"Kenalkan, aku Kim Jina. Kau siapa? Aku mahasiswi baru disini, aku mencari gedung sastra Jepang.. Kau tahu?" mulai perempuan itu lembut sambil tersenyum penuh arti kepada Yunho.
.
"Apa yang kau lakukan tadi disana? Apa kau sakit?" tanya Jaejoong sambil memandang Yunho yang berada disampingnya dengan khawatir. Tangannya terulur untuk menyentuh kening Yunho. Mau tidak mau itu membuat Yunho blushing parah, ia tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh seorang perempuan.
"Ya ampun, wajahmu memerah dan panas! Bagaimana kalau pulang saja?" tawar Jaejoong dengan wajah khawatir setengah mati.
"Ah, aku tidak apa-apa.." jawab Yunho sambil meraih tangan Jaejoong di dahinya, niatnya sih mau melepaskan tangan Jaejoong dari dahinya.
Hingga pada akhirnya bibirnya dengan Jaejoong bersentuhan, dan mereka larut dalam ciuman tersebut.
.
"Jina, kau tidak apa-apa?" Yunho menyentuh bahu Jaejoong ragu, ia bisa merasakan kalau Jaejoong tersentak ketika bahunya dipegang olehnya. "Ma-maaf aku sudah keterlaluan.."
"Ah, tidak apa-apa.." Jaejoong tersenyum lembut kepada Yunho yang terlihat begitu menyesal. "Tidak usah kaku seperti itu, Yunnie-bear.. Aku menyukainya kok."
Yunho tersenyum sambil mengacak-acak rambut Jina—Jaejoong.
.
"Jina.."
Jaejoong menoleh ke arah Yunho yang sedang tersenyum kepadanya. Tersenyum manis. "Ada apa, Yunnie?"
"Aku rasa.."
"Hmm?"
"Aku.."
"Ne?"
"Aku menyukaimu, bolehkah aku menjadi pacarmu?"
.
Jaejoong menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibirnya imut, "Joongie belum makan~ tunggu Yunnie datang dan menyuapi Joongie~"
Yunho tertawa kecil, "anak nakal.. Kalau begitu biar aku suapi, mau ya?"
"Ung!" sahut Jaejoong sambil mengangguk semangat. "Umm, tapi Yunnie sedang apa? Katanya mau nyuapin Joongie.. Tapi kok malah dimakan sendiri saja?"
Yunho melirik Jaejoong yang menangkap basah dirinya yang sedang menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya. "Ini juga mau nyuapin Jaejoong kok, begini.."
Yunho segera mendekati Jaejoong dan berada di atas Jaejoong, sementara Jaejoong hanya memejamkan matanya erat-erat hingga Yunho menindih tubuhnya dan meminta Jaejoong untuk membukanya.
Yunho menyuapi bubur tersebut dengan mulutnya sendiri, itu intinya.
Sementara Yunho yakin Jaejoong sudah menelan bubur yang baru saja ia berikan tersebut, lidah Yunho mulai bergerilya dalam mulut Jaejoong, dan tangan kiri Yunho yang bebas pun bergerilya ke dalam celana rumah sakit yang Jaejoong kenakan.
.
"Yunnie mau kemana?" tanya Jaejoong sambil mengerucutkan bibirnya ketika melihat Yunho mengenakan jaketnya.
"Joongie baby, aku pulang dulu ya?" izin Yunho sambil tersenyum manis, tapi ekspresinya berubah bingung ketika Jaejoong menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
"Keluar satu langkah saja dari kamar Joongie, Joongie ngambek sama Yunnie!"
Yunho memasang tampang melas, "tapi, sayang.."
Jaejoong menggelengkan kepalanya sekali lagi, ia segera meraih tangan Yunho dan menariknya. "Yunnie harus tidur sama Joongie malam ini, gak boleh kemana-mana!"
Dan berakhirlah perdebatan itu dengan Yunho yang tidur sambil memeluk Jaejoong di tempat tidur rumah sakit. Malam terakhir.. Sebelum kejadian berdarah itu.
.
.
Because of Yunho's Revenge
Dong Bang Shin Ki / YunJae / Humor / Crack fanfiction
I don't own the character(s)
Summary : Yunho yang mulai menyadari betapa dalamnya cinta miliknya untuk Jaejoong. Sementara Jaejoong yang masih tidak bisa ditebak. Bisakah mereka bersatu? #EYAK
Don't blame me because I post weird thingy like this ~
.
.
Yunho memandangi langit-langit kamarnya dengan pandangan hampa, sedangkan pikirannya melambung jauh ke masa-masa indahnya ketika bersama Jaejoong dulu, baik sebelum ia tahu kalau Jina itu Jaejoong—yang berusaha balas dendam untuk menghukumnya—sampai akhirnya dirinya sendiri yang berusaha balas dendam untuk perbuatan Jaejoong sebelumnya.
