusia yg berlalu lalang dengan teliti. Seolah sedang meneliti mereka.
"Sepertinya aku harus mulai mencari makanan" gumamnya seraya kembali memperhatikan sekitar.

xXx

"Nah, jadi apa tujuanmu datang ke kuil ini anak muda ? Apakah kau sedang mencari seseorang ? " Tanya kakek yang baru saja ia tabrak -yang ternyata adalah seorang suho di kuil itu-.
Si gadis yang sedang duduk dihadapan sang Suho sambil mengetuk-ketuk jari di meja -pertanda gelisah- menengadahkan kepala .
"Ah, aku sedang mencari kedua orangtuaku,Suho" tanya gadis cantik berambut hitam panjang itu.
"Bolehkah ku tahu siapa nama orangtuamu?" tanya sang kakek yang sedang duduk berhadapan dengan sang gadis di sebuah meja bundar dalam ruang khusus ramalan.
"Ah nama orang tuaku Diadora dan Asphtana Pierréz . Seharusnya mereka ada disini sekarang tapi sepertinya aku terlambat datang karena hujan yg gila-gilaan ini. Padahal aku sudah berjanji dengan mereka" jawab sang gadis sambil menundukkan kepalanya kembali.
"Ah begitu. Nama yang cukup asing bagiku. Kau sendiri, siapa namamu ?" tanya kakek sambil menuangkan teh untuk kedua kalinya ke gelas sang gadis.
"Namaku Andria. Andria Pierréz. Suho bisa memanggilku Ann" jawab gadis itu sambil tersenyum.
"Nama yang cukup bagus. Dilihat dari bentuk wajah dan namamu. Aku yakin kau bukan orang biasa. Matamu... Ah aku tak bisa menyiratkan artinya. Lagipula aura ini ... Sepanjang hidupku aku belum pernah merasakan aura sesuci ini. Berarti tak salah lagi. Bolehkah kutahu berapa tanggal lahirmu? Maaf jika aku lancang. Jiwa Suho ku entah kenapa sangat menggelitikku saat ini. Kalau boleh aku ingin meramal nasibmu" timpal sang kakek dengan raut wajah tentramnya. Benar-benar memancarkan aura seorang guru.
" Ahh, aku takut ini akan merepotkan,Suho. Lebih baik aku segera pulang. Mengingat kepentinganku telah berakhir disini " ucap sang gadis sambil buru-buru berdiri.
"Tidak-tidak. Kau sama sekali tak merepotkanku nona. Duduklah. Jujur , bukan bermaksud memaksamu tapi aku merasa kau akan mengalami sesuatu yang tidak bagus nona. Duduklah , dan ulurkan tanganmu " bujuk sang Suho.
"Baiklah Suho jika itu maumu "

xXx

'Ini aneh' pikirku. 'Aku bisa merasakan firasat yang tidak enak. Sesuatu yang menggugah naluriku sebagai seorang iblis namun juga sangat membahayakan. Akankah aku bisa menemukan mangsa bagus? Entahlah' pikirku dalam hati. Tatapanku langsung tertuju kepada gadis berambut ikal panjang berwarna hitam. Memakai ... Tunggu ! Stiletto ? Di tengah hujan begini? Dia juga memakai dress selutut yang roknya agak mengembang berwana putih. Atasannya berwarna hitam dengan potongan putih dan dasi panjang hitam. Seperti apa ya? Kostum idol grup yang lagi trend itu kayanya. Dia berjalan dibawah payung. Sehingga aku tak bisa melihat wajahnya. Tapi aura ini,,, pasti tak salah lagi. Tapi 'kan dia masih sekitar 15-16 tahunan. Apa iya? . Batinku benar-benar berkecamuk. Tapi melihat gerak-geriknya yang gelisah. Aku jadi penasaran. Apa ia bisa merasakan keberadaanku ?

xXx

'Hujan yang benar-benar parah' pikirku. Aku berjalan keluar kuil sambil membawa payung pemberian Suho. Aku jadi ingat kata-katanya. Apa benar ya?

'Jauhilah angin barat. Terus menuju utara dan memutarlah ke timur. Itu adalah satu-satunya jalan yang aman untukmu
Dan ingatlah . Setelah keluar dari kuil ini jangan langsuns ke timur. Nyawamu akan terancam disana.'

Ahh, bukan-bukan !. Bukan yang itu ! Tapi yang itu juga patut diperhitungkan. Mmm... Apa ya? Keningku mengkerut seketika . Benar-benar membuatku gelisah,resah,dan basah. Eh?! Benarkan ? Basah karena keringat dingin maksudku.

Angin terus berhembus dari barat. Dan sekarang aku berjalan menuju utara. Untungnya di sebelah utara kuil ini ada halte yg bisa kupakai untuk tempat berteduh. Tapi sialnya, arahnya menghadap barat. Grrrhhh ! Ramalan sialan ! Jika aku tak tahu betapa berpengaruhnya ramalan bagi hidupku . Aku tak akan susah-susah menghindari barat. Dan sudah jelas aku tak bisa pulang ke negeriku karena letak negeriku berada di sebelah barat negeri ini. Benar-benar pencarian yang menyusahkan.
Bagaimanapun juga ini adalah keputusanku sendiri untuk mencari Ayahanda dan Ibunda. Semoga saja aku cepat menemukan mereka...

xXx

Hujan deras membuat keberadaan pria serba hitam itu tersamarkan. Tak ada yang mau repot-repot mencemoohnya karena menggunakan pakaian tertutup serba hitam. Jas hitam selututnya membalut tubuhnya yang tegap dan dadanya yang bidang . Kerah jas yang begitu tinggi hampir mengenai mulutnya. Dan sebuah topi hitam yang hampir menutupi matanya. Benar-benar orang yang hitam dan misterius.
Meski wajahnya tersamarkan. Namun, semua orang di sana tahu. Kalau daritadi tatapan sang pria misterius itu terpaku ke arah halte yang berada di seberang jalan.


OOoooooooooooo0ooooooooooooOO

Wuaah ! Akhirnya chap 1 selesai ! Ini adalah fict pertamaku jadi mohon maklum jika typo bertebaran dan gaya ceritanya yg aneh :D hehehe. Mungin kependekan juga kali ya?hwahahaha . Pegel juga ternyata. Selama ini cuma bisa baca doang sih *gakadaygnanya.
Hohoho, saran dan kritikan para readers sangat dibutuhkan oleh author hijau ini :3. So, mind to review ? :3 ~~~~