Fic ini remake dari novel Taiwan – Summer's Desire

Cho Kyuhyun – Lee Sungmin

.

.

Mungkin aku adalah pembawa sial

Dibawah sinar matahari terbenam

Walau cantik

Tapi menjadi sebuah bencana

.

.

Seoul, Korea Selatan 2005 – The Beginning

Pemuda itu yang memiliki aura iblis dibalik sikap polos dan periangnya dia baru berumur 15 tahun, Lee Sungmin ingat pertama kalinya dia bertemu dengan Lee Donghae.

Setelah pulang dari sekolah hari itu, Sungmin disambut oleh Ayahnya dengan antusias menceritakan berita,

"Ini adalah Lee Donghae! Dia akan tinggal dengan kita dari sekarang, ia akan menjadi adik keduamu" Kata Ayah angkat Sungmin dengan semangat, adik angkat Sungmin yang paling kecil, Henry sangat gembira mengetahui dia sekarang memiliki seorang lagi untuk dipanggil kakak.

Sejak Lee Donghae meginjakkan kaki di rumah mereka, Sungmin tidak pernah terlalu banyak berbicara padanya, percakapan terjadi hanya sebatas sapaan saja, semua cinta dan perhatian Ayah angkat mereka tertuju padanya, bahkan Henry memberikan paha ayamnya yang sangat dia suka saat makan malam pada Donghae. Ibu angkat mereka, di sisi lain jauh lebih tenang dengan keberadaan Lee Donghae dan selalu hanya diam saat makan malam.

Dihadapkan dengan kegembiraan besar Ayahnya, Sungmin enggan untuk mengurus Lee Donghae. Namun, dia tidak bisa menahan dorongan Ayahnya, Ayah Sungmin mengatakan jika Lee Donghae adalah adik Sungmin juga sekarang bukankah dia harus merawat Donghae dan Henry dengan seimbang? Ayah Sungmin kemudian mengatakan bahwa Lee Donghae telah melalui banyak penderitaan di masa lalu, jadi ia berharap Sungmin harus mengawasi Donghae juga. Melihat pilihan sekarang, Sungmin pun setuju.

.

.

.

.

Lee Donghae datang dengan membawa kekaguman, ia seperti seorang penyihir. Hampir setiap siswa dan guru perempuan jatuh semua di bawah mantranya. Donghae adalah pangeran sempurna, dengan wajah tampan, aura anggun dan kepribadian yang hangat. Setiap gadis berharap menjadi kekasih satu-satunya Lee Donghae. Namun, karena Lee Donghae adalah dambaan setiap orang, maka tidak ada yang merasa bahwa kekasih satu-satunya itu tepat; Lee Donghae milik semua orang!

"Mulai sekarang kita pulang bersama" Sungmin berujar saat bel sekolah berbunyi.

Donghae berjalan pulang di sebelahnya, saat tiba-tiba mereka didekati oleh seorang teman sekelas perempuan yang berbadan sedikit gemuk. Dengan malu-malu perempuan itu memberikan hadiah cookies yang ia buat sendiri dan menyatakan kekagumannya pada Donghae. Donghae pun tersenyum hangat padanya dan mengambil hadiah tersebut, meluangkan waktu sebentar untuk mencicipi satu dan kemudian memberikan ciuman lembut di pipi perempuan tadi. Teman sekelasnya itu pun bergegas pergi dengan wajah memerah padam.

Sungmin berjalan perlahan kembali ke rumah dengan Donghae mengikuti dibelakangnya, Sungmin membalikan badan memastikan apa Donghae masih di belakangnya, tapi ternyata Donghae tiba-tiba berhenti pada sebuah tong sampah di sampingnya dan membuang kotak cookies tadi ke dalam tong sampah. Kemudian dia mengambil saputangan, Donghae menyeka tangannya dengan teliti dan kemudian juga melempar saputangannya ke tong sampah. Sungmin terkejut, karena baru saja melihat bagaimana manisnya Donghae saat bertemu perempuan tadi. Donghae perlahan berbalik dan menatap langsung mata Sungmin, tersenyum nakal, seolah-olah ia tahu gadis itu—Sungmin mengawasinya sepanjang waktu.

Hari berikutnya, teman sekelas Donghae perempuan gemuk yang kemarin memberikan cookies padanya sedang dipukuli oleh sekelompok gadis. Perempuan gemuk itu mengatakan kepada mereka bahwa dia dicium oleh Lee Donghae, tetapi miris tidak ada yang memercayainya. Namun, dia menolak untuk mengubah kisahnya untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan lebih memilih mengalami ejekan mereka dan kekerasan sekelompok gadis itu.

Ketika tiba-tiba Donghae lewat tepat sekali saat terjadi pemukulan, para teman sekelas si gemuk melemparkan dirinya hingga tersungkur di kakinya Donghae.

Si gemuk mencengkeram dan memohon kepada Donghae untuk memberitahu semua orang apa yang telah terjadi, bahwa kemarin Lee Donghae telah menciumnya!

