Kuroko no Basket ⓒ Fujimaki Tadatoshi
Pairing : AkaKuro
Warning! Alur ngebut, aneh
OneShot
~Selamat Membaca~
•
•
•
Malam yang benar-benar indah. Pergi berdua seperti ini, kapan terakhir kali kita melakukannya? Minggu lalu? Ah, tidak. Sudah hampir dua bulan kita tidak seperti ini. Iya kan, Sei?
"Maaf, Tetsuya. hari ini aku ada rapat. Lain kali saja, sayang."
Lampu-lampu di pinggir jalan menjadikan jalanan terlihat cantik. Embun yang muncul setiap kali menghembuskan napas hangat dari dalam tubuh, menandakan betapa dinginnya suasana hari ini. Terus saja kudekap lengan kekarnya yang Terselubung di balik mantel hitam tebal. Aku sungguh merindukan manusia penggila kerja ini. Dasar maniak kerja!
"Aku bekerja demi kita berdua, Tetsuya. Mengertilah."
Butiran salju yang terus berjatuhan membuat suasana terasa hening. Yah, memang benar kalau kita bedua tidak mengucapkan seperkata pun. Rasanya terlalu canggung. Kulirik wajah tampan kekasi—uhm, maksudku suamiku. Matanya masih saja menatap lurus ke jalanan. Sebenarnya kita mau ke mana, hah?
"Tetsuya sayang, ayo jalan-jalan"
Hmph, mengajakku berjalan-jalan? Kita hanya memutari kota, Sei. Apa matamu mulai rabun? Ups—maafkan aku.
•
•
"Tetsuya, tutup matamu"
Sekarang kau menyuruhku menutup mata? Aku tak paham apa maumu, Sei.
Kakiku hanya mengikuti kalimat yang dikatakan Seijuurou. Setelah sekian lama, akhirnya ia menyuruhku berhenti. Telingaku menangkap suara gemercik kecil air di belakangku. Ah, paling-paling ia membawaku ke air mancur kota.
"Buka matamu sekarang"
Akhirnya terjadi juga. Kubuka perlahan kedua mata ini. Menyilukan pada awalnya. Dan, ya Tuhan, yang benar saja. Dia membawaku pulang ke rumah—lebih tepatnya ke halaman belakang setelah sekian lama berjalan-jalan tanpa arah tujuan.
Benar-benar menjengkelkan. Yah, beruntung wajah poker face ini masih berfungsi. Dan lihat wajahnya, membuatku semakin jengkel. Senyum angkuh yang ingin kuremat.
"Sei-kun, apa maksudnya ini?"
"Apa maksudnya? Kita pulang ke rumah, sayang."
Hh, merepotkan. "Pulang? Bukannya kau minta jalan-jalan tadi?"
Ia tersenyum. "Ya, memang. Tapi kita sudah selesai, dan waktunya untuk pulang."
Ya, baiklah, iyakan saja. Berdebat dengannya hanya akan menambah masalah. langsung saja kudorong badan yang (sedikit) lebih besar dariku itu. tidak peduli sang empu kesakitan atau tidak, tok rumput di sini bisa mengurangi setidaknya sedikit rasa sakitnya.
Tanpa pikir panjang, langsung saja kududuki tubuh suamiku. Kutatap lekat-lekat manik merahnya dengan ekspresi jengkel—entah nampak atau tidak di wajah poker face ini.
Tangamlu mulai gatal. "Kau ini semakin tua semakin menjengkelkan saja!" Kutarik kedua pipinya—sedikit memaksa memang.
"Ha?"
Apa-apaan reaksimu itu. Apa kau tidak tau hari apa ini? "Sei-kun? Jangan bilang Kau tidak ingat hari apa sekarang?"
"Ini hari Minggu, Tetsuya." Jawabnya polos. Siapapun, tolong tampar orang ini.
Hh, aku lelah, Sei. Suasana mulai terasa canggung. Aku tak tau harus menceramahinya apa lagi. Tapi, aku masih jengkel padanya (meski sudah tak separah sebelumnya) "Kau menjengkelkan, Sei-kun." kupeluk pria merah di bawahku. Kuusap rambut merahnya sambil sesekali menghirup aroma maskulin khas miliknya. Aku tersenyum.
"Selamat Ulang Tahun, Sayang."
•
•
•
WB, WB, WB. Sekian fic dari saya. Bikin fic saat WB itu menyusahkan ^^"
Well, ini telat 6 hari :v dan, selamat natal bagi kalian yang merayakan.
Salam saya, Hikagecchi
~RnR please~
