Disclaimer: Aileen's ff, i just borrow them for the cast and the other things belongs to the rightful owner

Pairing: Sehun x Luhan from EXO

Genre: Romance, Friendship, Hurt/ Comfort


Sacrifice For Love


Deru mobil yang cukup besar berwarna hitam itu semakin gaduh terdengar dari sebuah rumah cukup besar bertemakan rumah minimalis. Tak lama kemudian setelah mobil itu terparkir, turunlah dua orang namja tampan yang masih berumur sekitar 17 tahun.

Mereka adalah sahabat dari kecil, orang tuanya pun bersahabat sejak mereka masih di rahim ibu mereka masing-masing. Tak mungkin kan mereka sudah bersahabat semenjak mereka masih menjadi zygote? Namja pertama adalah seorang namja berkulit putih pucat dengan wajah runcing yang sangat tampan. Kulitnya mulus nyaris seputih susu. Namja yang satunya lagi sangat bertolak belakang, ia sedikit lebih tinggi daripada namja yang satunya, wajahnya pun lebih terkesan sexy daripada tampan, dan yang paling mencolok perbedaannya adalah dari segi kulit. Namja yang kedua ini bekulit gelap dan err... dapat dikatakan hitam. Eh, mungkin coklat.

"Kai, cepat bantu aku menurunkan koper-koper beratmu ini eoh!" teriak namja berkulit putih dari arah bagasi mobil hitam tersebut

"Yah! Sabarlah sedikit sehun-ah!" jawab namja berkulit gelap yang ternyata bernama Kai, atau lebih tepatnya Kim Jongin, sambil menghampiri 'Sehun-ah' itu. Dan oh! Aku hampir lupa, namja tampan berkulit putih itu Oh Sehun namanya

Mereka baru saja lulus dari SMEnt High School beberapa bulan lalu, dan mereka memutuskan untuk tinggal di sebuah rumah yang cukup mewah di pinggiran kota Seoul. Mengapa mereka bisa membeli rumah? Eum... bukan membeli rumah sebenarnya, ini adalah rumah Sehun. Orang tua Sehun meninggal beberapa tahun lalu dan ia hanya tinggal seorang diri di rumah. Beruntung Sehun adalah orang kaya, sehingga warisan orang tuanya masih mengalir deras. Semetara itu perusahaan ayahnya sekarang dijalani oleh pamannya sampai Sehun cukup umur untuk menjalankan perusahaan keluarga 'Oh' nantinya.

Dan karena sekarang Sehun sudah lulus SMA, Sehun memutuskan untuk tinggal bersama Jongin di rumahnya ini. Sepi sekali kan kalo ia harus tinggal sendiri lebih lama lagi?

.

.

.

"Nah Kkamjong, ini kamarmu sekarang..." ujar Sehun setibanya mereka di kamar kosong yang letaknya diseberang kamar Sehun "...eum aku tak perlu membantumu membereskan barang-barangmu itu kan? Aku lelah Kai, ingin langsung tidur nih!" lanjut Sehun sambil menguap

"Nde... sudah sana tidur, padahal masih jam 8 malam eoh! Kau sudah mengantuk begini, dasar bocah pemalas" Sehun memutar bola matanya kesal, Kai selalu memanggilnya bocah padahal mereka sama-sama lahir di tahun 1994 dan hanya berjarak beberapa bulan saja

"Aish! Terserlah lah, aku mau tidur saja. Kau juga cepat tidur sana, dasar arang hitam!"

"YAAAH!" teriak Kai spontan "Bweek..." ledek Sehun sambil menjulurkan lidahnya

Dan malam itu pun terasa lebih panjang karena pertengkaran kedua sahabat yang tak ada akur-akurnya ini. Sudah kegiatan rutin mereka bertengkar karena masalah sangat sepele ini.

Yah! Oh Sehun, Kim Jongin! Kalian ini umur berapa eoh?

.

.

.

KLINGGG

Bunyi bel yang khas ini terdengar. Hari ini Sehun sedang ingin mencari komik favoritenya, tidak lain dan tidak bukan yaitu Doraemon. Dan sekarang ia telah berada di sebuah toko buku yang terletak tak jauh dari rumahnya.