Donghae dengan wajahnya yang lembut, mengomentari singkat "Maaf aku tidak pernah melihatmu sebelumnya dalam hidupku" dan berjalan pergi.

Teman sekelas yang gemuk itu pasrah kepada keinginan teman-teman sekelasnya yang marah.

Dia diselamatkan oleh Sungmin yang seketika itu sedang lewat dan Sungmin pun membelanya.

"Kalian tidak perlu menghakiminya sampai seperti ini!"

Ketika kemarahan mereka—sekelompok gadis tadi diarahkan pada Sungmin, salah satu gadis mengatakan dengan sedikit berteriak bahwa Sungmin adalah pacar Tuan Muda Cho Kyuhyun.

"YA! Kalian gila atau apa?! Dia kan pacarnya Tuan Muda Cho!"

Menyadari bahwa mengganggu Lee Sungmin akan mendatangkan murka seorang Cho Kyuhyun, maka gadis-gadis tadi dengan cepat mundur teratur meskipun seorang gadis berambut pendek—pemimpin mereka menjanjikan pembalasan nanti.

.

.

.

.

Malam itu di rumah, Sungmin berbaring di tempat tidurnya, tenggelam dalam pikirannya. Di luar koridor rumah, dia mendengar Henry dengan semangatnya mengobrol dengan Donghae, dan memberinya lukisan minyak yang ia telah buat khusus untuknya. Donghae mengambil itu dengan wajah kagum dan memberikan pujian pada Henry.

Namun, ketika Sungmin kemudian meninggalkan kamarnya, dia menemukan lukisan Henry berada di tempat sampah kotor. Dengan marah menghadapi Lee Donghae, Sungmin memperingatkan Donghae bahwa jika dia tidak berhati-hati, Sungmin akan menendangnya keluar dari rumah. Donghae tertawa, dia berpikir apakah Sungmin benar-benar berpikir dia memiliki kemampuan itu? Sungmin juga tersenyum manis,

"Setuju," janji Donghae. "Aku akan membuat kamu menyesal pernah memperlakukan aku seperti ini."

"Itu bukan masalahku " balas Sungmin.

.

.

.

.

.

.

Keesokannya lukisan Henry menggantung di dinding kamar Donghae.

Namun, Donghae terus menguji kesabaran Sungmin.

Mengetahui bahwa gadis itu berencana menggunakan uang tabungan orangtua angkatnya untuk membelikan Henry perlengkapan seni baru, secara tiba-tiba Donghae meminta kepada Ayah membelikan sebuah gitar baru dengan menggunakan uang tersebut. Ayah angkat Sungmin yang memang sangat menyukai Donghae pun menyanggupinya.

Donghae kemudian mulai memainkan gitar tak henti-hentinya di rumah.

"Benci aku belum?" kata Donghae sombong. "Kau tidak layak." Sungmin menanggapi dingin.

.

.

.

Di sekolah, Lee Donghae terus menenun sihirnya pada para siswa dan semua guru untuk lupa bernafas setiap kali ia berada di sekitar mereka.

Sampai suatu hari, mantra pada mereka hancur dengan kedatangan Tuan Muda Cho Kyuhyun setelah kunjungannya ke Paris. Tuan muda tampan yang sombong dengan aura dingin dan ekspresi kosong. Orang-orang mengelilingi Tuan muda tetapi belum menyebar ke bagian jalur baginya—tidak ada yang memiliki keberanian untuk berbicara langsung kepadanya. Semua menonton dalam diam saat ia sengaja membuat jalan menembus kerumunan, hanya berhenti ketika dia telah mencapai Sungmin. Mengambil tangan kanan Sungmin dalam genggamannya, dan Cho Kyuhyun mencium lembut punggung tangan Sungmin. Sungmin pun menghadiahinya dengan senyum manis sebagai balasannya.

Cho Kyuhyun seorang anak yang beruntung dilahirkan di sebuah keluarga kaya raya yang dapat mengabulkan apapun keinginannya termasuk—memiliki Lee Sungmin.

.

.

.

Kyuhyun pergi ke rumah sederhana Sungmin untuk makan malam, makan makanan dalam diam

sementara yang lain bergegas untuk mengikuti dan melayani setiap gerakannya. Kecanggungan makan tidak hilang pada Sungmin.

Ketika dia kemudian sendirian dengan Kyuhyun, dia meminta Kyuhyun untuk tidak datang lagi, Sungmin mengatakan bahwa mereka dapat berkumpul di tempat lain karena kehadirannya memberikan terlalu banyak tekanan pada keluarga Sungmin.

Kyuhyun memutar otak untuk mengalihkan topik "Siapa itu Lee Donghae?" Tanya Kyuhyun

"Ayah yang membawanya, dia saudara angkatku lebih muda satu tahun dari kita" Jawab Sungmin.

"Mau tinggal berapa lama?" Ujar Kyuhyun.

"Aku juga tidak tahu," Jawab Sungmin "Sepertinya ayah sangat menyukai dia. Mungkin bisa tinggal lama" Sungmin melanjutkan.