"Jaejoong.." Yunho berguling ke sebelah kanan, kemudian ke sebelah kiri. Ia merasa tidak nyaman karena bantal yang ia gunakan sudah basah semua dengan air matanya. Ckckck..
"JAEJOOOOOONG!" teriak Yunho frustasi sambil menangis sejadi-jadinya.
#nowplaying : Cry Me A River (?)
.
.
"Yunho.. Yaaah! Kau ini dengar gak sih aku ngomong apa dari tadi? Hah? Woy!" gerutu Yoochun kesal sambil menggebrak meja di hadapan Yunho sambil membuat Yunho terlonjak. "Kau ini mikirin apa sampai aku ngomong gak di dengerin gitu?"
Yunho memandang Yoochun sekilas sebelum ia mengalihkan pandangannya, "aku dengerin kok.. Hanya saja aku lagi tidak enak badan, kau ini berisik."
Yoochun menaikkan sebelah alisnya, "tidak enak badan? Kau sakit?"
"Hn."
"Sakit hati, huh?"
Yoochun senyum lima jari ketika Yunho mendelik tajam kepada Yoochun, aura-aura hitam langsung berkoar dari belakang tubuh Yunho. "Shut up!"
"Mihihihi, ngaku ajaaa~~"
Yunho memutar bola matanya malas sambil mengangkat telapak tangannya tepat di wajah Yoochun, "talk to my hand!" dan berlalu begitu saja.
"Yah! Putus cinta dukun bertindak!" teriak Yoochun asal. Yoochun melirik ke sekitarnya, kenapa orang-orang melihatnya dengan pandangan seperti itu? "APA YANG KALIAN LIHAT, HAH?"
.
.
"Akhirnya pacarnya Yunho datang juga!"
PLAAAAAAAAAAAAAK
"Bosan hidup, huh?" gumam Jaejoong sadis setelah menghajar Changmin sampai ia terjengkang dari sofa ke atas lantai. "Jangan sebut-sebut nama nista itu lagi!"
"Hyung kok jahat banget sih!" protes Changmin sambil kembali mendudukkan dirinya di sofa, "hyung itu udah sering tidur sama dia, kok hyung kayak gak terima gitu."
PLAAAAAAAAAAAAAK
"Lakban mana lakban.." gumam Jaejoong pada dirinya sendiri sambil menjelajahi apartemen Changmin, setelah mendapatkannya ia kembali ke tempat Changmin dan melakban mulut Changmin dan mengikat kedua tangan dan kakinya dengan tali kasur.
"Hhhff! Hffhffhff hhh hhhfff! (Hyung! Lepaskan aku hyung!)" ronta Changmin sambil berguling-guling di atas lantai.
"Bodo amat." Ketus Jaejoong tidak peduli.
"Hhhff! Hhf hhffrrr! (Hyung! Aku lapar!)" ronta Changmin lagi yang tentu saja tidak diindahkan oleh Jaejoong. "Hhh hhhhhtt! (Hyung jahaaaattt!)"
Jaejoong mengangkat kakinya ke atas meja sambil melirik sekilas pada Changmin dan memakan cemilan Changmin di meja masa bodoh.
"HHHHHFF! HHHFFHHHHUUU HHHFF! (HYUNG! MAKANANKU HYUNG!)" ronta Changmin makin barbar, merasa tidak aman ia ngulet ke dapur demi untuk mengamankan kulkasnya. "HH HH HHFF HHH! (Lihat saja kau nanti!)"
Jaejoong masih terus menghabiskan cemilannya sementara pikirannya kabur kemana-mana. Ia menghentikan aktivitas makannya. "Yunho, ya.."
Lah, tadi katanya gak boleh nyebut nama nista itu lagi. Tapi sendirinya? Ck. Poor Changmin!
.
.
"Yun, aku mau ke suatu tempat sebentar.. Kau ke kelas sendiri saja ya!" ujar Yoochun sambil nyengir lima jari dengan sebatang bunga mawar di tangannya. "Oke? Bye!"
Yunho diam memandangi kepergian Yoochun, "dasar bocah itu.. Gak tahu deh mau ngapel pacarnya yang mana!"
Yunho berbalik badan dan melanjutkan perjalanannya menuju kelas, tanpa sadar ia berpapasan dengan Jaejoong yang tiba-tiba muncul dari sebuah lorong yang tembus di koridor tempat Yunho berada saat ini.
Yunho dan Jaejoong saling bertatap mata. Yunho memandang Jaejoong antara senang dan sedih, sementara Jaejoong memandang Yunho dengan dingin. Ingin sekali Yunho memanggil Jaejoong dengan 'Joongie' atau 'baby' saat itu juga, tapi Jaejoong malah membuang muka dan melanjutkan perjalanannya dengan langkah dihentak-hentakkan.