"Pagi Joonmyun hyung!" sapa Sehun pada pemilik toko buku ini. Kim Joonmyun namanya. Umurnya tak berbeda jauh dari Sehun, hanya berjarak sekitar 3 tahun. Tapi Joonmyun sangat hebat, di umurnya yang masih tergolong muda ini, ia sudah sukses menjalankan toko bukunya ini

"Pagi Sehunnie, mencari komik Doraemon yang baru ne?" ucap sang pemilik toko tanpa basa-basi "...mian Sehunnie, sepertinya belum ada komik Doraemon terbitan baru bulan ini. Kau cari komik lucu lainnya saja, otte?" tawar Joonmyun hyung

"Ah ani, aku tak mau membaca komik lucu selain Doraemon, tidak tertarik" jawab Sehun sambil mem-poutkan bibirnya. Sehun pun menggeleng-geleng 'imut' dan tanpa disengaja pandangannya menangkap seorang yeoja cantik berambut pendek dan berwarna coklat muda sedang melukis didekat jendela toko buku yang bernuansa Eighties ini.

"Yah! Hyung, i-itu d-dia eum... siapa?" ujar Sehun sedikit berbisik, takut didengar yeoja cantik yang tengah asyik melukis itu.

"Wae? Nugu?..."Joonmyun mencari seseorang yang dimaksud Sehun "...Oh... dia itu seorang pengarang novel Sehun-ah, dia sering berkunjung ke toko buku ini, katanya ia menyukai tempat ini. Jadi ya beginilah, ia rutin berkunjung ke tempatku untuk sekedar melukis atau menandatangani buku untuk para penggemarnya

"Jeongmalyeo? Wuih! Eung... namanya siapa hyung? D-dan buku karangan dia... apa judulnya? Ah! Aku mau beli satu hyung!" ujar Sehun dengan sangat excited "Ah hyung jawab aku hyuuuung!~"

"Aish kau ini, sabar! Pertanyaanmu itu terlalu bertubi-tubi! Pertama, namanya adalah Lu Han, kedua, buku novel karangannya adalah 'Chances' dan ketiga, ambilah sendiri bukunya di rak ketiga bagian Novel! Sudah sana sana" Joonmyun mengusir Sehun yang tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah drastis itu, menjadi sumringah dan senyum-senyum sendiri. Padahal tadi ia cemberut dan ngambek layaknya seorang bocah

.

.

"Annyeonghaseyo"

"Oh, annyeonghaseyo" balas seseorang yang disapa Sehun tadi

"N-namamu Lu Han kan? Err... perkenalkan, Oh Sehun imnida... mannaseo bangapseumnida noona" Sehun terus menunduk berusaha menyembunyikan semburat merahnya karena ia terlalu gugup berbicara pada 'Noona' yang satu ini.

'Cantik dan manis' batin Sehun

"M-mwo? Noona? A-aku ini seorang namja Thehun-ssi" sekarang semburat merah terpampang jelas di wajah manis NAMJA ini, terang saja ia malu, ia dikira seorang yeoja oleh namja tampan didepannya ini

"Eh? Jinjja? Ah joseonghamnida Lu Han-ssi" Sehun terus membungkukan badannya meminta maaf kepada namja yang sangat manis dan cantik ini

"Ah nde... jeongmal gwaenchana Thehun-ssi~" Luhan terkekeh melihat tingkah Sehun yang panik, menambah kesan imut di wajahnya

"Hehe mianhaeyo Lu Han-ssi, aku tak bermaksud... dan eum... namaku Sehun, bukan Thehun"

"Eh? Tadi kau bilang Thehun?" Luhan membulatkan matanya, sekarang Luhan benar-benar terlihat seperti boneka. Sssh tahan Sehun, masa kau mau mencium orang yang baru kau kenal?

"Eum itu... aku memang cadel huruf 'S' hehe" kekeh Sehun, mau tak mau Luhan ikut terkekeh dan yah disinilah awal mula dipertemukannya seorang Oh Sehun dan Lu Han

.

.

.

Sudah sekitar 2 minggu Sehun mengenal Luhan, setiap hari Sehun hanya membicarakan Luhan Luhan dan Luhan. Di Kampus, di Rumah, di Mobil, bahkan ketika sedang makan pun Sehun terus membicarakan Luhan di hadapan Kai.

Seperti sekarang, mereka sedang makan bersama di halaman rumah "Kai! Hari ini aku akan pergi dengan Luhannie... ah rasanya aku memang terlalu menyukainya yaa... kami terlihat serasi kan Kai? Iya kan?" celoteh Sehun sambil memakan Ramyun-nya dengan lahap

Eum ya, Sehun dan Luhan memang belum berpacaran, namun Sehun sudah berniat akan menyatakan perasaannya kepada Luhan di taman bermain sore ini

"Ne... Iya iya kalian sangan cocok kok Sehun-ah" jawab Kai sekenanya "...eung Sehun aku duluan ya, ingin bermain basket di halaman belakang"

"M-mwo? Yaaah~ yasudah sana" ujar Sehun kecewa, padahal ia masih ingin mengoceh tentang Luhan bersama Kai, tapi ia malah langsung meninggalkan Sehun yang masih makan. Aneh. Sangat bukan tipikal Jongin.