Hening

"Kamu menyukainya?" Kyuhyun memecahkan keheningan.

"Tidak" ujar Sungmin cepat.

"Kamu membencinya?" Lanjut Kyuhyun

Sungmin tersenyum sebentar lalu menjawab "Tidak juga."

"Kenapa tidak memberi tahu aku?" Mata topaz Kyuhyun menatap tajam mata jernih Sungmin.

"Orang yang tak ada hubungannya apa-apa denganku, kenapa harus memberi tahu?" jawab Sungmin sambil tersenyum polos.

Keheningan menyelimuti mereka lama.

"Kenapa kamu tiba-tiba pulang?" Sungmin memutuskan keheningan di antara mereka. "Kemarin saat di telepon, kamu tidak memberi kabar."

Tapi

Hening lagi

"Apa kamu pulang karena mendengar tentang Donghae?" Sungmin terkekeh sedikit, mengetahui Tuan muda nya cemburu.

Mengetahui candaan seperti itu malah akan membuat mood Kyuhyun lebih buruk, Sungmin memutar otak mencari bahan pembiraan lain. Sambil merangkul lengan kanan Kyuhyun, Sungmin berujar "Apakah kamu membawakan hadiah untukku?" Kata Sungmin malu-malu.

"Ada"

"Apa? Apa?" Sungmin mengayunkan rangkulannya.

Tiba-tiba Kyuhyun menyerahkan kotak yang dibungkus kertas kado, Sungmin membukanya dan menemukan sebuah renda sutra hijau yang indah. Kyuhyun mengambilnya dan dengan lembut mengikatkan renda itu di rambut Sungmin.

"Pakai ini setiap hari. Hanya di depanku kau boleh mengurai rambutmu." Kyuhyun mengatakan dengan nada memerintah.

"Kau sangat suka mengaturku. Kau menyuruhku menjawab teleponmu setiap hari, kau juga menyuruh sopirmu mengikutiku dan sekarang kau bahkan menyuruhku memakai renda di rambutku. Apa rambutku juga harus kau atur?" Sungmin berkata dengan nada merajuk.

"Benar" Jawab Kyuhyun tegas sambil menatap Sungmin"Karena kau adalah milikku"

Sungmin balas menatap Kyuhyun dengan frustasi, Kyuhyun ragu-ragu bertanya, "Kamu menyukai Lee Donghae...?" Kyuhyun bertanya lagi.

"Kamu yang aku suka, Kyuhyun" Jawab Sungmin menegaskan.

Kyuhyun tersenyum simpul mendengar jawaban Sungmin. "Setiap hari aku akan memakai renda ini." Sungmin melanjutkan perkataannya. "Tapi kamu harus percaya padaku, bisakah?"

Kyuhyun hanya diam sambil menatap Sungmin dalam.

"Kalau kamu tegang dan sok mengaturku, itu membuatku sulit bernafas" Ujar Sungmin.

"Aku percaya padamu" Jawab Kyuhyun "Tapi sebulan kemudian, kamu harus menemani aku makan malam setiap hari. Akan kusuruh sopir menjemputmu."

Sebelum Sungmin sempat menjawab, Kyuhyun mengecup kening Sungmin cepat dan melangkah pergi dari rumah Sungmin. Sungmin hanya bisa memandangi Kyuhyun yang melangkah pergi sambil terkekeh pelan, merasa geli sendiri.

"Dasar sok atur" kekeh Sungmin.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya, di sekolah rombongan Cho Kyuhyun dengan Sungmin yang harus selalu berada disisinya telah membalas gadis berambut pendek karena berani mengganggu pacar Tuan Muda. Ketika teman-teman perempuan berambut pendek itu sendiri tidak berani menyelamatkannya dan melawan Kyuhyun, Sungmin melangkah dan menyelamatkan si rambut pendek. Namun, gadis berambut pendek berjanji lagi mengembalikan penghinaan yang telah ia terima hari ini. Sungmin menatapnya dengan bingung, tidakkah ia harusnya bersyukur?

Teman sendiri menolak untuk menyelamatkan dirinya, memilih untuk mengawasinya dipukuli sebagai gantinya. Di sisi lain, Sungmin yang menyelamatkannya, apakah itu tidak masuk akal baginya untuk berterima kasih padanya?

"Aku tidak butuh bantuanmu, Lee Sungmin"

Hening

"Kyuhyun-ah cukup. Tak apa" Sungmin berkata sambil menarik tangan Kyuhyun pergi dari sana.

.

.

.

Kedatangan Tuan Muda Cho Kyuhyun memiliki reputasi lebih berpengaruh dari pada Lee Donghae di sekolah. Namun, Cho Kyuhyun adalah impian tak tercapai, kecuali bagi Lee Sungmin. Sedangkan Lee Donghae adalah lebih realistis. Bahkan jika mereka tidak pernah dapat mencapai Tuan Cho, mereka masih bisa mencapai seorang Lee Donghae.

Sampai hari itu datang, ketika seseorang dari keluarga angkat Donghae sebelumnya datang dan berjalan kearah Donghae dan mengatakan dia baru dibebaskan dari penjara...