Yunho membatu di tempatnya dengan wajah kecewa, kalau ini kartun, patung batu Yunho pasti sekarang sudah hancur berkeping-keping, tak bersisa.
Patah hati itu.. Sakit, gan!
.
.
Yunho membuang bekas kaleng sodanya ke sembarang arah, saat ini ia sedang berada di atap universitasnya dengan beberapa kaleng soda yang menemaninya.
Helaian rambut brunette-nya yang acak-acakan dan kulitnya yang kecoklatan tersebut terlihat begitu indah dengan sinar matahari dan angin yang menerpanya. Jas hitamnya ia letakkan begitu saja di atas tanah, sementara masih tersisa tiga kaleng botol soda lagi.
Kalau dihitung-hitung, total semua kaleng dengan yang belum diminum sudah ada dua lusin. Pelarian Yunho kalau sedang stres memang dengan soda, bukan bir, arak ataupun semacamnya. Tapi justru soda ini yang lebih berbahaya.. Tsk! Pengaruh patah hati memang kuat.
"KIM JAEJOOOOONG!" teriak Yunho frustasi.
Laki-laki urakan yang langsung merubah gaya berpakaiannya dan gaya hidupnya setelah mengenal Jaejoong, itulah Yunho. Yang sekarang sedang patah hati berat, yang kemakan sama rencana jahatnya sendiri. Hahahahaha.
.
.
Prang!
Jaejoong tersentak ketika mendengar suara kaleng yang dijatuhkan tiba-tiba, ia baru saja membuka pintu atap. Ada orang lain di tempat ini, batin Jaejoong, jadi ia bermaksud untuk kembali ke kelas, namun..
"KIM JAEJOOOOONG!"
Suara siapa itu? Suara itu terdengar begitu menyedihkan, sekaligus menyeramkan.. Jaejoong keringat dingin, "i-iya?"
"J-Jaejoong?"
"I-iyaa!"
"Jaejoong! Benarkah ini engkau?"
Jaejoong membuka matanya dan mendapati Yunho ada di depannya, ia terkejut—bukan hanya karena tiba-tiba Yunho ada di depannya, tapi karena wajah Yunho yang kusut minta disetrika itu. "Y-Yunho?"
.
.
"Ada apa sebenarnya..?" tanya Jaejoong ragu, mata bulatnya memandangi banyak kaleng soda kosong rusak yang berserakan dimana-mana.
"..."
"Hoy!" panggil Jaejoong sok tenang, padahal dalam hatinya ia sudah benar-benar grogi.
"A-aku.." Yunho memberikan jeda. "A-aku minta maaf.. Kejadian selama di rumah sakit.." gumam Yunho pelan, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam. "A-aku.."
Jaejoong terdiam, "tidak apa-apa."
Yunho kembali dengan kaleng soda terakhirnya sementara Jaejoong hanya terduduk sambil memeluk kedua lututnya. Ia memandangi Yunho sekilas, lelaki yang dia akui memang sangat tampan itu sekarang bersandar di tembok sambil menenggak kaleng soda dengan kasar, sementara wajah Yunho sudah cukup pucat.
"Hey hey, sudah berapa ribu soda yang kau minum hari ini?" tanya Jaejoong sambil mengguncang bahu Yunho. "Perutmu bisa meledak kalau kebanyakan soda!"
"He~he~" Yunho hanya tertawa kecil sampai akhirnya ia tergeletak di lantai. Masih sambil mengigau, "Jae~joongie~~"
Jaejoong terkesiap, Yunho masih mengingat nama kecil itu? Entah kenapa Jaejoong merasa senang.
"Jaejoongie~ call me—Yunnie-hh-again~" racau Yunho sambil berusaha meraih wajah Jaejoong. "Jae~joong~ie~"
Wajah Jaejoong memerah, ia berusaha memapah Yunho untuk bangun, tapi Yunho tidak mau. "Hentikan, Yunho! Kau mabuk!"
"Hoong~ hoong~" tawa Yunho, "mee.. Is not drunk, Boo~"
"YA!" teriak Jaejoong frustasi. "But, you are!"
"Hoong~ hoong~" tawa Yunho lagi sambil menarik bahu Jaejoong hingga berada di atasnya, tangan kiri Yunho mencengkram bahu itu erat. "Since when.. soda can make someone drunk~ hoong~ stupid my Boo~ but i love Boo~"
Jaejoong hanya membulatkan matanya, kini bahunya dicengkram kuat oleh kedua tangan Yunho. Ia bahkan sulit untuk bernafas. Memandangi Yunho dengan jarak sedekat ini.. Not the first time, tapi tetap saja.. Betul?
"Boo~" panggil Yunho sambil menatap lurus Jaejoong. Yunho menarik bahu Jaejoong hingga jarak antara mereka benar-benar sempit.
"Ya know I'm badly in love with ya.. Hng?"
.
.
TBC/END! SRSLY I DONT KNOW