.

.

DDUING DDUING DDUING

Bunyi pantulan bola terdengar sedikit menggema. Kai dengan asal melemparkan bola basketnya ke segala arah

"AAAARRGGGGH!" teriaknya frustasi

Tentu Sehun tidak dapat mendengar teriakan Kai. Semenjak 10 menit yang lalu, Sehun sudah berangkat ke taman bermain menggunakan mobilnya. Walaupun mereka berdua rencanya akan bertemu pukul 17:00, namun pukul 14:30 begini Sehun sudah berangkat. Dasar Oh Sehun.

.

.

'Kau ini bodoh atau tidak peka Sehun-ah...'

'Kau pikir selama ini aku menemanimu, membantumu dan setuju tinggal bersama di rumahmu ini karena sebatas sayang pada sahabat saja?'

'Kau pikir aku mau tinggal jauh dari orang tuaku dan memilih tinggal bersamamu, jika aku tak memiliki perasaan yang lebih dari sekedar perasaan sayang kepada seorang sahabat?'

'Mengertilah Oh Sehun...'

.

.

.

Taman Bermain

15:00

'Ah Luhannie belum datang rupanya... ' gumam Sehun '...baiklah ini kan memang salahku juga yang berangkat terlalu awal! Aaaah aku ini memang namja pabo! Gara-gara terlalu bersemangat aku malah datang pukul segini!' Sehun terus menggerutu didalam hatinya

15:20

20 menit kemudian, Sehun masih melanjutkan acara 'berkeliling sendirian'-nya dan tiba-tiba saja langkah namja cadel itu seketika terhenti di dekat sebuah stand permen kapas

'Eh? Itu... bukankah itu Luhannie?' dari kejauhan Sehun dapat melihat seorang namja manis dan imut sedang duduk di dekat stand permen kapas sambil celingak-celinguk gelisah

Sehun pun menghampiri seseorang yang ia kira Luhan tadi, dan bingo! Itu memang Luhan!

"Lu-luhannie..." panggil Sehun ragu-ragu sambil mendekati sosok namja manis nan cantik itu

'Benarkah ini Luhan? Kenapa ia sudah datang jam segini?' batinnya

Luhan mendongak dan melihat ke arah suara yang memanggilnya "Se-sehunnie?" pekik Luhan kaget, ia sungguh tak menyangka Sehun sudah ada disini "...k-kenapa kau sudah datang jam segini Sehunnie?" lanjutnya

"A-aku... hehe mungkin aku sudah tidak sabar jadi aku ingin buru-buru kemari Hannie..." jawab Sehun sambil menunduk, ia tak bisa berbohong pada saat-saat seperti ini "...dan kau sendiri kenapa sudah datang, Hannie?"

Giliran Luhan yang salah tingkah sekarang

"A-anu Sehunnie... aku... aku juga sama hehe..." Luhan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia malu atau gugup? Entahlah, yang jelas Luhan bingung harus menjawab apa. Dan ya, akhirnya ia memutuskan untuk menjawab jujur. Ia memang tidak sabar bertemu Sehun juga bukan?

"Benarkah? Wah kalo begitu, ayo kita mulai menaiki wahana-wahana yang ada disini! Kajja Hannie!" Sehun menarik tangan kiri Luhan dan mereka pun berjalan dengan bergandengan tangan menuju wahana komidi putar.

Keduanya terlihat sangat bahagia, senyum manis tak pernah sedetikpun hilang bibir manis kedua namja yang sedang kasmaran ini. Sehingga orang-orang yang melihat mereka hanya dapat memandang iri karena kemesraan Oh Sehun dan Lu Han. Tangan mereka pun tak henti-hentinya berpautan. Sungguh, mereka sudah seperti pasangan resmi yang telah berpacaran selama bertahun-tahun.

.

.

.

"Eung, Sehunnie... pukul berapa sekarang?" Hari sudah gelap sejak tadi, taman bermain mulai sepi, hanya tertinggal beberapa pasangan yang mungkin masih ingin menikmati malam bersama orang yang mereka sayangi malam ini, tak terkecuali Sehun dan Luhan

"9 malam Hannie... wae?"

"Ah pantas aja, aku eum... lapar Hunnie..." Luhan memegangi perutnya yang sedari tadi sudah merengek minta diisi

"Aigooo, mianhae Hannie... aku lupa kita belum makan sedari tadi. Kita ke cafe itu saja, otte?"