Dengan informasi baru ini, reputasi Donghae di sekolah benar-benar hancur, fakta bahwa

ia berasal dari panti asuhan dan seseorang dari keluarga angkat Donghae sebelumnya baru dilepaskan dari penjara menyebar luas ke penjuru sekolah dengan sangat cepat.

Orang menilai dia adalah seorang pencuri dan penjahat yang harusnya berada di penjara.

Dalam kemarahannya, Donghae mulai bertengkar dengan beberapa teman sekelas yang mengatakan ibunya pelacur.

"Kau tahu apa?!" Donghae membentak teman laki-laki sekelasnya yang membuatnya marah tadi.

BRAAK—Donghae memukul teman sekelasnya

.

.

.

.

.

Donghae dibawa ke ruangan Kantor Sekolah dimana ia berdiri untuk mendapat hukuman atas perbuatan yang dibuatnya. Dalam keputusasaan, Ayah Sungmin bergegas ke sekolah, terengah-engah meminta maaf untuk perilaku Donghae dan berjanji akan bertanggung jawab atas semuanya.

Sungmin tiba bersama Henry, Sungmin dengan cemas dan cepat mengambil alih tanggung jawab.

"Aku akan menangani semuanya dari sini sekarang, mengapa Ayah tidak membawa Henry pulang dulu?" Sungmin berkata sambil menyunggingkan senyum termanisnya, membuat sang Ayah mau tidak mau menuruti perkataannya.

Ketika Sungmin yakin bahwa mereka berdua telah pergi, ia berbalik dan mencengkram lengan Donghae, berjalan keluar dari ruangan dengannya, semua menatap mereka tanpa senyum. Ketika para staff sekolah mencoba untuk menghentikannya, Sungmin bertanya mengenai tidak profesionalnya mereka dalam menangani situasi.

"Kalian tidak seharusnya bisa begitu cepat untuk menilai seorang siswa berdasarkan rumor saja, kan?" Sungmin memulai "Mana bukti yang menyatakan bahwa Donghae memang benar seorang pencuri atau penjahat itu?!"

Hening

Sungmin berusaha keluar dari ruangan tersebut berjalan dengan sangat cepat sambil menarik lengan Donghae. Sungmin tidak menyadari bahwa sedari tadi Cho Kyuhyun mengikutinya.

Kyuhyun melihatnya dengan sakit hati menyadari kenyataan bahwa ia sangat cemburu melihat Sungmin pergi untuk menyelamatkan Donghae.

.

.

.

.

-Cho's Mansion-

Meskipun Kyuhyun sadar Sungmin sedang menungguinya, Kyuhyun terus menyelesaikan berenangnya, dan dengan santai Kyuhyun memanjat keluar dari kolam. Sungmin yang jelas menyadari Kyuhyun sedang dalam mood yang tidak baik, lalu meraih handuk, serta mengeringkan rambut Kyuhyun dengan cepat. Namun, ketika tangan Sungmin berencana mengelus pipi Kyuhyun, Kyuhyun sengaja menepisnya. Sungmin marah diperlakukan seperti itu.

"Ada apa denganmu, kamu marah, cemburu?!" Sungmin bicara dengan nada sedikit keras.

Kyuhyun dengan topaznya hanya terus menatap tajam mata Sungmin—memperhatikannya.

"Apa kau akan membantuku menyelesaikan masalah Donghae di sekolah?" Sungmin berujar dengan mengubah suaranya menjadi lembut.

"Sebenarnya apa tepatnya hubunganmu dengan Donghae?" Kyuhyun bertanya—lagi

"Donghae hanya saudara angkatku, Henry sangat senang jika bersamanya. Aku senang melihat Henry bahagia" Sungmin tersenyum di hadapan Kyuhyun

"Kamu memegang tangannya." Kyuhyun berkata sambil mengalihkan pandangannya,

Sungmin tertawa dan kemudian menggunakan handuk Kyuhyun untuk menggosok bersih tangannya.

"Apakah penjelasanku tadi cukup? Apakah itu akan membuatmu membantuku?" Sungmin mengatakan sambil memiringkan kepalanya dan tersenyum padanya,

Kyuhyun memberi tahu bahwa hal berani seperti yang Sungmin lakukan di sekolah tadi tidak cocok untuknya dan dia sudah menghubungi keluarga asuh Donghae sebelumnya, Sungmin dapat bertemu dengan ibu itu besok dan membereskan masalah Donghae.

Kyuhyun menegur Sungmin untuk tidak gegabah dalam menyelesaikan suatu hal yang dia tidak bisa menanganinya sendiri,

"Bagaimana jika aku menolak membantumu? Lalu bagaimana kamu akan mengurus hal tersebut?" Kyuhyun mengungkapkan kecemasannya dengan nada sedikit membentak.

Sungmin hanya tersenyum menanggapinya, Sungmin yakin bahwa Kyuhyun akan selalu membantunya.

"Lain kali jangan terlalu dekat dengan anak itu." Kata Kyuhyun "Kalau tidak..."

