Apa Salahku?
.
.
Resident Evil franchises belong to Capcom
Warnings: Mini-ficlet. OOC parah. Bisa bikin pembaca katarak dan jatuh cinta seketika pada Abang Nemesis (?), loh?
.
.
Mungkin ini adalah hari tersial bagi dirinya, keberuntungannya selama 23 tahun ini serasa tersedot habis begitu saja ketika bertatap mata dengan monster bermata belekan yang telah menodai wajah Brad Vicker dengan tentakel (?) mengerikan dari tangan monster tersebut di depan kantor polisi kota Rakun(?). Demi gigi kuningnya para zombie yang ia hadapi, Jill Valentine merasa ketakutan setengah mati tadi. Ia memaksakan kakinya untuk terus berlari sepanjang koridor sayap barat kantor, berusaha berlari sejauh mungkin dari jangkauan monster gila yang menerobos dari kantor "S.T.A.R.S." saat ia memutuskan untuk keluar dari tempat itu setelah berkomunikasi dengan seorang lelaki bernama Carlos Oliveira.
Dan demi apa monster berwajah buruk rupa itu mengenakan sebuah kalung bertuliskan kata "Nemesis"? Apakah itu adalah nama dari monster tersebut? Sebenarnya mahkluk itu monster atau seekor anjing? Jill tidak peduli, ia terlanjur sweatdrop saat mendengar Nemesis menggumamkan kata "Bintang… bintang…" terus menerus.
Jill berkelit saat Nemesis menghantamnya, ia berbelok ke kiri. Alih-alih jalan keluar, yang ia hadapi adalah jalan buntu. "Sialan," desisnya. Beretta Px4 Storm memuntahkan peluru demi peluru ketika ia memunggungi dinding sialan yang menghalangi jalannya, Nemesis berjalan penuh keangkuhan di depannya. Keringat dingin sebesar buah kelapa menetes di pelipisnya, giginya bergemelutuk. Jika saja ia langsung pergi mengikuti Chris Redfield, rekannya, menuju kantor pusat "Umbrella" di Eropa, mungkin ia tak akan menghadapi hal seperti ini. Dan jika ia selamat nantinya, ia akan terus mengalami mimpi buruk sepanjang malamnya. Jill menyesali keadaan, dan ia berdoa demi keselamatannya karena ia belum menampar Chris yang sempat mengintipi isi roknya terakhir kali lelaki itu mendatangi apartemennya. Tsk.
Jill semakin melekatkan punggungnya pada dinding di belakangnya, berharap dinding itu meleleh karena keringatnya (?) sementara Nemesis semakin mendekat.
Semakin mendekat.
Sampai…
"Kau adalah bintang… aku adalah rembulan…"
Hah?
"Apa kabar, Sayang… yuk kita jadian…"
WTF! Nemesis berpantun!
Mulut Jill berbusa, ia mabuk bintang (?).
"AILAPYU, CYIN!"
Teriakan Nemesis tadi adalah kata-kata terakhir yang didengar oleh seorang Jill Valentine, karena perempuan berambut sebahu ini telah memutuskan untuk mengakhiri nyawanya sesegera mungkin daripada menjadi istri sebentuk makhluk berbahaya dan tak jelas itu. Sayonara…
DOR!
Nemesis menelengkan kepala, matanya yang tak berpupil terlihat sayu. Ia mengamati tubuh tak bernyawa di hadapannya kemudian bergumam, "Apa salahku…"
~Fin(?)~
.
.
U.S.S. Command (?):
Fanfiksi pertama di fandom ini malah hasilnya begini. #dicekekJill
Setelah menamatkan "Resident Evil: Operation Raccoon City" dan menjadi gila karena dibantai mulu sama duo "Tyrants" sama "Super Tyrant" plus para "Hunters" kampret yang bikin grade saya tidak pernah bisa di atas B, jadilah fanfiksi seperti ini sebagai pelampiasan. #pura2mati
Oiya, mengenai pantunnya Nemesis yang "Kau adalah bintang… kau adalah rembulan…" itu bukan asal comot, sih. Lihat saja perbedaan dari "S.T.A.R.S." yang jadi targetnya Nemesis sama cara Nemesis mengucapkannya malah jadi "Stars…" bikin saya terinspirasi bikin pantun alay begitu. Dan sejak kapan Nemesis bisa ngemeng? Doi pan bisanya ngeyot grenade launcher doang. #dikenyotNemesis(?)
Review? :3