"Ah baiklah, kajja kita kesana Hunnie!" mata Luhan berbinar-binar sekarang, ia sudah tidak dapat menahan rasa lapar yang melandanya sejak tadi. Ditambah, ini pertama kalinya ia makan malam bersama namja yang baru dikenalnya semenjak 2 minggu lalu itu. Bolehkah Luhan sebut ini sebagai kencan?

Ia, Oh Sehun seorang namja yang dapat meluluhkan dan mencairkan hati seorang Lu Han, yang notabene seorang namja yang lumayan sulit untuk jatuh cinta. Walaupun ia baik dan bersikap manis terhadap semua orang. Tapi hanya kepada orang-orang tertentu saja Luhan memberikan kasih sayangnya dengan tulus.

'Eh? Apa? Mencairkan hatiku? Aish kau ini, jangan berharap terlalu banyak Lu Han!'

.

.

.

Seusai mereka menyantap hidangan yang cukup enak dari Cafe tersebut, Sehun mengajak Luhan ke sebuah taman bunga yang indah. Taman ini semakin indah saja dengan latar kunang-kunang dan semilir angin yang berhembus ditengah malam. Bunga-bunga indah yang terhampar juga terkesan mendukung keadaan malam ini, menambah suasana keromantisan dua insan yang tengah kasmaran

"Kenapa kau mengajakku ke tempat ini Hunnie?" Luhan memecahkan keheningan yang tercipta sejak 20 menit yang lalu

"Eung... wae? Kau tidak menyukainya Lu?"

"Ah, ani, tentu saja aku menyukainya! Disini sangat damai, dan aku menyukai bunga-bunga disini" Luhan pun memasang senyum terbaiknya hanya untuk namja dihadapannya ini, walaupun sebenarnya Luhan sedang mati-matian menahan hawa dingin yang menusuk di malam hari ini. Sungguh kini badannya hampir mati rasa, namun entah mengapa, berada disamping Sehun menambah kesan kehangatan tersendiri bagi Luhan. Apakah Luhan benar-benar jatuh cinta pada Sehun?

'Pertanyaannya adalah... apakah aku pantas?'

Sehun bergerak menjauh dari Luhan, ia memetik sebuah bunga berkelopak ganjil berwarna putih. Bunga ini sangat indah, ditambah pantulan sinar bulan yang menerangi malam itu. Sehun mendekat lagi ke arah Luhan, Sehun menggenggam tangan kanan Luhan dengan tangan kirinya dan tangan kanan Sehun menyelipkan bunga itu di telinga Luhan. Luhan hanya bisa diam, larut dalam pikirannya. Membuat wajah manisnya memerah.

"Kau tau suatu hal Lu..." Sekarang Sehun membelai pipi mulus Luhan dengan tangan kanannya

"Eum?"

"Kau tahu kan indahnya bunga ini?" tanya Sehun sambil menatap Luhan lurus ke matanya

"N-nde... aku tahu, bunga ini memang indah" Luhan pun memberanikan diri menatap langsung ke mata Sehun setelah lama ia menunduk menahan dingin. Dan ia mencoba semampunya menjawab pernyataan Sehun senormal mungkin. Harapannya adalah, Sehun tak melihat wajahnya yang berangsur-angsur semakin pucat.

'Tuhan, berikan aku kekuatan, sekali ini saja, kumohon...'

"Tapi... apa kau tahu? Apalah arti keindahan jika Tuhan tidak menciptakanmu Lu... Jika aku tak pernah menemukanmu, tak pernah mengetahui keberadaanmu dan hidup tanpamu?" Sehun menghela nafas cukup panjang "Kau... mungkin terlalu sempurna untukku Lu..."

DEG

'Tuhan, apakah ia mengatakan aku sempurna? Aku?'

Luhan menebak-nebak kemana arah pembicaraan Sehun ini

Mungkinkah...

"Luhannie, maafkan aku jika ini terlalu cepat semenjak perkenalan kita, tapi aku harus mengatakannya sekarang" Sehun menggenggam tangan Luhan dan bodohnya ia baru menyadari tangan Luhan yang dingin melebihi batas normal.

"L-lu? Kau kenapa? Kenapa kau pucat sekali? Lu? Luhan!"

Seketika itu pandangan Luhan menjadi kabur dan hal terakhir yang dapat ia tangkap sebelum kehilangan kesadarannya adalah Sehun berteriak panik, namun entah kenapa teriakan itu terdengar pilu

'Sehunnie...'


To Be Continued


I republish this ff, i posted it before but i deleted it for a reason hehe. Now i'm back and hopefully you'll like it!

I need your review for this fanfic! Thanks for your support~

W