Sungmin hanya menatap Kyuhyun dengan tatapan kosong.

"Kenapa?"

"Sungmin, kau adalah milikku." Kyuhyun lalu mencium kening Sungmin.

.

.

.

.

Dirumah, Donghae kesal karena Sungmin menolongnya di sekolah tadi.

"Bukankah kau benci padaku, dan sekarang malah mengasihani aku?!" Donghae membentak Sungmin

"Kita itu sama, kau, Henry dan aku! Tidak ada rasa kasihan di antara kita! Jangan berbuat masalah di sekolah hanya untuk mencari perhatian Ayah! Aku dan Henry juga anak panti asuhan dan yatim piatu sepertimu! Aku juga bisa merasakan penderitaanmu. Jadi bisakah kau hanya menjadi anak baik dan melakukan hal yang seharusnya dilakukan!" Sungmin berkata panjang lebar dan melenggang pergi.

Donghae merasakan sekujur tubuhnya membeku.

.

.

.

.

.

Henry telah memilih hadiah ulang tahun yang cocok untuk diberikan kepada ibu angkat mereka di ulang tahun yang ke-40 nya. Henry berencana mereka akan tampil di televisi agar Ibu angkat mereka senang, ia bersemangat menyarankan kepada Sungmin bahwa mereka harus ikut berkompetisi dalam kontes menyanyi lokal. Bahkan, Henry bilang akan lebih menyenangkan jika Donghae berpartisipasi dengan mereka!

"Apapun itu untukmu agar kakakmu senang" Donghae berkata dengan percaya diri

Donghae yang ternyata langsung setuju meskipun Sungmin kurang bersemangat untuk bernyanyi di depan begitu banyak orang asing, dia tidak bisa tahan mengecewakan Henry.

Henry berpikir bahwa kontes tersebut akan diserbu orang-orang dengan kontestan yang lebih baik pula, Sungmin sedikit ngeri ketika mereka lulus ke tahap berikutnya karena kenyataan bahwa tidak banyak orang muncul untuk kontes.

Meskipun Sungmin dalam kontes tidak terlalu menginginkan untuk memenangkan tempat pertama, tapi ia juga tidak ingin mempermalukan dirinya dan Henry di publik sehingga Sungmin dengan giat meningkatkan usahanya berlatih. Donghae menawarkan untuk membantunya berlatih meskipun Sungmin berpikir keras akan berutang padanya nanti.

Sungmin mengambil tawaran Donghae dan praktek bersama-sama, Donghae bermain gitar, Sungmin dan Henry bernyanyi, terkadang Donghae ikut bergabung.

"Jawab dengan jujur, apa aku cukup bagus? Praktek ini berhasil membuatku lebih baik kan?"

Donghae tertawa

"Tenanglah, Min"

.

.

.

.

Hari kompetisi, Sungmin semakin gugup saat dia dan Henry menunggu untuk dipanggil. Meskipun ia telah berlatih dengan Donghae, demam panggung tampaknya meningkat setiap detik saat dia sedang menunggu. Mengetahui suasana hatinya, Henry mencoba menenangkan Sungmin.

"Aku bahkan hampir lupa dengan lirik akhirnya" Sungmin menghela nafas

"Itu karena kau gugup kak, tetaplah tenang semua baik-baik saja. Kita hanya perlu bernyanyi lebih lama, tidak usah terlalu memaksakan dirimu" Henry berkata sambil tersenyum

"Terima kasih, Henry" Sungmin tersenyum hangat pada Henry "Kemana kakakmu itu? Dia tidak sampai-sampai?"

"Kakak, jangan bicara seolah-olah dia hanya kakakku, kita ini satu keluarga" Henry mengerucutkan bibirnya.

"Baik-baik, aku tahu"

"Dia akan datang terlambat sepertinya, tapi bagaimana jika dia tidak datang?" Henry berkata resah

"Dia pasti akan datang. Kita akan perform berdua saja dulu, oke?"

"Baik" Henry tersenyum

Ketika giliran Sungmin dan Henry, mereka mulai menyanyikan lagu dalam genre R & B, merentangkan waktu dengan menambahkan nada Rapp dalam lagunya—agar tidak didepak sedikit lebih cepat dari panggung.

Tanpa sepengetahuan Sungmin dan Henry, Donghae juga di studio mengamati mereka dan bahkan ia terkesan dengan strategi Sungmin. Dengan berjalannya waktu Sungmin bisa menambahkan penampilan Rapp meskipun Sungmin tiba-tiba tidak dapat mengingat lirik yang tersisa! Semakin dia berjuang untuk menenangkan diri dan mengingat kata-kata, semakin ia kosong.

Tampaknya dia dan Henry harus menyerah, tiba-tiba ada suara hangat dan lembut dari seseorang di bagian penonton dia mulai bernyanyi sambil perlahan-lahan membuat jalan ke panggung.

Ini adalah Donghae!

Sambil tersenyum pada Sungmin, Donghae bergerak untuk berdiri antara Sungmin dan Henry, Donghae membungkus lengan mereka berdua. Sungmin bersyukur pada aura Donghae yang dapat menyihir mata para penonton, akhirnya mereka dapat terus bernyanyi dan selesai bersama-sama dengan waktu terpanjang.

.

.

.

.

Sementara di rumah, Kyuhyun menonton kompetisi tersebut dalam diam dengan muka yang menegang saat melihat penampilan Sungminnya lalu Kyuhyun dengan cekatan mematikan televisi sebelum acaranya selesai.

Kenapa Sungmin tidak bicara tentang kompetisi ini sama sekali padanya?

Keluarga angkat Sungmin sangat gembira dan merayakannya dengan Donghae malam itu di rumah, minum berdua dengan riang sementara Donghae tampak takjub melihat Sungmin menghabiskan satu demi satu bir untuknya.

Sungmin dapat merasakan dirinya dengan cepat menjadi mabuk, tetapi dia terlalu pusing untuk peduli, Sungmin menopang badannya pada Donghae. Sambil minum dan tertawa, Sungmin menyadari bahwa wajah Donghae entah bagaimana menjadi sangat dekat dengannya-begitu dekat sehingga ia bisa merasakan napas dari bibirnya sendiri. Donghae sendiri tidak cukup yakin apa yang dirasakan—efek mabuk juga, cukup bahwa ia tidak pernah menyadari betapa hangat Sungmin sampai malam ini. Donghae terus bersandar dekat dan lebih dekat dengannya, bibir Donghae akan bertemu bibir Sungmin—sampai ternyata Sungmin pingsan dan jatuh tertidur pada dirinya.

Hari-hari berlalu begitu cepat. Sungmin, Donghae dan Henry sekarang tiba dan berangkat sekolah bersama-sama setiap hari, menghabiskan banyak waktu bersama.

Kyuhyun merasa Sungmin telah ditarik darinya dan ia tahu bahwa ia sakit hati saat Donghae partisipasi dalam kompetisi, Kyuhyun tidak bisa memperbaiki suasana hatinya sampai sekarang.

Kantin saat itu terasa sangat sepi hanya terdapat dua orang di dalamnya—Sungmin dan Kyuhyun

"Aku kan sudah bilang jangan sering-sering membooking kantin hanya untuk kita Kyu" Sungmin tersenyum memandang wajah Kyuhyun sembari mengupas bulat kulit jeruk ditangannya.

"Kenapa tidak bilang padaku tentang kompetisi itu?" Kyuhyun tidak menanggapi perkataan Sungmin

"Memangnya kenapa? Itu hanya urusan keluargaku" Sungmin menjawab dengan tidak menghilangkan senyum di wajahnya.

"Kau berpegangan tangan dengannya lagi"

"Tidak, dia memegang tangan Henry juga kan"

"..."

"Kyu?"

"Aku akan kembali ke Perancis besok"

Senyum di wajah Sungmin secara cepat memudar saat mendengarnya.

"Ke-kenapa? Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Aku merasa kau tidak perlu memerhatikan hal-hal seperti ini. Sudah lama kau tidak tahu kabar tentang diriku kan" Kyuhyun berkata datar. "Aku pergi harusnya kau senang."

"Kyuhyun-ah! apa ini karena Lee Donghae? Kau tahu kan aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Donghae, Kyu!" Sungmin berseru dengan keras

"Jangan pernah menyebut namanya di depanku!" Kyuhyun balas berteriak membuat Sungmin membeku seketika "Ini bukan tentang dia. Dia akan aku selesaikan dengan mudah nanti"

"Selesaikan? Selesaikan apa maksudmu Kyu?"

"Aku akan membawakanmu hadiah saat pulang nanti" Kyuhyun dengan cepat melangah keluar dari kantin—meninggalkan Sungmin.

Pada hari berikutnya di rumah, Ayah angkat Sungmin datang dengan panik masuk ke dalam rumah. Dan mengatakan suatu hal yang mencengangkan seluruh isi rumah.

"Donghae, maaf kau tidak bisa tinggal bersama kami lagi"

Seketika suasana ruang tamu rumah Sungmin yang tenang tiba-tiba langsung mencekam.

"Apa Kyuhyun yang menyuruh ayah melakukannya?"

Sungmin bertanya dan ayah angkat Sungmin yang tidak bisa menanggapi—ayah angkat Sungmin memiliki pekerjaan supir di keluarga Cho karena Sungmin meminta Kyuhyun untuk itu.

"Donghae akan dikirim ke luar negeri dan bersekolah disana, kau akan menjadi orang hebat nanti, Hae-yah" Ayah angkat Sungmin bicara dengan raut muka sedihnya yang tak bisa ia sembunyikan

Hening sejenak

"Kapan aku akan pergi?"

Sungmin menyadari sebuah kesalahan yang dibuatnya yaitu; Kyuhyun tidak akan membiarkan hubungannya dengan Donghae. Kyuhyun akan menjauhkan Donghae dari Sungmin apapun caranya.

Sungmin berusaha menghubungi Kyuhyun melalui telepon—meskipun dia tidak bisa mengubah pikiran Kyuhyun mengenai Donghae, paling tidak dia bisa memastikan bahwa Donghae tidak harus pergi ke luar negeri.

Sungmin terus berusaha menguhubungi ponsel Kyuhyun tetapi sia-sia karena hanya suara operator yang menjawab.

Sungmin berpikir keras, bagaimana caranya? Donghae akan pergi besok, Sungmin tidak ingin membuat Henry dan orang tuanya sedih dengan kepergian Donghae, apapun asal tidak membawanya ke luar negeri, setelah itu Sungmin berpikir dia akan lebih hati-hati dengan Donghae—dia tidak ingin membuat sifat posesif Kyuhyun makin parah.

Sungmin lalu memutuskan untuk pergi ke rumah megah Kyuhyun saja sekalian.

.

.

.

.

Rumah mewah Kyuhyun yang sudah tidak asing bagi Sungmin ini terasa sangat sepi sekali.

Sungmin melihat Paman —orang kepercayaan Kyuhyun sedang berjalan menyusuri rumah besar Kyuhyun

"Paman !" Sungmin berseru memanggilnya

"Nona Sungmin, eh? Sedang apa disini?"

"Dimana Kyuhyun aku harus bertemu dengannya"

"Tuan Muda sedang tak ada di rumah, beliau ada urusan di luar. Ada apa?"

"Apa aku bisa menitip pesan padamu untuk Kyuhyun? Katakan padanya bila Kyuhyun tidak menghubungiku sampai besok, aku tidak akan pernah mau bertemu dengannya lagi"

"Aku mengerti, aku usahakan pesan ini sampai padanya. Dia baru pulang besok"

"Kau pasti bisa menghubunginya, kumohon. Itu saja, terima kasih Paman "

.

.

.

.

Sungmin menyertai Donghae ke bandara, di mana ia akan belajar ke luar negeri di Inggris.

Donghae mengatakan sebuah pernyataan pahit bahwa sampah seperti dia sangat beruntung mendapat sumbangan dari Tuan Muda Cho Kyuhyun. Sungmin menyesal, tapi dia tidak bisa membiarkan ayahnya dipecat oleh keluarga Cho dan dia akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk melindungi keluarganya.

"Sekarang kamu telah mencintaiku, kan?" Donghae bertanya dengan seulas senyum suram di bibirnya "Jika tidak, mana mungkin Tuan Muda itu repot-repot mengirimku ke luar negeri jika bukan untuk menyingkirkanku, hn?"

Hening

"Kembalilah, buktikan pada Cho Kyuhyun bahwa kau bisa membayar semuanya" Sungmin memecah keheningan " Buktikan pada mereka yang telah melukai hatimu, buktikanlah bahwa kau lebih baik dari mereka"

Sungmin hampir berbalik menjauh saat Donghae dengan tiba-tiba menarik lengannya, menarik Sungmin dan mengurungnya dalam pelukan. Seketika itu juga Donghae mencium lembut bibir Sungmin.

Sungmin mengakhiri ciuman sesaat itu.

"Aku berjanji akan kembali" Donghae berkata sambil menyeringai "Aku akan membuat orang itu membayar dua kali lipat semua yang telah ia perbuat padaku"

.

.

.

.

DRRRT

DRRRT

"Halo?"

"Sungmin-ah? Apa kau masih berada di bandara?"

"Ya ayah"

"Bagus, hentikan Donghae" Ayah angkat Sungmin berbicara sambil menyaingi deru kendaraannya—mobil tua keluarga Sungmin "Henry sakit parah, sepertinya dia ingin Donghae tetap berada di Seoul, sayang? Kau bisa menghentikan Donghae kan?"

Henry sakit?

DEG

"Akan aku usahakan ayah, Donghae sepertinya sudah masuk..."

BRAKK

PIP PIP PIP

"Ayah? Halo ayah?"

.

.

.

.

Rumah sederhana Sungmin yang biasanya selalu di selimuti kehangatan sekarang terasa sangat sepi.

Sungmin berdiri di depan Pohon Cherry Blossom di halaman belakang rumahnya.

TAP

TAP

Sungmin menengok kebelakang—memastikan siapa yang datang.

.

.

.

.

"Untuk apa kau kesini?"

"Aku baru mendapat pesanmu dari Paman. Maaf mungkin aku agak terlambat, tapi aku tetap datang bukan." Ujar Kyuhyun "Apa yang terjadi? Henry kenapa?"

"Pergilah, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi Cho Kyuhyun" Sungmin berkata dengan dingin. "Ini semua kau yang mengaturnya kan? Untuk apa tanya?!"

"Ada apa? Apa aku berbuat kesalahan? Apa ini tentang orang itu?" Kyuhyun memegang bahu Sungmin dan mengguncangnya.

"Oh, kau benar. Bukan kau yang mengaturnya Kyuhyun. Kau mengatur langkah pertama."

Sungmin berujar sambil meraih tangan Kyuhyun dalam genggamannya sambil tersenyum kecut. "Kau ingin tahu sesuatu?"

Kyuhyun memandang wajah Sungmin dengan raut tanda tanya.

"Selama ini" Sungmin melanjutkan "Aku tak pernah menyukaimu."

DEG

"Aku berpura-pura menjadi pacarmu selama ini agar ayahku tetap mendapat pekerjaan di keluargamu kau tahu." Ujar Sungmin "Sekarang mereka telah pergi."

Kyuhyun merasakan sekujur tubuhnya membeku.

"Itu berarti aku bisa pisah denganmu sekarang" Sungmin menatap bola mata Kyuhyun. "Kau tahu aku begitu senang—"

"Cukup!" Kyuhyun berteriak. "Aku tak mau mendengar kata itu!"

"Sungmin..." Kyuhyun hampir saja ingin mengelus pipi Sungmin, tetapi dengan cepat Sungmin menepisnya. "Aku minta maaf—"

"Kita putus saja" Sungmin memotong perkataan Kyuhyun. Kyuhyun tidak tahu apa yang dirasakan tubuhnya saat ini, sepertinya mati rasa. Sungmin berbalik memunggungi Kyuhyun, mengarahkan jemari mungilnya ke rambut dan melepaskan renda hijau indah pemberian Kyuhyun yang selama ini terikat rapi. "Ini kukembalikan padamu"

Sungmin membiarkan renda tersebut jatuh ke tanah "Kau dengan aku tidak ada hubungan lagi."

"Aku bilang aku minta maaf!" Kyuhyun berteriak tanpa menyembunyikan nada frustasi dalam suaranya. Sungmin membalikan tubuhnya menghadap Kyuhyun setelah mendengar ucapannya.

"Minta maaf?!" Sungmin balas berteriak. Terkekeh pelan ia melanjutkan "Kau kira bisa selesaikan ini hanya dengan minta maaf?"

"Lalu aku harus bagaimana agar kau bisa—" Kyuhyun benar-benar kalap.

"Aku selamanya tak akan pernah memaafkanmu!" Sungmin memotong lagi. " Selamanya tak akan menyukaimu. Semuanya akan kulupakan." Sungmin menatap onyx mata Kyuhyun dengan tatapan marah.

Hening sesaat, sebelum tiba-tiba Kyuhyun menekuk kedua kakinya dan Sungmin mengalihkan wajahnya panik dari hadapan Kyuhyun.

Kyuhyun sedang berlutut di hadapannya sekarang!

"Jika ini semua adalah salahku, aku minta maaf. Aku...aku akan berubah untukmu Lee Sungmin" Kyuhyun—dengan posisi berlututnya, mengatakan hal yang pertama kali terlintas dibenaknya—apapun itu. Sungmin masih memalingkan wajahnya, menyembunyikan mata foxy nya yang berkaca-kaca.

"Apapun...aku akan melakukan apapun asal kau tetap berada disisiku."

Seorang Tuan Muda Cho Kyuhyun yang terhormat bersedia berlutut di hadapannya hanya untuk meminta seorang Lee Sungmin tetap di sisinya?

"Apapun? Apa kau bisa mengembalikkan keluargaku seperti semula? Ini semua kesalahanmu Cho Kyuhyun!" Sungmin meninggikan suaranya lagi "Tidak bisa, kan? Kau tidak bisa mengembalikan semuanya, uangmu bukan segala-galanya dalam hidup ini Cho! Kau mengerti? Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi" Sungmin melangkah pergi.

Kyuhyun dengan sikap keras kepalanya berdiri dari posisi berlututnya menghentikan langkah Sungmin dengan memeluk Sungmin dengan sikap posesif.

"Jangan tinggalkan aku" Kyuhyun merasakan matanya sangat panas sekarang "Aku mencintaimu—"

"Aku tahu, tapi aku tidak."

DEG

"Tidak ada yang bisa kau lakukan agar aku memaafkanmu" Sungmin menatap wajah Kyuhyu sekilas sebelum memalingkannya lagi "Kecuali..."

"Kau mati"

Sungmin pergi meninggalkan Kyuhyun sendirian disana, Kyuhyun yang seperti kehilangan cahaya hidupnya untuk beberapa waktu yang lama.

.

.

.

.

Kyuhyun mengendarai mobil mewahnya dengan perasaan frustasi yang tak kentara. Pandangannya mulai gelap saat memikirkan Sungmin pergi menjauh darinya.

Kyuhyun lupa jika bukan hanya dia yang berada di jalanan padat kota Seoul saat itu.

Kyuhyun mengendarai terus mobil nya tak tentu arah.

Sampai tiba-tiba...

BRAAAAK

Semua akhirnya menjadi gelap

'Apa aku bisa melupakanmu Lee Sungmin?'

Kyuhyun merasakan sakit yang hebat di kepalanya, semua masih gelap...

"S...ung..min"

TBC

Saya nya masih newbie. maklumin ya nggak tau juga kayaknya typo nya bejibun, koreksi sama reader aja sendiri ya. RnR?